Nonton iklan bentar ya...!!!

Wednesday 10 August 2011

Muslimah yang Ikhlas

Saudariku muslimah… ketahuilah
bahwa engkau dan manusia
seluruhnya di muka bumi ini
diciptakan dengan tujuan untuk
beribadah kepada Allah,
demikian pula tujuan jin diciptakan tidak lain adalah
untuk meyembah Allah. Allah berfirman,
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk
menyembahKu (yaitu
mengesaknKu).” (Adz Dzariyat
56) Ibadah dilakukan oleh seorang
muslimah karena kebutuhannya
terhadap Allah sebagai tempat
sandaran hati dan jiwa, sekaligus
tempat memohon pertolongan
dan perlindungan. Dan ketahuilah saudariku bahwa
ikhlas merupakan salah satu
syarat diterimanya amal seorang
muslimah, di samping dia harus
mencontoh gerak dan ucapan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadahnya. “Dan mereka tidaklah disuruh
kecuali supaya beribadah
kepada Allah dengan
memurnikan dien (agama)
kepadaNya, dengan
mentauhidknnya.” (Al Bayyinah 5) Ikhlas adalah meniatkan ibadah
seorang muslimah hanya untuk
mengharap keridhoan dan
wajah Allah semata dan tidak
menjadikan sekutu bagi Allah
dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain
Allah atau menjadikan sekutu
bagi Allah sebagai tujuan ibadah
ketika sedang beribadah kepada
Allah adalah syirik dan ibadah
yang dilakukan dengan niat yang demikian tidak akan
diterima oleh Allah. Misalnya
menyembah berhala di samping
menyembah Allah atau dengan
ibadah kita mengharapkan
pujian, harta, kedudukan dunia, dan lain-lain. Syirik merusak
kejernihan ibadah dan
menghilangkan keikhlasan dan
pahalanya. Abu Umamah meriwayatkan,
seseorang telah menemui
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan bertanya, “Bagaimana
pendapatmu tentang seseorang
yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian?
Apakah ia mendapatkan
pahala?” Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, ” Ia tidak
mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi
pertanyaannya sebanyak tiga
kali, dan Rasululllah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun tetap
menjawab, ” Ia tidak akan
mendapatkan apa-apa. ” Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak menerima suatu amal,
kecuali jika dikerjakan murni
karenaNya dan mengharap
wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan
Nasai) Ketahuilah saudariku… bahwa
ikhlas bukanlah hal yang mudah
dilakukan. Ikhlas adalah
membersihkan hati dari segala
kotoran, sedikit atau pun banyak
– sehingga tujuan ibadah adalah murni karena Allah. Ikhlas hanya akan datang dari
seorang muslimah yang
mencintai Allah dan menjadikan
Allah sebagi satu-satunya
sandaran dan harapan. Namun
kebanyakan wanita pada zaman sekarang mudah tergoda
dengan gemerlap dunia dan
mengikuti keinginan nafsunya.
Padahal nafsu akan mendorong
seorang muslimah untuk lalai
berbuat ketaatan dan tenggelam dalam kemaksiatan, yang
akhirnya akan menjerumuskan
dia pada palung kehancuran di
dunia dan jurang neraka kelak di
akhirat. Oleh karena itu, hampir tidak ada
ibadah yang dilakukan seorang
muslimah bisa benar-benar
bersih dari harapan-harapan
dunia. Namun ini bukanlah
alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan.
Ingatlah bahwa Allah sentiasa
menyayangi hambaNya, selalu
memberikan rahmat kepada
hambaNya dan senang jika
hambaNya kembali padaNya. Allah senatiasa menolong
seorang muslimah yang
berusaha mencari keridhoan dan
wajahNya. Tetaplah berusaha dan berlatih
untuk menjadi orang yang
ikhlas. Salah satu cara untuk
ikhlas adalah menghilangkan
ketamakan terhadap dunia dan
berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah,
bahwa Allah akan memberikan
balasan berupa kenikmatan
abadi di surga dan menjauhkan
kita dari neraka. Selain itu,
berusaha menyembunyikan amalan kebaikan dan ibadah
agar tidak menarik perhatianmu
untuk dilihat dan didengar
orang, sehingga mereka
memujimu. Belajarlah dari
generasi terdahulu yang berusaha ikhlas agar
mendapatkan ridho Allah. Dahulu ada penduduk Madinah
yang mendapatkan sedekah
misterius, hingga akhirnya
sedekah itu berhenti bertepatan
dengan sepeninggalnya Ali bin
Al Husain. Orang-orang yang yang memandikan beliau tiba-
tiba melihat bekas-bekas
menghitam di punggung beliau,
dan bertanya, “Apa ini?”
Sebagian mereka menjawab,
“Beliau biasa memanggul karung gandum di waktu malam untuk
dibagikan kepada orang-orang
fakir di Madinah.” Akhirnya
mereka pun tahu siapa yang
selama ini suka memberi
sedekah kepada mereka. Ketika hidupnya, Ali bin Husain pernah
berkata, “Sesungguhnya
sedekah yang dilakukan diam-
diam dapat memadamkan
kemurkaan Allah.” Janganlah engkau menjadi
orang-orang yang meremehkan
keikhlasan dan lalai darinya.
Kelak pad hari kiamat orang-
orang yang lalai akan mendapati
kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan.
Ibadah mereka tidak diterima
Allah, sedang mereka juga
mendapat balasan berupa api
neraka dosa syirik mereka
kepada Allah. Allah berfirman,
“Dan (pada hari kiamat) jelaslah
bagi azab mereka dari Allah yang
belum pernah mereka
perkirakan. Dan jelaslah bagi
mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (Az
Zumar 47-48) “Katakanlah, Maukah kami
kabarkan tentang orang yang
paling merugi amalan mereka?
Yaitu orang-orang yang telah sia-
sia usaha mereka di dunia,
sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-
baiknya.” (Al Kahfi 103-104) Saudariku muslimah…
bersabarlah dalam belajar ikhlas.
Palingkan wajahmu dari pujian
manusia dan gemerlap dunia.
Sesungguhnya dunia ini fana dan
akan hancur, maka sia-sia ibadah yang engkau lakukan untuk
dunia. Sedangkan akhirat adalah
kekal, kenikmatannya juga
siksanya. Bersabarlah di dunia
yang hanya sebentar, karena
engkau tidak akan mampu bersabar dengan siksa api
neraka walau hanya sebentar

No comments: