Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday 10 May 2012

bentar lagi usiaku bertambah .tapi umurku berkurang


Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa kita hanya manusia yang tak punya apa-apa selain jasad yang tak berguna Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa melainkan hati yang ada di dalam dada dan amal jasad yang lata Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda tergantung dalam keadaan apa kita berada Namun Tuhan telah berkata, “Hanya Akulah yang tahu umur manusia”. Sekular barat berkata, “Waktu adalah dollar di dalam kantung” Namun Hasan Al-Bana berkata, “Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”. Waktu….. Alam terus menari dalam simfoninya Waktu….. Umur manusia didikte olehnya Waktu….. setiap detaknya memakukan kita di persimpangan jalan jalan Tuhan atau jalan setan Rentang waktu….. semoga tak melalaikan kita tuk terus berjalan di jalan-Nya

azan..

Aduhai indahnya seruan muazin-Mu ya Allah Aku tak kuasa untuk menolak panggilan-Mu Kesejukan rahmat-Mu telah menyelimuti hatiku ...Aku dating memenuhi seruan-Mu Kulangkahkan kakiku, semoga Kau tinggikan derajatku Kubasuh wajahku, semoga Kau perbaiki akhlakku Kumasuki mesjid-Mu, semoga Kau ampuni dosaku Kutunaikan perintah- Mu, semoga Kau dekatkan aku pada-Mu Yaa… RABB… Jadikan mesjid tempat berteduh ku Tempat beteduh kami Di hari yang sangat panas menendang Yaa… RAAB… Jadikan mesjid kendaraanku Kendaraan kami, kendaraan orang- orang Yang mencintai mesjid-Mu Yaa… RAAB… Masukkan kami kedalam golongan Orang-orang yang sholeh…

Wednesday 9 May 2012

"Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu beruntung." (Al-A'raf 7:69).

Seratus tahun yang lalu, pernahkah kita membayangkan hidup di dunia seperti sekarang ini? Pernahkah kita membayangkan kita memiliki tubuh kita sekarang? Pernahkah kita membayangkan memiliki wajah seperti wajah kita sekarang? Punya telinga yang bisa mendengar, punya mata yang bisa melihat, punya tangan yang bisa bergerak, punya kaki yang bisa menyangga? Maka nikmat Allah yang manakah yang kita dustakan? Bayangkan, indahnya masa kecil kita. saat itu kita bebas tertawa, bergembira, dan penuh sukacita. Senyum kita mengembang, tawa kita riang, semuanya ikut senang. Padahal saat itu kita belum punya apa-apa. Padahal saat itu kita masih sangat lemah. Padahal saat itu kita masih bergantung sepenuhnya. Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan? Lalu mengapa kini kita merasa susah? Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi? Mengapa kita terpuruk di dalam usaha? Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang? Mengapa kita merasa krisis keuangan? Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup? Mengapa kita merasa menjadi koraban? Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam? Lalu, pantaskah kita merasa demikian? Mana senyummu? Mana tawamu? Mana sukacitamu? Mana bahagiamu? Mana syukurmu? "Jika engkau bersyukur, maka akan kutambahkan (nikmat-Ku), dan jika engkau kufur (ingkar) sesungguhnya siksa-Ku amat pedih."(Ibrahim :7). Orang yang pandai bersyukur, hidupnya mujur dan makmur. Orang yang tidak pandai bersyukur, hidupnya hancur lebur. Dan seseungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: " bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka seya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Lukman :12). Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18) Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan nikmat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Anugerah yang kita terima serta nikmat yang tiada tara itu merupakan bukti cinta dan kasih sayang Allah swt terhadap kita. Namun, seringkali kita tidak menyadari nikmat-Nya itu hingga kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Sebagai manusia, sudah selayaknya kita bersyukur atas nikmat tersebut. Dan dengan bersyukur, berarti kita telah menyadari nikmat yang diberikan Allah swt. Inilah salah satu faktor yang sekiranya akan membuat manusia lebih mencintai Allah swt. Ketika manusia mencintai Allah swt, ia akan semakin merasa dekat dengan Allah swt dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah swt. Allah swt pun tak segan-segan menambah nikmat-Nya kepada orang yang seperti itu. Sesuai dengan firman-Nya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7) Allah swt tidak pernah berpaling dari orang-orang yang mencintai-Nya. Begitupun terhadap orang-orang yang membutuhkan-Nya. Maka dari itu, manusia mendapatkan nikmat dari Allah swt harus dengan kesadaran dalam menggunakan nikmat itu agar ia dapat mensyukurinya. Bila ia lupa untuk bersyukur sementara telah banyak nikmat Allah yang datang padanya, maka akan dapat menimbulkan kesombongan dan kecongkakan dalam dirinya. Hal ini dikarenakan ia terlampau larut dalam nikmat tersebut, serta berpikir bahwa nikmat itu akan terus datang padanya. Di dalam Al Quran juga telah dikatakan bahwa, “Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al Alaq: 6-7) Nikmat yang tidak disyukuri itu justru semakin mencegah manusia untuk mencintai Allah swt. Bagaimana ia bisa mencintai Allah swt bila ia tidak beryukur pada-Nya? Oleh karena itulah Al Quran senantiasa mengingatkan dan menekankan manusia untuk bisa membuka hati dan pikiran agar senantiasa menyadari nikmat-nikmat Allah serta mensyukurinya. Segala hal yang dijadikan Allah swt di muka bumi ini yang berupa nikmat dan rizki adalah suatu peringatan dari Allah swt. Kesombongan akibat lupa bersyukur hanya akan membawa manusia kepada kejahatan/keburukan. Salah satu jalan untuk mencintai Allah swt adalah dengan bersyukur kepada-Nya. Bila manusia lupa untuk bersyukur, ingatlah selalu bahwa semua itu datangnya dari Allah swt. Ingatkanlah meraka akan jasa-jasa Allah swt. Sungguh apabila kita selalu mengingat Allah swt, kita akan mencintai Allah swt. Allah swt pun akan selalu mencintai kita. Allah swt berfirman: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

MERINDUKANMU..

Sudah lama tak berjumpa… Rindu rasa hati ingin berjumpa dengan mu… Biar pun hati ingin mengatakan benci… Tapi aku tetap menyayangi mu… Apa kabar kamu di sana… Semoga kamu baik-baik saja.. Aku di sini s’lalu merindukan mu… Apakah kamu di sana juga merindukan aku… Biar pun kamu jauh di sana… Aku di sini s’lalu menanti mu.. S’lalu menjaga perasaan cinta dan sayangku untuk mu… Ya Allah… Jaga dan lindungilah dia yang di sana… Sucikan cintanya dan beningkan rasa sayangnya… Sesuci cintanya pada-Mu.. Sebening rasa sayangnya untuk-Mu… Ya Allah… Janganlah Engkau pisahkan kami… Satukan dan pertemukan kami kembali seperti dulu… Seperti Engkau satukan dan pertemukan Adam dan Hawa… Aamiin….

CINTA MEMANG BUTUH PENGORBANAN

seperti burung-burung menari di atas dedaunan nan rimbun.. seperti ombak-ombak yang menggulung di tengah lautan.. dan seperti percik-percik air yang menggelayut perlahan.. aku adalah bagian dari kebahagiaan.. dimanakah letak sebuah pengorbanan.. tanyaku sambil berjalan tanpa arah dan dalam kegalauan.. di atas daun daun itukah harus kutemukan.. yang akan gugur bila ia telah tua dan layu.. di balik ombak-ombak yang menggulung itukah akan kutemui.. yang akan kembali mereda di saat pantai berangsut ikut meninggi.. dan haruskan dari percik-percik air itu akan kudapatkan.. yang akan kering karena mentari.. ah.. cinta.. cinta memang butuh pengorbanan.. namun cinta juga harus dengan pemikiran.. aku mencintaimu.. dan pengorbananku adalah menyerahkanmu.. menyerahkan semua kepada penciptamu.. jika engkau menjadi jodohku..

TALI CINTA

Rangkai katamu tak masuk ke pikiranku Dan aku pun tak pernah melayang mendengar cacianmu yang indah Aku berpikir, surgamu bukan disini Salahkah? Duniamu bukan untukku semata Rayuan maut buatku kesal tak bertepi Itu darimu Dan aku? Tak ada yang aku berikan untukmu Kau bilang tali Ku buat pertanyaan Apa kau akan mencari tali? Ya, seutas tali yang kokoh akan mengikat kita Bukan kesalahan bukan? Demi apapun tali akan tetap mengikat kita Begitu kokohnya niatmu untukku Seperti tali itu Memang sederhana Akan sempurna kelak Bertahankah engkau? Lalu untuk apa? Ini bukan surgamu Cinta bukanlah aku Ingat! Tali! Untuk kau dan aku Aku tak peduli Karena yang lain lebih butuh Sudahlah, serahkan tali itu untuknya Aku tak pantas Tali ini tetap untukmu Tak akan kuserahkan pada siapapun Camkan!
MENGAPA HARUS AKU.. Sentuhan lembut suasana penuh kebisuan Hanya terasa satu hembusan nafas dari sepuluh kali detak jantung Waktu yang cepat berlari seakan ingin berhenti di sini Di sini, aku yang hina ditemani alam sekitarku, bersama melagukan isyarat hati akan rindu Rindu tentang semua yang aku anggap terbaik dahulu Jauh dari pelukan erat rasa muak dan kalut Gelora rasa dalam samudera hasrat memenuhi hariku Yang saat ini entah berarak ke mana Sungguh ironi, ketika aku mulai menatap lebih jauh Segala yang begitu berharga terampas dari sisiku Mengapa bukan bagi insan lain? Mengapa harus aku? Atau mungkin semua ini penjabaran hakikat Atas harga yang harus terbayar di tengah taman kehidupan Aku ini insan kecil yang terdampar di pantai luka Dari sekian banyak taburan bintang yang bertasbih Bintang itu bersamaku dalam hati membangunkan hasrat Demi kebangkitan kenangan dengan ruahan kesadaran Bahwa kita terlahir seorang diri Begitu pula saat lembar kehidupan kita sempurna tertutup