Nonton iklan bentar ya...!!!

Saturday 17 February 2018

Potensi aceh yang melimpah ( serambi makkah )


ALLAH Swt memberi karunia sumber daya alam (SDA) yang sangat banyak kepada daerah Aceh. Namun karena salah satu faktornya, yaitu ketidaksiapan sumber daya manusia (SDM) dalam mengelolanya dengan baik sehingga dikuatirkan SDA yang ada justru menjadi petaka. Kondisi ini dapat menyeret daerah Aceh menjadi lemah, tidak mandiri dan tergantung (dependent) pada daerah lain, akhirnya justru muncul image yang kurang menguntungkan untuk Aceh.

bahwa Aceh sejak lama dikenal dengan Serambi Mekkah dan sangat identik dengan Islam. Apalagi kemudian pemerintah pusat menetapkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 yang mengamanahkan pelaksanaan syariat Islam secara kaffah.
“Adanya predikat keislaman, sesuatu yang sangat mulai ini, tentu diharapkan menjadi motivasi lebih bagi Aceh untuk memantaskan diri lebih baik lagi agar dekat dan sesuai dengan sebutan ini. Apalagi terkait dengan sesuatu hal yang sangat strategis yaitu SDM yang merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu daerah,” kata Mustanir.
Aceh berpenduduk 4.597.308 jiwa dengan luas wilayah 57.365,57 km2 (2,88% luas Indonesia) membentang dalam 6.770,81 Km2 memiliki 119 Pulau, 35 gunung, 73 sungai penting dan mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 6.450 gampong. Potensi ini merupakan suatu modal yang sangat penting bagi mendukung pelaksanaan pembangunan di Aceh menuju masyarakat sejahtera. Namun faktanya rakyat Aceh belum mendapatkan kehidupan yang sepadan dengan kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya.
Sejak dulu kala Aceh dikenal sebagai penghasil rempah dan ini pulalah yang menjadi salah satu motivasi Portugis dan beberapa bangsa Eropa lain datang ke Aceh. Pada era setelah kemerdekaan Republik Indonesia Aceh juga tampil dan dikenal sebagai daerah produksi pertanian, kawasan kehutanan, penghasil mineral dan bahan bakar. Sebagai kawasan kepulauan yang beriklim tropis, Aceh juga berpotensi dalam pengembangan bidang tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata.
Bahkan Aceh sejak 1900 telah memulai usaha pertambangan umum. Daerah operasi minyak dan gas di bagian utara dan timur meliputi daratan seluas 8.225,19 km² dan dilepas pantai Selat Malaka 38.122,68 km². Beberapa perusahaan migas yang mengeksploitasi tambang Aceh berdasarkan kontrak bagi hasil (production sharing). Sementara endapan batubara terkonsentrasi pada Cekungan Meulaboh di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Terdapat 15 lapisan batubara hingga kedalaman 100 meter dengan ketebalan lapisan bekisar antara 0,5-9,5 m. Jumlah cadangan terunjuk hingga kedalam 80 meter mencapai 500 juta ton, sedangkan cadangan hipotesis sekitar 1,7 miliar ton .
Menariknya lagi hasil kajian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama lembaga riset geologi dan kelautan Jerman (BGR) terhadap potensi minyak bumi dan gas (Migas) di timur laut Pulau Simeulue yang diprediksi bisa menjadi penganti cadangan minyak Arun Aceh Utara. Cadangan migas dalam jumlah raksasa di cekungan busur muka Simeulue yang terletak di lepas pantai sebelah barat Aceh diperkirakan mencapai 320 milyar barrel. Jumlah ini sangat spektakuler untuk ukuran cadangan pada cekungan di Indonesia, karena dibandingkan Saudi Arabia saja yang mempunyai cekungan-cekungan raksasa dan cadangan terbesar di dunia, hanya mempunyai cadangan terbukti sebesar 264,21 milyar barrel.
Provinsi Aceh ternyata juga memiliki beraneka ragam potensi sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik terdiri dari potensi air, panas bumi, batubara. Diperkirakan potensi sumber tenaga air mencapai 2.626 MW yang tersebar di 15 lokasi di wilayah Aceh. Salah satu dari potensi tersebut adalah PLTA Peusangan dengan daya sebesar 89 MW, di daerah Jambo Aye yang diperkirakan mencapai 471 MW, Lawe Alas sebesar 268 MW, dan Tampur sebesar 126 MW. Disamping itu juga terdapat potensi batubara yang dapat dikembangkan sebesar 1.300 juta ton. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa Aceh memiliki 17 titik panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Di samping berbagai kekayaan alam non logam di atas, Aceh juga memiliki macam-macam bahan galian logam. Hasil inventarisasi Dinas Pertambangan Aceh bahwa daerah Menurut laporan Badan Pertambangan dan Energi Aceh, daerah Aceh mempunyai 21 jenis bahan galian industri yang cukup potensial dan sangat prospektif untuk dikembangkan dengan lokasi menyebar pada hampir semua kabupaten/kota di Aceh.
Banyaknya sumber mineral atau hasil tambang bukan jaminan untuk mendapatkan pendapatan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikasi bahwa ekspor bahan mentah dan minimnya upaya pengolahan atau kurangnya sentuhan teknologi guna meningkatkan nilai jual (value added) terjadi pada berbagai komoditas bahan alam


No comments: