Nonton iklan bentar ya...!!!

Tuesday 29 March 2011

mengapa aku d uji ...???.(..Al-qur'an menjawab.)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ? Qur’an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:” Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2). Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-
orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3) Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur’an Menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216) Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur’an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al- Baqarah : 286) Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur’an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) , jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139) Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur’an Menjawab : dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87) Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur’an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang- orang yang khusyu’. (Al-Baqarah : 45) Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur’an Menjawab : Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal. (At-Taubah : 129) Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur’an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (At-
Taubah : 111)

15 hal di cabutnya berkah dari allah swt

Berkah adalah sesuatu yang tumbuh dan bertambah, sedangkan tabarruk adalah do’a seorang manusia atau selainnya untuk memohon berkah. Allah SWT menjadikan berkah hanya bagi hamba-Nya yang beriman, bertaqwa dan shaleh. Firman Allah dalam surat Al-A’raaf ayat 96 yang artinya “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah
Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” Beberapa sebab dicabutnya Berkah : 1. Tidak adanya Taqwa dan Tidak takut kepada Allah SWT.
2. Tidak Ikhlas dalam beramal.
3. Tidak menyebut nama Allah SWT dalam setiap perbuatan dan tidak melakukan Dzikir serta Ibadah kepada-Nya. Setiap perbuatan yang tidak diawali dengan Bismillah, maka perbuatan itu terputus untuk memperoleh kebaikan dan berkah, bahkan perbuatan anda tersebut akan disertai syetan. 4. Memakan barang yang haram dan yang dihasilkan dari perbuatan haram.
5. Tidak berbakti kepada kedua orang
tua dan menyia-nyiakan hak anak.
6. Memutus tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan.
7. Sikap Bakhil dan tidak mau ber- infaq. Allah SWT tidak akan memberkahi harta yang hanya disimpan oleh pemiliknya dan enggan untuk menginfakkannya, karena perbuatan tersebut adalah perbuatan bakhil yang sangat tercela dan dibenci. Allah SWT Berfirman : “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang – orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan – kesalahanmu dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( QS.Al-Baqarah(2): 271 ) Fiman Allah SWT : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap- tiap bulir, Seratus biji. Allah melipat gandakan(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui” ( QS.Al-Baqarah(2): 261 ) 8. Tidak bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya. 9. Tidak Ridha terhadap apa yang diberikan Allah dan tidak pernah merasa puas (tidak qana’ah). 10. Melakukan perbuatan maksiat dan dosa, serta enggan bertaubat dan beristighfar. 11. Tidak mendidik anak dengan ajaran Diennullaah.
Anak kita adalah tumpuan hati kita, pengharum jantung kita, pewangi aroma dunia dan buah kehidupan kita. Siapa saja yang berlaku buruk terhadap anak maka ia telah merugi dan telah melakukan ketidak patutan. Anak kita adalah madu kehidupan kita. 12. Berbuat kerusakan dan keburukan dimuka bumi.
13. Tidak bersyukur kepada Allah atas
nikmat-Nya.
14. Pertengkaran dan perselisihan antara suami-istri.
15. Mendoakan kecelakaan bagi diri sendiri, anak-anak dan harta benda. Tidak ada kebaikan dan keberkahan pada dirimu, anakmu atau harta bendamu jika engkau mendoakannya dengan kecelakaan, karena terkadang Allah mengabulkan doamu pada saat itu, maka terjadilah musibah dan engkau menyesal ketika penyesalan tak berguna lagi. Semoga bermanfaat bagi kita semua,,!!!Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa’atubu Ilaik Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

25 pertanyaan untuk calon suami

Jangan hanya bertanya tentang penghasilan, hobby atau dimana akan membangun rumah. Tanyakanlah hal2 yg jauh lebih penting kepada calon suami- misalnya, sedalam apa cintanya kepada Allah … Dia ingin berkenalan lebih jauh dengan anda. Tujuannya untuk menjajaki apakah hubungan suami isteri ygsuci dan dahsyat itu bisa dibangun bersama anda. Anda berdua sudah saling bertukar curriculum vitae, kawan-kawan dan kerabat sudah saling bertukar informasi kepada anda dan dia. Dia ingin bertemu dan mengajukan beberapa pertanyaan. Sebaliknya, dia juga siap membuka dirinya untuk ditanya-tanya oleh anda. Berwudhu’-lah dulu, laksanakan shalat sunnat dua rakaat, mintalah Allah merengkuh anda dan mengendalikan lisan serta gerak- gerik anda. Ucapkanlah ta’awudz, dan bismillah dg jelas di hadapannya, lalu ajukan pertanyaan2 dibawah ini sambil menggantungkan diri anda hanya kepada Allah yg telah menciptakan anda dan dia. 1. Bagaimana anda pertama kali mengenal Allah? Tolong ceritakan sedetil mungkin. 2. Kapan pertama kali anda bertaubat yg sungguh sungguh? Kalau boleh tahu, kesalahan apakah yang anda mintakan ampun kpada Allah waktu itu? Pernahkah anda mengulangi kesalahan itu? Apa yg akan mungkin membuat anda terjerumus lagi pada kesalahan itu di masa mendatang? (jika dia menganggap itu aib yang anda tak perlu tahu, jangan sekali-kali anda mendesaknya untuk menjawab. Tunjukkan rasa hormat anda atas pilihannya untuk tidak menjawab). 3. Adakah kesalahan kepada Allah yang selalu anda lakukan dan sampai hari ini belum anda mintakan ampun kpada Allah? Kalau boleh tahu kesalahan apakah itu? (Begitu juga yang ini) 4. Seberapa sering anda ingkar kepada Allah terutama kalau sedang sendirian? Dalam bentuk apa keingkaran anda itu? (Begitu juga yang ini) 5. Tolong ceritakan bagaimana hubungan anda dengan Allah saat ini 6. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal mengikuti shalat fardhu berjamaah sesudah adzan berkumandang? Kenapa? 7. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal membaca Quran minimal 50 ayat per hari? Kenapa? 8. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal bangun shalat malam/ tahajjud? 9. Dalam seminggu terakhir, Berapa hari yg anda lewatkan tanpa bershodaqoh atau berinfaq untuk orang miskin dan sabilillah? 10. Tolong sebutkan 5 langkah pertama dan yang akan anda lakukan secara istiqomah untuk membangun rumah tangga yang taat kpada Allah dan Rasul-Nya? Kenapa anda memilih ke-5 langkah tersebut ? Bagaimana cara anda melaksanakannya? 11. Saya mau buka rahasia. Sebenarnya, saya sudah memiliki seorang laki-laki yang sangat saya cintai. Orangnya kalem, pintar, ganteng, dan sangat sopan. Hanya kepada dia saya memberikan cinta saya lebih dari kepada lelaki lain. Bersediakah anda mengizinkan saya melanjutkan cinta saya kepada lelaki ini, kalau anda suami saya? (Biarkan dia salah tingkah dulu. Mungkin juga dia akan menjawab secara emosional. Perhatikan mimic wajahnya, wajah seperti itulah yang akan anda lihat setiap kali kelak anda bertengkar dan mengingatkan dia dengan ayat Allah atau hadist Rasulullah. Setelah anda merekam mimic wajahnya, barulah anda katakana…)laki-laki itu bernama Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana caranya supaya saya semakin mencintai beliau, lebih dari saya mencintai suami saya? 12. Apa saja rencana anda dalam menghidupkan sunnah nabi Muhammad Shallallohu ‘alaihi wa sallam dalam rumah tangga yang akan anda bangun? Bagaimana anda akan melaksanakannya? 13. Ada 3 hal yg insyaAllah akan selalu saya perbaiki dalam diri saya secara bersungguh2 sampai saya mati yaitu ibadah, ilmu dan ‘amal shalih saya. Apa saran anda untuk saya? 14. Tentang Ibu anda, ceritakan sebanyak mungkin hal penting yg menurut anda perlu saya ketahui tentang beliau? 15. Sejak anda dewasa, pernahkah anda membuat beliau sangat marah? Apa sebabnya? Apa yg anda lakukan setelah itu? 16. Dalam seminggu terakhir, berapa kali anda mencium tangan dan memeluknya dengan mesra? Kalau anda tinggal kota dengan beliau, berapa kali anda menelponnya dalam seminggu terakhir? Apa kata2 yang paling sering anda sampaikan ke beliau sebelum anda menutup telepon? 17. Jika Ibu anda melakukan kesalahan, apa yg anda lakukan utk mengingatkannya? 18. Menurut anda, adakah hal tertentu dari ibu anda- apakah itu perkataan maupun perbuatan- yang sangat mempengaruhi cara anda memperlakukan wanita, terutama kelak isteri anda? Apakah itu?
19. Jika kelak terjadi pertengkaran atau ketegangan antara Ibu dan isteri anda, apa yg akan anda lakukan?
20. Tentang Ayah anda, ceritakan hal2
penting yg menurut anda perlu saya ketahui ttg beliau? 21. Apa saja yg menurut anda bisa menghancurkan sebuah hubungan suami isteri? Apa rencana anda untuk menghindarinya? 22. Apa saja menurut anda bisa menggagalkan sebuah rumah tangga dalam menghasilkan anak2 yg shalih? Apa rencana anda utk menghindarinya? 23. Ttg mencari nafkah, kalau pendapatan ekonomi RT anda kurang memadai, jenis pekerjaan apa yg sebaiknya dilakukan oleh isteri anda utk membantu mencari nafkah? 24. Ta’adud ( menikahi lebih dari satu isteri) merupakan salah satu aturan Allah yg Maha sempurna, berikut syarat dan akibat2nya baik utk laki2 dan perempuan. Apa pandangan anda ttg ta’addud? 25. Bagaimana mati yg anda inginkan? Apa rencana2 anda utk itu? Mudah-mudahan Allah subhanahu wa
ta’ala membuka segala sesuatu yang paling mendasar, untuk anda ketahui tentang dia, lewat pertanyaan- pertanyaan diatas. Tetapi ada satu hal kecil yang perlu anda lakukan sebelum anda bertemu dia. Pergilah kedepan cermin, pandangilah bayangan mata anda, lalu tanyakan satu persatu pertanyaan diatas tadi kepada diri anda sendiri, dan jawablah dengan jujur.

25 Pertanyaan untuk calon istri..

Anda tertarik pada semua
karakternya. anda ingin berkenalan lebih dalam. Tujuannya untuk
menjajaki apakah hubungan suami
isteri yg suci dan dahsyat itu bisa
dibangun bersama anda. Anda
berdua sudah saling bertukar
curriculum vitae, kawan-kawan dan kerabat sudah saling bertukar informasi kepada anda dan dia. Anda ingin bertemu dan mengajukan beberapa pertanyaan. Berwudhu’-lah dulu, laksanakan shalat sunnat dua rakaat, mintalah Allah merengkuh anda dan mengendalikan lisan serta gerak- gerik anda. Ucapkanlah ta’awudz, dan bismillah dg jelas di hadapannya, lalu ajukan pertanyaan2 dibawah ini sambil menggantungkan diri anda hanya kepada Allah yg telah menciptakan anda dan dia. 1. Bagaimana anda pertama kali mengenal Allah? Tolong ceritakan sedetil mungkin.
2. Siapakah laki2 yg paling anda cintai? (jawabannya haruslah Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam)
3. Bagaimana cara anda mempelajari al-qur-an dan bagaimana cara anda mengajarkan al-quran kepada orang lain.
4. Seorang suami bertanggung jawab atas keselamatan istrinya dunia- akherat. Pada saat yg sama, dia harus menempatkan ibunya sebagai wanita utama dalam hidupnya, yg merupakan kuncinya mendapatkan syurga. apa saran anda supaya keduanya bisa terjaga dengan baik.
5. Tolong sebutkan 5 hal terpenting yg anda harapkan dari seorang suami. Apapun jawabannya akan menggambarkan akidahnya, akhlaqnya, wawasannya, dan cita2 hidupnya.
6. Apa saja kelemahan yg menurut anda tdk bisa anda terima dari seorang calon suami.
7. Apa yang anda fahami tentang taat kepada suami karena Allah Subhanahu wa ta’ala? Bagaimana anda akan melaksanakannya?
8. Kalau suami anda menyakiti anda dengan kata-katanya, apa yg akan anda lakukan?
9. Kalau suami anda memukul anda dengan tangannya, apa yang akan anda lakukan?
10. kalau suami anda tertarik pada wanita lain, apa yang akan anda lakukan?
11. Tolong ceritakan bagaimana hubungan anda dengan Allah saat ini
12. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal bangun shalat malam/ tahajjud?13. Dalam seminggu terakhir,
Berapa hari yg anda lewatkan tanpa bershodaqoh atau berinfaq untuk orang miskin dan sabilillah?
14. Tolong sebutkan 5 langkah pertama dan yang akan anda lakukan secara istiqomah untuk membangun rumah tangga yang taat kpada Allah dan Rasul-Nya? Kenapa anda memilih ke-5 langkah tersebut ? Bagaimana cara anda melaksanakannya?
15. Sebagai suami, ada 3 hal yg insyaAllah akan selalu saya perbaiki dalam diri saya secara bersungguh2 sampai saya mati yaitu ibadah, ilmu dan ‘amal shalih saya. Apa saran anda untuk saya?
16. Tentang Ayah dan Ibu anda, ceritakan sebanyak mungkin hal penting yg menurut anda perlu saya ketahui tentang beliau?
17. Sejak anda dewasa, pernahkah anda membuat beliau berdua sangat marah? Apa sebabnya? Apa yg anda lakukan setelah itu?
18. Dalam seminggu terakhir, berapa kali anda mencium tangan dan memeluknya dengan mesra? Kalau anda tinggal kota dengan beliau, berapa kali anda menelponnya dalam seminggu terakhir? Apa kata2 yang paling sering anda sampaikan ke beliau sebelum anda menutup telepon?
19. Jika Ayah anda melakukan kesalahan, apa yg anda lakukan utk mengingatkannya?
20. Menurut anda, adakah hal tertentu dari Ayah anda- apakah itu perkataan maupun perbuatan- yang sangat mempengaruhi cara anda menghadapi dan memperlakukan lelaki, terutama kelak suami anda? Apakah itu?
21. Jika kelak terjadi pertengkaran atau ketegangan antara Ayah anda dan suami anda, apa yg akan anda lakukan?
22. Apa saja yg menurut anda bisa menghancurkan sebuah hubungan suami isteri? Apa rencana anda untuk menghindarinya?
23. Apa saja menurut anda bisa menggagalkan sebuah rumah tangga dalam menghasilkan anak2 yg shalih? Apa rencana anda utk menghindarinya?
24. Ttg mencari nafkah, kalau pendapatan ekonomi RT anda kurang memadai, Apa yg akan anda lakukan? 25. Bagaimana mati yg anda inginkan? Apa rencana2 anda utk itu? Mudah-mudahan Allah subhanahu wa
ta’ala membuka segala sesuatu yang paling mendasar, untuk anda ketahui tentang dia, lewat pertanyaan- pertanyaan diatas. Tetapi ada satu hal kecil yang perlu anda lakukan sebelum anda bertemu dia. Pergilah kedepan cermin, pandangilah bayangan mata anda, lalu tanyakan satu persatu pertanyaan diatas tadi kepada diri anda sendiri, dan jawablah dengan jujur.

hukum meninggalkan solat..

Allah Ta’ala berfirman: َﻒَﻠَﺨَﻓ ﻦِﻣ ْﻢِﻫِﺪْﻌَﺑ ٌﻒْﻠَﺧ ﺍﻮُﻋﺎَﺿَﺃ َﺓﻼَّﺼﻟﺍ ِﺕﺍَﻮَﻬَّﺸﻟﺍ ﺍﻮُﻌَﺒَّﺗﺍَﻭ ﺎًّﻴَﻏ َﻥْﻮَﻘْﻠَﻳ َﻑْﻮَﺴَﻓ “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia- nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui ghayya.” (QS. Maryam: 59) Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menafsirkan kata ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut bahwa dia adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam. (Lihat kitab Ash-Shalah karya Ibnu Al-Qayyim hal. 31) Para ulama menyatakan bahwa tatkala orang yang meninggalkan shalat berada di dasar neraka, maka ini menunjukkan kafirnya mereka. Karena dasar neraka bukanlah tempat seorang pelaku maksiat selama dia masih muslim. Hal ini dipertegas dalam lanjutan ayatnya, “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” Ini menujukkan bahwa ketika mereka menyia-nyiakan shalat dengan cara meninggalkannya, maka mereka bukanlah orang yang beriman. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- telah bersabda: ُﺕْﺮِﻣُﺃ َﻞِﺗﺎَﻗُﺃ ْﻥَﺃ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﻰَّﺘَﺣ ﺍﻭُﺪَﻬْﺸَﻳ ْﻥَﺃ ﺎَﻟ َﻪَﻟِﺇ ﺎَّﻟِﺇ ُﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥَﺃَﻭ ﺍًﺪَّﻤَﺤُﻣ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻤﻴِﻘُﻳَﻭ َﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ ﺍﻮُﺗْﺆُﻳَﻭ َﺓﺎَﻛَّﺰﻟﺍ ﺍَﺫِﺈَﻓ ﺍﻮُﻠَﻌَﻓ َﻚِﻟَﺫ ﺍﻮُﻤَﺼَﻋ ﻲِّﻨِﻣ ْﻢُﻫَﺀﺎَﻣِﺩ ْﻢُﻬَﻟﺍَﻮْﻣَﺃَﻭ ﺎَّﻟِﺇ ِّﻖَﺤِﺑ ْﻢُﻬُﺑﺎَﺴِﺣَﻭ ِﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka
lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 75 dan Muslim no. 21) Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: َّﻥِﺇ َﻦْﻴَﺑ ِﻞُﺟَّﺮﻟﺍ َﻦْﻴَﺑَﻭ ِﻙْﺮِّﺸﻟﺍ ِﺮْﻔُﻜْﻟﺍَﻭ َﻙْﺮَﺗ ِﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ “Sungguh yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: muslim) dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82) Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (1/403), “Hadits ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat termasuk dari perkara yang menyebabkan terjadinya kekafiran. ” Syaikhul Islam Ibnu Taimiah juga menerangkan perbedaan antara kata ‘al-kufru’ (memakai ‘al’) dengan kata ‘kufrun’ (tanpa ‘al’). Dimana kata yang pertama (yang memakai ‘al’/makrifah) bermakna kekafiran akbar yang mengeluarkan dari agama, sementara kata yang kedua (tanpa ‘al’/nakirah) bermakna kafir asghar yang tidak mengeluarkan dari agama. Sementara dalam hadits di atas dia memakai ‘al’. (lihat Iqtidha` Ash-Shirath Al- Mustaqim hal. 70) Buraidah -radhiallahu anhu- berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: ُﺪْﻬَﻌْﻟﺍ ﻱِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻨَﻨْﻴَﺑ ْﻢُﻬَﻨْﻴَﺑَﻭ ُﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ ْﻦَﻤَﻓ ﺎَﻬَﻛَﺮَﺗ َﺮَﻔَﻛ ْﺪَﻘَﻓ “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat, karenanya barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi no. 2621, An-Nasai no. 459, Ibnu Majah no. 1069 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4143) Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata, “Yang dimaksud dengan kekafiran di sini adalah kekafiran yang menyebabkan keluar dari Islam, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan shalat sebagai batas pemisah antara orang orang mu’min dan orang orang kafir, dan hal ini bisa diketahui secara jelas bahwa aturan orang kafir tidak sama dengan aturan orang Islam. Karena itu, barang siapa yang tidak melaksanakan perjanjian ini maka dia termasuk golongan orang kafir.” Dari Abdullah bin Syaqiq Al-Uqaili - rahimahullah- dia berkata: َﻥﺎَﻛ ُﺏﺎَﺤْﺻَﺃ ٍﺪَّﻤَﺤُﻣ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ﺎَﻟ َﻥْﻭَﺮَﻳ ﺎًﺌْﻴَﺷ ْﻦِﻣ ِﻝﺎَﻤْﻋَﺄْﻟﺍ ُﻪُﻛْﺮَﺗ ٌﺮْﻔُﻛ َﺮْﻴَﻏ ِﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ “Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpendapat mengenai sesuatu dari amal perbuatan yang mana meninggalkannya adalah suatu kekufuran melainkan shalat.” (HR. At- Tirmizi no. 2622) Pembahasan: Shalat mempunyai kedudukan yang besar dalam agama Islam, bahkan dia adalah tiang penegaknya yang tanpanya maka agama seseorang akan roboh dan hancur. Karenannya Allah Ta’ala dan Rasul-Nya - alaihishshalatu wassalam- senantiasa memperingatkan akan bahayanya meninggalkan dan menyepelekan shalat, sampai-sampai Nabi - alaihishshalatu wassalam- mengabarkan bahwa pemisah antara seorang muslim dengan kekafiran adalah ketika dia meninggalkan shalat. Adapun masalah hukum orang yang meninggalkan shalat, maka ada beberapa masalah yang butuh dibahas: Masalah Pertama: Hukum umum meninggalkan shalat. Kaum muslimin sepakat bahwa barangsiapa yang meninggalkan shalat tanpa ada uzur syar’i maka sungguh dia telah terjatuh ke dalam suatu dosa yang sangat besar yang akan membahayakan kehidupannya di akhirat kelak. Ibnu Al-Qayyim -rahimahullah- berkata dalam kitab Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha hal. 7, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras.” Imam Ibnu Hazm -rahimahullah- juga berkata, “Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.” (Dinukil oleh Adz- Dzahabi dalam Al-Kabair hal. 25) Dan para ulama juga telah bersepakat bahwa barangsiapa yang mengingkari wajibnya shalat lima waktu -misalnya dia meyakini sunnahnya shalat ashar- maka sungguh dia telah kafir keluar dari Islam, sama saja baik dia shalat maupun tidak. Karena keyakinan seperti ini termasuk kekafiran yang bersifat i’tiqadi (hati) di mana dia mengingkari kewajiban sebuah amalan yang telah diketahui wajibnya secara darurat (tanpa butuh dipelajari)
dalam agama Islam ini. Imam Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (1/403), “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan kaum muslimin akan kafirnya orang yang meninggalkan shalat (lima waktu) dalam keadaan dia mengingkari wajibnya.” Masalah Kedua: Hukum meninggalkan shalat karena malas. Setelah mereka bersepakat dalam masalah di atas, mereka kemudian berbeda pendapat dalam masalah orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja karena malas atau tanpa ada uzur syar’i, apakah itu merupakan perbuatan kekafiran akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama (jika syarat pengkafiran terpenuhi dan penghalangnya tidak ada) ataukah itu merupakan dosa yang sangat besar akan tetapi hanya merupakan kekafiran asghar (kecil) yang tidak mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Ada dua pendapat besar di kalangan ulama: 1. Meninggalkan shalat karena malas adalah kekafiran akbar yang mengeluarkan dari agama. Ini adalah pendapat Imam Ahmad, Said bin Jubair, Asy-Sya’bi, An-Nakhai, Al Auzai, Ayyub As-Sakhtiyani, Ibnu Al- Mubarak, Ishaq bin Rahawaih, Al- Hakam bin Utaibah, Abu Daud Ath- Thayalisi, Abu Bakar bin Abi Syaibah, Zuhair bin Harb, Abdul Malik bin Hubaib dari kalangan Al-Malikiah, pendapat sebagian ulama Asy- Syafi’iyah, pendapat Imam Syafi’i (sebagaimana yang dikatakan oleh Ath-Thahawi). Dan ini merupakan pendapat sebagian besar sahabat - bahkan sebagian ada yang menukil ijma’ berdasarkan sebagaimana dalam atsar Ibnu Syaqiq di atas-, di antaranya adalah: Umar bin Al- Khaththab, Muadz bin Jabal, Abdurrahman bin Auf, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdillah, Abu Ad- Darda`, Ali buin Abi Thalib, dan selainnya radhiallahu ‘anhum. Ishaq bin Rahawaih rahimahullah, berkata, “Telah dinyatakan dalam hadits shahih dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Dan demikianlah pendapat yang dianut oleh para ulama sejak zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai sekarang ini, bahwa orang yang sengaja meninggalkan shalat tanpa ada suatu halangan hingga keluar waktunya adalah kafir.” 2. Meninggalkan shalat karena malas adalah kekafiran asghar yang tidak mengeluarkan dari agama. Ini adalah pendapat Al-Hanafiah, Imam Malik, Ats-Tsauri, Asy-Syafi ’i, salah salah satu pendapat Imam Ahmad, dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Pendapat yang paling tepat adalah pendapat yang pertama, dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Mandah dalam Al-Iman (1/362), Ibnu Baththah dalam Al-Ibanah (2/683), Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Fatawa Kubra Al-Fiqhiah (2/32), Ibnu Al-Qayyim dalam kitab Ash-Shalah di mana beliau menukil ijma’ para sahabat akan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Dan dari kalangan masyaikh belakangan seperti: Abdurrahman bin Nashir As- Sa’di, Ibnu Baz, Ibnu Al-Utsaimin, Muqbil bin Hadi, dan selainnya - rahimahumullah-. Di antara dalil mereka adalah semua dalil yang disebutkan di atas, dan di antara dalil lainnya adalah: a. Allah Ta’ala berfirman, “Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara saudaramu seagama.” (QS. At Taubah: 11) Ayat ini tegas menunjukkan bahwa orang yang tidak bertaubat dari kesyirikan, tidak mengerjakan shalat, dan tidak menunaikan zakat maka dia bukanlah saudara kita seislam, yakni dia adalah orang kafir. Hanya saja dikecualikan darinya zakat (yakni yang meninggalkannya tidak dihukumi kafir) berdasarkan hadits Abu Hurairah tatkala Nabi - alaihishshalatu wassalam- menyebutkan siksaan yang menimpa orang yang tidak mengeluarkan zakat, kemudian beliau bersabda: ﺎَّﻣِﺇ ُﻪَﻠْﻴِﺒَﺳ ﻯَﺮَﻳ َّﻢُﺛ ﺎَّﻣِﺇَﻭ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻰﻟِﺇ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ َﻰﻟِﺇ “Kemudian (setelah dia disiksa, pent.) dia akan melihat jalannya, apakah menuju ke surga atau ke neraka. ” (HR. Abu Daud no. 1414) Hadits ini mengkhususkan makna ayat di atas, di mana hadits ini menunjukkan bahwa setelah orang yang tidak menunaikan zakat itu disiksa, maka dia akan diperlihatkan tujuan akhirnya, apakah ke dalam neraka ataukah surga. Sisi pendalilannya bahwa masih ada kemungkinan dia untuk masuk ke dalam surga, dan ini jelas menunjukkan tidak kafirnya dia. b. Sabda Nabi -alaihishshalatu wassalam- akan tidak bolehnya memberontak kepada pemerintah kecuali dia telah melakukan kekafiran yang nyata. Dari Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu ‘anhu: ﺎَﻧﺎَﻋَﺩ ُﻝْﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ  ُﻩﺎَﻨْﻌَﻳﺎَﺒَﻓ ، َﻥﺎَﻜَﻓ ﺎَﻤْﻴِﻓ َﺬَﺧَﺃ ﺎَﻨْﻴَﻠَﻋ ْﻥَﺃ ﺎَﻨْﻌَﻳﺎَﺑ ﻰَﻠَﻋ ِﻊْﻤَّﺴﻟﺍ ِﺔَﻋﺎَّﻄﻟﺍَﻭ ْﻲَﻓ َﺎﻨِﻄَﺸْﻨَﻣ ﺎَﻨِﻫَﺮْﻜَﻣَﻭ َﺎﻧِﺮْﺴُﻋَﻭ ﺎَﻧِﺮْﺴُﻳَﻭ ٍﺓَﺮْﺛَﺃَﻭ ﺎَﻨْﻴَﻠَﻋ ، ْﻥَﺃَﻭ َﻻ َﻉِﺯﺎَﻨُﻧ ُﻪَﻠْﻫَﺃ َﺮـْﻣَﺄْﻟﺍ ، َﻝﺎَﻗ : َّﻻِﺇ ْﻥَﺃ ﺍْﻭَﺮَﺗ ﺍًﺮْﻔُﻛ ﺎًﺣﺍَّﻮَﺑ ْﻢُﻛَﺪْﻨِﻋ َﻦِﻣ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻪْﻴِﻓ ﻥﺎَﻫْﺮُﺑ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajak kami, dan kamipun membai’at beliau, di antara bai’at yang diminta dari kami ialah hendaklah kami membai’at untuk senantiasa patuh dan taat, baik dalam keadaan senang maupun susah, dalam kesulitan maupun kemudahan, dan mendahulukannya atas kepentingan dari kami, dan janganlah kami menentang orang yang telah terpilih dalam urusan (kepemimpinan) ini, sabda beliau, “Kecuali jika kalian melihat kekafiran yang sangat jelas yang ada bukti kuatnya bagi kalian dari Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 6532 dan Muslim no. 3427) Dan dalam hadits yang lain beliau melarang untuk mengkudeta pemerintah selama pemerintah itu masih mengerjakan shalat. Diriwayatkan dalam shahih Muslim no. 3445, dari Ummu Salamah radliallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ُﻥْﻮُﻜَﺘَﺳ ﺀﺍَﺮـَﻣُﺃ ، َﻥْﻮُﻓِﺮْﻌَﺘَﻓ َﻥْﻭُﺮـِﻜْﻨُﺗَﻭ ، ْﻦَﻤَﻓ َﻑَﺮَﻋ َﺉَﺮَﺑ ، ْﻦَﻣَﻭ َﺮـَﻜْﻧَﺃ َﻢِﻠَﺳ ، ْﻦِﻜَﻟَﻭ َﻲِﺿَﺭ ْﻦَﻣ َﻊَﺑﺎَﺗَﻭ ، ﺍْﻮُﻟﺎَﻗ : َﻼَﻓَﺃ ْﻢُﻬُﻠِﺗﺎَﻘُﻧ ؟ َﻝﺎَﻗ : َﻻ ﺎَﻣ ﺍْﻮُّﻠَﺻ “Kelak akan ada para pemimpin di mana kalian mengenal mereka akan tetapi kalian mengingkari perbuatan mereka. Barangsiapa yang mengetahui kemungkaran (lalu mengingarinya) maka dia telah bebas dari pertanggungjawaban, barangsiapa yang menolaknya maka dia juga selamat, akan tetapi (yang berdosa adalah) siapa yang rela dan mengikuti kemungkaran tersebut. Para sahabat bertanya, “Bolehkah kami memerangi mereka?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak boleh, selama mereka mengerjakan shalat.” Maka ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat termasuk kekafiran yang sangat jelas, karena dia merupakan salah satu sebab akan bolehnya mengkudeta pemerintah, yakni jika mereka sudah tidak mengerjakan shalat. Adapun dalil-dalil dari pendapat kedua, yaitu para ulama yang tidak mengkafirkan orang yang meninggalkan shalat, maka Asy- Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata, “Siapapun yang memperhatikan dalil- dalil itu dengan seksama pasti akan menemukan bahwa dalil-dalil itu tidak keluar dari lima jenis dalil. Dan kesemuanya tidaklah bertentangan dengan dalil-dalil yang dipergunakan oleh mereka yang berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir.” Jenis pertama: Hadits-hadits tersebut dhaif dan tidak jelas. Jenis kedua: Dalilnya shahih akan tetapi tidak ada sisi pendalilan yang menjadi pijakan pendapat yang mereka anut dalam masalah ini. Jenis ketiga: Dalil-dalil umum, akan tetapi dia dikhususkan oleh hadits- hadits yang menunjukkan kekafiran orang yang meninggalkan shalat. Jenis Keempat: Dalil umum yang muqayyad (dibatasi) oleh suatu batasan yang tidak mungkin baginya meninggalkan shalat. Jenis kelima: Dalil yang disebutkan secara muqayyad (dibatasi) oleh suatu
kondisi yang menjadi alasan bagi seseorang untuk meninggalkan shalat. Lihat penjabaran dan contoh kelima jenis dalil ini dalam risalah Hukmu Tarik Ash-Shalah karya Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin -rahimahullah-. Kesimpulan: Meninggalkan shalat karena malas dan tanpa ada uzur syar’i adalah kekafiran akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam. Masalah Ketiga: Hukum bunuh bagi yang meninggalkan shalat. Mengenai hukum bunuh bagi orang yang meninggalkan shalat karena malas, ada tiga pendapat di kalangan ulama. Pendapat pertama adalah bahwa dia harus dibunuh karena dia telah murtad keluar dari Islam. Ini adalah pendapat semua ulama yang menyatakan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Mereka berdalil dengan sabda Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam-: ُﻪَﻨﻳِﺩ َﻝَّﺪَﺑ ْﻦَﻣ ُﻩﻮُﻠُﺘْﻗﺎَﻓ “Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia!” (HR. Al-Bukhari no. 2794, 6411) Pendapat kedua adalah yang menyatakan dia harus dibunuh, akan tetapi bukan karena dia kafir tapi sebagai hukum had sebagaimana yang terjadi pada pezina yang telah menikah, dia dibunuh dengan dirajam. Ini adalah pendapat semua ulama yang tidak mengkafirkan orang
yang meninggalkan shalat, kecuali Abu Hanifah. Pendapat yang ketiga adalah pendapat Abu Hanifah, di mana beliau menyatakan bahwa pelakunya cukup dikurung sampai dia mau kembali shalat dan dia tidak dibunuh. Berdasarkan pendapat yang kuat pada masalah kedua sebelumnya, maka pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini adalah pendapat yang pertama, yakni dia harus dibunuh karena dia telah murtad dari agamanya. Catatan: Yang melaksanakan hukum bunuh di sini adalah pemerintah atau yang mewakilinya, sebagaimana merekalah yang berhak menegakkan hukum- hukum had lainnya seperti rajam dan potong tangan bagi pencuri. Masalah Keempat: Kapan seseorang
dihukumi meninggalkan shalat. Dalam masalah ini, secara umum ada dua pendapat besar di kalangan para ulama yang menyatakan kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena malas: Pendapat pertama: Ibnu Hazm menyebutkan dalam Al-Muhalla (1/242), “Terdapat riwayat dari Umar, Muadz, Abdurrahman bin Auf, Abu Hurairah dan dari para sahabat yang lain, bahwa seorang yang sengaja meninggalkan shalat fardhu sekali saja hingga keluar waktunya telah kafir dan murtad.” Dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz -rahimahullah-. Pendapat yang lain: Bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak dikafirkan kecuali meninggalkannya secara total, atau bersikukuh untuk meninggalkan walaupun setelah diancam untuk dibunuh. Ini adalah pendapat Imam Ahmad di mana beliau menyatakan mengenai hadits Jabir di atas bahwa yang dimaksudkan dengan meninggalkan shalat di situ adalah meninggalkan shalat selamanya. Yang lebih tepat insya Allah pendapat yang paling terakhir. Ini adalah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiyyah sebagaimana dalam Majmu` Al-Fatawa (7/219), Ibnul Qayyim dalam Ash-Shalah hal. 60, 82, Al- Mardawi dalam kitab Al-Inshaf (1/378), dan Asy-Syaikh Ibnu Al- Utsaimin dalam Asy-Syarh Al-Mumti` (2/26). Jadi jika ada seseorang yang asalnya dia shalat hanya saja terkadang dia meninggalkannya karena malas, maka dia tetap dihukumi seorang muslim dan tidak dihukumi kafir, kecuali jika dia telah meninggalkan shalat secara menyeluruh, wallahu a’lam. Sumber: al-atsariyyah.com

Sunday 27 March 2011

letih..

Ku telah jelajahi langit dengan pikiranku tak satupun yang bisa kufahami ku telah jelajahi kehidupan dengan rasaku tak satupun yang bisa buat hati tersenyum semua hanya bayang-bayang hanya samar hingga buatku duduk termangu dan merasa semua sia-sia hingga saat ini tak ada apa-apa pikiran tak bisa berpikir lagi rasa ini beku haruskah aku hidup seperti ini hanya KAU yang bisa menjawabnya karna dihati yang paling dalam ku percaya KAU ad

Saturday 26 March 2011

Hukum Pacaran dalam Islam

1. Hukum pacaran itu bagaimana sih? …. 2. Saya ingin tanya tentang pergaulan antara pria dan wanita menurut syariat islam! dan bagaimana hukumnya apabila tidak berpacaran namun bergaul dengan pria lain dan pria itu timbul perasaan terhadap kita walaupun kita tidak ingin dikatakan berpacaran dengan pria itu walaupun wanitanya lama-lama juga timbul perasaan tertarik pada pria tersebut? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya! … 3. Saya muslimah ingin menyakan tentang hukum pacaran saya pernah dengar katanya pacaran itu haram lalu
bagi cowok untuk mengetahui sifat/ karakter pujaannya bisa mengirim saudaranya untuk mengetahui nya (mohon koreksinya), lalu bagaimana dengan cewek? apakah juga perlu mengirimkan saudaranya untuk mengetahui sifat cowok pujaanya? … Jawaban: Dalam Islam, hubungan antara pria dan wanita dibagi menjadi dua, yaitu hubungan mahram dan hubungan nonmahram. Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam Surah An-Nisa 23, yaitu mahram seorang laki-laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki-laki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri dan termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Maka, yang tidak termasuk mahram adalah sepupu, istri paman, dan semua wanita yang tidak disebutkan dalam ayat di atas. Uturan untuk mahram sudah jelas, yaitu seorang laki-laki boleh berkhalwat (berdua-duaan) dengan mahramnya, semisal bapak dengan putrinya, kakak laki-laki dengan adiknya yang perempuan, dan seterusnya. Demikian pula, dibolehkan bagi mahramnya untuk tidak berhijab di mana seorang laki- laki boleh melihat langsung perempuan yang terhitung mahramnya tanpa hijab ataupun tanpa jilbab (tetapi bukan auratnya), semisal bapak melihat rambut putrinya, atau seorang kakak laki-laki melihat wajah adiknya yang perempuan. Aturan yang lain yaitu perempuan boleh berpergian jauh/ safar lebih dari tiga hari jika ditemani oleh laki-laki yang terhitung mahramnya, misalnya kakak laki-laki mengantar adiknya yang perempuan tour keliling dunia. Aturan yang lain bahwa seorang laki-laki boleh menjadi wali bagi perempuan yang terhitung mahramnya, semisal seorang laki-laki yang menjadi wali bagi bibinya dalam pernikahan. Hubungan yang kedua adalah hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bisa berpergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya. Ada pula aturan yang lain, yaitu jika ingin berbicara dengan nonmahram, maka seorang perempuan harus didampingi oleh mahram aslinya. Misalnya, seorang siswi SMU yang ingin berbicara dengan temannya yang laki-laki harus
ditemani oleh bapaknya atau kakaknya. Dengan demikian, hubungan nonmahram yang melanggar aturan di atas adalah haram dalam Islam. Perhatikan dan renungkanlah uraian berikut ini. Firman Allah SWT yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. ” (Al-Isra: 32). “Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya …’.” (An-Nur: 30–31). Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya. Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, ‘Palingkanlah pandanganmu itu!” (HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi). Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah). “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. ” (HR Bukhari). Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, “Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi). Al-Hakim meriwayatkan, “Hati- hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya.” Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan, berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan. Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman yang artinya, ‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya.” Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya. ” Di dalam kitab Dzamm ul Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan dari Abu al-Hasan al-Wa’ifdz bahwa dia berkata, “Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa’idz wafat di kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda hitam itu pun bertanya kepadanya, ‘Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah hitam berada di wajah Anda?’ Dia menjawab, ‘Pernah pada suatu ketika aku melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, ‘Wahai Habib?’ Aku menjawab, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.’ Allah berfirman, ‘Lewatlah Kamu di atas neraka.’ Maka, aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku berkata, ‘Aduh (karena sakitnya).’ Maka. Dia memanggilku, ‘Satu kali tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka).” Hal tersebut sebagai gambaran bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak. “Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua mengajakku keluar. Maka, aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata, ‘Apa ini?’ Kedua orang itu berkata, ‘Mereka adalah orang- orang yang telah melakukan zina.” (Isi hadis tersebut kami ringkas redaksinya. Hadis di ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Di dalam kitab Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa Abu Hurairah r.a. dan Ibn Abbas r.a., keduanya berkata, Rasulullah saw. Berkhotbah, “Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barang siapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api
dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barang siapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan dibelenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan, barang siapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul, menggoda, dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut.” ‘Atha’ al-Khurasaniy berkata, “Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling bisuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya. ” Dari Ghazwan ibn Jarir, dari ayahnya bahwa mereka berbicara kepada Ali ibn Abi Thalib mengenai beberapa perbuatan keji. Lantas Ali r.a. berkata kepada mereka, “Apakah kalian tahu perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Jalla Sya’nuhu?” Mereka berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, semua bentuk zina adalah perbuatan keji di sisi Allah.” Ali r.a. berkata, “Akan tetapi, aku akan memberitahukan kepada kalian sebuah bentuk perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Tabaaraka wa Taala, yaitu seorang hamba berzina dengan istri tetangganya yang muslim. Dengan demikian, dia telah menjadi pezina dan merusak istri seorang lelaki muslim.” Kemudian, Ali r.a. berkata lagi, “Sesungguhnya akan dikirim kepada manusia sebuah aroma bisuk pada hari kiamat, sehingga semua orang yang baik maupun orang yang buruk merasa tersiksa dengan bau tersebut. Bahkan, aroma itu melekat di setiap manusia, sehingga ada seseorang yang menyeru untuk memperdengarkan suaranya kepada semua manusia, “Apakah kalian tahu, bau apakah yang telah menyiksa penciuman kalian?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak mengetahuinya. Hanya saja yang paling mengherankan, bau tersebut sampai kepada masing-masing orang dari kita.” Lantas suara itu kembali terdengar, “Sesungguhnya itu adalah aroma alat kelamin para pezina yang menghadap Allah dengan membawa dosa zina dan belum sempat bertobat dari dosa tersebut.” Bukankah banyak kejadian orang- orang yang berpacaran dan bercinta- cinta dengan orang yang telah berkeluarga? Jadi, pacaran tidak hanya mereka yang masih bujangan dan gadis, tetapi dari uisa akil balig hingga kakek nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang
umum kelihatan melakukan pacaran adalah para remaja. Namun, bukan berarti tidak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan nonmahram. Dalam Islam hubungan nonmahram ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/ lamaran dan pernikahan. “Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami). Selain dua hal tersebut di atas, baik itu dinamakan hubungan teman, pergaulan laki perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran, ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari adanya rasa suka atau bahkan cinta. Anda bahkan diperbolehkan suka kepada laki-laki yang bukan mahram, tetapi Anda diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan nonmahram tanpa mematuhi aturan di atas. Maka, hubungan atau jenis pergaulan yang Anda sebutkan dalam pertanyaan Anda adalah haram. Kalau masih ingin juga, Anda harus ditemani kakak laki- laki ataupun mahram laki-laki Anda dan Anda harus berhijab dan berjilbab
agar memenuhi aturan yang telah ditetapkan Islam. Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguh- sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan- Nya. Semoga Allah menolong kita, amin. Adapun pertanyaan berikutnya kami jawab bahwa cara mengetahui sifat calon pasangan adalah bisa tanya secara langsung dengan memakai pendamping (penengah) yang mahram. Atau, bisa melalui perantara, baik itu dari keluarga atau saudara kita sendiri ataupun dari orang lain yang dapat dipercaya. Hal ini berlaku bagi kedua belah pihak. Kemudian, bagi seorang laki-laki yang menyukai wanita yang hendak dinikahinya, sebelum dilangsungkan pernikahan, maka baginya diizinkan untuk melihat calon pasangannya untuk memantapkan hatinya dan agar tidak kecewa di kemudian hari. “Apabila seseorang hendak meminang seorang wanita kemudian ia dapat melihat sebagian yang dikiranya dapat menarik untuk menikahinya, maka kerjakanlah.” (HR Abu Daud). Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan sebagai persiapan seorang muslim apabila hendak melangsungkan pernikahan.
1. Memilih calon pasangan yang tepat.
2. Diproses melalui musyawarah dengan orang tua.
3. Melakukan salat istikharah.
4. Mempersiapkan nafkah lahir dan batin.
5. Mempelajari petunjuk agama tentang pernikahan.
6. Membaca sirah nabawiyah, khususnya yang menyangkut rumah tangga Rasulullah saw.
7. Menyelesaikan persyaratan administratif sesui dengan peraturan daerah tempat tinggal.
8. Melakukan khitbah/pinangan.
9. Memperbanyak taqarrub kepada Allah supaya memperoleh kelancaran.
10. Mempersiapkan walimah. Demikian uraian jawaban kami, wallaahu a’lam. __________________

rahasia shalat subuh

Setiap
pagi
kalau
kita
tinggal
didekat mesjid
maka
akan
terbangun
mendengar
adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut dan segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atau ke mushalla atau masjid terdekat dengan berjalan kaki. Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun pagi dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu. Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah “ash shalatu khairun minan naum”. Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat ”ash shalatu khairun minan naum”? Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain. Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat i tu? Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati. Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular. Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya. Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat. Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur. Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan kepada manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa menerangkannya saat ini. Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat ”ash shalatu khairun minan naum”? Shalat subuh lebih baik dari tidur? Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diseledikinya (dikerok). Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin. Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.
“Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu”. Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan/ melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida. Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998. Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak, dengan olahraga. Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita. Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, tatkala tamu yang tidak kita inginkan selalu saja sowan pada setiap pagi gelap, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular. Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular. Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan inginnya rangkulan terus. Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang- pasangan, siang-malam, panas- dingin, dan NO-Kontra anti NO. Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar. Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuan kita. Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke mesjid. Dan juga anda jangan jadi terlalu bersemangat, karena ingin sehat sehingga shalat subuhnya jadi 3 atau 4 rakaat. Itu tidak ada dalam petunjuk shalat. Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini. Amien

detik2 sakaratul maut

Inilah bukti cinta yang sebenar- benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya. Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada- Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah. “Siapakah itu wahai anakku ?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah. Fatimah menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan. Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh. Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka. “Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling. Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang
tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang
memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua

kepada wanita2

Mungkin
beberapa
diantaranya
telah
termaktub
di artikel
terdahulu
“Kepada Wanita
(1)
sebelumnya : 1.
Doa
wanita
lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat dari lelaki.
2. Wanita yang Sholichah itu lebih baik daripada 1000 orang lelaki yang sholeh.
3. Barang siapa yang menggembirakan anak wanitanya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah.
4. Barang siapa yang membawa hadiah ( oleh-oleh ) lalu diberikan kepada keluarganya, hendaklah mendahulukan anak wanitanya dari anak laki-laki
5. Wanita yang tinggal bersama anak- anaknya akan tinggal bersama Rosulullah SAW didalam Syurga.
6. Barang siapa mempunyai 2 atau 3 anak wanita, atau 2 atau 3 saudara wanita lalu dia bersikap ichsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa dan tanggung jawab maka baginya adalah Syurga.
7. Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak wanitanya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka ( Aisyah r.a. ).
8. Syurga dibawah telapak kaki Ibu ( Hadits )
9. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-
pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga, maka masuklah dari pintu yang dikehendaki.
10. Wanita yang taat akan suaminya serta menjaga sholat dan puasanya, semua ikan-ikan dilaut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat pada suaminya dan direlakanya. DEG 11. Apabila memanggil akan engkau dua orang Ibu Bapakmu, maka jawablah panggilan Ibumu dahulu.
12. Aisyah r. a. berkata Aku bertanya kepada Rosulullah SAW , siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? Jawab Baginda, “Suaminya” Siapa pula berhak terhadap lelaki ? Jawab Rosulullah “Ibunya” 13. Wanita apabila sholat 5 waktu, puasa 1 bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu Syurga mana saja yang dia kehendaki.
14. Tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam Syurga 10.000 tahun lebih dahulu dari
suaminya.
15. Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000
kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.
16. Apabila seorang wanita mulai sakit
hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahal orang yang berjihad pada jalan Allah.
17. Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya
18. Apabila telah lahir anaknya lalu disusuinya, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari pada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila ibu semalaman tidak tidur karena memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah . Wallahu a’lam

air putih dan kesehatan

Air Putih dan Kesehatan "Mengapa
kita harus banyak mengkonsumsi air
putih?", jika itu pertanyaan yang
selama ini bermain di benak anda,
maka hiruplah nafas dalam-dalam dan
berdoalah sebelum anda membaca artikel ini. Jawabnya cukup
mengerikan namun anda tak perlu
bersembunyi, yang perlu anda
lakukan hanyalah mengisi gelas
dengan air putih dan minum
sebanyak-banyaknya. Sejak pertama kali mempelajari biologi, anda pasti
mengatahui bahwa 80 persen tubuh
manusia terdiri dari air. Bahkan ada
dua bagian tubuh manusia yang
memiliki kadar air di atas 80 persen
dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia,
yaitu Otak dan Darah. Otak memiliki
komponen air sebanyak 90 persen,
sementara darah memiliki komponen
air 95 persen. Untuk menjaga
kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih minimal 2
liter sehari atau 8 gelas sehari. Namun
ukuran ini tidak berlaku pada anda
yang hobby merokok, sebaliknya
anda harus mengkonsumsi air putih
lebih dari 2 liter perhari. Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan
yang keluar dari tubuh, misalnya air
seni, keringat, pernapasan dan
sekresi. Setelah anda mengetahui
berapa banyak air yang wajib kita
konsumsi perharinya, marilah kita bayangkan apa jadinya bila anda
melanggar aturan tersebut atau dalam
bahasa sederhananya, anda minum
kurang dari 2 liter air putih perhari.
Jawabnya yaitu, tubuh akan
menyeimbangkan diri. Tubuh akan "menyedot" air dari komponen tubuh
sendiri. Dimulai dari komponen yang
paling dekat, darah. Lantaran air
dalam darah disedot untuk keperluan
tubuh, maka darah akan menjadi
kental sehingga perjalanannya ke seluruh tubuh menjadi kurang lancar.
Pada proses ini, ginjal akan sangat
menderita. Dalam menjalankan
tugasnya menyaring racun dari darah,
ia akan mengalami kesulitan saat
harus menyaring darah yang kental. Tak jarang darah ini akan
menyebabkan perobekan pada
glomerulus ginjal. Berbahaya?
Tergantung .. tapi yang jelas air seni
anda akan berwarna kemerahan,
sebagai pertanda mulai bocornya saringan ginjal. Jika anda tetap ''cuek''
dan tidak melakukan sesuatu untuk
menghentikan kebocoran ini, saya
sarankan untuk menyiapkan
Rp400.000 rupiah seminggu. Untuk
apa? tentu saja untuk cuci darah. Nah sekarang anda bisa menyimpulkan
apakah kebocoran saringan ginjal
termasuk hal berbahaya atau tidak,
tapi percayalah saya enggan
membayangkan memberikan amplop
berisi Rp 400.000 pada dokter tiap 7 hari sekali. Jika ditabung selama satu
tahun, bayangkan berapa banyak
uang yang akan mengisi pundi-pundi
anda. Seperti halnya saya, anda tentu
mulai ketakutan bukan, namun
tetaplah fokus dan lanjutkan membaca artikel ini, karena ternyata
masih ada yang lebih berbahaya lagi.
Masih ingat darah yang mengental
karena airnya disedot untuk
keperluan tubuh? Nah saat darah ini
mengalir lewat otak, perjalanannya pun juga tak lancarsama halnya saat ia
melewati ginjal. Akibatnya otak tidak
lagi "encer" .. kebayang kan apa yang
dimaksud otak tidak encer? tapi
sebelum pikiran anda melayang jauh,
kembalilah ke deretan kalimat di bawah ini. Sel-sel otak adalah organ
yang paling boros mengkonsumsi
makanan dan oksigen. Terhalangnya
aliran darah ini bisa menyebabkan sel-
sel otak cepat mati atau tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Bila anda juga mengidap penyakit
jantung, maka sempurnalah
penderitaan anda dengan adanya
serangan stroke .. hmm
kedengarannya seram ya?
Demikianlah apa yang bisa saya sajikan, maaf jika saya membuat anda
berkeringat dingin. Tapi sekarang
anda bisa menarik nafas lega sebab
kita menuju akhir dari artikel ini.
Sekarang segala keputusan ada di
tangan anda, mulai mengkonsumsi 8 gelas air putih perhari atau
mempersiapkan diri untuk menjalani
penderitaan duniawi .. !!

keutamaan sholat dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunnat
yang dilakukan seorang muslim
ketika waktu dhuha. Waktu dhuha
adalah waktu ketika matahari mulai
naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at
shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau
12 raka'at. Dan dilakukan dalam
satuan 2 raka'at sekali salam.
Hadits Rasulullah SAW terkait shalat
dhuha antara lain : “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya
istana disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah)
"Siapapun yang melaksanakan shalat
dhuha dengan langgeng, akan
diampuni dosanya oleh Allah,
sekalipun dosa itu sebanyak busa
lautan." (H.R Turmudzi) "Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah
SAW shalat dhuha 8 rakaat dan
bersalam tiap dua rakaat." (HR Abu
Daud)
"Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,"Nabi
SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda,?Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat
(tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan
Tirmidzi)
Pada dasarnya doa setelah shalat
dhuha dapat menggunakan do'a
apapun. Doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas shalat dhuha
adalah :
"Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha
itu adalah waktu Dhuha-Mu,
kecantikan ialah kecantikan-Mu,
keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu".
"Ya Allah, jika rezekiku masih di atas
langit, turunkanlah dan jika ada di
dalam bumi , keluarkanlah, jika sukar
mudahkanlah, jika haram sucikanlah,
jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan,
kekuatan dan kekuasaan-Mu,
limpahkanlah kepada kami segala
yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba-hamba-Mu yang shaleh".
Salat Dhuha adalah salat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah
waktu ketika matahari mulai naik
kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya
(kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu dzuhur. Jumlah raka'at salat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12
raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2
raka'at sekali salam. Hadits terkait Hadits Rasulullah SAW terkait salat dhuha antara lain : “Barang siapa salat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan
untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah) "Siapapun yang melaksanakan salat
dhuha dengan langgeng, akan
diampuni dosanya oleh Allah,
sekalipun dosa itu sebanyak buih di
lautan." (H.R Tirmidzi) "Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah
SAW salat dhuha 8 rakaat dan
bersalam tiap dua rakaat." (HR Abu
Daud) "Dari Zaid bin Arqam ra.
Berkata,"Nabi SAW keluar ke
penduduk Quba dan mereka
sedang salat dhuha‘. Ia bersabda,? Salat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah
hari)." (HR Ahmad Muslim dan
Tirmidzi) "Rasulullah bersabda di dalam
Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman,
“Wahai anak Adam, jangan sekali- kali engkau malas mengerjakan
empat rakaat salat dhuha, karena
dengan salat tersebut, Aku
cukupkan kebutuhanmu pada sore
harinya.” (HR Hakim & Thabrani) "“Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat salatnya
setelah salat shubuh karena
melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha
disertai tidak berkata sesuatu
kecuali kebaikan, maka dosa-
dosanya akan diampuni meskipun
banyaknya melebihi buih di
lautan.” (HR Abu Daud) Doa salat dhuha Pada dasarnya doa setelah salat
dhuha dapat menggunakan do'a
apapun. Doa yang biasa dilakukan
oleh Rasulullah selepas salat dhuha
adalah: Dalam tulisan latin: Allohumma innad dhuha’a dhuha uka, wal baha’a baha uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata
quwwatuka, wal qudhrota
qudhrotuka, wal ismata ismatuka.
Allohumma in kana rizqi fii sama ’i fa’anzilhu, wain’kana fil ardhi fa akhrijhu, wa’inkana mu’ syaron fa yasyirhu, wa’in kana haroman fathohirhu, wa’inkana ba’idan faqorib’hu, bihaqi dhuha’ika, wabaha’ika, wa’jamalika, wa quwwatika, wa qudhrotika, aatini
ma’ataiyta ibadakas sholihin. Artinya: Ya Allah, bahwasannya waktu
dhuha itu adalah waktuMU, dan
keagungan itu adalah
keagunganMU, dan keindahan itu
adalah keindahanMU, dan kekuatan
itu adalah kekuatanMU, dan perlindungan itu adalah
perlindunganMU. Ya Allah, jika
rizkiku masih di atas langit, maka
turunkanlah, jika masih di dalam
bumi, maka keluarkanlah, jika masih
sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah,
jika masih jauh, maka dekatkanlah,
Berkat waktu dhuha, keagungan,
keindahan, kekuatan dan
kekuasaanMU, limpahkanlah
kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-
hambaMU yang sholeh

Friday 25 March 2011

pernikahan

pernikahan itu sakral sekali untuk selamanya maka engkau wahai para pecinta tetapkan hatimu sebelum
berkata ya hingga tak ada sesal gelayuti
langkahmu di kemudian hari pernikahan adalah penyatuan dua jiwa yang mencinta maka kuatkan niatmu hingga tak kan ada salah satu
dari kalian yang akan menyerah di
kemudian hari jika kau bimbang berhentilah sejenak dan
renungkan agar kau tak terikat dalam
keterpaksaan peluk erat seseorang yang kau inginkan dalam
hidupmu habiskan waktumu bersamanya menjadi tua dan bahagia karena hidup terlalu singkat untuk dijalani bersama pilihan
yang salah

Dendamku

Aku sudah tak ingin lagi peduli
padamu
Sudah tak ingin… Kekecewaan ini tlah menumpuk
Menjadi amarah yang tak bisa
aku luapkan Aku kan diam
Diam dalam dendam
mengutukmu sepanjang malam
Bersama kelamnya mimpi yang
tlah kau injak injak Tak akan ada lagi doaku
Sungguh bisa kau pastikan itu
Untaian harap tlah terburai jadi
mantra hitam
Yang akan menghampiri tidurmu
Mencekik dan membunuhmu perlahan
Dan bila aku mati nanti
Akan kuhantui bayangmu
Terus.. Hingga kau menyadari
kehadiranku yang kau sia
siakan..

the end is silence

where do the little beggars come
from, mama?
why do they operate at the
crossroads?
don’t they have to learn math and English
or have a wonderful time with
friends? the beggars come from the sky, honey
dropped by the typhoon
along main thoroughfares,
in front of shop windows
or near garbage dumps from the sky? that must be
very close to heaven
but who are their parents, mama
why do the old people let their
children
go down to earth to sniff pollution and taste hunger have the done anything wrong
that made the parents
furious and punish them
so hard, right-a-way? no, dear
of course they love their children
dearly
and yearn for healthy food,
clean clothes, cozy homes, and
colorful toys for their treasured children although they live close to God up
there
it’s still far away from heaven, honey they have no power to go anywhere
only from the vortex of the storm
all they can do is just follow where
the hurricane takes them along is anything we can do for them,
mama? (silence)

terkutuknya aku

aku mencintaimu
Karna aku bukanlah yang terpilih
Sedang aku menghinakan diri
padamu
Malaikat pun tak mampu menulis Dalam garis takdir yang ada
Karna ia akan dicambuk bila
mendustai tuannya Engkau seperti bintang di langit
Aku selalu melemparimu untuk
jatuh
Tapi batu itu kembali memukulku Aku menangis kau hanya membisu
Kau tertawa aku terpaksa
mendengar
Benar-benar terkutuk aku! kalau tak mau bercinta denganku
Tak perlu kau meludah sampai aku
tenggelam
Bunuh saja aku! Bagiku cinta adalah engkau
Dan bagimu cinta adalah kepuasan
Sedang aku selalu lemah di
depanmu Andai saja ada dunia
Dimanapun… Dan dirimu tiada

**..Catatan...Alanboy..**: resah gelisah

**..Catatan...Alanboy..**: resah gelisah

haram bg pemakai TaTO

ِﻢْﻴِﺣَّﺮﻟﺍ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻢْﺴِﺑ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻝْﻮُﺳَﺭ ﻰَﻠَﻋ ُﻡَﻼَّﺴﻟﺍَﻭ ُﺓَﻼَّﺼﻟﺍَﻭ ِﻪﻠِﻟ ُﺪْﻤَﺤْﻟﺍ ُﺪْﻌَﺑَﻭ : Tato di tubuh bagian manapun
hukumnya haram. Berdasarkan dalil-
dalil berikut ini, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : َﻥﺍَﺫﺁ َّﻦُﻜِّﺘَﺒُﻴَﻠَﻓ ْﻢُﻬَّﻧَﺮُﻣﺂَﻟَﻭ ْﻢُﻬَّﻨَﻴِّﻨَﻣُﺄَﻟَﻭ ْﻢُﻬَّﻨَّﻠِﺿُﺄَﻟَﻭ ْﻦَﻣَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ َﻖْﻠَﺧ َّﻥُﺮِّﻴَﻐُﻴَﻠَﻓ ْﻢُﻬَّﻧَﺮُﻣﺂَﻟَﻭ ِﻡﺎَﻌْﻧَﻷْﺍ َﺮِﺴَﺧ ْﺪَﻘَﻓ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻥْﻭُﺩ ْﻦِﻣ ﺎًّﻴِﻟَﻭ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ِﺬِﺨَّﺘَﻳ ﺎًﻨْﻴِﺒُﻣ ﺎًﻧﺍَﺮْﺴُﺧ “ Dan aku benar-benar akan
menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka dan akan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga
binatang ternak), lalu mereka benar- benar memotongnya, dan akan aku
suruh mereka (mengubah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka
mengubahnya. Barangsiapa yang
menjadikan setan menjadi pelindung
selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (An- Nisa`: 119)
Makna mengubah ciptaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala, menurut seorang tabi’in Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu adalah dengan mentato.
(Lihat Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari,
4/285, Tafsir Ibnu Katsir, 1/569) Dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : َﻝﺎَﻗ ِﻪﻠﻟﺍ ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ : ِﺕﺎَﻤِﺷﺍَﻮْﻟﺍ ُﻪﻠﻟﺍ َﻦَﻌَﻟ ِﺕﺎَﺠِّﻠَﻔَﺘُﻤْﻟﺍَﻭ ِﺕﺎَﺼِّﻤَﻨَﺘُﻤْﻟﺍَﻭ ِﺕﺎَﻤِﺷْﻮَﺘْﺴُﻤْﻟﺍَﻭ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ِﻪﻠﻟﺍ َﻖْﻠَﺧ ِﺕﺍَﺮِّﻴَﻐُﻤْﻟﺍ ِﻦْﺴُﺤْﻠِﻟ ، َﻻ ﻲِﻟﺎَﻣ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﻦَﻌَﻟ ْﻦَﻣ ُﻦَﻌْﻟَﺃ ِﻪﻠﻟﺍ ِﺏﺎَﺘِﻛ ﻲِﻓ َﻮُﻫَﻭ ): ُﻝْﻮُﺳَّﺮﻟﺍ ْﻢُﻛﺎَﺗﺁ ﺎَﻣَﻭ ُﻩْﻭُﺬُﺨَﻓ ( Dari Abdullah (bin Mas’ud) radhiyallahu 'anhu beliau mengatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknati perempuan-perempuan yang mentato
dan yang minta ditato, yang mencabut/
mencukur rambut (alis), dan yang
mengikir giginya untuk memperindah.
Perempuan-perempuan yang
mengubah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Abdullah radhiyallahu 'anhu
mengatakan: “Mengapa aku tidak melaknati orang yang dilaknati Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sementara hal itu juga ada dalam Kitabullah: ‘Dan apa yang Rasul bawa untuk kalian
maka terimalah.’ (Al-Hasyr: 7).” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5931. Lihat takhrij-
nya dalam kitab Adabuz Zifaf hal. 203
dan Ash-Shahihah no. 2792 karya Al- Albani rahimahullahu ( ﻰَّﻠَﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ِﻦَﻋ ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َﻲِﺿَﺭ َﺓَﺮْﻳَﺮُﻫ ﻲِﺑَﺃ ْﻦَﻋ َﻝﺎَﻗ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ : َﺔَﻠِﺻﺍَﻮْﻟﺍ ُﻪﻠﻟﺍ َﻦَﻌَﻟ َﺔَﻤِﺷْﻮَﺘْﺴُﻤْﻟﺍَﻭ َﺔَﻤِﺷﺍَﻮْﻟﺍَﻭ َﺔَﻠِﺻْﻮَﺘْﺴُﻤْﻟﺍَﻭ Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknati wanita yang menyambung rambutnya, dan yang
meminta untuk disambungkan, wanita
yang mentato dan meminta
ditatokan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5933 dan dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu 'anhuma no. 5937)
Ya Allah jauh kan kami dari segala
godaan syetan yang terkutuk agar
kami dapat berjalan di jalan yang telah
engkau ridho'i hanya kepadaMu
hambamu memohon kan do'a dan hanya kepadaMu lah hamba
menyerahkan diri dari rasa khilaf dan
dosa.... memohon ampunan atas segala
perbuatan khilaf dan dosa semoga
engkau selalu menunjukkan jalan...
jalan yang menuju surgaMu jalan yang Engkau ridho'i... jalan yang telah
Engkau berkahi amien amien amien ya robal alamin ....

Thursday 24 March 2011

Melihat JIN DANBAGAIMANA CARANYA

Prinsip melihat jin tidak bisa dilakukan
jika jin berada dalam sosoknya yang
hakiki,kecuali jika jin itu mengambil
bentuk fisik materiil.tetapi hal itu
mudah dilakukan oleh orang yang di
anugerahi Allah dan yang berusaha untuk mendapatkan anugerah itu.
Bagaimana bentuk dan rupa jin
sebenarnya?Para jin merasa prihatin
terhadap persepsi manusia yang
keliru,yang berkembang diantara
manusia bentuk jin sangat menakutkan,wajahnya tidak karuan
dan mempunyai ekor sebagaimana
binatang,semua itu tidak berdasar dan
hanya merupakan perkiraan manusia
saja.semua itu adalah kebohongan
dan hanya untuk menakut nakuti saja. Dari hasil dialog dengan jin yang
dilakukan terbukti bahwa bentuk dan
sosok jin itu tidaklah
menakutkan.Bentuk dan sosok jin
sesuai yang diciptakan Allah adalah
mirip dengan sosok manusia,hanya ada beberapa perbedaan kecil saja
yaitu :kepala sedikit lebih besar
bandingannya dengan tubuh jin,jika
dilihat dari bentuk kepala dan tubuh
manusia.Mata jin memanjang tidak
bulat seperti mata manusia,ada yang memanjang keatas dan ada yang
sedikit miring kearah dahi,mirip
lazimnya orang orang cina atau
jepang dalam bentuk manusia tetapi
tidak bulat dan tidak sipit seperti
manusia,lazimnya lebar kalau dilihat mirip mata rusa tetapi bentuknya
memanjang.
Mata jin tidak merah seperti gambaran
selama ini,seperti mata manusia yang
beragam ada hitam,kuning,coklat tua
persis mata manusia.hitam mata jin cenderung keputih putihan,dan jika
mata jin kelihatan merah itu karena
ada sinar sinar halus dalam mata jin
yang memancarkan cahaya
merah,dan hal itu seharusnya tidak
menakutkan tetapi justru ada keindahan disinar sinar
tersebut.Telinga jin keduanya mirip
telinga kuda dalm bentuknya yang
runcing dan ada pula yang mirip
telinga kucing,kalau di amati benar
telinga kuda mirip dengan telinga kucing.
Dalam perubahan bentuk dan
penampakan jin lebih sering
menyerupai Kuda,Kucing atau
Harimau.Hudung jin terletak di tengah
wajah seperti hidung manusia,hanya kebanyakan hidung jin tidak
mancung tetapi pesek dan
bulat.tangan jin sama dengan manusia
hanya lebih memanjang
dibandingkan dengan tubuh jin itu
sendiri,jari jari panjang panjang.Kaki jin berbeda dengan kaki manusia
dalam hal letak tumit dan keruncingan
jari jarinya.
Tulang jin lebih besar dibandingkan
dengan kulit dan dagingnya,seluruh
organ tubuhnya mirip manusia tetapi dalam bentuk yang lebih kecil,semua
berfungsi seperti tubuh
manusia.begitu pula pencernaan jin
juga berfungsi sama dengan manusia
dengan lobang pembuang kotoran
sama seperti manusia sekalipun kotoran jin berbeda dengan
manusia.Kotoran jin tidak berbentuk
kasar seperti manusia,melainkan
berbentuk uap yang sangat
pekat,sedang air kencing jin
berbentuk gas yang sangat kuat tekanananya.
Jin juga memilikai alat kelamin tetapi
ukurannya lebih kecil disbanding
ukuran manusia dan dalam
bandingan tubuh jin.Jin juga
mempunyai birahi seperti manusia,bersenggama dan
mengeluarkan sperma yang pasti
berbeda dengan manusia.Kulit jin
sangat hitam pekat lebih hitam dari
kulit manusia yang paling hitam.Jin
juga berpakaian layaknya manusia,kaum wanita jin juga
berpakaian yang indah indah.
Jin terbuat dari api yang bersifat Gas
yang sangat ringan,tetapi dalam
kondisi kondisi tertentu jin bisa
terlihat juga oleh manusia.Kondisi jin bisa terlihat manusia adalah saat jin
tersebut menampakkan diri dalam
bentuk fisik dam materi.(terbukti oleh
ilmu pengetahuan: ether bukan
sejenis materi,tetapi bisa mengubah
diri menjadi materi melalui senyawa dengan unsur unsur lain.Dalam buku
Watak dunia fisika oleh Sir Arthur
stantley Eddington)
Ada dua perbedaan antara jin setan
dan jin muslim,jin setan kaki kirinya
memakai satu terumpah kaki kanan dibiarkan telanjang,Kalau jin muslim
kedua kakinya memakai terumpah.
Terumpah jin terbuat dari daun
papyrus yaitu daun yang dipakai raja
Fir’aun sebagai alat tulis. Nah jadi sebenarnya Jin tidak bisa
dilihat pleh manusia kecuali dengan
kehendak Yang Maha Kuasa semua
bisa terjadi.

alam gaib..dari pandangan sisi agama

Alam dibedakan atas alam ghaib
(seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan
neraka) dan alam tampak. Ghaib
menurut bahasa berarti yang tidak
tampak. Allah-lah yang paling
mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang
ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr :
22)”. “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di
langit dan di bumi dan Aku
mengetahui apa yang kalian
tampakkan dan apa yang kalian
sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33 )”. Kita harus beriman kepada yang
ghaib. “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa. Yaitu
mereka yang beriman kepada yang
ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang
ghaib secara benar dengan cara
ikhbari, yakni sejauh apa yang
dikemukakan oleh Allah dan Rasul-
Nya (Al-Qur’аn dan Aѕ-Sunnah). Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah
merupakan ujian bagi manusia selama
dia hidup di dunia. Manusia diuji
apakah ketika di dunia dia beriman
kepada Allah, Hari Akhir, surga,
neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya. Malaikat Malaikat merupakan tentara-tentara
Allah yang ditugaskan untuk urusan-
urusan tertentu. Diantara malaikat-
malaikat Allah kita mengenal antara
lain malaikat yang sepuluh, delapan
malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-
malaikat yang ditugaskan untuk
menolong orang-orang mukmin yang
sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9). Sifat-sifat malaikat : 1) Memiliki dua, tiga, atau empat sayap
(QS Faathir : 1), kecuali Jibril – yang merupakan malaikat yang paling
besar - memiliki 600 atau 700 sayap
(Shahih Al-Bukhari). 2) Suka berkumpul di majelis-majelis
dzikir / ilmu sembari memohonkan
ampun bagi yang ada disitu dan
mengepak-ngepakkan sayap mereka
sebagai tanda ridha. 3) Merupakan tentara-tentara Allah
yang tidak pernah bermaksiat
(membangkang) atas perintah Allah
kepada mereka dan senantiasa
mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh Allah kepada mereka. 4) Tidak menikah, tidak makan, dan
tidak minum. 5) Tidak memasuki rumah yang
didalamnya terdapat patung-patung
atau gambar-gambar yang
diharamkan. 6) Menyukai tempat-tempat yang
bersih. Jin Jin dan manusia yang dua makhluq
Allah yang dibebani dengan syariat
agama, sehingga dikenai pahala dan
siksa. Semua jin bisa meninggal dunia
kecuali Iblis dan keturunannya yang
ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin
tetapi setelah menolak sujud kepada
Adam atas perintah Allah, ia beserta
keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi
Iblis dan keturunannya kafir
seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang
kafir ini sering juga disebut sebagai
syaithan karena memiliki sifat yang
serupa. Disamping itu, istilah syaithan
juga dipakai untuk manusia yang
memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana
manusia, ada yang benar-benar taat
dan ada pula yang suka berbuat
maksiat. Syaithan dan jin menikah, makan, dan
juga minum. Keduanya tingal di alam
yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi
mereka bisa melihat manusia. Tetapi
jika mereka menampakkan diri di
alam tampak dalam wujud alam tampak maka manusia bisa melihat
mereka. Syaithan dan jin yang ingkar
menyukai tempat-tempat yang kotor
dan juga rumah-rumah yang tidak
dibacakan Al-Qur ’аn didalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya
tidak pernah berdzikir kepada Allah. Qarin (Pendamping) Manusia Allah telah menetapkan bahwa setiap
manusia didampingi oleh seorang
malaikat (yang senantiasa mengajak
kepada kebaikan) dan seorang jin
kafir (yang senantiasa mengajak
kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir
kecuali jin qarin Rasulullah yang telah
diislamkan oleh Allah. Interaksi antara Jin dan Manusia 1) Dari sisi penciptaan, manusia lebih
baik dan lebih mulia daripada jin.
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-
baik penciptaan (QS At-Tiin )”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan
keturunan Adam (manusia) … (QS Al- Isra’)”. 2) Rasul-rasul Allah adalah dari
kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa
mendengarkan dakwah mereka
karena jin bisa melihat dan
mendengarkan mereka dari alam
mereka. 3) Dalam syariat Nabi Muhammad saw,
kita dilarang untuk meminta
perlindungan dan meminta
pertolongan kepada jin, meskipun
dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang
meminta perlindungan kepada
sekelompok jin sehingga para jin itu
menjadi semakin congkak (QS Al-Jin )”. 4)Islam mengharamkan pernikahan
antara jin dan manusia. Tentang Peramalan Syaithan senantiasa berusaha untuk
mencuri berita langit dengan cara
saling berpikul-pikulan diantara
mereka sehingga yang diatas
menyampaikan kepada yang
dibawahnya. Jika telah sampai pada syaithan yang paling bawah maka
syaithan tersebut akan
menyampaikannya pada tukang
ramal (dukun). Tetapi setiap kali
mereka berusaha mencuri berita langit
itu, Allah menjadikan suluh-suluh api yang menyambar mereka. Sebagian
besar usaha pencurian mereka
senantiasa gagal tetapi jika sekali saja
mereka berhasil mencuri maka satu
berita benar itu akan dibungkus
dengan 99 kedustaan dan kebatilan. Tentang Sihir Sihir merupakan salah satu dosa
besar. Dalam hukum Islam, pelaku
sihir harus dihukum mati. Sihir ada
yang berupa tipuan pandangan mata
dan ada pula yang menyakiti orang
lain. Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan
Jin di Alam Manusia Faktor-faktor penyebab campur
tangan dan gangguan jin di alam
manusia melalui berbagai pintu,
antara lain: a. Pintu kelemahan kondisi psikologis
(kejiwaan) seperti : Perasaan takut
sekali, sedih sekali, marah sekali,
kelalaian hati dari zikrudllah dan
semacamnya b. Pintu memperturutkan hawa nafsu
di tengah maraknya berbagai
kemaksiatan. c. Pintu bid’ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di
tengah – tengah masyarakat. d. Pintu dunia perdukunan, peramalan
dan sejenisnya. e. Pintu dunia beladiri dan olah
kanoragan dengan menggunakan
tenaga dalam. f. Pintu dunia olah pernafasan,
meditasi dan semacamnya. g. Pintu dunia pengobatan alternatif
supranatural. h. Kencederungan umum masyarakat
kepada dunia klenik, mistik dan
misteri. i. Dan lain – lain. Tentang Ruqyah Syar’iyah Definisi: Ruqyah Syar’iyah adalah sebuah terapi syar’i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’аn dan ԁο′a-ԁο′a perlindungan yang bersumber dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang dilakukan seorang
muslim, baik dengan tujuan untuk
penjagaan dan perlindungan diri
sendiri atau orang lain dari pengaruh
jahat pandangan mata (al-’ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh
sihir, gangguan kejiwaan, berbagai
penyakit fisik dan lain-lain; Maupun
dengan tujuan untuk pengobatan dan
penyembuhan bagi orang yang
terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit tersebut. Penting: Istilah Ruqyah disertai kata
Syar’iyah dimaksudkan bahwa, terapi ini dalam pelaksanaannya harus
murni semurni-murninya sesuai
dengan batasan-batasan Syari’ah Islam yang berdasarkan Al-Qur ’аn dan Aѕ-Sunnah. Dan hal itu baik dalam kemurnian Aqidah, niat dan tujuan,
muatan dan isi, maupun tata cara
pelaksanaan. Jadi harus bersih
sebersih-bersihnya dari unsur-unsur
campuran yang tidak berdasar
(bid’ah) dan yang melanggar hukum Syara’. Urgensi Ruqyah Syar’iyah 1. Menghidupkan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal penjagaan dan perlindungan diri serta
terapi pengobatan penyakit jiwa
maupun fisik. 2. Minimnya pembentengan diri
dengan wirid – wirid dan dzikir- dzikir syar’i, sehingga banyak kalangan yang berpeluang terkena pengaruh
buruk pandangan mata kedengkian
manusia dan jin. Disamping
banyaknya korban kejahatan dunia
sihir dan perdukunan. Perisai Diri 1. Secara umum, jagalah ketaatan dan
jauhi kemaksiatan. 2. Peliharalah sholat fardhu dan juga
sholat-sholat nafilah, khususnya
sholat rawatib, qiyamul lail (minimal
witir) dan sholat dhuha. 3. Perbanyaklah membaca Al-Qur ’аn setiap hari, khususnya pada malam
hari, dan lebih afdhal jika disertai
dengan membaca terjemah tafsirnya
untuk tadabbur. 4. Persempitlah jalan syaithan dalam
diri dengan banyak berpuasa, minimal
tiga hari setiap bulan. 5. Basahi lidah dan bibir dengan
banyak berdzikir, baik dzikir secara
khusus pada kesempatan-
kesempatan tertentu maupun dzikir
secara umum seperti bertasbih,
bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain. 6. Jagalah wirid dzikir pagi dan petang
dengan Al-Ma’tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur’аn dan Aѕ- Sunnah. 7. Bekali diri dengan ilmu yang shahih
berdasarkan Al-Qur ’аn dan Aѕ-Sunnah sesuai manhaj аѕ-salaf ash-shalih, dengan banyak membaca, konsultasi,
mengikuti kajian-kajian Islam secara
manhaji, dan lain-lain; khususnya
dalam tema-tema aqidah,
tazkiyatunnafs, tafsir Al-Qur ’аn, dan Al-Hadits. 8. Jauhilah kebiasaan melamun dan
mengkhayal, serta hindarkan pikiran
dari hal-hal yang membebani sampai
membuat gelisah, sedih, takut,
tertekan, marah, putus asa, dan lain-
lain. 9. Pertahankan diri selalu berada di
tengah lingkar pertemanan dan
kebersamaan islami yang istiqamah. 10. Sering-seringlah bermuhasabah
diri diikuti taubat dan istighfar. 11. Usahakan selalu dalam keadaan
suci (berwudhu). 12. Tidurlah secara islami (sesuai
Sunnah), dengan cara : a. Niat (tidur dengan sengaja). b. Berwudhu. c. Membersihkan dan merapikan
tempat tidur. d. Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33
kali dan takbir 34 kali. e. Membaca Ayat Kursi dan dua ayat
terakhir Surat Al-Baqarah. f. Mendekatkan kedua telapak tangan
ke mulut, meniup, dan membaca
surat-surat: Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan
An-Naas, lalu mengusapkan pada
anggota badan semerata mungkin.
Dan ini dilakukan tiga kali. g. Membaca doa tidur. h. Tidur dengan cara berbaring miring
ke kanan. i. Jika bermimpi buruk hendaklah : 1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali. 2) Berta’awwudz. 3) Mengubah posisi tidur. 4) Tidak menceritakannya. 5) Lebih baik jika bangun, berwudhu,
lalu sholat. j. Membaca doa bangun tidur

kehidupan alam jin

Jin memang diakui keberadaannya
dalam syariat. Sayangnya, banyak
masyarakat yang menyikapinya
dengan dibumbui klenik mistis.
Bahkan belakangan, tema jin dan
alam ghaib menjadi salah satu komoditi yang menyesaki tayangan
berbagai media. Fenomena alam jin akhir-akhir ini
menjadi topik yang ramai
diperbincangkan dan hangat di bursa
obrolan. Menggugah keinginan
banyak orang untuk mengetahui
lebih jauh dan menyingkap tabir rahasianya, terlebih ketika mereka
banyak disuguhi tayangan-tayangan
televisi yang sok berbau alam ghaib.
Lebih parah lagi, pembahasan seputar
itu tak lepas dari pemahaman mistik
yang menyesatkan dan membahayakan aqidah. Padahal alam
ghaib, jin, dan sebagainya merupakan
perkara yang harus diimani
keberadaannya dengan benar. Membahas topik seputar jin sendiri
sejatinya sangatlah panjang. Sampai-
sampai guru kami Asy-Syaikh Muqbil
bin Hadi rahimahullahu mengatakan:
“Bila ada seseorang yang menulisnya, tentu akan keluar menjadi sebuah
buku seperti Bulughul Maram atau
Riyadhus Shalihin, dilihat dari sisi
klasifikasinya, yang muslim dan yang
kafir, penguasaan jin dan setan, serta
godaan-godaannya terhadap Bani Adam.” ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Keagamaan Kaum Jin Jin tak jauh berbeda dengan Bani
Adam. Di antara mereka ada yang
shalih dan ada pula yang rusak lagi
jahat. Seperti firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala menghikayatkan mereka: َﻖِﺋﺍَﺮَﻃ ﺎَّﻨُﻛ َﻚِﻟَﺫ َﻥْﻭُﺩ ﺎَّﻨِﻣَﻭ َﻥْﻮُﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ﺎَّﻨِﻣ ﺎَّﻧَﺃَﻭ ﺍًﺩَﺪِﻗ “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di
antara kami ada (pula) yang tidak
demikian halnya. Adalah kami
menempuh jalan yang berbeda-
beda.” (Al-Jin: 11) Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: ْﻦَﻤَﻓ َﻥْﻮُﻄِﺳﺎَﻘْﻟﺍ ﺎَّﻨِﻣَﻭ َﻥْﻮُﻤِﻠْﺴُﻤْﻟﺍ ﺎَّﻨِﻣ ﺎَّﻧَﺃَﻭ ﺍًﺪَﺷَﺭ ﺍْﻭَّﺮَﺤَﺗ َﻚِﺌَﻟﻭُﺄَﻓ َﻢَﻠْﺳَﺃ “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada
(pula) orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran.” (Al-Jin: 14) Di antara mereka ada yang kafir, jahat
dan perusak, ada yang bodoh, ada
yang sunni, ada golongan Syi’ah, serta ada juga golongan sufi. Diriwayatkan dari Al-A ’masy, beliau berkata: “Jin pernah datang menemuiku, lalu kutanya: ‘Makanan apa yang kalian sukai?’ Dia menjawab: ‘Nasi.’ Maka kubawakan nasi untuknya, dan aku melihat sesuap
nasi diangkat sedang aku tidak
melihat siapa-siapa. Kemudian aku
bertanya: ‘Adakah di tengah-tengah kalian para pengikut hawa nafsu
seperti yang ada di tengah-tengah
kami?’ Dia menjawab: ‘Ya.’ ‘Bagaimana keadaan golongan Rafidhah yang ada di tengah kalian?” tanyaku. Dia menjawab: ‘Merekalah yang paling jelek di antara kami’.” Ibnu Katsir rahimahullahu berkata:
“Aku perlihatkan sanad riwayat ini pada guru kami, Al-Hafizh Abul Hajjaj
Al-Mizzi, dan beliau mengatakan:
‘Sanad riwayat ini shahih sampai Al- A’masy’.” (Tafsir Al-Qur`anul ’Azhim, 4/451) ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Mendakwahi Jin Dakwah memiliki kedudukan yang
sangat agung. Dakwah merupakan
bagian dari kewajiban yang paling
penting yang diemban kaum muslimin
secara umum dan para ulama secara
lebih khusus. Dakwah merupakan jalan para rasul, di mana mereka
merupakan teladan dalam persoalan
yang besar ini. Karena itulah Allah Subhanahu wa
Ta’ala mewajibkan para ulama untuk menerangkan kebenaran dengan
dalilnya dan menyeru manusia
kepadanya. Sehingga keterangan itu
dapat mengeluarkan mereka dari
gelapnya kebodohan, dan
mendorong mereka untuk melaksanakan urusan dunia dan
agama sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Dakwah yang diemban Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dakwah yang universal, tidak terbatas
kepada kaum tertentu tetapi untuk
seluruh manusia. Bahkan kaum jin
pun menjadi bagian dari sasaran
dakwahnya. Al-Qur`an telah mengabarkan kepada
kita bahwa sekelompok kaum jin
mendengarkan Al-Qur`an,
sebagaimana tertera dalam surat Al-
Ahqaf ayat 29-32. Kemudian Allah
menyuruh Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memberitahukan yang
demikian itu. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: ِّﻦِﺠْﻟﺍ َﻦِﻣ ٌﺮَﻔَﻧ َﻊَﻤَﺘْﺳﺍ ُﻪَّﻧَﺃ َّﻲَﻟِﺇ َﻲِﺣْﻭُﺃ ْﻞُﻗ ﺎًﺒَﺠَﻋ ﺎًﻧﺁْﺮُﻗ ﺎَﻨْﻌِﻤَﺳ ﺎَّﻧِﺇ ﺍﻮُﻟﺎَﻘَﻓ “Katakanlah (hai Muhammad): ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya:
sekumpulan jin telah mendengarkan
Al-Qur`an, lalu mereka berkata:
‘Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur`an yang
menakjubkan’,” dan seterusnya. (Lihat Al-Qur`an surat Al-Jin: 1) Tujuan dari itu semua adalah agar
manusia mengetahui ihwal kaum jin,
bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada segenap
manusia dan jin. Di dalamnya terdapat
petunjuk bagi manusia dan jin serta
apa yang wajib bagi mereka yakni
beriman kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Rasul-Nya, dan hari akhir. Juga taat kepada Rasul-Nya dan larangan
dari melakukan kesyirikan dengan jin. Jika jin itu sebagai makhluk hidup,
berakal dan dibebani perintah dan
larangan, maka mereka akan
mendapatkan pahala dan siksa.
Bahkan karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diutus kepada mereka,
maka wajib atas seorang muslim
untuk memberlakukan di tengah-
tengah mereka seperti apa yang
berlaku di tengah-tengah manusia
berupa amar ma’ruf nahi mungkar dan berdakwah seperti yang telah
disyariatkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan Rasul-Nya. Juga seperti yang telah diserukan dan dilakukan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas mereka. Bila mereka menyakiti, maka
hadapilah serangannya seperti saat
membendung serangan manusia.
(Idhahu Ad-Dilalah fi ‘Umumi Ar- Risalah, hal. 13 dan 16) Mendakwahi kaum jin tidaklah
mengharuskan seseorang untuk
terjun menyelami seluk-beluk alam
dan kehidupan mereka, serta bergaul
langsung dengannya. Karena semua
ini tidaklah diperintahkan. Sebab, lewat majelis-majelis ta’lim dan kegiatan dakwah lainnya yang
dilakukan di tengah-tengah manusia
berarti juga telah mendakwahi
mereka.
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi
rahimahullahu berkata: “Bisa jadi ada sebagian orang mengira bahwa para
jin itu tidak menghadiri majelis-majelis
ilmu. Ini adalah sangkaan yang keliru.
Padahal tidak ada yang dapat
mencegah mereka untuk
menghadirinya, kecuali di antaranya ada yang mengganggu dan ada
setan-setan.
Maka kita katakan: ِﻦْﻴِﻃﺎَﻴَّﺸﻟﺍ ِﺕﺍَﺰَﻤَﻫ ْﻦِﻣ َﻚِﺑ ُﺫْﻮُﻋَﺃ ِّﺏَﺭ ْﻞُﻗَﻭ . ِﻥْﻭُﺮُﻀْﺤَﻳ ْﻥَﺃ ِّﺏَﺭ َﻚِﺑ ُﺫْﻮُﻋَﺃَﻭ “Ya Rabbku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan.
Dan aku berlindung (pula) kepada
Engkau ya Rabbku, dari kedatangan
mereka kepadaku. ” (Al-Mu`minun: 97-98) [lihat Nashihatii li Ahlis Sunnah
Minal Jin] ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Adakah Rasul dari Kalangan Jin? Para ulama berselisih pendapat
tentang masalah ini, apakah dari
kalangan jin ada rasul, ataukah rasul
itu hanya dari kalangan manusia?
Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ْﻢُﻜْﻨِﻣ ٌﻞُﺳُﺭ ْﻢُﻜِﺗْﺄَﻳ ْﻢَﻟَﺃ ِﺲْﻧِﻹْﺍَﻭ ِّﻦِﺠْﻟﺍ َﺮَﺸْﻌَﻣﺎَﻳ َﺀﺎَﻘِﻟ ْﻢُﻜَﻧْﻭُﺭِﺬْﻨُﻳَﻭ ﻲِﺗﺎَﻳﺁ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﻥْﻮُّﺼُﻘَﻳ ﺎَﻨِﺴُﻔْﻧَﺃ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻧْﺪِﻬَﺷ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ﺍَﺬَﻫ ْﻢُﻜِﻣْﻮَﻳ ْﻢِﻬِﺴُﻔْﻧَﺃ ﻰَﻠَﻋ ﺍﻭُﺪِﻬَﺷَﻭ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ُﺓﺎَﻴَﺤْﻟﺍ ُﻢُﻬْﺗَّﺮَﻏَﻭ َﻦْﻳِﺮِﻓﺎَﻛ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ْﻢُﻬَّﻧَﺃ “Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu
rasul-rasul dari golongan kamu
sendiri yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi
peringatan kepadamu terhadap
pertemuanmu dengan hari ini?” Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’. Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan
mereka menjadi saksi atas diri mereka
sendiri bahwa mereka adalah orang-
orang yang kafir.” (Al-An ’am: 130) Sebagian ulama berdalil dengan ayat
ini untuk menyatakan bahwa ada
rasul dari kalangan jin. Juga
berdalilkan dengan sebuah atsar
(riwayat) dari Adh-Dhahhak ibnu
Muzahim. Beliau mengatakan bahwa ada rasul dari kalangan jin. Yang
berpendapat seperti ini di antaranya
adalah Muqatil dan Abu Sulaiman,
namun keduanya tidak menyebutkan
sandaran (dalil)-nya. (Zadul Masir,
3/125) Yang benar, wal ’ilmu ’indallah, tidak ada rasul dari kalangan jin. Dan
pendapat inilah yang para salaf dan
khalaf berada di atasnya. Adapun
atsar yang datang dari Adh-Dhahhak,
telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir
dalam Tafsir-nya (12/121). Namun di dalam sanadnya ada syaikh (guru)
Ibnu Jarir yang bernama Ibnu Humaid
yakni Muhammad bin Humaid Abu
Abdillah Ar-Razi. Para ulama banyak
membicarakannya, seperti Al-Imam
Al-Bukhari telah berkata tentangnya: “Fihi nazhar (perlu ditinjau kembali, red.).” Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata: “Dia, bersamaan dengan kedudukannya
sebagai imam, adalah mungkarul
hadits, pemilik riwayat yang aneh-
aneh.” (Siyarul A’lam An-Nubala`, 11 / 530). Lebih lengkapnya silahkan
pembaca merujuk kitab-kitab al-jarhu
wa ta’dil. Ibnu Katsir rahimahullahu berkata:
“Tidak ada rasul dari kalangan jin seperti yang telah dinyatakan Mujahid
dan Ibnu Juraij serta yang lainnya dari
para ulama salaf dan khalaf. Adapun
berdalil dengan ayat –yakni Al-An ’am: 130–, maka perlu diteliti ulang karena masih terdapatnya kemungkinan,
bukan merupakan sesuatu yang
sharih (jelas pendalilannya). Sehingga
kalimat ‘dari golongan kamu sendiri’ maknanya adalah ‘dari salah satu golongan kamu’.” (Lihat Tafsir Al- Qur`anul ‘Azhim, 2/188) ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Menikah dengan Jin Menikah adalah satu-satunya cara
terbaik untuk mendapatkan
keturunan. Karena itulah Allah
Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkannya untuk segenap
hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman: ْﻦِﻣ َﻦْﻴِﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍَﻭ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﻰَﻣﺎَﻳَﻷْﺍ ﺍﻮُﺤِﻜْﻧَﺃَﻭ ْﻢُﻜِﺋﺎَﻣِﺇَﻭ ْﻢُﻛِﺩﺎَﺒِﻋ “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-
orang yang layak (menikah) dari
hamba-hamba sahayamu yang
perempuan.”(An-Nuur: 32) Kaum jin memiliki keturunan dan anak
keturunannya beranak-pinak,
sebagaimana manusia berketurunan
dan anak keturunannya beranak-
pinak. Allah Subhanahu wa Ta ’ala berfirman: ْﻢُﻜَﻟ ْﻢُﻫَﻭ ﻲِﻧْﻭُﺩ ْﻦِﻣ َﺀﺎَﻴِﻟْﻭَﺃ ُﻪَﺘَّﻳِّﺭُﺫَﻭ ُﻪَﻧْﻭُﺬِﺨَّﺘَﺘَﻓَﺃ ٌّﻭُﺪَﻋ “Patutkah kalian mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain-Ku, sedangkan
mereka adalah musuh kalian?” (Al- Kahfi: 50) Kalangan kaum jin itu ada yang
berjenis laki-laki dan ada juga
perempuan, sehingga untuk
mendapatkan keturunan merekapun
saling menikah. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: ٌّﻥﺎَﺟ َﻻَﻭ ْﻢُﻬَﻠْﺒَﻗ ٌﺲْﻧِﺇ َّﻦُﻬْﺜِﻤْﻄَﻳ ْﻢَﻟ “Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni
surga yang menjadi suami mereka)
dan tidak pula oleh jin.” (Ar-Rahman: 56) Artha’ah Ibnul Mundzir rahimahullahu berkata: “Dhamrah ibnu Habib pernah ditanya: ‘Apakah jin akan masuk surga?’ Beliau menjawab: ‘Ya, dan mereka pun menikah. Untuk jin yang
laki-laki akan mendapatkan jin yang
perempuan, dan untuk manusia yang
jenis laki-laki akan mendapatkan
yang jenis
perempuan’.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 4/288) Termasuk kasih sayang Allah
Subhanahu wa Ta’ala terhadap Bani Adam, Allah Subhanahu wa Ta ’ala menjadikan untuk mereka suami-
suami atau istri-istri dari jenis mereka
sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ﺎًﺟﺍَﻭْﺯَﺃ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَﺃ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜَﻟ َﻖَﻠَﺧ ْﻥَﺃ ِﻪِﺗﺎَﻳﺁ ْﻦِﻣَﻭ ًﺔَﻤْﺣَﺭَﻭ ًﺓَّﺩَﻮَﻣ ْﻢُﻜَﻨْﻴَﺑ َﻞَﻌَﺟَﻭ ﺎَﻬْﻴَﻟِﺇ ﺍﻮُﻨُﻜْﺴَﺘِﻟ “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya. Dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang.” (Ar-Rum: 21) Perkara ini, yakni pernikahan antara
manusia dengan manusia adalah hal
yang wajar, lumrah dan sesuai tabiat,
karena adanya rasa cinta dan kasih
sayang di tengah-tengah mereka.
Persoalannya, mungkinkah terjadi pernikahan antara manusia dengan
jin, atau sebaliknya jin dengan
manusia? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu berkata: “Pernikahan antara manusia dengan jin memang
ada dan dapat menghasilkan anak.
Peristiwa ini sering terjadi dan
populer. Para ulama pun telah
menyebutkannya. Namun
kebanyakan para ulama tidak menyukai pernikahan dengan
jin.” (Idhahu Ad-Dilalah hal. 16) 1 Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi
rahimahullahu mengatakan: “Para ulama telah berselisih pendapat
tentang perkara ini sebagaimana
dalam kitab Hayatul Hayawan karya
Ad-Dimyari. Namun menurutku, hal itu
diperbolehkan, yakni laki-laki yang
muslim menikahi jin wanita yang muslimah. Adapun firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala: ﺎًﺟﺍَﻭْﺯَﺃ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَﺃ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜَﻟ َﻖَﻠَﺧ ْﻥَﺃ ِﻪِﺗﺎَﻳﺁ ْﻦِﻣَﻭ ًﺔَﻤْﺣَﺭَﻭ ًﺓَّﺩَﻮَﻣ ْﻢُﻜَﻨْﻴَﺑ َﻞَﻌَﺟَﻭ ﺎَﻬْﻴَﻟِﺇ ﺍﻮُﻨُﻜْﺴَﺘِﻟ “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepada-nya…” (Ar-Rum: 21), maka –maknanya– ini adalah anugrah yang terbesar di mana manusia yang
jenis laki-laki menikah dengan
manusia yang jenis perempuan, dan
jin laki-laki dengan jin perempuan. Tetapi jika seorang laki-laki dari
kalangan manusia menikah dengan
seorang perempuan dari kalangan jin,
maka kita tidak memiliki alasan dari
syariat yang dapat mencegahnya.
Demikian juga sebaliknya. Hanya saja Al-Imam Malik rahimahullahu tidak
menyukai bila seorang wanita terlihat
dalam keadaan hamil, lalu dia ditanya:
“Siapa suamimu?” Dia menjawab: “Suamiku dari jenis jin.” Saya (Asy-Syaikh Muqbil) katakan:
“Memungkinkan sekali fenomena yang seperti ini membuka peluang
terjadinya perzinaan dan
kenistaan.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin) ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Meminta Bantuan Jin Sangat rasional dan amatlah sesuai
dengan fitrah bila yang lemah
meminta bantuan kepada yang kuat,
dan yang kekurangan meminta
bantuan kepada yang serba
kecukupan. Manusia lebih mulia dan lebih tinggi
kedudukannya daripada jin. Sehingga
sangatlah jelek dan tercela bila
manusia meminta bantuan kepada jin.
Selain itu, bila ternyata yang dimintai
bantuannya adalah setan, maka secara perlahan, setan itu akan
menyuruh kepada kemaksiatan dan
penyelisihan terhadap agama Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ٍﻝﺎَﺟِﺮِﺑ َﻥْﻭُﺫْﻮُﻌَﻳ ِﺲْﻧِﻹْﺍ َﻦِﻣ ٌﻝﺎَﺟِﺭ َﻥﺎَﻛ ُﻪَّﻧَﺃَﻭ ﺎًﻘَﻫَﺭ ْﻢُﻫْﻭُﺩﺍَﺰَﻓ ِّﻦِﺠْﻟﺍ َﻦِﻣ “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin. Maka
jin-jin itu menambah ketakutan bagi
mereka.” (Al-Jin: 6) Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Ada sekelompok orang dari kalangan manusia yang menyembah
beberapa dari kalangan jin, lalu para
jin itu masuk Islam. Sementara
sekelompok manusia yang
menyembahnya itu tidak mengetahui
keislamannya, mereka tetap menyembahnya sehingga Allah
Subhanahu wa Ta’ala mencela mereka.” (Diambil dari Qa’idah ’Azhimah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 24) Jin tidak mengetahui perkara yang
ghaib dan tidak punya kekuatan
untuk memberikan kemudharatan
tidak pula mendatangkan
kemanfaatan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: ِﻪِﺗْﻮَﻣ ﻰَﻠَﻋ ْﻢُﻬَّﻟَﺩ ﺎَﻣ َﺕْﻮَﻤْﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﺎَﻨْﻴَﻀَﻗ ﺎَّﻤَﻠَﻓ ِﺖَﻨَّﻴَﺒَﺗ َّﺮَﺧ ﺎَّﻤَﻠَﻓ ُﻪَﺗَﺄَﺴْﻨِﻣ ُﻞُﻛْﺄَﺗ ِﺽْﺭَﻷْﺍ ُﺔَّﺑﺍَﺩ َّﻻِﺇ ﻲِﻓ ﺍﻮُﺜِﺒَﻟ ﺎَﻣ َﺐْﻴَﻐْﻟﺍ َﻥْﻮُﻤَﻠْﻌَﻳ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ْﻮَﻟ ْﻥَﺃ ُّﻦِﺠْﻟﺍ ِﻦْﻴِﻬُﻤْﻟﺍ ِﺏﺍَﺬَﻌْﻟﺍ “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjukkan kematiannya itu
kepada mereka kecuali rayap yang
memakan tongkatnya. Maka tatkala ia
telah tersungkur, tahulah jin itu
bahwa kalau mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak
tetap dalam siksa yang
menghinakan.” (Saba`: 14) Jin tidak memiliki kemampuan untuk
menolak mudharat atau
memindahkannya. Jin tidak bisa
mentransfer penyakit dari tubuh
manusia ke dalam tubuh binatang.
Demikian pula manusia, tidak punya kemampuan untuk itu. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ْﻦَﻣ َﻢَﻠْﻌَﻨِﻟ َّﻻِﺇ ٍﻥﺎَﻄْﻠُﺳ ْﻦِﻣ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُﻪَﻟ َﻥﺎَﻛ ﺎَﻣَﻭ َﻚُّﺑَﺭَﻭ ٍّﻚَﺷ ﻲِﻓ ﺎَﻬْﻨِﻣ َﻮُﻫ ْﻦَّﻤِﻣ ِﺓَﺮِﺧﻵْﺎِﺑ ُﻦِﻣْﺆُﻳ ٌﻆْﻴِﻔَﺣ ٍﺀْﻲَﺷ ِّﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ . َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ ﺍﻮُﻋْﺩﺍ ِﻞُﻗ ٍﺓَّﺭَﺫ َﻝﺎَﻘْﺜِﻣ َﻥْﻮُﻜِﻠْﻤَﻳ َﻻ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻥْﻭُﺩ ْﻦِﻣ ْﻢُﺘْﻤَﻋَﺯ ﺎَﻤِﻬْﻴِﻓ ْﻢُﻬَﻟ ﺎَﻣَﻭ ِﺽْﺭَﻷْﺍ ﻲِﻓ َﻻَﻭ ِﺕﺍَﻮَﻤَّﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ٍﺮْﻴِﻬَﻇ ْﻦِﻣ ْﻢُﻬْﻨِﻣ ُﻪَﻟ ﺎَﻣَﻭ ٍﻙْﺮِﺷ ْﻦِﻣ “Dan tidak adalah kekuasaan Iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah
agar Kami dapat membedakan siapa
yang beriman kepada adanya
kehidupan akhirat dari siapa yang
ragu-ragu tentang itu. Dan Rabbmu
Maha Memelihara segala sesuatu. Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai sesembahan)
selain Allah, mereka tidak memiliki
(kekuasaan) seberat zarrahpun di
langit dan di bumi. Dan mereka tidak
mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka
yang menjadi pembantu bagi-
Nya’.” (Saba`: 21-22) ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Gangguan Jin Secara umum, gangguan jin
merupakan sesuatu yang tidak
diragukan lagi keberadaannya, baik
menurut pemberitaan Al-Qur`an, As-
Sunnah, maupun ijma’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ِﻪﻠﻟﺎِﺑ ْﺬِﻌَﺘْﺳﺎَﻓ ٌﻍْﺰَﻧ ِﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ َﻦِﻣ َﻚَّﻨَﻏَﺰْﻨَﻳ ﺎَّﻣِﺇَﻭ ُﻢْﻴِﻠَﻌْﻟﺍ ُﻊْﻴِﻤَّﺴﻟﺍ َﻮُﻫ ُﻪَّﻧِﺇ “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka
mohonlah perlindungan kepada
Allah. Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Fushshilat: 36) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: َﻊَﻄْﻘَﻴِﻟ َّﻲَﻠَﻋ َّﺪَﺸَﻓ ﻲِﻟ َﺽَﺮَﻋ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ َّﻥِﺇ ْﺪَﻘَﻟَﻭ ُﻪُّﺘَﻋَﺬَﻓ ُﻪْﻨِﻣ ُﻪﻠﻟﺍ ﻲِﻨَﻨَﻜْﻣَﺄَﻓ َّﻲَﻠَﻋ َﺓَﻼَّﺼﻟﺍ ﺍﻮُﺤِﺒْﺼُﺗ ﻰَّﺘَﺣ ٍﺔَﻳِﺭﺎَﺳ ﻰَﻟِﺇ ُﻪَﻘِﺛْﻭُﺃ ْﻥَﺃ ُﺖْﻤَﻤَﻫ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻥﺎَﻤْﻴَﻠُﺳ َﻝْﻮَﻗ ُﺕْﺮَﻛَﺬَﻓ ِﻪْﻴَﻟِﺇ ﺍﻭُﺮُﻈْﻨَﺘَﻓ ﻡَﻼَّﺴﻟﺍ : ْﻦِﻣ ٍﺪَﺣَﻷ ﻲِﻐَﺒْﻨَﻳ َﻻ ﺎًﻜْﻠُﻣ ﻲِﻟ ْﺐَﻫ ِّﺏَﺭ ﻱِﺪْﻌَﺑ . ﺎًﻴِﺳﺎَﺧ ُﻪﻠﻟﺍ ُﻩَّﺩَﺮَﻓ “Sesungguhnya setan menampakkan diri di hadapanku untuk memutus
shalatku. Namun Allah memberikan
kekuasaan kepadaku untuk
menghadapinya. Maka aku pun
membiarkannya. Sebenarnya aku
ingin mengikatnya di sebuah tiang hingga kalian dapat menontonnya.
Tapi aku teringat perkataan
saudaraku Sulaiman ‘alaihissalam: ‘Ya Rabbi anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki seorang
pun sesudahku’. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan
hina.” (HR. Al-Bukhari no. 4808, Muslim no. 541 dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu) Suatu ketika Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam sedang mendirikan shalat, lalu didatangi setan. Beliau
memegangnya dan mencekiknya.
Beliau bersabda: َّﻱَﺪَﻳ ﻲِﻓ ِﻪِﻧﺎَﺴِﻟ َﺩْﺮَﺑ ُﺪِﺟَﻷ ﻲِّﻧِﺇ ﻰَّﺘَﺣ “Hingga tanganku dapat merasakan lidahnya yang dingin yang menjulur di
antara dua jariku: ibu jari dan yang
setelahnya.” (HR. Ahmad, 3/82-83 dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu) Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu ‘anhu, ia berkata: َﻦْﻴَﺑَﻭ ﻲِﻨْﻴَﺑ َﻝﺎَﺣ ْﺪَﻗ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ َّﻥِﺇ ِﻪﻠﻟﺍ َﻝْﻮُﺳَﺭ ﺎَﻳ َّﻲَﻠَﻋ ﺎَﻬُﺴِﺒْﻠَﻳ ﻲِﺗَﺀﺍَﺮِﻗَﻭ ﻲِﺗَﻼَﺻ . ُﻝْﻮُﺳَﺭ َﻝﺎَﻘَﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪﻠﻟﺍ : ُﻝﺎَﻘُﻳ ٌﻥﺎَﻄْﻴَﺷ َﻙﺍَﺫ ُﻪْﻨِﻣ ِﻪﻠﻟﺎِﺑ ْﺫَّﻮَﻌَﺘَﻓ ُﻪَﺘْﺴَﺴْﺣَﺃ ﺍَﺫِﺈَﻓ ٌﺏَﺰْﻨَﺧ ُﻪَﻟ ﺎًﺛَﻼَﺛ َﻙِﺭﺎَﺴَﻳ ﻰَﻠَﻋ ْﻞِﻔْﺗﺍَﻭ . َﻝﺎَﻗ : َﻚِﻟَﺫ ُﺖْﻠَﻌَﻔَﻓ ﻲِّﻨَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ُﻪَﺒَﻫْﺫَﺄَﻓ “Wahai Rasulullah, setan telah menjadi penghalang antara diriku dan
shalatku serta bacaanku.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Itulah setan yang bernama Khanzab. Jika engkau merasakannya, maka
berlindunglah kepada Allah darinya
dan meludahlah ke arah kiri tiga kali. ” Aku pun melakukannya dan Allah
telah mengusirnya dari sisiku. (HR.
Muslim no. 2203 dari Abul ’Ala`) Gangguan jin juga bisa berupa
masuknya jin ke dalam tubuh manusia
yang diistilahkan orang sekarang
dengan kesurupan atau kerasukan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu berkata: “Keberadaan jin merupakan perkara yang benar
menurut Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya serta kesepakatan salaful ummah
dan para imamnya. Demikian pula
masuknya jin ke dalam tubuh manusia
adalah perkara yang benar dengan kesepakatan para imam Ahlus Sunnah
wal Jamaah. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: ُﻡْﻮُﻘَﻳ ﺎَﻤَﻛ َّﻻِﺇ َﻥْﻮُﻣْﻮُﻘَﻳ َﻻ ﺎَﺑِّﺮﻟﺍ َﻥْﻮُﻠُﻛْﺄَﻳ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ ِّﺲَﻤْﻟﺍ َﻦِﻣ ُﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ُﻪُﻄَّﺒَﺨَﺘَﻳ ﻱِﺬَّﻟﺍ “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275) Dan dalam hadits yang shahih dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ِﻡَّﺪﻟﺍ ﻯَﺮْﺠَﻣ َﻡَﺩﺁ ِﻦْﺑﺍ ِﻦِﻣ ﻱِﺮْﺠَﻳ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ َّﻥِﺇ “Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam diri anak Adam melalui aliran
darah.” Tidak ada imam kaum muslimin yang
mengingkari masuknya jin ke dalam
tubuh orang yang kesurupan. Siapa
yang mengingkarinya dan
menyatakan bahwa syariat telah
mendustakannya, berarti dia telah mendustakan syariat itu sendiri. Tidak
ada dalil-dalil syar’i yang menolaknya.” (Majmu’ul Fatawa, 24/276-277, diambil dari tulisan Asy-
Syaikh Ibnu Baz, Idhahul Haq) Ibnul Qayyim juga telah panjang lebar
menerangkan masalah ini. (Lihat Zadul
Ma’ad, 4/66-69) ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Golongan yang Mengingkari
Masuknya Jin ke dalam Tubuh
Manusia (Kesurupan) a. Kaum orientalis, musuh-musuh
Islam yang tidak percaya kecuali
kepada hal-hal yang bisa diraba
panca indra. b. Para ahli filsafat dan antek-
anteknya, mereka mengingkari
keberadaan jin. Maka secara otomatis
merekapun mengingkari merasuknya
jin ke dalam tubuh manusia. c. Kaum Mu’tazilah, mereka mengakui adanya jin tetapi menolak masuknya
jin ke dalam tubuh manusia. d. Prof. Dr. ‘Ali Ath-Thanthawi, guru besar Universitas Al-Azhar, Kairo. Ia
mengingkari dan mendustakan
terjadinya kesurupan karena jin dan
menganggap hal itu hanyalah sesuatu
yang direkayasa (lihat artikel Idhahul
Haq fi Dukhulil Jinni Fil Insi, Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullahu) e. Dr. Muhammad Irfan. Dalam surat
kabar An-Nadwah tanggal
14/10/1407 H, menyatakan bahwa:
“Masuknya jin ke dalam tubuh manusia dan bicaranya jin lewat lisan
manusia adalah pemahaman ilmiah
yang salah 100%.” (Idhahul Haq) f. Persatuan Islam (PERSIS). Dalam
Harian Pikiran Rakyat tanggal 5
September 2005, mengeluarkan
beberapa pernyataan yang diwakili
Dewan Hisbahnya, sebagai berikut:
“Poin 7 …Tidak ada kesurupan jin, keyakinan dan pengobatan
kesurupan jin adalah dusta dan
syirik.” Semua pengingkaran atas
kemampuan masuknya jin ke dalam
tubuh manusia adalah batil. Hanya
terlahir dari sedikitnya ilmu akan
perkara-perkara yang syar’i dan terhadap apa yang ditetapkan ahlul
ilmi dari kalangan Ahlus Sunnah Wal
Jamaah. Abdullah bin Ahmad bin
Hambal berkata: “Aku pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekumpulan kaum yang berkata
bahwa jin tidak dapat masuk ke tubuh
manusia yang kerasukan.’ Maka ayahku berkata: ‘Wahai anakku, tidak benar. Mereka itu berdusta. Bahkan jin
dapat berbicara lewat
lidahnya’.” (Idhahu Ad-Dilalah, atau lihat Majmu’ul Fatawa, 19/10) Berikut ini pernyataan para mufassir
(ahli tafsir) berkenaan dengan firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala: ُﻡْﻮُﻘَﻳ ﺎَﻤَﻛ َّﻻِﺇ َﻥْﻮُﻣْﻮُﻘَﻳ َﻻ ﺎَﺑِّﺮﻟﺍ َﻥْﻮُﻠُﻛْﺄَﻳ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ ِّﺲَﻤْﻟﺍ َﻦِﻣ ُﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ُﻪُﻄَّﺒَﺨَﺘَﻳ ﻱِﺬَّﻟﺍ “Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan
setan lantaran (tekanan) penyakit
gila.” (Al-Baqarah: 275)  Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullahu mengatakan: “Yakni bahwa orang-orang yang
menjalankan praktek riba ketika di
dunia, maka pada hari kiamat nanti
akan bangkit dari dalam kuburnya
seperti bangkitnya orang yang
kesurupan setan yang dirusak akalnya di dunia. Orang itu seakan
kerasukan setan sehingga menjadi
seperti orang gila.” (Jami’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur`an, 3/96)  Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menegaskan: “Ayat ini adalah argumen yang mementahkan
pendapat orang yang mengingkari
adanya kesurupan jin dan
menganggap yang terjadi hanyalah
faktor proses alamiah dalam tubuh
manusia serta bahwa setan sama sekali tidak dapat merasuki
manusia.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 3/355)  Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Yakni mereka tidak akan bangkit dari kuburnya pada hari
kiamat melainkan seperti bangkitnya
orang yang kesurupan setan saat
setan itu merasukinya.” (Tafsir Al- Qur`anul ‘Azhim, 1/359) ——————————————
RAHASIA ALAM JIN – MISTERI KEHIDUPAN JIN – HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM – MENGATASI GANGGUAN KESURUPAN JIN
—————————————— Penyebab Kesurupan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu menjelaskan bahwa
masuknya jin pada tubuh manusia
bisa jadi karena dorongan syahwat,
hawa nafsu dan rasa cinta kepada
manusia, sebagaimana yang terjadi antara manusia satu sama lainnya.
Terkadang -atau bahkan
mayoritasnya- juga karena dendam
dan kemarahan atas apa yang
dilakukan sebagian manusia seperti
buang air kecil, menuangkan air panas yang mengenai sebagian
mereka, serta membunuh sebagian
mereka meskipun manusia tidak
mengetahuinya. Kalangan jin juga banyak melakukan
kedzaliman dan banyak pula yang
bodoh, sehingga mereka melakukan
pembalasan di luar batas. Masuknya
jin ke tubuh manusia terkadang
disebabkan keisengan sebagian mereka dan tindakan jahat yang
dilakukannya. (Idhahu Ad-Dilalah Fi
‘Umumi Ar-Risalah, hal. 16) Bagaimana kita menghindari
gangguan-gangguan itu? Ibnu Taimiyah rahimahullahu
menjelaskan: “Adapun orang yang melawan permusuhan jin dengan cara
yang adil sebagaimana Allah dan
Rasul-Nya perintahkan, maka dia
tidak mendzalimi jin. Bahkan ia taat
kepada Allah dan Rasul-Nya dalam
menolong orang yang terdzalimi, membantu orang yang kesusahan,
dan menghilangkan musibah dari
orang yang tertimpanya, dengan cara
yang syar’i dan tidak mengandung syirik serta tidak mengandung
kedzaliman terhadap makhluk. Yang
seperti ini, jin tidak akan
mengganggunya, mungkin karena jin
tahu bahwa dia orang yang adil atau
karena jin tidak mampu mengganggunya. Tapi bila jin itu dari
kalangan yang sangat jahat, bisa jadi
dia tetap mengganggunya, tetapi dia
lemah. Untuk yang seperti ini,
semestinya ia melindungi diri dengan
membaca ayat Kursi, Al-Falaq, An-Nas (atau bacaan lain yang semakna, ed),
shalat, berdoa, dan semacam itu yang
bisa menguatkan iman dan
menjauhkan dari dosa-
dosa…” (Idhahu Ad-Dilalah, hal. 138) Pembaca, demikian yang dapat kami
paparkan di sini, mudah-mudahan
dapat mewakili apa yang belum
lengkap penjelasannya. Wal’ilmu ’indallah. 1 Di antara ulama yang berpendapat
terlarangnya hal itu adalah Asy-Syaikh
Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi
rahimahullahu. Beliau mengatakan:
“Saya tidak mengetahui dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adanya dalil yang menunjukkan bolehnya
pernikahan antara manusia dan jin.
Bahkan yang bisa dijadikan
pendukung dari dzahir ayat adalah
tidak bolehnya hal itu.” (Adhwa`ul Bayan, 3/321) Badruddin Asy-Syibli dalam bukunya
Akamul Mirjan mengemukakan
bahwa sekelompok tabi’in membenci pernikahan jin dengan manusia. Di
antara mereka adalah Al-Hasan,
Qatadah, Az-Zuhri, Hajjaj bin Arthah,
demikian pula sej