Nonton iklan bentar ya...!!!

Sunday 21 August 2011

Untukmu, ParaPenuntut Ilmu…

Berikut ini adalah nasihat
berharga yang ditinggalkan oleh
seorang ‘alim yang mulia yang
kini telah tiada. Keharuman
ilmunya yang semerbak tetap
dinikmati oleh para penuntut ilmu yang ingin meraup faidah
darinya, Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz, semoga Allah merahmatinya. **************************** Kuwasiatkan bagi seluruh kaum
muslimin untuk bertakwa
kepada Allah dan mempelajari
agama di berbagai madrasah
ataupun tempat menuntut ilmu
agama lainnya, dan hendaknya mereka bertanya kepada ulama
mengenai hukum-hukum agama
yang masih menjadi
permasalahan bagi mereka,
karena Allah ta’ala berfirman: “Dan bertanyalah kepada orang-
orang yang berilmu, jika kalian
tidak mengetahui.” (Al-Anbiya: 7)
bersabda Rasulullah sholallohu
‘alaihi wasallam : “Barangsiapa yang Allah
kehendaki kebaikan baginya,
maka Allah akan
memahamkannya dalam
agama.” Adapun perkara yang paling
penting dalam menuntut ilmu
adalah membaca Al Qur’an Al
Karim dan memahami
maknanya, serta mencurahkan
perhatian dan mempelajari sunnah-sunnah Rasulullah juga
mengambil faidah dari kitab-
kitab ahlus sunnah, kitab tafsir Al
Qur’an Al Karim, dan kitab-kitab
yang menerangkan hadits-hadits
Nabi buah karya para ulama yang terkenal dengan
keilmuannya, kebaikan agama
dan akidahnya. Rasul sholallohu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah
orang yang mempelajari Al
Qur’an dan
mengajarkannya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya) Beliau juga mengatakan:
“Barangsiapa menempuh jalan
untuk menuntut ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan
menuju surga. Dan tidaklah
berkumpul suatu kaum di salah satu dari rumah-rumah Allah
mereka membaca Kitabullah dan
saling mengajarkannya di antara
mereka, kecuali akan turun
kepada mereka ketenangan,
diliputi oleh rahmah, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah
akan menyebut-nyebut mereka
kepada siapa saja yang ada di
sisi-Nya. Barangsiapa yang
berlambat-lambat dalam
amalannya, niscaya tidak akan bisa dipercepat oleh
nasabnya.” (HR. Muslim dalam
Shahih-nya) Telah diketahui bahwasanya
mempelajari syariat Allah -yang
untuk tujuan itulah manusia
diciptakan- adalah kewajiban
yang paling penting. Allah telah
memudahkan jalan untuk menuntut ilmu bagi semua
orang, baik itu melalui siaran
Idza’ah Al Qur’an Al Karim1, Nur
‘alad Darb maupun halaqah-
halaqah ilmu yang diadakan di
masjid, atau melalui kajian intensif ilmiah dan media yang
lain. Seorang mukmin ataupun
mukminah wajib untuk
memperhatikan dan mengambil
faidah darinya, di mana pun dia
berada. Yang perlu diperhatikan adalah
larangan menyimak segala
sesuatu yang dapat merusak hati
dan akhlak, seperti nyanyian,
kaset-kaset yang menyimpang,
atau pun alat-alat musik. Semua ini merusak hati dan akhlak,
sehingga wajib untuk
memperingatkannya dan
menasihatkan untuk
meninggalkannya, dalam rangka
mengamalkan firman Allah “Demi masa. Sesungguhnya
manusia berada di dalam
kerugian kecuali orang-orang
yang beriman dan beramal
shalih dan orang-orang yang
saling berwasiat dengan al haq dan saling berwasiat di dalam
kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3) Dan sabda Nabi sholallohu ‘alaihi
wasallam : “Agama ini adalah nasihat.”
Kemudian ditanyakan kepada
beliau, “Untuk siapa, wahai
Rasulullah?” Beliau mengatakan,
“Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-
Nya, dan untuk para imam kaum muslimin dan orang-orang awam
di kalangan mereka.” (Shahih,
HR. Muslim dalam Shahih-nya) Perkara yang harus diperhatikan
sungguh-sungguh dan harus
saling diwasiatkan oleh kaum
muslimin semuanya, adalah
menyeru manusia kepada Allah
dan memerintahkan mereka pada kebaikan dan melarang
dari kemungkaran. Karena hal ini
merupakan sebab terbesar yang
dapat memperbaiki hati dan
masyarakat. Dengannya
kemuliaan mereka akan tampak dan kehinaan akan tertutupi.
Dalil-dalil tentang hal ini
sangatlah banyak, di antaranya
surat Al-‘Ashr dan hadits Ad-
Diinu An-Nashihah di atas,
termasuk pula firman Allah Ta’ala : “Dan saling tolong-menolonglah
kalian di dalam kebaikan dan
takwa dan janganlah kalian
saling tolong-menolong dalam
dosa dan permusuhan.” (Al-
Maidah: 2) “Dan orang laki-laki yang
beriman dan wanita yang
beriman adalah wali sebagian
yang lain. Mereka saling
memerintahkan kepada hal yang
ma’ruf dan melarang kepada yang mungkar dan mereka
mendirikan shalat dan mereka
menunaikan zakat. Dan mereka
menaati Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itulah orang-orang selalu
dirahmati oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mulia
dan Maha Sempurna Hikmah-
Nya.” (At-Taubah: 71) Dan sabda Nabi sholallohu ‘alaihi
wasallam : “Barangsiapa yang
menunjukkan kepada kebaikan,
maka dia mendapatkan pahala
semisal dengan orang yang
melakukannya.” (Shahih, HR.
Muslim dalam Shahih-nya) “Barangsiapa di antara kalian
yang melihat satu kemungkaran
hendaknya ia mengubah dengan
tangannya, apabila ia tidak
mampu maka hendaknya ia
mengubahnya dengan lisannya, namun apabila ia tidak mampu
maka dengan hatinya dan ini
adalah selemah-lemah
keimanan.” (Shahih, HR. Muslim
dalam Shahih-nya)
Di samping itu masih banyak ayat-ayat serta hadits-hadits
dalam masalah ini. Tidak diragukan lagi bahwa
kewajiban para pengajar lebih
berat daripada kewajiban murid-
muridnya. Wajib bagi mereka
untuk memperhatikan anak
didiknya dan mengarahkan mereka agar memiliki akhlak
mulia, sifat-sifat yang terpuji serta
mengamalkan apa yang telah
mereka ketahui. Kewajiban para
pengajar wanita adalah
bertakwa kepada Allah dalam mendidik murid-murid
perempuan mereka, dan
mengajarkan kepada mereka
akhlak mulia yang dilandasi oleh
agama dan aqidah yang benar di
dalam setiap pelajaran dan nasihat, sehingga akan muncul
generasi yang shalih dari
kalangan para pelajar dan
pengajar, kelak di kemudian hari. Kewajiban para pengajar
merupakan sesuatu yang besar,
demikian pula dakwah kepada
Allah ta’ala merupakan
kewajiban yang besar bagi setiap
orang. Oleh karena itu, setiap orang yang berilmu wajib
mengajari anak-anaknya serta
keluarganya dan selain mereka
sesuai kemampuannya. Begitu
pula setiap wanita yang berilmu,
wajib mengajari anak-anak, saudara perempuannya dan para
wanita di sekelilingnya.
Hendaknya ia mengambil
kesempatan dalam pertemuan-
pertemuan, seperti walimah dan
yang lainnya, untuk berdakwah kepada Allah dan
memerintahkan perkara yang
ma’ruf serta mencegah dari
perkara-perkara yang mungkar,
memberikan peringatan kepada
kaumnya, mengajari serta memberi petunjuk kepada
mereka. Ketika melihat saudaranya ber-
tabarruj di hadapan laki-laki atau
di jalanan, hendaknya ia
melarang dan
memperingatkannya dari
perbuatan seperti itu. Ia harus pula memperingatkan anak-
anak, saudara-saudara
perempuan ataupun tetangga
dan selain mereka, dari rasa
malas menunaikan shalat,
mengajak mereka untuk melakukan kebaikan dan
melarang mereka dari
kemungkaran. Inilah kewajiban setiap orang,
sebagaimana Allah berfirman:
“Dan laki-laki yang beriman dan
perempuan yang beriman
sebagian mereka adalah wali
bagi sebagian yang lain.” (At- Taubah: 71) Makna / auliya disini adalah
bahwasanya mereka saling
mencintai karena Allah sehingga
mereka tidak saling bermusuhan.
Seorang mukmin adalah wali
bagi saudaranya sesama muslim, demikian juga seorang
mukminah adalah wali bagi bagi
saudaranya yang muslim. Mereka harus saling
memerintahkan pada kebaikan
dan memperingatkan dari
kemungkaran, saling menasihati
karena Allah. Dengan demikian, seorang suami
seharusnya memerintahkan
istrinya kepada perkara yang
ma’ruf dan melarangnya dari
perkara yang mungkar,
demikian pula yang dilakukan seorang istri. Ketika melihat
suaminya melalaikan shalat,
meminum minuman yang
memabukkan, merokok atau
memotong jenggotnya, maka ia
mengatakan kepada suaminya, “Bertakwalah kepada Allah, tidak
sepantasnya kau melakukan hal
ini. Bagaimana bisa engkau
menyukai perbuatan jelek seperti
itu? Bagaimana bisa engkau
bermaksiat terhadap Rabbmu?” Hendaknya dia menyampaikan
ucapannya dengan kata-kata
yang lembut dan cara yang baik.
Jangan sampai ia merasa
sungkan ataupun bosan.
Demikian pula semestinya yang dia tunaikan terhadap ayahnya,
saudaranya, ibunya, tetangga
maupun teman-temannya. Inilah
yang wajib dilaksanakan oleh
setiap muslimin dan muslimat di
mana pun mereka berada dan apa pun profesi mereka. Hal ini
adalah kewajiban mereka sesuai
kemampuan dan ilmu yang
mereka miliki. Aku memohon kepada Allah
dengan seluruh nama-nama-Nya
yang terpuji dan sifat-sifat-Nya
yang tinggi, agar Dia memberi
taufik kepada kita beserta
seluruh kaum muslimin menuju perkara-perkara yang diridhai-
Nya, menunjukkan kepada kita
jalan-Nya yang lurus dan
menganugerahkan pemahaman
dan kekokohan dalam agama.
Semoga kita dikaruniai taufik untuk menegakkan kewajiban
dalam ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya dan saling menasihati
kepada Allah dan hamba-
hamba-Nya. Tak luput aku
wasiatkan kepada seluruh kaum muslimin agar mereka berdoa
bagi saudaranya yang jauh, yang
tidak di hadapannya, dan
hendaknya mendoakan para
pemimpin di dalam shalat atau
ketika akhir malam agar mendapatkan taufik dan hidayah
serta kebaikan dan perbaikan. Pemerintah sangatlah
membutuhkan doa, agar Allah
memperbaiki mereka dan
memperbaiki keadaan
masyarakat dengan adanya
mereka serta memberi petunjuk kepada mereka dan memberi
petunjuk kepada masyarakat
dengan keberadaan mereka.
Oleh sebab itu, mereka pantas
untuk mendapatkan doa. Bagi
para pemimpin negeri ini (Saudi Arabia) dan seluruh pemimpin
kaum muslimin di mana pun
berada, doakanlah mereka
dengan kebaikan, taufik dan
hidayah. Doakanlah pula anak
dan istri kalian, juga selain mereka, agar mendapatkan
petunjuk, taufik, kebaikan,
taubat yang nashuha. Allah berfirman:
“Katakanlah inilah
jalanku.” (Yusuf: 108)
Maknanya: Katakanlah wahai
Muhammad, inilah jalanku di
mana aku dan para pengikutku menyeru kepada Allah di atas
bashirah (cahaya/ ilmu). Demikianlah para pengikut Nabi
baik dari kalangan laki-laki
maupun perempuan mereka
menyeru manusia kepada Allah
di atas bashirah (cahaya/ilmu),
memperingatkan manusia dari bermaksiat kepada-Nya, dan
mereka memberi bimbingan
kepada manusia menuju
kebaikan. Allah berfirman:
“Serulah manusia kepada jalan
Rabbmu dengan hikmah dan
nasehat yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih
baik.” (An-Nahl: 125) Ayat ini tidak terkhususkan bagi
laki-laki tanpa mencakup wanita
ataupun sebaliknya, tetapi
merupakan kewajiban bagi
mereka semua sekadar ilmu dan
kemampuan mereka, sebagaimana firman-Nya: “Bertakwalah kalian kepada
Allah semampu kalian.” (At-
Taghabun: 16) Para ulama serta para pengajar
memiliki kewajiban besar,
demikian pula para pemuka dan
tokoh masyarakat. Kewajiban
mereka lebih berat dibanding
yang lainnya sesuai kemampuan ilmu dan kekuatan mereka.
Hendaknya setiap muslim
mengetahui perkara yang
menjadi kewajibannya dan
memperhatikan kewajiban
tersebut serta mendekatkan diri dan bertakwa kepada Allah
dalam hal tersebut. Kita berada di
akhir zaman di mana Islam
semakin asing, sehingga wajib
bagi kita untuk saling bahu-
membahu dan saling tolong- menolong dalam kebaikan dan
kebenaran. Kami memohon taufik kepada
Allah dan memohon hidayah
serta kekokohan dan kesudahan
yang baik bagi seluruh kaum
muslimin. Semoga Allah memberi
taufik kepada kita semuanya menuju perkara yang diridhai-
Nya dan semoga Ia memberi
petunjuk kepada kita menuju
jalan-Nya yang lurus.
Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar lagi Maha Dekat. Dan shalawat serta salam kepada
Nabi kita Muhammad para
shahabat beliau dan orang-
orang yang mengikuti beliau
dengan baik hingga hari kiamat.

No comments: