Nonton iklan bentar ya...!!!

Sunday 14 August 2011

Derita bisa jadi nikmat..

Sebuah pelajaran berharga dari
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah. Semoga dapat
menghibur hati yang sedang luka atau
merasakan derita. Ibnu Taimiyah rahimahullah
mengatakan: Di antara sempurnanya nikmat Allah
pada para hamba-Nya yang beriman,
Dia menurunkan pada mereka
kesulitan dan derita. Disebabkan derita
ini mereka pun mentauhidkan-Nya
(hanya berharap kemudahan pada Allah, pen). Mereka pun banyak
berdo’a kepada-Nya dengan berbuat
ikhlas. Mereka pun tidak berharap
kecuali kepada-Nya. Di kala sulit
tersebut, hati mereka pun selalu
bergantung pada-Nya, tidak beralih pada selain-Nya. Akhirnya mereka
bertawakkal dan kembali pada-Nya
dan merasakan manisnya iman.
Mereka pun merasakan begitu
nikmatnya iman dan merasa
berharganya terlepas dari syirik (karena mereka tidak memohon pada
selain Allah). Inilah sebesar-besarnya
nikmat atas mereka. Nikmat ini terasa
lebih luar biasa dibandingkan dengan
nikmat hilangnya sakit, hilangnya rasa
takut, hilangnya kekeringan yang menimpa, atau karena datangnya
kemudahan atau hilangnya kesulitan
dalam kehidupan. Karena nikmat
badan dan nikmat dunia lainnya bisa
didapati orang kafir dan bisa pula
didapati oleh orang mukmin. (Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’,
10/333) *** Begitu sejuk mendengar kata indah
dari Ibnu Taimiyah ini. Akibat derita,
akibat musibah, akibat kesulitan, kita
pun merasa dekat dengan Allah dan
ingin kembali pada-Nya. Jadi tidak
selamanya derita adalah derita. Derita itu bisa jadi nikmat sebagaimana yang
beliau jelaskan. Derita bisa bertambah
derita jika seseorang malah mengeluh
dan jadikan makhluk sebagai tempat
mengeluh derita. Hanya kepada Allah
seharusnya kita berharap kemudahan dan lepas dari berbagai kesulitan. Nikmat ketika kita kembali kepada
Allah dan bertawakkal pada-Nya serta
banyak memohon pada-Nya, ini terasa
lebih nikmat dari hilangnya derita
dunia yang ada. Karena kembali pada
Allah dan tawakkal pada-Nya hanyalah nikmat yang dimiliki insan
yang beriman dan tidak didapati para
orang yang kafir. Sedangkan nikmat
hilangnya sakit dan derita lainnya, itu
bisa kita dapati pada orang kafir dan
orang beriman. Ingatlah baik-baik nasehat indah ini.
Semoga kita bisa terus bersabar dan
bersabar. Sabar itu tidak ada batasnya.
Karena Allah Ta’ala janjikan, ِﺮْﻴَﻐِﺑ ْﻢُﻫَﺮْﺟَﺃ َﻥﻭُﺮِﺑﺎَّﺼﻟﺍ ﻰَّﻓَﻮُﻳ ﺎَﻤَّﻧِﺇ ٍﺏﺎَﺴِﺣ “Sesungguhnya orang-orang yang
bersabar, ganjaran bagi mereka
adalah tanpa hisab (tak
terhingga).” (QS. Az Zumar: 10). Al
Auza’i mengatakan bahwa
ganjarannya tidak bisa ditakar dan ditimbang. Ibnu Juraij mengatakan
bahwa pahala bagi orang yang
bersabar tidak bisa dihitung sama
sekali, akan tetapi ia akan diberi
tambahan dari itu. Maksudnya, pahala
mereka tak terhingga. Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa balasan bagi
orang yang bersabar adalah surga.[1] Semoga yang singkat ini bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi
tatimmush sholihaat.

No comments: