Nonton iklan bentar ya...!!!

Sunday 14 August 2011

Shalat Lima Waktu Dapat MeleburDosa

Kita telah diperintahkan untuk
bertakwa kepada Allah Ta’ala tatkala
kita berada dalam keadaan sendirian
maupun di hadapan orang banyak.
Namun sudah merupakan kepastian dalam melakukan ketaatan tersebut,
terkadang kita lalai. Boleh jadi kita
meninggalkan hal yang diperintahkan
atau terjerumus dalam hal yang
dilarang. Ketika dalam keadaan
demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan kita untuk
menghapus kejelekan tersebut
dengan kebajikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah memberikan sebuah nasehat
berharga kepada Abu Dzar Al Ghifariy
Jundub bin Junadah, َﺔَﺌِّﻴَّﺴﻟﺍ ِﻊِﺒْﺗَﺃَﻭ َﺖْﻨُﻛ ﺎَﻤُﺜْﻴَﺣ َﻪَّﻠﻟﺍ ِﻖَّﺗﺍ ٍﻖُﻠُﺨِﺑ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ِﻖِﻟﺎَﺧَﻭ ﺎَﻬُﺤْﻤَﺗ َﺔَﻨَﺴَﺤْﻟﺍ ٍﻦَﺴَﺣ “Bertakwalah kepada Allah di mana
saja kamu berada dan ikutkanlah
kejelekan dengan kebaikan, niscaya
kebaikan akan menghapuskannya
dan berakhlaqlah dengan sesama
dengan akhlaq yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987. Abu Isa At Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan lighoirihi,
hasan dilihat dari jalur lain. Lihat
Shahih At Targhib wa At Tarhib 2655) Allah Ta’ala juga berfirman, َﻦِﻣ ﺎًﻔَﻟُﺯَﻭ ِﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ِﻲَﻓَﺮَﻃ َﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ ِﻢِﻗَﺃَﻭ ِﺕﺎَﺌِّﻴَّﺴﻟﺍ َﻦْﺒِﻫْﺬُﻳ ِﺕﺎَﻨَﺴَﺤْﻟﺍ َّﻥِﺇ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ َﻦﻳِﺮِﻛﺍَّﺬﻠِﻟ ﻯَﺮْﻛِﺫ َﻚِﻟَﺫ “Dan dirikanlah sembahyang itu pada
kedua tepi siang (pagi dan petang)
dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan- perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang
ingat.” (QS. Hud: 114) Ketika Allah menceritakan sifat-sifat
orang yang bertakwa, Allah pun
berfirman, ْﻢُﻬَﺴُﻔْﻧَﺃ ﺍﻮُﻤَﻠَﻇ ْﻭَﺃ ًﺔَﺸِﺣﺎَﻓ ﺍﻮُﻠَﻌَﻓ ﺍَﺫِﺇ ْﻢِﻬِﺑﻮُﻧُﺬِﻟ ﺍﻭُﺮَﻔْﻐَﺘْﺳﺎَﻓ َﻪﻠﻟﺍ ﺍﻭُﺮَﻛَﺫ “Apabila mereka mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka.” (QS. Ali Imran: 135). Ayat ini
menunjukkan bahwa sifat orang yang bertakwa adalah terkadang
terjerumus dalam dosa-dosa besar
(faahisyah) dan juga dosa-dosa kecil
(zhulmun nafs). Akan tetapi mereka
tidak terus menerus berbuat dosa.
Bahkan mereka mengingat Allah setelah mereka terjerumus dalam dosa
tersebut. Mereka pun memohon
ampunan kepada-Nya dan bertaubat. Shalat Lima Waktu Pelebur Dosa Maksud “perbuatan-perbuatan yang
baik” dalam surat Huud ayat 14 di atas
adalah shalat lima waktu. Karena ayat
ini dalam konteks membicarakan
masalah shalat. Tafsiran ini adalah
tafsiran dari Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Mujahid dan mayoritas ulama.[1] Sedangkan yang dimaksud dengan
perbuatan-perbuatan yang buruk
dalam ayat tersebut adalah dosa-dosa
kecil dan bukan semua dosa.[2] Tafsiran ini berdasarkan pada sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ﻰَﻟِﺇ ُﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍَﻭ ُﺲْﻤَﺨْﻟﺍ ُﺕﺍَﻮَﻠَّﺼﻟﺍ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ﻰَﻟِﺇ ُﻥﺎَﻀَﻣَﺭَﻭ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ َﺮِﺋﺎَﺒَﻜْﻟﺍ َﺐَﻨَﺘْﺟﺍ ﺍَﺫِﺇ َّﻦُﻬَﻨْﻴَﺑ ﺎَﻣ ٌﺕﺍَﺮِّﻔَﻜُﻣ “Antara shalat yang lima waktu, antara
jum’at yang satu dan jum’at
berikutnya, antara Ramadhan yang
satu dan Ramadhan berikutnya, di
antara amalan-amalan tersebut akan
diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa
besar.” (HR. Muslim no. 233) Bahkan dikuatkan pula dengan ayat
dalam surat An Nisa’, ْﺮِّﻔَﻜُﻧ ُﻪْﻨَﻋ َﻥْﻮَﻬْﻨُﺗ ﺎَﻣ َﺮِﺋﺎَﺒَﻛ ﺍﻮُﺒِﻨَﺘْﺠَﺗ ْﻥِﺇ ﺎًﻠَﺧْﺪُﻣ ْﻢُﻜْﻠِﺧْﺪُﻧَﻭ ْﻢُﻜِﺗﺎَﺌِّﻴَﺳ ْﻢُﻜْﻨَﻋ ﺎًﻤﻳِﺮَﻛ “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar
di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami
hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-
dosamu yang kecil) dan Kami
masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An Nisa’: 31).
“Kesalahan-kesalahanmu” ditafsirkan
dengan dosa-dosamu yang kecil
sebagaimana yang dikatakan oleh As
Sudiy[3]. Dalam tafsir Al Jalalain juga dikatakan bahwa yang dimaksudkan
adalah dosa-dosa kecil dan dosa
tersebut dihapus dengan ketaatan[4]. [5] Penjelasan di atas menunjukkan
bahwa dosa-dosa kecil bisa terhapus
dengan amalan ketaatan, di antaranya
adalah shalat wajib. Antara shalat
Shubuh dan Zhuhur, Ashar dan
Maghrib, Maghrib dan Isya, Isya dan Shubuh, di dalamnya terdapat
pengampunan dosa (yaitu dosa kecil)
dengan sebab melaksanakan shalat
lima waktu. Namun perlu diketahui bahwa dosa-
dosa kecil ini bisa terhapus dengan
amalan wajib apabila seseorang
menjauhi dosa-dosa besar. Pendapat
inilah yang dianut mayoritas ulama
salaf. Artinya, menjauhi dosa besar merupakan syarat agar dosa kecil itu
bisa dihapus dengan amalan-amalan
wajib. Jika dosa besar tidak dijauhi,
maka dosa kecil tidak bisa terhapus
dengan sekedar melakukan amalan
wajib.[6] Ibnu Mas’ud mengatakan, “Shalat lima
waktu menghapuskan setiap dosa di
antara waktu-waktu tersebut selama
seseorang menjauhi dosa besar.”[7] Salman mengatakan, “Jagalah shalat
lima waktu karena shalat lima waktu
adalah pelebur dosa yang diperbuat
tubuh ini selama seseorang tidak
melakukan dosa pembunuhan.”[8] Adapun dosa besar bisa terhapus
dengan taubat nashuhah[9]. Yang namanya taubat adalah dengan
menyesali setiap dosa, bertekad untuk
tidak mengulanginya lagi, tidak terus
menerus dalam dosa. Semoga Allah mengampuni setiap
dosa kita dan memberi taufik untuk
menjadi lebih baik dengan bertaubat
pada-Nya. Masih ada amalan lainnya sebagai
pelebur dosa, mudah-mudahan dapat
kami sajikan dalam tulisan lainnya.
Semoga sajian yang singkat ini
bermanfaat.

No comments: