Sebagaimana sudah kita ketahui
setiap Ahli Tauhid sebelum berhak
mencapai pintu gerbang surga
diharuskan melewati ujian berat
yaitu menyeberangi jembatan yang
membentang di atas Neraka Jahannam. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melukiskan jembatan itu
sebagai lebih tipis dari sehelai
rambut dan lebih tajam dari sebilah
pedang. Ada mereka yang sukses
menyeberanginya, ada yang sukses
namun terluka kena sabetan duri- duri dan besi-besi kait yang
merobek sebagian anggota
tubuhnya sementara ada yang gagal
sehingga terjatuh dan terjerembab
dengan wajahnya terlebih dahulu
masuk ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam. ْﻦِﻣ ُّﻕَﺩَﺃ ٌﺮْﺴِﺟ َﻢَّﻨَﻬَﺠِﻟَﻭ ِﻒْﻴَّﺴﻟﺍ ْﻦِﻣ ُّﺪَﺣَﺃَﻭ ِﺮْﻌَّﺸﻟﺍ ٌﻚَﺴَﺣَﻭ ُﺐﻴِﻟﺎَﻠَﻛ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﺀﺎَﺷ ْﻦَﻣ َﻥﻭُﺬُﺧْﺄَﻳ ِﻑْﺮَّﻄﻟﺎَﻛ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍَﻭ ِﺢﻳِّﺮﻟﺎَﻛَﻭ ِﻕْﺮَﺒْﻟﺎَﻛَﻭ ِﺏﺎَﻛِّﺮﻟﺍَﻭ ِﻞْﻴَﺨْﻟﺍ ِﺪﻳِﻭﺎَﺟَﺄَﻛَﻭ ِّﺏَﺭ َﻥﻮُﻟﻮُﻘَﻳ ُﺔَﻜِﺋﺎَﻠَﻤْﻟﺍَﻭ ٌﻢَّﻠَﺴُﻣ ٍﺝﺎَﻨَﻓ ْﻢِّﻠَﺳ ِّﺏَﺭ ْﻢِّﻠَﺳ ٌﺭَّﻮَﻜُﻣَﻭ ٌﻢَّﻠَﺴُﻣ ٌﺵﻭُﺪْﺨَﻣَﻭ ِﻪِﻬْﺟَﻭ ﻰَﻠَﻋ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ “Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut
dan lebih tajam dari pedang. Di
atasnya ada besi-besi yang
berpengait dan duri-duri yang
mengambil siapa saja yang
dikehendaki Allah. Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas)
laksana kedipan mata, ada yang
laksana kilat dan ada yang laksana
angin, ada yang laksana kuda yang
berlari kencang dan ada yang
laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim.” ( ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.”) Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu
diselamatkan dan juga ada yang
digulung dalam neraka di atas
wajahnya.” (HR Ahmad 23649) Setiap orang yang mengaku beriman
sudah barang tentu berharap dirinya
masuk ke dalam golongan mereka
yang selamat menyeberanginya
sehingga berhak masuk Surga dan
dijauhkan dari azab api neraka. Namun pertanyaannya ialah
bagaimana hal itu bisa tercapai? Apa
syarat-syarat agar seorang Mukmin
berhak menikmati kesuksesan
tersebut? Sebenarnya dalam hadits
lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam telah mengisyaratkan sebagian
jawabannya. َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﻮُﻋْﺪَﻳ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ ْﻢِﻬِﺋﺎَﻤْﺳَﺄِﺑ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ َﻡْﻮَﻳ ِﻩِﺩﺎَﺒِﻋ ﻰَﻠَﻋ ُﻪْﻨِﻣ ﺍًﺮْﺘِﺳ ، ﺎَّﻣَﺃَﻭ ِﻁﺍَﺮِّﺼﻟﺍ َﺪْﻨِﻋ ، َّﺰَﻋ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺈَﻓ ٍﻦِﻣْﺆُﻣ َّﻞُﻛ ﻲِﻄْﻌُﻳ َّﻞَﺟَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ، ﺍًﺭﻮُﻧ ٍﺔَﻨِﻣْﺆُﻣ َّﻞُﻛَﻭ ، ﺍًﺭﻮُﻧ ٍﻖِﻓﺎَﻨُﻣ َّﻞُﻛَﻭ ، ﺍَﺫِﺈَﻓ َﺐَﻠَﺳ ِﻁﺍَﺮِّﺼﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﺍْﻭَﻮَﺘْﺳﺍ َﻦﻴِﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟﺍ َﺭﻮُﻧ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﺕﺎَﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟﺍَﻭ ، َﻝﺎَﻘَﻓ ْﺲِﺒَﺘْﻘَﻧ ﺎَﻧﻭُﺮُﻈْﻧﺍ َﻥﻮُﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟﺍ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ َﻝﺎَﻗَﻭ ْﻢُﻛِﺭﻮُﻧ ْﻦِﻣ ُﺮُﻛْﺬَﻳ ﻼَﻓ ﺎﻧَﺭﻮُﻧ ﺎَﻨَﻟ ْﻢِﻤْﺗَﺃ ﺎَﻨَّﺑَﺭ ﺍًﺪَﺣَﺃ ٌﺪَﺣَﺃ َﻚِﻟَﺫ َﺪْﻨِﻋ “Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan
nama-nama mereka ada tirai
penghalang dari-Nya. Adapun di
atas jembatan Allah memberikan
cahaya kepada setiap orang beriman
dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan,
Allah-pun segera merampas cahaya
orang-orang munafiq. Mereka
menyeru kepada orang-orang
beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari
cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang
beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya
kami.”(QS At-Tahrim ayat 8) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat
orang lain.” (HR Thabrani 11079) Di antara solusinya ialah seorang
mukmin mesti mengupayakan agar
dirinya kelak memiliki cukup cahaya
agar mampu menyeberangi
kegelapan dan panasnya neraka.
Sebab pada saat akan menyeberangi jembatan tersebut setiap orang
dibekali Allah cahaya agar mampu
melihat jalan yang sedang
ditelusurinya di atas jembatan
tersebut. Dan bila ia termasuk
mukmin sejati cahaya yang diterimanya itu akan setia menemani
dan menyinari dirinya sepanjang
penyeberangan itu hingga sampai
ke ujung menjelang pintu surga.
Namun jika ia termasuk orang yang
imannya bermasalah lantaran begitu banyak dosanya, apalagi kalau ia
termasuk orang munafik, maka di
tengah perjalanan menyeberangi
jembatan Allah tiba-tiba padamkan
cahaya yang menemaninya sehingga
ia dibiarkan dalam kegelapan dan akibatnya ia menjadi tersesat dan
terjatuh ke dalam api neraka. Begitu cahaya orang-orang munafik
itu mendadak dipadamkan Allah,
maka mereka akan berteriak panik
dan memohon kepada orang-orang
beriman sejati agar dibagi sebagian
cahaya yang setia menemani mukmin sejati itu. Sungguh
gambaran mengerikan yang dengan
jelas diuraikan Allah di dalam ayat-
ayat berikut ini: َﻪَّﻠﻟﺍ ُﺽِﺮْﻘُﻳ ﻱِﺬَّﻟﺍ ﺍَﺫ ْﻦَﻣ ُﻪَﻟ ُﻪَﻔِﻋﺎَﻀُﻴَﻓ ﺎًﻨَﺴَﺣ ﺎًﺿْﺮَﻗ ٌﻢﻳِﺮَﻛ ٌﺮْﺟَﺃ ُﻪَﻟَﻭ َﻦﻴِﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ ﻯَﺮَﺗ َﻡْﻮَﻳ ْﻢُﻫُﺭﻮُﻧ ﻰَﻌْﺴَﻳ ِﺕﺎَﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍَﻭ ْﻢِﻬِﻧﺎَﻤْﻳَﺄِﺑَﻭ ْﻢِﻬﻳِﺪْﻳَﺃ َﻦْﻴَﺑ ﻱِﺮْﺠَﺗ ٌﺕﺎَّﻨَﺟ َﻡْﻮَﻴْﻟﺍ ُﻢُﻛﺍَﺮْﺸُﺑ َﻦﻳِﺪِﻟﺎَﺧ ُﺭﺎَﻬْﻧَﺄْﻟﺍ ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ ْﻦِﻣ ُﻢﻴِﻈَﻌْﻟﺍ ُﺯْﻮَﻔْﻟﺍ َﻮُﻫ َﻚِﻟَﺫ ﺎَﻬﻴِﻓ َﻥﻮُﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟﺍ ُﻝﻮُﻘَﻳ َﻡْﻮَﻳ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ َﻦﻳِﺬَّﻠِﻟ ُﺕﺎَﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟﺍَﻭ ْﻢُﻛِﺭﻮُﻧ ْﻦِﻣ ْﺲِﺒَﺘْﻘَﻧ ﺎَﻧﻭُﺮُﻈْﻧﺍ ْﻢُﻛَﺀﺍَﺭَﻭ ﺍﻮُﻌِﺟْﺭﺍ َﻞﻴِﻗ ﺍًﺭﻮُﻧ ﺍﻮُﺴِﻤَﺘْﻟﺎَﻓ ٌﺏﺎَﺑ ُﻪَﻟ ٍﺭﻮُﺴِﺑ ْﻢُﻬَﻨْﻴَﺑ َﺏِﺮُﻀَﻓ ُﻩُﺮِﻫﺎَﻇَﻭ ُﺔَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ ِﻪﻴِﻓ ُﻪُﻨِﻃﺎَﺑ ِﻪِﻠَﺒِﻗ ْﻦِﻣ ْﻦُﻜَﻧ ْﻢَﻟَﺃ ْﻢُﻬَﻧﻭُﺩﺎَﻨُﻳ ُﺏﺍَﺬَﻌْﻟﺍ ْﻢُﻜَّﻨِﻜَﻟَﻭ ﻰَﻠَﺑ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ْﻢُﻜَﻌَﻣ ْﻢُﺘْﻨَﺘَﻓ ْﻢُﺘْﺒَﺗْﺭﺍَﻭ ْﻢُﺘْﺼَّﺑَﺮَﺗَﻭ ْﻢُﻜَﺴُﻔْﻧَﺃ ﻰَّﺘَﺣ ُّﻲِﻧﺎَﻣَﺄْﻟﺍ ُﻢُﻜْﺗَّﺮَﻏَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ ْﻢُﻛَّﺮَﻏَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮْﻣَﺃ َﺀﺎَﺟ ُﺬَﺧْﺆُﻳ ﺎَﻟ َﻡْﻮَﻴْﻟﺎَﻓ ُﺭﻭُﺮَﻐْﻟﺍ ﺎَﻟَﻭ ٌﺔَﻳْﺪِﻓ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ُﻢُﻛﺍَﻭْﺄَﻣ ﺍﻭُﺮَﻔَﻛ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻦِﻣ َﺲْﺌِﺑَﻭ ْﻢُﻛﺎَﻟْﻮَﻣ َﻲِﻫ ُﺭﺎَّﻨﻟﺍ ُﺮﻴِﺼَﻤْﻟﺍ ”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
maka Allah akan melipat-gandakan
(balasan) pinjaman itu untuknya,
dan dia akan memperoleh pahala
yang banyak, (yaitu) pada hari
ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka,
(dikatakan kepada mereka): "Pada
hari ini ada berita gembira untukmu,
(yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang
kamu kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang banyak. Pada
hari ketika orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat
mengambil sebahagian dari
cahayamu". Dikatakan (kepada
mereka): "Kembalilah kamu ke
belakang dan carilah sendiri cahaya
(untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai
pintu. Di sebelah dalamnya ada
rahmat dan di sebelah luarnya dari
situ ada siksa. Orang-orang munafik
itu memanggil mereka (orang-orang
mu'min) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan
kamu?" Mereka menjawab: "Benar,
tetapi kamu mencelakakan dirimu
sendiri dan menunggu (kehancuran
kami) dan kamu ragu-ragu serta
ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;
dan kamu telah ditipu terhadap Allah
oleh (syaitan) yang amat penipu.
Maka pada hari ini tidak diterima
tebusan dari kamu dan tidak pula
dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat
berlindungmu. Dan dia adalah
sejahat-jahat tempat kembali.” (QS Al- Hadid ayat 11-15) Lalu apakah amal perbuatan yang
akan menyebabkan seorang
mukmin memiliki cukup cahaya
untuk sukses menyeberangi
jembatan itu? Ternyata, di antaranya
ialah kesungguhan seorang mukmin untuk bertaubat dari dosa-dosa
yang selama ini dia kerjakan. Inilah
yang disebut dengan aktifitas Taubatan Nasuhan (Taubat Yang Murni). Taubatan Nasuha inilah yang
akan menyebebkan seorang
mukmin memperoleh cahaya yang
disempurnakan untuk sukses
menyeberangi jambatan Neraka.
Bukan taubat musiman alias taubat yang tidak menyebabkan seseorang
benar-benar meninggalkan
perbuatan dosa yang dilakukannya.
Perhatikanlah ayat Allah berikut ini: ﻰَﻟِﺇ ﺍﻮُﺑﻮُﺗ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ﻰَﺴَﻋ ﺎًﺣﻮُﺼَﻧ ًﺔَﺑْﻮَﺗ ِﻪَّﻠﻟﺍ ْﻢُﻜْﻨَﻋ َﺮِّﻔَﻜُﻳ ْﻥَﺃ ْﻢُﻜُّﺑَﺭ ٍﺕﺎَّﻨَﺟ ْﻢُﻜَﻠِﺧْﺪُﻳَﻭ ْﻢُﻜِﺗﺎَﺌِّﻴَﺳ َﻡْﻮَﻳ ُﺭﺎَﻬْﻧَﺄْﻟﺍ ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ ْﻦِﻣ ﻱِﺮْﺠَﺗ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ َّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻱِﺰْﺨُﻳ ﺎَﻟ ﻰَﻌْﺴَﻳ ْﻢُﻫُﺭﻮُﻧ ُﻪَﻌَﻣ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ ْﻢِﻬِﻧﺎَﻤْﻳَﺄِﺑَﻭ ْﻢِﻬﻳِﺪْﻳَﺃ َﻦْﻴَﺑ ﺎَﻧَﺭﻮُﻧ ﺎَﻨَﻟ ْﻢِﻤْﺗَﺃ ﺎَﻨَّﺑَﺭ َﻥﻮُﻟﻮُﻘَﻳ ِّﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ َﻚَّﻧِﺇ ﺎَﻨَﻟ ْﺮِﻔْﻏﺍَﻭ ٌﺮﻳِﺪَﻗ ٍﺀْﻲَﺷ ”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), mudah-
mudahan Tuhan kamu akan
menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkan kamu ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-
orang yang beriman bersama
dengan dia; sedang cahaya mereka
memancar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami
cahaya kami dan ampunilah kami;
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim
ayat 8) Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud, dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bersabda: ”Shirath itu setajam pedang dan sangat
menggelincirkan.” Beliau melanjutkan: ”Lalu mereka melintas sesuai dengan cahaya yang mereka
miliki. Maka di antara mereka ada
yang melintas secepat meteor, ada
pula yang melintas secepat kedipan
mata, ada pula yang melintas secepat
angin, ada pula yang melintas seperti orang berlari, dan ada pula yang
berjalan dengan cepat. Mereka
melintas sesuai amal perbuatan
mereka, hingga tibalah saat orang
yang cahayanya ada di jari jempol
kedua kakinya melintas, satu tangannya jatuh, dan satu
tangannya lagi menggantung, satu
kakinya jatuh dan satu kakinya lagi
menggantung, kedua sisinya
terkena api neraka.” Kedua, seorang Mukmin akan
dijamin memiliki cukup cahaya saat
menyeberangi jembatan di atas
Neraka jika ia rajin berjalan ke masjid dalam kegelapan untuk menegakkan sholat wajibnya semata
ingin meraih keridhaan Allah. Nabi
bersabda: ِﻢَﻠُّﻈﻟﺍ ﻲِﻓ َﻦﻴِﺋﺎَّﺸَﻤْﻟﺍ ْﺮِّﺸَﺑ ِّﻡﺎَّﺘﻟﺍ ِﺭﻮُّﻨﻟﺎِﺑ ِﺪِﺟﺎَﺴَﻤْﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ َﻡْﻮَﻳ “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju
masjid-masjid dalam kegelapan
dengan cahaya yang sempurna pada
hari Kiamat.” (HR Ibnu Majah 773) Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seringkali ketika berjalan menuju ke
masjid berdoa dengan doa sebagai
berikut: ﺍًﺭﻮُﻧ ﻲِﺒْﻠَﻗ ﻲِﻓ ْﻞَﻌْﺟﺍ َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ ﻲِﻓَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻱِﺮَﺼَﺑ ﻲِﻓَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻲِﻌْﻤَﺳ ْﻦَﻋَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻲِﻨﻴِﻤَﻳ ْﻦَﻋَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻲِﻗْﻮَﻓَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻱِﺭﺎَﺴَﻳ ِﺖْﺤَﺗَﻭ ﻲِﻔْﻠَﺧَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻲِﻣﺎَﻣَﺃَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ ﺍًﺭﻮُﻧ ﻲِﻟ ْﻞَﻌْﺟﺍَﻭ ﺍًﺭﻮُﻧ “Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam
pendengaranku, di sebelah
kananku, di sebelah kiriku, di
sebelah atasku, di sebelah bawahku,
di depanku, di belakangku dan
jadikanlah aku bercahaya.” (HR Bukhary 5841) Ketiga, seorang Mukmin akan sukses
menyeberangi jembatan neraka bila
ia melindungi sesama mukmin dari
kejahatan orang Munafik. Dan
sebaliknya barangsiapa yang
mengucapkan perkataan buruk untuk mencemarkan seorang
Muslim, maka Allah akan
menghukumnya dalam bentuk ia
ditahan di atas jembatan neraka
hingga dosa ucapannya menjadi
bersih. ٍﻖِﻓﺎَﻨُﻣ ْﻦِﻣ ﺎًﻨِﻣْﺆُﻣ ﻰَﻤَﺣ ْﻦَﻣ ﺎًﻜَﻠَﻣ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﺚَﻌَﺑ َﻝﺎَﻗ ُﻩﺍَﺭُﺃ ﻲِﻤْﺤَﻳ ِﺭﺎَﻧ ْﻦِﻣ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ َﻡْﻮَﻳ ُﻪَﻤْﺤَﻟ ﺎًﻤِﻠْﺴُﻣ ﻰَﻣَﺭ ْﻦَﻣَﻭ َﻢَّﻨَﻬَﺟ ُﺪﻳِﺮُﻳ ٍﺀْﻲَﺸِﺑ ﻰَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻪَﺴَﺒَﺣ ِﻪِﺑ ُﻪَﻨْﻴَﺷ ﺎَّﻤِﻣ َﺝُﺮْﺨَﻳ ﻰَّﺘَﺣ َﻢَّﻨَﻬَﺟ ِﺮْﺴِﺟ َﻝﺎَﻗ “Barangsiapa melindungi seorang Mukmin dari kejahatan orang
Munafik, Allah akan mengutus
malaikat untuk melindungi daging
orang itu –pada hari Kiamat- dari neraka jahannam. Barangsiapa
menuduh seorang Muslim dengan
tujuan ingin mencemarkannya, maka
Allah akan menahannya di atas
jembatan neraka jahannam hingga
orang itu dibersihkan dari dosa perkataan buruknya.” (HR Abu Dawud 4239) Saudaraku, sungguh kita semua
sangat membutuhkan cahaya yang
mencukupi untuk menyeberangi
jembatan neraka dengan selamat.
Semoga Allah masukkan kita
bersama ke dalam golongan Mukmin sejati. Semoga Allah bersihkan hati
kita bersama dari penyakit
kemunafikan. Sebab kemunafikan
akan menyebabkan cahaya
seseorang tiba-tiba padam saat
menyeberangi jembatan neraka sehingga ia menjadi tergelincir lalu
jatuh ke dalam api neraka yang
menyala-nyala. Na’udzubillahi min dzalika...! َﻦِﻣ ﺎَﻨَﺑﻮُﻠُﻗ ْﺮِّﻬَﻃ َّﻢُﻬَّﻠﻟَﺍ ﺀﺎَﻳِّﺮﻟﺍ َﻦِﻣ ﺎَﻨَﻟﺎَﻤْﻋَﺍ َﻭ ﻕﺎَﻔِّﻨﻟﺍ ﺎَﻨَﻨُﻴْﻋَﺃ َﻭ ﺏِﺬَﻜْﻟﺍ َﻦِﻣ ﺎَﻨَﺘَﻨِﺴْﻟَﺃ َﻭ َﺔَﻨِﺋﺎَﺧ ُﻢَﻠْﻌَﺗ َﻚَّﻧِﺇ ﺔَﻧﺎَﻴِْﺨﻟﺍ َﻦِﻣ ﺭﻭُﺪُّﺼﻟﺍ ِﻒْﺨُﺗ ﺎَﻣ َﻭ ﻦُﻴْﻋَﺄْﻟﺍ Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari
kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari
dusta serta pandangan mata kami
dari khianat. Sesungguhnya Engkau
Maha Tahu khianat pandangan mata
dan apa yang disembunyikan hati
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Sunday, 1 May 2011
Jembatan Neraka Lebih TipisDari Rambut Lebih TajamDari Pedang
Salah satu peristiwa dahsyat yang
bakal dialami oleh setiap orang yang
telah mengucapkan ikrar syahadat
Tauhid ialah keharusan menyeberangi
suatu jembatan yang dibentangkan di
atas kedua punggung neraka jahannam. Ia tidak saja dialami oleh ummat Islam
dari kalangan ummat Nabi Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam, melainkan semua orang beriman dari ummat
para Nabi sebelumnya juga wajib
mengalaminya. Peristiwa ini akan
dialami oleh setiap orang beriman,
baik mereka yang imannya sejati
maupun yang berbuat banyak maksiat termasuk kaum munafik.
Menurut sebagian ahli tafsir peristiwa
menyeberangi jembatan di atas
neraka telah diisyaratkan Allah di
dalam Al-Qur’anul Karim. ”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi
neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa dan membiarkan orang- orang yang zalim di dalam neraka
dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 71) Maksud dari kata ”mendatangi” ialah melintas di atas Neraka Jahannam
dengan menyeberangi jembatan
tersebut. Semua orang beriman – bagaimanapun kualitas imannya-
pasti mengalaminya. Hanya saja Allah
jamin keselamatan bagi mereka yang
imannya sejati (orang-orang
bertaqwa). Dan adapun mereka yang
imannya bermasalah (orang-orang zalim/kaum munafik) akan jatuh
tergelincir ke dalam Neraka Jahannam
saat melintasinya. Dalam sebuah hadits bahkan secara
lebih detail Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keadaan
jembatan dimaksud. Jembatan itu
lebih tipis dari sehelai rambut dan
lebih tajam dari sebilah pedang. Laa
haula wa laa quwwata illa billah…! Betapa sulitnya bagi kita untuk
berjalan menyeberang di atasnya.
Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus
Maha Bijaksana. Allah akan berikan
bekal bagi orang-orang yang
imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut.
Beginilah gambaran Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam mengenai jembatan tersebut dengan kejiadian-
kejadian yang menyertainya: “Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut
dan lebih tajam dari pedang. Di
atasnya ada besi-besi yang berpengait
dan duri-duri yang mengambil siapa
saja yang dikehendaki Allah. Dan
manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada
yang laksana kilat dan ada yang
laksana angin, ada yang laksana kuda
yang berlari kencang dan ada yang
laksana onta berjalan. Dan para
malaikat berkata: ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.” Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-
cabik lalu diselamatkan dan juga ada
yang digulung dalam neraka di atas
wajahnya.” (HR Ahmad 23649) Jadi, menurut hadits di atas ada
mereka yang bakal menyeberanginya
dengan selamat dan ada yang
menyeberanginya dengan selamat
namun harus mengalami luka-luka
dikarenakan terkena sabetan duri- duri yang mencabik-cabik tubuhnya.
Lalu ada pula mereka yang gagal
menyeberanginya hingga ujung.
Mereka terpeleset, tergelincir sehingga
terjatuh dan terjerembab dengan
wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah jembatan.
Na’udzubillahi min dzaalika…! Lalu bagaimana seseorang dapat
menyeberanginya dengan selamat?
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa pada saat
peristiwa menegangkan itu sedang
berlangsung para Nabi dan para
malaikat sibuk mendoakan
keselamatan bagi orang-orang
beriman. Mereka berdoa: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim. (Ya Rabbi, selamatkanlah.
Ya Rabbi, selamatkanlah).” Selanjutnya Allah akan memberikan
cahaya bagi setiap orang. Baik mereka
yang beriman sejati, mereka yang
banyak berbuat dosa, maupun yang
munafik sama-sama memperolehnya.
Namun ketika sedang melintasi jembatan tersebut orang-orang yang
imannya emas akan terus ditemani
dan diterangi oleh cahaya tersebut
hingga selamat sampai ke ujung
penyeberangan. Sedangkan orang-orang munafik
hanya sampai setengah perjalanan
melintas jembatan tersebut tiba-tiba
Allah mencabut cahaya yang tadinya
menerangi mereka sehingga mereka
berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan
shirath ke dalam api menyala-nyala
Neraka Jahannam. Na’udzubillahi min dzaalika…! “Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama
mereka ada tirai penghalang dari-Nya.
Adapun di atas jembatan Allah
memberikan cahaya kepada setiap
orang beriman dan orang munafiq.
Bila mereka telah berada ditengah jembatan, Allah-pun segera merampas
cahaya orang-orang munafiq. Mereka
menyeru kepada orang-orang
beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari
cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman:
”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami. ”(QS At- Tahrim ayat Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079) Saudaraku, sungguh pemandangan
yang sangat mendebarkan. Pantaslah
bila Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa saat peristiwa
menyeberangi jembatan di atas
Neraka Jahannam sedang
berlangsung setiap orang tidak akan
ingat kepada orang lainnya. Sebab
semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-masing. Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari
kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari
dusta serta pandangan mata kami dari
khianat. Sesungguhnya Engkau Maha
Tahu khianat pandangan mata dan
apa yang disembunyikan hati. Wallahu a’lam bish shawwab =====
bakal dialami oleh setiap orang yang
telah mengucapkan ikrar syahadat
Tauhid ialah keharusan menyeberangi
suatu jembatan yang dibentangkan di
atas kedua punggung neraka jahannam. Ia tidak saja dialami oleh ummat Islam
dari kalangan ummat Nabi Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam, melainkan semua orang beriman dari ummat
para Nabi sebelumnya juga wajib
mengalaminya. Peristiwa ini akan
dialami oleh setiap orang beriman,
baik mereka yang imannya sejati
maupun yang berbuat banyak maksiat termasuk kaum munafik.
Menurut sebagian ahli tafsir peristiwa
menyeberangi jembatan di atas
neraka telah diisyaratkan Allah di
dalam Al-Qur’anul Karim. ”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi
neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa dan membiarkan orang- orang yang zalim di dalam neraka
dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 71) Maksud dari kata ”mendatangi” ialah melintas di atas Neraka Jahannam
dengan menyeberangi jembatan
tersebut. Semua orang beriman – bagaimanapun kualitas imannya-
pasti mengalaminya. Hanya saja Allah
jamin keselamatan bagi mereka yang
imannya sejati (orang-orang
bertaqwa). Dan adapun mereka yang
imannya bermasalah (orang-orang zalim/kaum munafik) akan jatuh
tergelincir ke dalam Neraka Jahannam
saat melintasinya. Dalam sebuah hadits bahkan secara
lebih detail Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keadaan
jembatan dimaksud. Jembatan itu
lebih tipis dari sehelai rambut dan
lebih tajam dari sebilah pedang. Laa
haula wa laa quwwata illa billah…! Betapa sulitnya bagi kita untuk
berjalan menyeberang di atasnya.
Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus
Maha Bijaksana. Allah akan berikan
bekal bagi orang-orang yang
imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut.
Beginilah gambaran Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam mengenai jembatan tersebut dengan kejiadian-
kejadian yang menyertainya: “Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut
dan lebih tajam dari pedang. Di
atasnya ada besi-besi yang berpengait
dan duri-duri yang mengambil siapa
saja yang dikehendaki Allah. Dan
manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada
yang laksana kilat dan ada yang
laksana angin, ada yang laksana kuda
yang berlari kencang dan ada yang
laksana onta berjalan. Dan para
malaikat berkata: ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.” Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-
cabik lalu diselamatkan dan juga ada
yang digulung dalam neraka di atas
wajahnya.” (HR Ahmad 23649) Jadi, menurut hadits di atas ada
mereka yang bakal menyeberanginya
dengan selamat dan ada yang
menyeberanginya dengan selamat
namun harus mengalami luka-luka
dikarenakan terkena sabetan duri- duri yang mencabik-cabik tubuhnya.
Lalu ada pula mereka yang gagal
menyeberanginya hingga ujung.
Mereka terpeleset, tergelincir sehingga
terjatuh dan terjerembab dengan
wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah jembatan.
Na’udzubillahi min dzaalika…! Lalu bagaimana seseorang dapat
menyeberanginya dengan selamat?
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa pada saat
peristiwa menegangkan itu sedang
berlangsung para Nabi dan para
malaikat sibuk mendoakan
keselamatan bagi orang-orang
beriman. Mereka berdoa: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim. (Ya Rabbi, selamatkanlah.
Ya Rabbi, selamatkanlah).” Selanjutnya Allah akan memberikan
cahaya bagi setiap orang. Baik mereka
yang beriman sejati, mereka yang
banyak berbuat dosa, maupun yang
munafik sama-sama memperolehnya.
Namun ketika sedang melintasi jembatan tersebut orang-orang yang
imannya emas akan terus ditemani
dan diterangi oleh cahaya tersebut
hingga selamat sampai ke ujung
penyeberangan. Sedangkan orang-orang munafik
hanya sampai setengah perjalanan
melintas jembatan tersebut tiba-tiba
Allah mencabut cahaya yang tadinya
menerangi mereka sehingga mereka
berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan
shirath ke dalam api menyala-nyala
Neraka Jahannam. Na’udzubillahi min dzaalika…! “Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama
mereka ada tirai penghalang dari-Nya.
Adapun di atas jembatan Allah
memberikan cahaya kepada setiap
orang beriman dan orang munafiq.
Bila mereka telah berada ditengah jembatan, Allah-pun segera merampas
cahaya orang-orang munafiq. Mereka
menyeru kepada orang-orang
beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari
cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman:
”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami. ”(QS At- Tahrim ayat Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079) Saudaraku, sungguh pemandangan
yang sangat mendebarkan. Pantaslah
bila Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa saat peristiwa
menyeberangi jembatan di atas
Neraka Jahannam sedang
berlangsung setiap orang tidak akan
ingat kepada orang lainnya. Sebab
semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-masing. Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari
kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari
dusta serta pandangan mata kami dari
khianat. Sesungguhnya Engkau Maha
Tahu khianat pandangan mata dan
apa yang disembunyikan hati. Wallahu a’lam bish shawwab =====
Subscribe to:
Posts (Atom)