Nonton iklan bentar ya...!!!

Sunday 14 August 2011

Menyambut Ramadhan

Ramadhan
di
depan mata.
Bagaikan
sebuah
arena
perjuangan,
Ramadhan adalah puncaknya. Dan bulan Sya’ban menjadi latihannya. Tak ada bulan yang memiliki doa khusus selain untuk bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berdoa pada bulan ini, “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah pada bulan Ramadhan”. (HR. Ahmad dan Thabrani). Demikian indah dan penuh pengharapan doa ini. Sejak jauh – jauh hari Allah dan RasulNya telah memberi isyarat untuk menyambut Ramadhan, sehingga ketika memasuki bulan yang penuh berkah ini, dalam kondisi prima, siap tempur dan menjadi pemenangnya.
Ibarat sebuah kompetisi, kita selalu menyaksikan, yang benar – benar tampil prima dan siap berkompetisi adalah mereka yang telah melakukan latihan serius sebelumnya. Telah sibuk bersiap diri sejak jauh – jauh hari. Telah berlelah – lelah dengan agenda dan jadwal ketat. Acara puncak adalah pembuktian bahwa kita telah siap untuk berkompetisi. Demikian halnya dengan Ramadhan. Dari Aisyah Radiallahuanha, beliau mengatakan:“Rasulullah SAW biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa (sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim) Bulan Sya’ban hendaknya kita jadikan sebuah latihan untuk bersiap meneguk keindahan dan kemuliaan ibadah di bulan ini. Kita perlu melakukan evaluasi diri, mengapa Ramadhan kita yang telah lewat, mungkin kurang optimal dan kita terseok – seok menjalaninya. Target – target yang telah kita buat melenceng.
Hari – hari kita tak beda dengan bulan lain. Ibadah kita cenderung mengalamai penurunan, justru saat di penghujung Ramadhan, yang seharusnya mencapai puncak kenikmatan ibadah. Fisik kita semakin lemah untuk hadir dalam malam – malam kemulian dalam zikir dan munajat. Dan kita semakin letih menjalani puasa, tilawah atau sholat malam. Padahal Rasululloh semakin giat beribadah di penghujung Ramadhan.
Seperti dikatakan oleh Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata: "Bila masuk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan Rasulullah SAW mengencangkan kainnya menjauhkan diri dari menggauli isterinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan Keluarganya."(Hr. Bukhari)
Untuk terus prima dalam meneguk kemulian bulan suci Ramadhan, kuncinya adalah persiapan dan latihan. Dan Rasululloh telah mengajarkan kita dengan banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban.
Bulan Sya’ban yang menjadi arena untuk berlatih menuju puncak ibadah di bulan Ramadhan. Memulai hari – hari dengan banyak berpuasa, menyibukan diri dengan rutin bertilawah, sholat malam dan ibadah – ibadah sunah lainnya. Sehingga ketika
Ramadhan tiba, kita telah siap menjadi kontestan Ramadhan.
Rasululloh bersabda:
"Telah datang bulan Ramadhan kepada kalian, bulan barakah yang di dalamnya Allah mendatangi kalian. Maka turunlah rahmat. Dan dihapuskanlah kesalahan-kesalahan. Di bulan itu Allah mengabulkan doa. Di bulan itu Allah melihat (memperhatikan) perlombaan di antara kalian. Dan Allah membanggakan kalian kepada para malaikatNya. Maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan sebab orang yang celaka adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di dalamnya ". (HR.Imam Thabrani)

No comments: