Nonton iklan bentar ya...!!!

Friday 26 November 2010

FRONT PEMBELA ISLAM

Front Pembela Islam
"FPI" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain
dari FPI, lihat FPI (disambiguasi).
Front Pembela Islam
Pembentukan 17 Agustus 1998
Kantor pusat Jakarta, Indonesia
Pemimpin Habib Rizieq
Ketua LPI Munarman
Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah
organisasi massa Islam bergaris keras yang
berpusat di Jakarta.
FPI memiliki Laskar Pembela Islam, kelompok
paramiliter dari organisasi tersebut yang
kontroversial karena melakukan aksi-aksi
"penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-
kegiatan yang dianggap maksiat atau
bertentangan dengan syariat Islam terutama pada
masa Ramadan dan seringkali berujung pada
kekerasan.
Organisasi ini terkenal dan kontroversial karena
aksi-aksinya sejak tahun 1998. Rangkaian aksi
yang berujung pada kekerasan sering
diperlihatkan dalam media massa.
Latar belakang
FPI sedang beraksi
FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24
Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok
Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di
Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama,
Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan
ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek.
[1] Pendirian organisasi ini hanya empat bulan
setelah Presiden Soeharto mundur dari
jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde
baru presiden tidak mentoleransi tindakan
ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri
dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam
di negara sekuler. [2]
Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi
wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam
menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar [3] di
setiap aspek kehidupan.
Latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim
oleh organisasi tersebut antara lain:
1. Adanya penderitaan panjang ummat Islam di
Indonesia karena lemahnya kontrol sosial
penguasa sipil maupun militer akibat
banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh oknum penguasa.
2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang
semakin merajalela di seluruh sektor
kehidupan.
3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan
mempertahankan harkat dan martabat Islam
serta ummat Islam.
Pada tahun 2002 pada tablig akbar ulang tahun
FPI yang juga dihadiri oleh mantan Menteri
Agama dan terdakwa kasus korupsi Dana Abadi
Umat (DAU), Said Agil Husin Al Munawar, FPI
menuntut agar syariat Islam dimasukkan pada
pasal 29 UUD 45 yang berbunyi, "Negara
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan
menambahkan "kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya" pada
amandemen UUD 1945 yang sedang di bahas di
MPR sambil membawa spanduk bertuliskan
"Syariat Islam atau Disintegrasi Bangsa".
Namun Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Ilmu
Politik Indonesia (AIPI) Dr. J. Soedjati Djiwandono
berpendapat bahwa dimasukkannya tujuh kata
Piagam Jakarta ke dalam UUD 1945 yang
diamandemen, justru dikhawatirkan akan
memecah belah kesatuan bangsa dan negara,
mengingat karekteristik bangsa yang majemuk.
[4]
Pembentukan organisasi yang berdasarkan
syariat Islam dan bukan Pancasila inilah yang
kemudian menjadi wacana pemerintah Indonesia
untuk membubarkan ormas Islam yang
bermasalah di tahun 2006.
Struktur Organisasi
FPI memiliki struktur organisasi yang terdiri atas:
[5]
1. Dewan Pimpinan Pusat, sebagai pengurus
organisasi berskala nasional
Ketua Majelis Syura DPP FPI: Hb. Muhsin
Ahmad Al-Attas
Ketua Majelis Tanfidzi DPP FPI: Habib Rizieq
(2003-2008)
2. Dewan Pimpinan Daerah, sebagai pengurus
organisasi berskala provinsi
Ketua FPI bagian Surakarta (disingkat FPIS)
adalah Abu Bakar Ba'asyir [6]
3. Dewan Pimpinan Wilayah, sebagai pengurus
organisasi berskala Kota/Kabupaten
4. Dewan Pimpinan Cabang, sebagai pengurus
organisasi berskala kecamatan.
Aksi
FPI menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya
yang kontroversial sejak tahun 1998, terutama
yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni
Laskar Pembela Islam [7]. Rangkaian aksi
penutupan klab malam, tempat pelacuran dan
tempat-tempat yang diklaim sebagai tempat
maksiat, ancaman terhadap warga negara
tertentu, penangkapan (sweeping) terhadap
warga negara tertentu, konflik dengan organisasi
berbasis agama lain adalah wajah FPI yang paling
sering diperlihatkan dalam media massa.
Anggota FPI mengangkat mayat
pada bencana tsunami di Aceh
Walaupun disamping aksi-aksi kontroversial
tersebut FPI juga melibatkan diri dalam aksi-aksi
kemanusiaan antara lain pengiriman relawan ke
daerah bencana tsunami di Aceh [8].
Tindakan FPI sering dikritik berbagai pihak karena
tindakan main hakim sendiri yang berujung pada
perusakan hak milik orang lain. Pernyataan
bahwa seharusnya Polri adalah satu-satunya
intitusi yang berhak melakukan hal tersebut
dijawab dengan pernyataan bahwa Polri tidak
memiliki insiatif untuk melakukannya.
Rizieq, sebagai ketua FPI, menyatakan bahwa FPI
merupakan gerakan lugas dan tanpa kompromi
sebagai cermin dari ketegaran prinsip dan sikap.
Menurut Rizieq kekerasan yang dilakukan FPI
dikarenakan kemandulan dalam sistem
penegakan hukum dan berkata bahwa FPI akan
mundur bila hukum sudah ditegakkan. Ia
menolak anggapan bahwa beberapa pihak
menyatakan FPI anarkis dan kekerasan yang
dilakukannya merupakan cermin kebengisan hati
dan kekasaran sikap.
Tuntutan pembubaran
Seorang bapak-bapak membawa
poster meminta pembubaran FPI
disertai gambar anggota FPI sedang
memukuli orang.
Karena aksi-aksi kekerasan itu meresahkan
masyarakat, termasuk dari golongan Islam
sendiri, beberapa ormas menuntut agar FPI
dibubarkan. Melalui kelompok surat elektronik
yang tergabung dalam forum wanita-muslimah
mereka mengirimkan petisi pembubaran FPI dan
ajakan bergabung.[9]
Menurut mereka walaupun FPI membawa nama
agama Islam, pada kenyataannya tindakan
mereka bertentangan dengan prinsip dan ajaran
Islami, bahkan tidak jarang menjurus ke
vandalisme.
Sedangkan menurut Pengurus FPI, tindakah itu
dilakukan oleh oknum-oknum yang kurang /
tidak memahami Prosedur Standar FPI.[10]
Pada bulan Mei 2006, FPI berseteru dengan
Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pertikaian ini
berawal dari acara diskusi lintas agama di
Purwakarta, Jawa Barat. Gus Dur, yang hadir di
sana sebagai pembicara, sempat menuding
organisasi-organisasi Islam yang mendukung
Rancangan Undang-Undang Anti-Pornografi dan
Pornoaksi disokong oleh sejumlah jenderal.
Perdebatan antara Gus Dur dan kalangan FPI pun
memanas sampai akhirnya mantan presiden ini
turun dari forum diskusi.
Pada bulan Juni 2006 Ketua Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP) Tjahjo
Kumolo dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan
Bangsa ( PKB) Muhaimin Iskandar meminta
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri
Jenderal Pol Sutanto untuk menindak ormas-
ormas anarkis secepatnya. Pemerintah, melalui
Menko Polhukam Widodo AS sempat
mewacanakan pembubaran ormas berdasarkan
peraturan yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1985, namun hal ini hanya berupa wacana, dan
belum dipastikan. Kabarnya pendiria ormas di
Indonesia harus berdasarkan Pancasila sedangkan
FPI berdasarkan syariat Islam dan tidak mau
mengakui dasar lainnya.
Kalangan DPR juga meminta pemerintah
bertindak tegas terhadap ormas-ormas yang
bertindak anarkis dan meresahkan ini. Tindakan
tegas aparat keamanan dinilai penting agar konflik
horizontal tidak meluas.[11]
Pada 20 Juni 2006 Dalam acara diskusi "FPI, FBR,
versus LSM Komprador" Rizieq menyatakan
bahwa rencana pemerintah untuk membubarkan
ormas Islam adalah pesanan dari Amerika
merujuk kedatangan Rumsfeld ke Jakarta.[12] FPI
sendiri menyatakan bahwa bila mereka
dibubarkan karena tidak berdasarkan Pancasila
maka organisasi lainnya seperti Muhammadiyah
dan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)
juga harus dibubarkan.
Insiden Monas
Insiden Monas adalah sebutan media untuk
peristiwa penyerangan yang dilakukan FPI
terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan
Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di silang
Monas pada tanggal 1 Juni 2008. Satu hari setelah
peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengadakan Rapat Koordinasi
Polkam yang membahas aksi kekerasan tersebut.
Presiden dalam jumpa persnya mengatakan
negara tidak boleh kalah dengan perilaku
kekerasan [13] , menambahkan bahwa aksi-aksi
kekerasan telah mencoreng nama baik di dalam
dan di luar negeri. Ketua Komando Laskar Islam,
Munarman, mengoreksi pemberitaan media dan
menyatakan bahwa penyerangan terhadap AKBB
dilakukan oleh Komando Laskar Islam dan bukan
FPI. Sehari sebelumnya Polisi menemui Rizieq di
markas FPI, Petamburan Jakarta, namun tidak
melakukan penangkapan, karena ketua FPI
berjanji akan menyerahkan anggotanya yang
bertanggung jawab pada insiden Monas,[14] polisi
sendiri sudah mengidentifikasi lima anggota FPI
yang diduga terlibat dalam penyerangan di
Lapangan Monas.[15] Setelah tidak ada yang
menyerahkan diri, pada 4 Juni 2008 sejumlah
1.500 anggota polisi dikerahkan ke Markas FPI di
Jalan Petamburan III, Tanahabang, Jakarta Pusat
dan menangkap 57 orang untuk diselidiki,
diantara yang dijadikan tersangka yaitu ketua FPI,
Rizieq.[16] [17] [18] [19] Ketua Laskar Islam
Munarman telah ditetapkan sebagai DPO Polisi
(Daftar Pencarian Orang) karena telah melarikan
diri dan keberadaannya tidak diketahui.[20] [21]
Pemerintah sendiri akan melakukan pengkajian
terhadap keberadaan FPI berdasar UU No 8/1985
tentang Organisasi Kemasyarakatan seperti yang
dinyatakan Menteri Koordinator Politik, Hukum
dan Keamanan (Polhukam) Widodo Adi Sutjipto.
Pembinaan terhadap ormas yang ada di
masyarakat penting agar berjalan sesuai dengan
UU yang berlaku. Pembinaan dapat berupa
teguran, peringatan, dan tindakan tegas yakni
pembubaran.[22] Hingga saat ini pemerintah sulit
untuk membubarkan FPI secara resmi karena
keberadaan FPI tidak berlandaskan hukum
ungkap Menteri Kehakiman dan HAM Andi
Mattalata.[23]
Kecaman Nasional
Insiden Monas dalam rangka memperingati Hari
Lahirnya Pancasila terus menuai protes. Din
Syamsuddin Ketua PP Muhammadiyah
menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan
kriminalitas nyata, Ketua DPR Agung Laksono
menilai kekerasan tersebut tidak bermoral [24].
Sementara aksi menentang FPI terjadi di
Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah,
Mojokerto, Malang, Jember dan Surabaya, Jawa
Timur oleh ratusan ormas seperti PMII, Banser,
Satgas, Garda Bangsa and GP Anshor yang
umumnya merupakan partisan PKB Gus Dur,[25]
masa mulai mengancam apabila pemerintah tidak
mengambil tindakan, mereka akan mengambil
tindakan sendiri. Di Yogya, sekelompok orang
tidak bersenjata berjumlah sekitar 100 orang
dengan menggunakan sepeda motor menyerbu
kantor FPI di Sleman pada 2 Juni 2008 dan
merusak papan nama FPI, mereka langsung
melarikan diri untuk menghindari konflik saat
anggota-anggota FPI keluar dengan membawa
senjata tajam.[26] Di Bali, Masyarakat Aliansi
Penegak Pancasila menggelar aksi pengecaman
terhadap tindakan FPI di depan Monumen
Perjuangan Rakyat Bali.[27][28]

kematian

Satu hal sebagai bahan renungan kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama.
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah
semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam
dan Hawa.
Justru malam pertama perkawinan kita dengan
SANG MAUUUT
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis
sanak saudara
Hari itu…
mempelai sangat dimanjakan
Mandipun …harus dimandikan Seluruh badan kita
terbuka….
Tak ada sehelai benangpun menutupinya..
Tak ada sedikitpun rasa malu …
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas
putih …
Itulah sosok kita….
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan…,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna
putih
Kain itu …jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita …
Bagian kepala..,badan…, dan kaki diikatkan
Tataplah….tataplah…itulah wajah kita
Keranda pelaminan…langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan
tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah
kudus
Akad nikahnya bacaan talkin …
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan..yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan
dan akhirnya …..
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah
kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi ….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat
Kubur …
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan….
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata …
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu..
Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi ….sudah pantaskah sikap kita selama
ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????
Jiwa meregang...
Tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan
ketakutan atau linangan air mata bahagia karena
ingin bertemu Rabb-nya.
Ditarik, dan dicerabut dari setiap urat nadi, syaraf,
dan akar rambut. Ini sebuah titah, ia harus
kembali kepada pemilik-Nya.
Allahu Akbar, janji-Mu telah tiba.
Yaa Robbi..., alangkah sakit dan pedih.
Perih laksana tiga ratus tusukan pedang, atau
ringan bagaikan sebuah pengait saat dimasukkan
dan ditarik dari gumpalan bulu yang basah. Duhai
jiwa, seandainya engkau tahu bahwa sakaratul
maut itu lebih ngeri dan dahsyat dari semua
sketsa yang ada.
Sayup terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an,
dan sesegukan air mata yang tumpah. Lalu,
hening berbalut sepi.
Semakin hening, bening..., menggantikan hingar
bingar dunia di kala pagi yang penat dan siang
yang meranggas. Diam pun enyisakan kepiluan,
kesedihan atau berjuta kenangan. Dia telah pergi,
dan tak akan pernah kembali.
Yaa Allah..., inikah kepastian yang telah Engkau
tetapkan?
Di mana tumpukan harta yang telah terkumpul
sekian lama? Pelayan yang setia, rumah mewah,
kendaraan, kebun rindang dan subur, pakaian
yang indah, dan orang-orang tercinta, dimanakah
kini kalian berada? Semua telah direnggut
kematian, icampakkan, dan dihempaskannya
kenikmatan dunia yang dahulu terlalu dielu-
elukan. Adakah segala amanah dapat menuai
pahala, duhai Allah.
Kegelapan pun menyeruak, hitam pekat laksana
jelaga, sungguh mengerikan sebagian jiwa yang
akan berteman dengan amalan jahat hingga
tibanya hari kiamat. Mencekam, berbaur jeritan
keras memekakkan telinga,"Jangan Kau datangkan
kiamat yaa Allah, sungguh aku disini sudah
sangat tersiksa!!!" saat diperlihatkan tempatnya di
neraka.
Bagi sebagian lainnya, alam kubur justru
membuat bahagia. Berteman amal sholeh yang
diibaratkan sebagai manusia dengan paras sangat
menyenangkan. Lalu ia pun menjerit, menangis
bahagia saat ditunjukkan tempatnya di surga,
"Datangkan hari kiamat sekarang yaa Allah,
aku ingin segera ke sana!!!"
Kematian...
Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunan
senandung duka. Menciptakan nada-nada pedih
dan gamang yang kadang menghujam iman,
hingga hati pun bertanya, mengapa selalu ada
perpisahan? Rasa itu menghantam dan menikam
pada keluarga yang ditinggalkan.
Namun kematian adalah suatu keniscayaan,
karena ia telah dijanjikan. Kematian pun
hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang
bernyawa. Sayang, kesadaran itu begitu
menghentak saat orang-orang yang kita cintalah
yang direnggutnya. Ketika itu auranya begitu
dekat, serasa setiap helaan nafas beraroma
kematian.
Duhai jiwa...
Sadarkah engkau bahwa kelak kuburan adalah
tempat peristirahatan? Sudahkah engkau siapkan
malam pertama di sana, seperti kau sibukkan diri
menjelang malam pertama pernikahan? Tidakkah
engkau tahu bahwa ia adalah malam yang sangat
mengerikan, malam yang membuat orang-orang
sholeh menangis saat memikirkannya.
Kau gerakkan lidah ini untuk membaca Al Qur'an,
tetapi tingkah lakumu tak pernah kau selaraskan.
Kau kenal setan, tapi mereka kau jadikan teman.
Kau ucapkan bahwa RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi
Wasallam adalah kecintaan, namun sunnah-Nya
kau tinggalkan. Kau katakan ingin masuk surga,
tapi tak pernah berhenti berbuat dosa. Tak henti-
hentinya kau sibukkan dirimu dengan kesalahan
saudaramu sendiri, padahal engkau pun bukan
manusia suci. Saat kau kebumikan sahabat-
sahabat
yang telah mendahului, mengapa kau mengira
dirimu tak akan pernah mati?
AstaghfiruLLAH al 'adzim...
Duhai Allah...
Engkau yang Maha Mendengar
Dengarkan munajat ini yaa Robbi, berilah
kesempatan
untuk kami selalu memperbaiki diri
Jadikan diri ini bersih, hingga saat menghadap-Mu
nanti
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Ringankan kematian kami yaa Allah, mudahkanlah
duhai
Pemilik Jiwa
Jadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapa
Hingga kematian menjadi sangat indah, kematian
yang husnul khaatimah
MEKAR
Senyuman jernih bercahaya
meliuk- lentuk hati
mengundang perasaan kasih
lalu sekalian mata redup memandang
harap kasih aroma mesra
Wajah seri bulan
penuh kasih sayang
mendatangkan ketenangan
segala masalah seakan lenyap
dari terus menghuni fikiran
hati ceria menutup gundah
Santun budi bahasa
inspirasi sang pemuja
sekilas memandang berpaling kembali
kerana citra keayuan
mendesak harapan
Alangkah bertuahnya gadis itu
peribadi mulia maruah terjaga
menjadi Gadis Timur mekar sejati
kebanggaan orang tua
idaman teruna kota dan desa.
Mencari Jalan Keluar
Tuhanku,
terlalu banyak kuberbuat dosa
sehingga rasanya tak terampun
bagaimana kuhitung?
kesalahanku di dunia tak terperi!
Tuhanku
namun aku tak tertanggung
memikul bebanan ini
menyesakkan nafasku setiap saat
membuat hidupku celaru dan kelabu
jalanku terasa payah dan berat
sinar kebahagiaan sukar kutemui
rasanya dihempap batu ke bumi
Tuhanku
adakah ini angkara dosa silamku?
kifarah di atas kesilapanku?
perjalanan hidupku tak seindah mimpi
hatiku sengsara tak pernah bahagia
terlalu payah ku mencari ketenangan
liku-liku gelap tak nampak cahaya
Tuhanku
fikiranku kacau mengganggu lenaku
apa yang ada bagai tak pernah cukup
tak puas-puas dgn hamburan dunia
namun dalam aku leka
masalah datang silih berganti
ujian melanda menyesakkan dada
aku bagai terpenjara
sukarku mencari jalan keluar
jeritanku tak siapa dengar
Tuhanku
terasa aku kehilangan sesuatu
jiwaku seakan kosong dan lesu
namun ku tak tahu apa yg hilang itu?
apa yang kosong itu ?
sehingga hidup rasa tak bermakna
sebakku mengenangkan nasib diri
adakah nanti ada tangan
membimbingku ke arah jalan keluar?
Tuhanku
kasihanilah aku...
tunjukkan aku jalan kebenaran
bukakan hatiku ke arah kebaikan
biarlah aku bersyukur selalu
dengan apa yg dianugerahMu
sinarkan cahaya hidayah
agar mampuku merangkak kembali
mencari jalan pulang
mencari jalan keluar
menuju ke arah keredaanMu...
INGATAN PADA SUATU KASIH YANG
TAK JADI
Kesilapannya
kau tak berdaya berterus-terang
dan aku tak berdaya mentafsir
Kesilapannya
kau mengatur gambar-gambar
dalam sebuah album yang indah
sedang aku tidak pernah melihat gambar-
gambar itu
Kesilapannya
Kita telah bertemu
dalam sebuah mimpi yang
menggembirakan
tetapi aku lebih gembira
bila terjaga dari mimpi itu.
BAHASA
Mari kita berbahasa
sebaiknya
bahasa adalah pengatur
pucuk fikiran yang bertabur
bahasa adalah pelentur
ranting perasaan yang bersiur
Dengan bahasa
terlihat fakta padu
terlihat sinar ilmu
terlihat cinta biru
Dengan bahasa
pemimpin memaparkan arah
di pentas siasah
dengan bahasa
orang beriman menikmati ibadah
khusyuk dan pasrah
Mari kita berbahasa
sebaiknya
Dengan bahasa
budi dipertingkatkan
mesra diperlebarkan
dengan bahasa
kita menjadi kita
bersama
Jika tanpa bahasa
bagaimana akan kita setujui
perjanjian ini
Mari kita berbahasa
sebaiknya.
DOA TERAKHIR
Yang kupeluk tubuh lelahmu
yang kucium rambut lusuhmu
yang berderai airmataku, dingin subuh
menggigit kulit dan jantungku berdetap
ketika embun turun mencecah bumi
menghitung denyut waktu saat akhir
nafasmu
membawa pergi apa yang kumiliki!
Ibunda
selamanya kudengar deburan ombak
hidupmu
seadanya kutampung penderitaanmu
sedang kudratku lemah untuk menahannya
doaku mungkin lewat terkabul
di mana pada alam luas ini
suaraku sering tenggelam punca
betapa pilunya embun terakhir
menyentakku
tiada lagi senyum di bibir lukamu
Ibunda
Kalaulah mungkin aku berdosa
setelah saling kita bermaaf;
janganlah kau bawa lukaku bersamamu
aku telah belajar membaca wajah laut
mengoyak wajah pasir, menyibak suria
menggenggam angin, menyusuri wajah
malam
namun, maafkan aku demi cintamu
Pulanglah bunda ke dalam kehidupan abadi
setelah datang dengan berani
akan kukenang matamu dalam
merenungku
mengungkapkan penyerahan hayat
perjalanan 74 begitu panjang pertarungan
suka duka adalah impian kau
membangunkan mimpi
dan aku adalah benteng yang mendepani
kehidupanmu
Bagaikan batu pualam
longgokan pusaramu
memanggilku pulang
ke kampung laman
setelah lama dan jauh, musafir dan
berkelana
pedih mataku berair mata
segenggam rindu jadi selaut luka
setabah dukaku menampung rasaku
Ibunda
meski di sini kita berpisah
dan di tamanku belum selesai kutanam
bunga
kau adalah segalanya bagiku
tenang dan tenanglah
dalam doaku kita pasti bersama.
SESETIA MALAM PADA SIANG
Sejak namamu menggetar rasa
kukhabarkan pada angin
bawalah dedaunan kering
terbang jauh dari hidupku
ingin aku bersama awan
mengarang kembang cantik untukmu
Jika kutahu
kaulah ciptaan terakhir
tiada kujadi pelari sepi
diburu mimpi demi mimpi
lalu berhenti di kaki hari
merenung pagi yang cerah
sekadar datang dan pergi
Kau buatku
laut berpayung senja indah
suara ombakmu
memecah sepi pantai rinduku
di balik karangan batu
ikan kecil berenang riang
ingin selalu di dasarmu
sesetia malam pada siang.
LAUTAN DI WAKTU SUBUH
Lautan di waktu subuh
ianya tidak mengharukan, sepi tidak juga
Lautan di waktu subuh
ianya tidak bengis, tidak juga dahsyat
Lautan di waktu subuh
ianya seorang gadis yang baru merasai
nikmat keriaan hidup di malam pernikahan
melimpahi keriangan nembanjiri jasadnya
nikmat meliputi mempesonakan
Mahu disuarakan ke seluruh dunia
tapi, dalam genta keriaan subuh itu
ianya malu pabila mengenang sekian
yang mengerikan buat pertama kalinya
namun itulah kemesraan - lembut dan
malu!
Lautan di waktu subuh
ianya gadis yang menghirup rindu
dengan rahsia sebuah malu
Lautan di waktu subuh
di mana langit dan lautan bertemu di
hujungnya
adalah pemandangan yang menakjubkan
riak mengusik, gelombang beralun, ombak
berteriak
adalah peralihan waktu, fajar sinar dewasa..
SENJA DAN CERITA SEBUAH
PERCINTAAN
senja
sedang angin berhembus lembut
yang terurai itu, sri
rambutmu kah
memanjang dan merentang bagai tali kasih
lalu membelit rindu
yang sarat di kalbu
senja
danau yang damai
yang berkocak itu
kolam matamu kah
meriak-riak bagai ombak cinta
yang pilu tersedu
senja yang lain
angin tidak lagi bertiup
danau tidak lagi berkocak.
HARAPAN
Awan kelabu menyelubungi diri
ribut melanda segenap fikiran
penderitaan bagaikan darah daging
lautan air mata melemaskan diri
Bebaskan daku!
Di hujung sana kulihat
keindahan dan keriangan
aroma mesra
memukau sukma
kasih sayang
melimpah ruah
kebahagiaan merupakan
suatu realiti..tetapi
hanya di sana..
Aku cuba berjuang
membebaskan diri
bergelut dalam segala kepayahan
dengan harapan
penderitaan itu berlalu
usahlah mendera diriku lagi
kerana aku
sudah bosan berduka
dan kini mendambakan
sejalur bahagia.......
CINTA TAK KENAL SIAPA
Desiran angin cinta
akhirnya bertamu di jiwa
panahan pawana kasih
tak dapat lagi dielak
hingga tertusuk menikam sukma
Lalu terduduk sang pencinta
merindui seraut wajah
kerana hanya dirinya dapat melihat
betapa elok sang pujaan
yang mungkin tak terlihat
oleh insan yang tak menyinta
Cinta tak kenal siapa
hadir tak diduga
biar jelek di mata manusia
bukan jelek di mata pencinta
Segala sempadan pemisah
sanggup diredah
asalkan cinta menemui jalan
di hujung pelamin impian
MENANGISI PEMERGIANMU
Menangisi perjalananmu
Yang tidak menjanjikan kepulangan
Bukan membenci sebenarnya
Sekadar menyesali
Hidupku lorongnya bersimpang...
Sekadar menghargai
Rinduku takdirnya melukakan...
Mengingati hari-hari lalu
Yang tidak mengizinkan pengulangan
Bukan berdendam sebenarnya
Sekadar mengimbau
Kenangan pusaka aromanya manis...
Sekadar melangkau
Rentak silam mengundang tangis...
Merombak mimpi-mimpi indah
Yang tidak membenarkan kepastian
Bukan kecewa sebenarnya
Sekadar menghakimi
Sesekali rindu bercambah, hati merekah...
Sekadar menginsafi
Sesekali ombak menyimbah, pantai
berubah...
Di bawah lengkung dian yang suram
Aku mengingatimu lagi
Dalam bahasa yang kita kongsi bersama
Kudengar suaramu dalam ranjau beribu
batu
Masih segar, sesegar dulu
Dalam hingar kesuraman
Aku hanya mampu mengenang
Di bawah lengkung dian yg suram...
Di tebing tempias laut Disember
Aku merinduimu kembali
Dalam bicara bisu yg kita simpan bersama
Kulihat matamu di biru laut pemisah benua
Masih redup, seredup dulu
Dalam basah kehujanan
Aku hanya mampu merindu
Di tebing tempias laut Disember...
Di kamar harum pelarian pilu sebuah rindu
Aku menyintaimu kesekian kali
Dalam suara kenangan yang kita semai
bersama
Kutemui kasihmu di tinggi bintang
menyapa
Masih indah, seindah dulu
Dalam sinar ketajaman
Aku hanya mampu menyinta
Di kamar harum pelarian pilu sebuah
rindu...
Dian, tempias dan kamar
Adalah saksi
Ingatan, rindu dan cinta kepadamu
Namun, ranjau, laut dan bintang
Juga menanti untuk turut menjadi saksi
Bilakah kau akan kembali...
LAUT MEMBIRU BAGAI SURAT RINDU
Laut adalah suara rindu yang biru
awan yang jauh membawa resahku
ombak di pasir mengukir namamu
tapi angin lalu menyapu
Kapal pun telah berangkat
bersama arus kehidupan
yang mempertemu dan memisahkan kita
rinduku pun jatuh
pada pulau yang jauh
Ombak yang tidak putus bersuara
dan pantai yang menanti sentiasa
seperti aku yang terus membaca
puisi-puisi setia.
ANTARA SIPUT, KETAM, IKAN DAN
SEORANG NELAYAN
Siput:
Benamkan di bawah kulit kerasmu
tujuh gelombang dari tujuh lautan
tujuh guruh dari tujuh musim
tujuh ribut dari tujuh putaran
supaya nanti
laut akan tenang
mengulit mimpi
dalam pengap tidur malam
seorang nelayan.
Ketam:
ngonggongkan di hujung kental sepitmu
tujuh resah dari tujuh lautan
tujuh parah dari tujuh musim
tujuh luka dari tujuh putaran
supaya nanti
penghuni pondok ini
menyanyikan lagu riang
di sepanjang daerah
Ikan:
Kembaralah di sepanjang perut lautmu
menuruni lurah karang
memungut lumut
menyusuri gaung batu-batu
memunggah lumpur
dan nanti
kumpulkan segenap pusaka dari tujuh
keturunan
segenap mimpi dari tujuh fajar
segenap zuriat dari tujuh kelamin
dan akhirnya
pasrah seluruh keluargamu
ke dada jala
seorang nelayan.
KE MAKAM BONDA
(Untuk Arwah Nenek)
Kami mengunjungi pusara bonda
sunyi pagi disinari suria
wangi berseri puspa kemboja
menyambut kami mewakili bonda
Tegak kami di makam sepi
lalang-lalang tinggi berdiri
dua nisan terkapar mati
hanya papan dimakan bumi
Dalam kenangan kami melihat
mesra kasih bonda menatap
sedang lena dalam rahap
dua tangan kaku berdakap
Bibir bonda bersih lesu
pernah dulu mengucupi dahiku
kini kurasakan kasihnya lagi
meski jauh dibatasi bumi
Nisan batu kami tegakkan
tiada lagi lalang memanjang
ada doa kami pohonkan
air mawar kami siramkan
Senyum kemboja mengantar kami
meninggalkan makam sepi sendiri
damailah bonda dalam pengabadian
insan kerdil mengadap Tuhan
Begitu bakti kami berikan
tiada sama bonda melahirkan
kasih bonda tiada sempadan
kemuncak murni kemuliaan insan.
SEBUAH SURAT
Pintu kamar ini telah tertutup
jalan itu
tinggal kerikil dan debu
hujan yang datang tiba-tiba
kitalah yang terhempas di pantai
dan mencatat
atas nama pencarian
Cinta
yang kita ketahui
bagai pelayaran, akan kembali
ke pelabuhan
menuju jalan diri.
Demikianlah
aku akan menulis padamu
dari kamar ini yang sering menyaksikan
pernyataan hidup
tapi entah untuk ke berapa kali
surat ini tertutup
dan diam
Dengan keinsafan daun-daun luruh
menghentikan impian subuh.
SATU WAKTU YANG INDAH
Keindahan adalah pertemuan
segala yang menyenangkan
paduan yang terlepas dari tafsiran
pertemuan yang membuka kemungkinan
Keindahan selalunya
membuat aku merasa kesuntukan waktu
untuk menyempurnakan bicara
ia membungakan harapan
dan harapan memulakan kebimbangan
menjadikan hidup ini
rangkaian dari kebimbangan dan harapan
harapan dan kebimbangan
Waktu tidak dapat dipaksa
dan aku pun selalu ngeri
untuk merasa terlalu bahagia.
.
PEMBURU
Terpancar dari matamu
sinar paling bening
menusuk setiap ruang hatiku
jadi gusar terharu
dan kaupun tiba tiba
jadi kijang
dalam belantara rinduku.
Bagaimana harus kumiliki dirimu
selain dari jadi pemburu
dan memanahmu
yang sedang galak
menggetas daun-daun muda
Tangisan SiKecil
Dengarlah suara tangisan dan rintihan
Dengarlah suara jeritan yang meminta
pertolongan
Dari insan kecil yang meminta bantuan
Dari mangsa mangsa kekejaman
Lihatlah penderitaan mereka
Lihatlah kesensaraan mereka
Lihatlah tangisan mereka
Dan lihatlah kesedihan mereka
Wajah yang tak pernah tahu
Apakah itu peperangan
Titisan airmata mereka berguguran
Meminta simpati dan belas eksan
Tubuh mereka yang meratapi kesakitan
Kesakitan akibat menjadi mangsa
peperangan
Apakah mereka yang harus dijadikan
sasaran
Akibat senketa olih insan-insan yang kejam
Yang hanya inginkan kuasa dan nama yg
gemilang
Lalu mereka dijadikan korban peperangan
Bangkitlah wahai teman-teman
Bantulah insan kecil yang malang
Lindunglah mereka dari segala seksaan
Bawalah mereka jauh dari kekejaman

Sunday 7 November 2010

mentari pagi

malam yang
membentangkan sayap hitam
bertemankan sepi yang
bersemayam masih ada segepok
rasa kesadaran menyenandungkan
puisi setia dalam penantian yang
terhidang dimeja perjamuan di detik
yang merangkak kutatap tapak mu
yang tertinggal disisa tak tertebak
meski tak ku mampu melukis
keindahan jejak mu dalam sajak
namun tebus direlung hatiku samar
ku raba dalam bisu membungkam
dari sejuta aksara tanpa penjelasan
suara terbawa tertuang dalam
cawan tetangga terhenti di simpang
tiga sungguh luka dan rindu tak
perlu berlebihan jalan ke depan
terbentang menunggu pijakan
ketegaran meski kerikil kerikil tajam
menghadang langkah kaki harus
tetap berjalan keindahan angan tak
kan terwujud bila hanya diam
berpangku tangan kuatkah hati
bagai batu karang biarkan jejak luka
itu memudar bersama kenangan
walau harapan itu tak terengkuh
namun cahaya-Nya telah tersentuh
berikan segenggam kekuatan jiwa
yang tumbuh saat purnama pergi
gugusan bintang masih setia
menemani mentari pagi pun
menanti untuk menghampiri temani
hangat sepi yang terangkai dalam
sisa mimpi wujud mimpi yang kini
telah hadir dalam nyata indah sang
takdir semoga menjadi pelipur getir

Tuesday 2 November 2010

lagu untuk anak2..

Balonku
Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau DOR!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat
Bangun Tidur
Penggubah: "anonim"
Bangun tidur kuterus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis Mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku
Bermain
Penggubah: "anonim"
Petik rambutan bungkus di kain
Belilah kain buatan Bangka
Ayolah kawan kita bermain
Kita bermain bersama-sama
Ayo ayo ayo, lari lari lari
Ayo lari jangan berhenti
Ayo ayo ayo, lari lari lari
Ayo lari jangan berhenti
hely guk guk guk
Bintang Kecil
Penggubah: R.A.C__________
Bintang kecil, di langit yang tinggi
Amat banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
jauh tinggi ke tempat kau berada
Bintang Kejora
Penggubah:GAN
Kupandang langit penuh bintang
bertaburan
Berkelap kelip seumpama bintang
berlian
Tampak sebuah lebih terang
cahayanya
Itulah bintangku Bintang Kejora
yang indah s'lalu
Bunda Piara
Penggubah: __________
Bila kuingat lelah
ayah bunda
Bunda piara piara akan daku
sehingga aku besarlah
Waktuku kecil hidupku
amatlah senang
senang dipangku dipangku
dipeluknya
serta dicium dicium dimanjakan
namanya kesayangan
Bunga Hiasan
Penggubah: __________
Bunga-bunga di dalam taman
Beraneka warna untuk hiasan
Kupetik bunga untuk kenangan
Untuk ibu dan handai taulan
Bungaku
Penggubah: __________
Waktu menyingsing fajar
Pagi sunyi senyap
Matahari bersinar
Mengganti malam g'lap
Nampak sekuntum bunga
Di muka rumahku
Kepala Mas Juita
Daunnya beledu
Burung Kakaktua
Penggubah: "NN"
Burung kakaktua
hinggap di jendela
Nenek sudah tua
giginya tinggal dua
Trek-jing ... trek-jing ...
Trek-jing tra-la-la
Trek-jing ... trek-jing ...
Trek-jing tra-la-la
Trek-jing ... trek-jing ...
Trek-jing tra-la-la
Burung kakaktua
Burung Unta
Penggubah: __________
Ada sebangsa burung
yang tidak bisa terbang
Tubuhnya sangat jangkung
seperti naik engrang
Panjanglah kakinya
Panjanglah lehernya
Datang dari Afrika
Itulah burung unta
Cicak-cicak di Dinding
Penggubah: NN
cicak-cicak di dinding
diam diam merayap
datang seekor nyamuk
hap ... lalu ditangkap
Dua Mata Saya
Penggubah: GAN
dua mata saya
hidung saya satu
dua kaki saya pakai sepatu baru
dua telinga saya yang kiri dan
kanan satu mulut saya
tidak berhenti makan
Gelang Sipaku Gelang
Penggubah: NN
gelang sipaku gelang
gelang si rama rama
mari pulang
marilah pulang
marilah pulang
bersama-sama
mari pulang
marilah pulang
marilah pulang
bersama-sama
Sayonara sayonara
Sampai berjumpa pulang
Sayonara sayonara
Sampai berjumpa pulang
Buat apa susah Buat apa susah
Susah itu tak ada gunanya
Ibu Kita Kartini
Penggubah: WR Supratman
ibu kita Kartini, putri sejati
putri Indonesia, harum namanya
ibu kita Kartini, pendekar bangsa
pendekar kaumnya untuk
merdeka
wahai ibu kita Kartini
putri yang mulia
sungguh besar cita-citanya
bagi Indonesia
Ibu Pertiwi
Penggubah: GAN
kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu
ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa
Kapal Api
Penggubah: __________
Lihatlah sebuah titik jauh di tengah
laut,
s'makin lama s'makin jelas
bentuk rupanya
Itulah kapal api yang sedang
berlayar,
asapnya yang putih mengepul di
udara
Kasih Ibu
Penggubah: __________
Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari
dunia.
Kebunku
Penggubah: __________
Lihat kebunku
penuh dengan bunga
ada yang putih,
dan ada yang merah
setiap hari
kusiram semua
mawar melati,
semuanya indah!
Keranjang Sampah
Penggubah: _________
Jika kumakan pisang
tidak dengan kulitnya
Kulit kulempar k'ranjang
Keranjang sampah namanya
Keranjang sampah namanya
Ke Pasar Ikan
Penggubah: __________
Hari Minggu, hari Minggu ke Pasar
Ikan
dengan ayah dengan ibu beserta
paman
Kulihat ikan di dalam kolam
berbisik-bisik memberi salam
Kring Kring...
Penggubah: __________
(1)
Kring-kring-kring ada sepeda
Sepedaku roda tiga
Kudapat dari ayah
karena rajin belajar
(2)
Tok-tok-tok ada sepatu
Sepatuku kulit lembu
Kudapat dari ibu
karena rajin membantu
Kunang-Kunang
Penggubah: A.T Mahmud
(1)
Kunang-kunang, hendak ke mana
Kelap-kelip indah sekali
Gemerlap, bersinar
seperti bintang di malam hari
(2)
Kunang-kunang, terbang ke sini
Ke tempatku singgah dahulu
Kemari, kemari
Hinggaplah di telapak tanganku
Layang-layang
Penggubah: ________
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan
benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang
Mobilku
Penggubah: __________
(1)
Dodoli dodoli pret
suara mobilku
Rodanya dari karet
Warnanya biru
(2)
Dodoli dodoli pret
nyetir sendiri
Disetop pak polisi
Kuharus b'renti
Naik Delman
Penggubah: GAN
Pada Hari Minggu ku turut ayah ke
kota
naik delman istimewa ku duduk di
muka
Ku duduk samping pak kusir yang
sedang bekerja
mengendarai kuda supaya baik
jalannya
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara
s'patu kuda
Naik Gunung
Penggubah: __________
Naik - naik, ke puncak gunung
tinggi - tinggi sekali
Naik - naik, ke puncak gunung
tinggi - tinggi sekali
Kiri - kanan kulihat saja
banyak pohon cemara
Kiri - kanan kulihat saja
banyak pohon cemara
Naik Kereta Api
Penggubah: __________
Naik kereta api ... tut ... tut ... tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung ... Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo temanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama
Cepat kretaku jalan ...tut...tut...tut
Banyak penumpang turut
K'retaku sudah penat
Karena beban terlalu berat
Di sinilah ada stasiun
Penumpang semua turun
Nina Bobo
Penggubah: __________
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
-> sering ditambahkan:
Tidurlah sayang, adikku manis...
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
Pelangi
Penggubah: __________
Pelangi pelangi
alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
di langit yang biru
Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan!
Pergi Belajar
Penggubah: Ibu Sud (1943)
oh, ibu dan ayah, selamat pagi
kupergi sekolah sampai kan nanti
ibu dan ayah:
selamat belajar nak penuh
semangat
rajinlah selalu tentu kau dapat
hormati gurumu sayangi teman
itulah tandanya kau murid
budiman
Satu satu aku sayang
ibu
Penggubah: ________
Satu satu, aku sayang ibu!
Dua dua, juga sayang ayah!
Tiga tiga.. sayang adik kakak!
Satu-dua-tiga, sayang semuanya!
Selamat Ulang Tahun
Penggubah: __________
Selamat
Ulang tahun,
Kami ucapkan.
Selamat
Panjang umur!
Kita 'kan doakan.
Selamat
Sejahtera, sehat sentosa!!
Selamat panjang umur
dan bahagia!
Si Kancil Nakal
Penggubah: "anonim"
Si Kancil anak nakal
Suka mencuri timun
Ayo lekas ditangkap
Jangan diberi ampun
Soleram
Penggubah: __________
Soleram soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium
sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Anak manis janganlah dicium
sayang
Kalau dicium marahlah pipinya
Taman Kanak-Kanak
Penggubah: __________
Taman yang paling indah
hanya taman kami
Taman yang paling indah
hanya taman kami
Tempat bermain
berteman banyak
itulah taman kami
taman kanak-kanak
Tari Topeng
Penggubah: Raimond
RS__________
Tari topeng bergembira
siapa suka boleh coba
diiringi lagu riang
tepuk tangan sama-sama
tari topeng bergembira
Topi Saya Bundar
Penggubah: __________
Topi saya bundar.
Bundar topi saya.
Kalau tidak bundar,
bukan topi saya!
Tukang Kayu
Penggubah: __________
Katakan padaku hei tukang kayu
bagaimana caranya
memotong kayu
Lihat, lihat anakku
beginilah caranya
memotong kayu
Tukang Pos
Penggubah: __________
Aku tukang pos
rajin sekali
Surat kubawa naik sepeda
siapa saja aku layani
tidak kupilih
miskin dan kaya
Kring ... kring ... pos!
Awan
Penggubah: __________
Kulihat awan
Seputih kapas
Arak berarak dilangit luas
Andai kudapat
Kesana terbang
Akan kuraih kubawa pulang
Anjing kecil
Penggubah: __________
Aku punya anjing kecil
Kuberi nama Helly
Dia senang bermain-main
Sambil berlari-lari
Helly! Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk! Guk! Guk!
Ayo lari-lari...
Helly! Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk! Guk! Guk!
Ayo lari-lari
Bangun Pagi
Penggubah: __________
Satu dua, tiga empat
Lima Enam, tujuh delapan
siapa rajin kesekolah
cari ilmu sampai dapat
sungguh senang
amat senang
bangun pagi pagi
sunggu senang
Kupu-Kupu
Kupu-kupu yang lucu
kemana engkau terbang
hilir mudik mencari
bunga-bunga yang kembang
berayun ayun
pada tangkai yang lemah
tidakkah sayapmu
merasa lelah
.............
Adik siapa itu
punya empat mata
mungkin mencari kamu
lekaslah sedia
.............
jangan buang kulit pisang
sembarangan
disana t'lah ada keranjang kotoran
bila adik yang baru pandai berjalan
terinjak kulit pisang di kaki kanan
adik jatuh menangis mengerang
erang
sebab salah sipembuang kulit
pisang
............
Lihat ibu keretaku yang baru
cukup besar buat ayah dan ibu
roda empat buatanku sendiri
dari kulit buah jeruk bali
...........
NAIK BECAK
saya mau tamasya
berkeliling keliling kota
hendak melihat-lihat keramaian
yang ada
saya panggilkan becak
kereta tak berkuda
becak, becak, coba bawa saya
saya duduk sendiri sambil
mengangkat kaki
melihat dengan asyik
ke kanan dan ke kiri
lihat becakku lari
bagaikan tak berhenti
becak, becak, jalan hati-hati
Burung Kutilang
dipucuk pohon cempaka
burung kutilang berbunyi
bersiul, siul sepanjang hari
dengan tak jemu jemu
mengangguk angguk sambil
berseru
trilili lili lilili
sambil berlompat lompatan
paruhnya slalu terbuka
digeleng gelengkan kepalanya
mnentang langit biru
tandanya ia suka berseru
trilili lili lilili
...........
aku hendak kepekan mau beli ikan
kumasak dengan santan untuk
ayah makan
ini ikan tengiri siapa yang punya
aku hendak memberi murahkan
harganya
ini uang setali jangan ikat lagi
............
hari sudah tinggi
.............
bunga didalam tamanku
merah putih kuning ungu
setiap hari ku .........
.........
NENEK MOYANGKU
nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa
angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai
...
belalai gajah panjang
bulu kucingku belang
Tuhan maha penyayang
anak-anak disayang
........................