Alhamdulillahi wahdah, wash shalatu
was salamu 'ala rasulillah. Prolog "Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?". "Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!", mungkin inilah jawaban yang terlontar andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, "Pemain bola anu!" atau "Artis itu!". Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar, karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling 'kaya'!. Orang paling kaya di mata syariat Orang paling kaya jika diukur dengan timbangan syariat adalah: orang yang paling nrimo. Nabi kita shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan, " َﺲْﻴَﻟ ﻰَﻨِﻐْﻟﺍ ْﻦَﻋ ِﺓَﺮْﺜَﻛ ِﺽَﺮَﻌْﻟﺍ ، َّﻦِﻜَﻟَﻭ ِﺲْﻔَّﻨﻟﺍ ﻰَﻨِﻏ ﻰَﻨِﻐْﻟﺍ ." "Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati". (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan "qona'ah", artinya adalah nrimo (menerima) dan rela dengan berapapun yang diberikan Allah ta'ala.[1] Berapapun rizki yang didapatkan dia tidak mengeluh. Mendapat rizki banyak; bersyukur, mendapat rizki sedikit; bersabar dan tidak mengumpat. Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji sang Musthafa shallallahu'alaihiwasallam, " ْﺪَﻗ َﺢَﻠْﻓَﺃ ْﻦَﻣ َﻢَﻠْﺳَﺃ َﻕِﺯُﺭَﻭ ﺎًﻓﺎَﻔَﻛ ُﻪَﻌَّﻨَﻗَﻭ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻩﺎَﺗﺁ ﺎَﻤِﺑ " "Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rizki yang cukup dan dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah". (HR. Muslim dari Abdullah bin 'Amr). Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya, adapun orang kedua terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak. Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak- anaknya? Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu'alaihiwasallam adalah sebagai berikut: " ِﻪِﺑْﺮِﺳ ﻲِﻓ ﺎًﻨِﻣﺁ ْﻢُﻜْﻨِﻣ َﺢَﺒْﺻَﺃ ْﻦَﻣ ، ﻲِﻓ ﻰًﻓﺎَﻌُﻣ ِﻩِﺪَﺴَﺟ ، ُﻪَﻟ ْﺕَﺰﻴِﺣ ﺎَﻤَّﻧَﺄَﻜَﻓ ؛ِﻪِﻣْﻮَﻳ ُﺕﻮُﻗ ُﻩَﺪْﻨِﻋ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ " "Barang siapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu; seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya". (HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani). Kiat membangun pribadi yang qona'ah Di antara resep sukses membentuk jiwa yang qona'ah, adalah dengan melatih diri menyadari seyakin- yakinnya bahwa rizki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat Allah ta'ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya , walaupun kita pontang-panting dalam bekerja. Allah ta'ala mengingatkan, " ﺎَﻣَﻭ ﻦِﻣ ٍﺔَّﺑﺁَﺩ ﻲِﻓ ِﺽْﺭَﻷﺍ َّﻻِﺇ ﻰَﻠَﻋ ِﻪّﻠﻟﺍ ﺎَﻬُﻗْﺯِﺭ ." ﺩﻮﻫ : 6 . Artinya: "Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya". (QS. Hud: 6). Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam menasehatkan, " َّﻥِﺇ ْﻢُﻛَﺪَﺣَﺃ ْﻦَﻟ َﺕْﻮُﻤَﻳ ﻰَّﺘَﺣ َﻞِﻤْﻜَﺘْﺴَﻳ ُﻪَﻗْﺯِﺭ ، َﻼَﻓ ﺍﻮُﺌِﻄْﺒَﺘْﺴَﺗ َﻕْﺯِّﺮﻟﺍ ، ﺍﻮُﻘَّﺗﺍَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺱﺎَّﻨﻟﺍ ، ﺍْﻮُﻠِﻤْﺟَﺃَﻭ ﻲِﻓ ِﺐَﻠَّﻄﻟﺍ ، ﺍْﻭُﺬُﺧ ﺎَﻣ َّﻞَﺣ ﺍْﻮُﻋَﺩَﻭ ﺎَﻣ َﻡُﺮَﺣ ." "Sesungguhnya kalian tidak akan mati
kecuali setelah mendapatkan seluruh rizki (yang Allah takdirkan untukmu) secara sempurna. Maka janganlah kalian tidak sabaran dalam menanti rizki. Bertakwalah kepada Allah wahai manusia! Carilah rizki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram". (HR. Al- Hakim dari Jabir dan dinilai sahih oleh al-Albani). Buah manis qona'ah Sebagai suatu karakter yang terpuji, qona'ah tentunya menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya, yang tidak lain adalah buah dari qona'ah itu sendiri. Di antaranya[2]: 1. Qona'ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain. Karena dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya. Sehingga dia selalu hidup dalam ketentraman dan kedamaian batin. Sebab dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain. Karakter istimewa inilah yang Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu'alaihiwasallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir, " ُﻢُﻬُﺒَﺴْﺤَﻳ ُﻞِﻫﺎَﺠْﻟﺍ ﺀﺎَﻴِﻨْﻏَﺃ َﻦِﻣ ِﻒُّﻔَﻌَّﺘﻟﺍ ﻢُﻬُﻓِﺮْﻌَﺗ ْﻢُﻫﺎَﻤﻴِﺴِﺑ َﻻ َﻥﻮُﻟَﺄْﺴَﻳ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ًﺎﻓﺎَﺤْﻟِﺇ ." ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ : 273 . Artinya: "(Orang lain) yang tidak tahu menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya; karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad) mengenal
mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain". (QS. Al-Baqarah: 273). 2. Qona'ah menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya melainkan hanya kepada Allah Yang Maha Kaya. Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabiyullah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya'kub 'alaihissalam, " َﻝﺎَﻗ ﺎَﻤَّﻧِﺇ ﻮُﻜْﺷَﺃ ﻲِّﺜَﺑ ﻲِﻧْﺰُﺣَﻭ ﻰَﻟِﺇ ِﻪّﻠﻟﺍ ." ﻒﺳﻮﻳ : 86 . Artinya: "Dia (Ya'kub) berkata: hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". (QS. Yusuf: 86). Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada dzat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?? Namun realita berkata lain. Rata-rata kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik. Karena itulah para ulama mengingatkan, "Siapakah di antara kita yang meminta kebutuhannya kepada Allah, sebelum ia memintanya kepada para manusia?". Qona'ah >< bekerja dan ikhtiar? Janganlah dipahami dari seluruh keterangan di atas, bahwa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qona'ah. Sehingga cukup duduk berpangku- tangan di rumah, dengan dalih kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga! Qona'ah tidaklah seperti itu, karena qona'ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Setelah itu berapapun hasil yang didapatkan dari kerjanya, diterima dengan penuh rasa ridha tanpa menggerutu. Nabi shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan hakekat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiyar dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail, " ْﻮَﻟ ْﻢُﻜَّﻧَﺃ ْﻢُﺘْﻨُﻛ َﻥﻮُﻠَّﻛَﻮَﺗ ﻰَﻠَﻋ ِﻪَّﻠﻟﺍ َّﻖَﺣ ِﻪِﻠُّﻛَﻮَﺗ ْﻢُﺘْﻗِﺯُﺮَﻟ ُﺮْﻴَّﻄﻟﺍ ُﻕَﺯْﺮُﻳ ﺎَﻤَﻛ ُﺡﻭُﺮَﺗَﻭ ﺎًﺻﺎَﻤِﺧ ﻭُﺪْﻐَﺗ ﺎًﻧﺎَﻄِﺑ ." "Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rizki sebagaimana burung memperoleh rizki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang". (HR. Tirmidzi dan beliau berkomentar bahwa hadits ini hasan sahih). Ya, tentunya supaya burung bisa memenuhi perutnya ia harus 'mencari nafkah'! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta'ala. Wallahu a'la wa a'lam…
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Monday, 2 May 2011
WANITA PENGHUNI NERAKA
ﺢﻟﺍ ﻪﻠﻟ ﺏﺭ ﻦﻴﻤﻟﺎﻌﻟﺍ ، ﺓﻼﺼﻟﺍﻭ ﻡﻼﺴﻟﺍﻭ ﻰﻠﻋ ﻑﺮﺷﺃ ﺀﺎﻴﺒﻧﻷﺍ ﻦﻴﻠﺳﺮﻤﻟﺍﻭ ، ﺎﻨﻴﺒﻧ ﺪﻤﺤﻣ ﻰﻠﻋﻭ ﻪﻟﺁ ﻪﺒﺤﺻﻭ ﻦﻴﻋﻢﺟﺃ ، ﻦﻣﻭ ﻢﻬﻌﺒﺗ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻰﻟﺇ ﻥﺎﺳﺡﺈﺑ ، ﺪﻌﺑ ﺎﻣﺃ : Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat
tinggal yang abadi bagi kaum
Mukminin dan neraka sebagai tempat
tinggal bagi kaum kafirin dan pelaku
dosa. ) ﺎﻣﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﺍﻮﻠﻤﻋﻭ ﺕﺎﺤﻟﺎﺼﻟﺍ ﻢﻬﻠﻓ ﺕﺎﻨﺟ ﻯﻭﺄﻤﻟﺍ ﻻﺰﻧ ﺎﻤﺑ ﺍﻮﻧﺎﻛ ﻥﻮﻠﻤﻌﻳ ، ﺎﻣﺃﻭ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍﻮﻘﺴﻓ ﻢﻫﺍﻭﺄﻤﻓ ﺭﺎﻨﻟﺍ ، ﺎﻤﻠﻛ ﺍﻭﺩﺍﺭﺃ ﻥﺃ ﺍﻮﺟﺮﺨﻳ ﺎﻬﻨﻣ ﺍﻭﺪﻴﻋﺃ ﺎﻬﻴﻓ ﻞﻴﻗﻭ ﻢﻬﻟ ﺍﻮﻗﻭﺫ ﺏﺍﺬﻋ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻱﺬﻟﺍ ﻢﺘﻨﻛ ﻪﺑ ﻥﻮﺑﺬﻜﺗ ( ﺓﺪﺠﺴﻟﺍ : 19 - 20 "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya". Setiap Muslim yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah. Pada kajian kali ini, kita akan membahas tentang wanita wanita penghuni neraka. Sebelumnya alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : ) ﺎﻳ ﺎﻬﻳﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﺍﻮﻗ ﻢﻜﺴﻔﻧﺃ ﻢﻜﻴﻠﻫﺃﻭ ﺍﺭﺎﻧ ﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺓﺭﺎﺠﺤﻟﺍﻭ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺔﻜﺋﻼﻣ ﻅﻼﻏ ﺩﺍﺪﺷ ﻻ ﻥﻮﺼﻌﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻣ ﻢﻫﺮﻣﺃ ﻥﻮﻠﻌﻔﻳﻭ ﻥﻭﺮﻣﺆﻳ ﺎﻣ ( ﻡﺮﺤﺘﻟﺍ : 6 “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim :6). Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka.” Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu juga mengomentari ayat ini : “Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian dari neraka.” Dan masih banyak tafsir para shahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri
dan keluarga dari neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : ) ﺍﻮﻘﺗﺎﻓ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻲﺘﻟﺍ ﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺓﺭﺎﺠﺤﻟﺍﻭ ﺕﺪﻋﺃ ﻦﻳﺮﻓﺎﻜﻠﻟ ( ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ : 24 . “Maka takutlah kamu kepada api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24) Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya. Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya beliau bersabda : » ْﻢُﻛُﺭﺎَﻧ ِﻩِﺬَﻫ ﻰِﺘَّﻟﺍ ُﺪِﻗﻮُﻳ ُﻦْﺑﺍ َﻡَﺩﺁ ٌﺀْﺰُﺟ ْﻦِﻣ َﻦﻴِﻌْﺒَﺳ ﺍًﺀْﺰُﺟ ْﻦِﻣ ِّﺮَﺣ َﻢَّﻨَﻬَﺟ .« ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ِﻪَّﻠﻟﺍَﻭ ْﻥِﺇ ْﺖَﻧﺎَﻛ ًﺔَﻴِﻓﺎَﻜَﻟ ﺎَﻳ َﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ . َﻝﺎَﻗ » ﺎَﻬَّﻧِﺈَﻓ ْﺖَﻠِّﻀُﻓ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ٍﺔَﻌْﺴِﺘِﺑ َﻦﻴِّﺘِﺳَﻭ ﺍًﺀْﺰُﺟ ﺎَﻬُّﻠُﻛ ُﻞْﺜِﻣ ﺎَﻫِّﺮَﺣ .« ﻢﻠﺴﻣ ) 7344 .( “Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam. Mereka berkata: demi Allah, (sungguh) ia telah cukup (untuk membakar orang orang yang kafir dan berdosa) wahai Rasulullah, beliau bersabda: sungguh ia telah dilipat kalikan atasnya sebanyak 69 bagian, semuanya seperti panasnya (api dunia) ” (H. R Muslim no. 7344) Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin. Wanita adalah kebanyakkan penghuni neraka: Tentang hal ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : » ُﺖْﻌَﻠَّﻃﺍ ﻰِﻓ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ُﺖْﻳَﺃَﺮَﻓ َﺮَﺜْﻛَﺃ ﺎَﻬِﻠْﻫَﺃ َﺀﺍَﺮَﻘُﻔْﻟﺍ ُﺖْﻌَﻠَّﻃﺍَﻭ ﻰِﻓ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ َﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ﺎَﻬِﻠْﻫَﺃ َﺮَﺜْﻛَﺃ ُﺖْﻳَﺃَﺮَﻓ .« “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang- orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) Dari Usamah Bin Zaid –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah – shalallahu 'alaihi wasallam- bersabda: » ُﺖْﻤُﻗ ﻰَﻠَﻋ ِﺏﺎَﺑ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺔَّﻣﺎَﻋ ْﻦَﻣ ﺎَﻬَﻠَﺧَﺩ ُﻦﻴِﻛﺎَﺴَﻤْﻟﺍ ، ﺍَﺫِﺇَﻭ ُﺏﺎَﺤْﺻَﺃ ِّﺪَﺠْﻟﺍ َﻥﻮُﺳﻮُﺒْﺤَﻣ َّﻻِﺇ َﺏﺎَﺤْﺻَﺃ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﺪَﻘَﻓ َﺮِﻣُﺃ ْﻢِﻬِﺑ ﻰَﻟِﺇ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ُﺖْﻤُﻗَﻭ ﻰَﻠَﻋ ِﺏﺎَﺑ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺔَّﻣﺎَﻋ ْﻦَﻣ ﺎَﻬَﻠَﺧَﺩ ُﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ .« ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ) ﻢﻗﺭ : 7113 .( "Aku berdiri di depan pintu syurga, lalu (kulihat) kebanyakkan orang yang masuk kedalamnya adalah orang orang miskin, dan orang orang yang kaya di tahan kecuali penghuni neraka mereka di suruh untuk masuk keneraka, dan aku berdiri di depan pintu neraka maka (kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya adalah wanita". (H. R Muslim, no. 7113). Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi -Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda : ) ﻥﺇ ﻞﻗﺃ ﻲﻨﻛﺎﺳ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ .( ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ) 7118 .( “Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim, no. 7118). Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas seraya berkata: ) ﻝﺎﻗ ﺎﻧﺅﺎﻤﻠﻋ : ﺎﻤﻧﺇ ﻥﺎﻛ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﻞﻗﺃ ﻲﻨﻛﺎﺳ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺎﻤﻟ ﺐﻠﻐﻳ ﻦﻬﻴﻠﻋ ﻦﻣ ﻯﻮﻬﻟﺍ ﻭ ﻞﻴﻤﻟﺍ ﻰﻟﺇ ﻞﺟﺎﻋ ﺔﻨﻳﺯ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻥﺎﺼﻘﻨﻟ ﻦﻬﻟﻮﻘﻋ ﻥﺃ ﻥﺪﻘﻨﺗ ﺎﻫﺮﺋﺎﺼﺑ ﻰﻟﺇ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﻦﻔﻌﻀﻴﻓ ﻦﻋ ﻞﻤﻋ ﺓﺮﺧﻵﺍ ﺐﻫﺄﺘﻟﺍﻭ ﺎﻬﻟ ﻦﻬﻠﻴﻤﻟﻭ ﻰﻟﺇ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻦﻳﺰﺘﻟﺍﻭ ﺎﻬﺑ ﻭ ﺎﻬﻟ ﻢﺛ ﻊﻣ ﻚﻟﺫ ﻦﻫ ﻯﻮﻗﺃ ﺏﺎﺒﺳﺃ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻲﺘﻟﺍ ﻑﺮﺼﺗ ﻝﺎﺟﺮﻟﺍ ﻦﻋ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﺎﻤﻟ ﻢﻬﻟ ﻦﻬﻴﻓ ﻦﻣ ﻯﻮﻬﻟﺍ ﻞﻴﻤﻟﺍﻭ ﻦﻬﻟ ﻦﻫﺮﺜﻛﺄﻓ ﺕﺎﺿﺮﻌﻣ ﻦﻋ ﺓﺮﺧﻵﺍ ﻦﻬﺴﻔﻧﺄﺑ ﺕﺎﻓﺭﺎﺻ ﺎﻬﻨﻋ ﻦﻫﺮﻴﻐﻟ ﺕﺎﻌﻳﺮﺳ ﻉﺍﺪﺨﻧﻻﺍ ﻦﻬﻴﻋﺍﺪﻟ ﻦﻣ ﻦﻴﺿﺮﻌﻤﻟﺍ ﻦﻋ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺕﺍﺮﻴﺴﻋ ﺔﺑﺎﺠﺘﺳﻻﺍ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﻰﻟﺇ ﻦﻫﻮﻋﺪﻳ ﻦﻤﻟ ﻦﻴﺘﻘﻤﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻬﻟﺎﻤﻋﺃ ﻭ .( ﺓﺮﻛﺬﺘﻟﺍ “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369) Hadits hadits diatas menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya. Ciri ciri wanita penghuni neraka: Jika kita membaca hadits Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tentang penghuni neraka, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni Surga, diantaranya: 1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka, seraya bersabda: ...)) ﺖﻳﺃﺭﻭ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻢﻠﻓ ﺭﺃ ﺍﺮﻈﻨﻣ ﻡﻮﻴﻟﺎﻛ ﻂﻗ ﺖﻳﺃﺭﻭ ﺮﺜﻛﺃ ﺎﻬﻠﻫﺃ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﺍﻮﻟﺎﻗ : ﻢﺑ ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ؟ ﻝﺎﻗ ﻦﻫﺮﻔﻜﺑ ﻞﻴﻗ ﻥﺮﻔﻜﻳﺃ ﻪﻠﻟﺎﺑ ؟ ﻝﺎﻗ : ﻥﺮﻔﻜﻳ ﺮﻴﺸﻌﻟﺍ ﻥﺮﻔﻜﻳﻭ ﻥﺎﺴﺣﻹﺍ ﻮﻟ ﺖﻨﺴﺣﺃ ﻰﻟﺇ ﻦﻫﺍﺪﺣﺇ ﺮﻫﺪﻟﺍ ﻪﻠﻛ ﻢﺛ ﺕﺃﺭ ﻚﻨﻣ ﺎﻣ ﻩﺮﻜﺗ ﺖﻟﺎﻗ ﺎﻣ ﺖﻳﺃﺭ ﻂﻗ ﺍﺮﻴﺧ ﻚﻨﻣ (( ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ . “ … Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya :“Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab :“Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan- kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu
pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari, no. 1053, dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma) Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : ) َﻻ ُﺮُﻈْﻨَﻳ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻙَﺭﺎَﺒَﺗ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗَﻭ ﻰَﻟِﺇ ٍﺓَﺃَﺮْﻣﺍ َﻻ ُﺮَﻜْﺸَﺗ ﺎَﻬِﺟْﻭَﺰِﻟ َﻲِﻫَﻭ َﻻ ﻲِﻨْﻐَﺘْﺴَﺗ ُﻪْﻨَﻋ .( ﻩﺍﻭﺭ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﻦﻨﺴﻟﺍ ﻯﺮﺒﻜﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 9086 ( ﺭﺍﺰﺒﻟﺍﻭ ﻲﻓ ﻩﺪﻨﺴﻣ ) 2349 .( ﺦﻴﺸﻟﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﺔﺤﻴﺤﺼﻟﺍ ﻲﻓ ﻲﻧﺎﺒﻟﻷﺍ ) ﻢﻗﺭ : 289 .(“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri suaminya sedang ia selalu membutuhkannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra (9086) dan Al Bazzar dalam musnadnya (2349) dari Abdullah bin ‘Amr). Di shohihkan oleh syekh Al Bani (no. 289). Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar- besarkan. Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya. Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya, agar mereka tergolong kedalam orang orang yang mensyukuri Allah Ta'ala, sebagaimana yang di jelaskan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dalam sabda beliau: )) ﻻ ﺮﻜﺸﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﻻ ﺮﻜﺸﻳ ﺱﺎﻨﻟﺍ .(( ﺩﻭﺍﺩ ﻮﺑﺃ ) ﻢﻗﺭ : 4813 .( "Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia" 2. Durhaka Terhadap Suami (ﺯﻮﺸﻨﻟﺍ ) Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah : 1. Durhaka dengan ucapan. 2. Durhaka dengan perbuatan. 3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan. Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini. Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan- tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang
istri meminta di thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu. Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at- syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : » ﺎَﻤُّﻳَﺃ ٍﺓَﺃَﺮْﻣﺍ ْﺖَﻟَﺄَﺳ ﺎَﻬَﺟْﻭَﺯ ﺎًﻗَﻼَﻃ ﻰِﻓ ِﺮْﻴَﻏ ﺎَﻣ ٍﺱْﺄَﺑ ٌﻡﺍَﺮَﺤَﻓ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ُﺔَﺤِﺋﺍَﺭ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ .« “Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055). Di shohihkan oleh syekh Al Bani dalam "shohih sunan abu daud" (no. 1928). Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu. Dalam hadits Rasulullah bersabda: ) ﺍﺫﺇ ﺎﻋﺩ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﻪﺗﺃﺮﻣﺍ ﻰﻟﺇ ﻪﺷﺍﺮﻓ ﺢﺒﺼﺗ ﻰﺘﺣ ﺔﻜﺋﻼﻤﻟﺍ ﺎﻬﺘﻨﻌﻟ ﺕﺄﺗ ﻢﻠﻓ ( ﻲﻓﻭ ﻆﻔﻟ ) ﺕﺎﺒﻓ ﻭ ﻮﻫ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺢﺒﺼﺗ ﻰﺘﺣ ﺔﻜﺋﻼﻤﻟﺍ ﺎﻬﺘﻨﻌﻟ ﻥﺎﺒﻀﻏ .( ﻆﻔﻟﻭ ﻦﻴﺤﻴﺤﺼﻟﺍ ﺎﻀﻳﺃ : ) ﺍﺫﺇ ﺖﺗﺎﺑ ﺓﺃﺮﻤﻟﺍ ﺓﺮﺟﺎﻫ ﺵﺍﺮﻓ ﺎﻬﺟﻭﺯ ﻰﺑﺄﺘﻓ ﻪﻴﻠﻋ ﻻﺇ ﻥﺎﻛ ﻱﺬﻟﺍ ﻲﻓ ﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﺎﻄﺧﺎﺳ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻰﺘﺣ ﻰﺿﺮﻳ ﺎﻬﻨﻋ ﺎﻬﺟﻭﺯ .( "Apabila suami mengajak istri keranjangnya (untuk jima') lalu ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para malaikat sampai subuh". Dalam riwayat : "lalu ia tidur malam sedang suaminya murka maka para malaikat akan melaknatnya sampai subuh". Dalam riwayat lain: "Apabila istri diwaktu malam meninggalkan ranjang suaminya, ia enggan mendatanginya, maka yang di langit (Allah) akan murka kepadanya sampai ia minta keridhaan suaminya". Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar- pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu. Bentuk lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan. Dalam hadits Rasulullah bersabda: )) ﻻ ﻞﺤﻳ ﺓﺃﺮﻣﻻ ﻦﻣﺆﺗ ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻭ ﻡﻮﻴﻟﺍ ﺮﺧﻵﺍ ﻥﺃ ﻡﻮﺼﺗ ﺎﻬﺟﻭﺯﻭ ﺪﻫﺎﺷ ﻻﺇ ﻪﻧﺫﺈﺑ ﻻﻭ ﻥﺫﺄﺗ ﻲﻓ ﻪﺘﻴﺑ ﻻﺇ ﻪﻧﺫﺈﺑ (( ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻪﺟﺮﺧﺃ . "Tidak boleh bagi perempuan yang beriman dengan Allah dan hari akhirat
berpuasa (sunat) sedang suminya bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak mengizinkan (seseorangpun) masuk kedalam rumahnya kecuali dengan izinnya". Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya. (Dinukil dari kitab An Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan). Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada
jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu. Ketahuilah wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk
dilalui oleh manusia kecuali orang- orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya. Ketahuilah
pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Rasulullah bersabda: » ِﺖَّﻔُﺣ ُﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﻩِﺭﺎَﻜَﻤْﻟﺎِﺑ ِﺖَّﻔُﺣَﻭ ُﺭﺎَّﻨﻟﺍ ِﺕﺍَﻮَﻬَّﺸﻟﺎِﺑ .« ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ ) 7308 .( "(Jalan ke) Syurga dipenuhi dengan rintangan rintangan dan (jalan ke) neraka di penuhi denga syahawat". (H. R Muslim, no. 7308, dari Anas Bin Malik –radhiyallahu 'anhu-). Dan ketahuilah bahwa suamimu wahai saudariku Muslimah adalah syurgamu atau nerakamu, jika kamu mentaatinya balasanmu adalah syurga, akan tetapi sebaliknya jika kamu mendurhakainya maka nerakalah balasannya, sebagaimana dalam hadits: ) َّﻥَﺃ َﺪْﺒَﻋ ِﻪﻠﻟﺍ َﻦْﺑ ٍﻦَﺼْﺤِﻣ َﺮَﺒْﺧَﺃ ْﻦَﻋ ٍﺔَّﻤَﻋ ُﻪَﻟ ﺎَﻬَّﻧَﺃ ْﺖَﻠَﺧَﺩ ﻰَﻠَﻋ ِﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ َﻡﺎَﻘَﻓ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﺾْﻌَﺒِﻟ ِﺔَﺟﺎَﺤْﻟﺍ ﻰَﻀَﻘَﻓ ﺎَﻬَﺘَﺟﺎَﺣ َﻝﺎَﻘَﻓ ﺎَﻬَﻟ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ : ُﺕﺍَﺫَﺃ ٍﺝْﻭَﺯ ِﺖْﻧَﺃ ؟ ْﺖَﻟﺎَﻗ : ْﻢَﻌَﻧ َﻝﺎَﻗ : َﻒْﻴَﻛ ِﺖْﻧَﺃ ُﻪَﻟ ؟ ْﺖَﻟﺎَﻗ : ﺎَﻣ ُﻩﻮُﻟﺁ ، َّﻻِﺇ ﺎَﻣ ُﺕْﺰَﺠَﻋ ُﻪْﻨَﻋ َﻝﺎَﻘَﻓ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ : ﻱِﺮُﻈْﻧﺍ َﻦْﻳَﺃ ِﺖْﻧَﺃ ُﻪْﻨِﻣ ، ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ِﻚُﺘَّﻨَﺟ ِﻙُﺭﺎَﻧَﻭ .( ﻩﺍﻭﺭ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﻦﻨﺴﻟﺍ ﻯﺮﺒﻜﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 8913 ( ﺪﻤﺣﺃﻭ ﻲﻓ ﺪﻨﺴﻤﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 27352 ( ﻪﺤﺤﺻﻭ ﻲﻧﺎﺒﻟﻷﺍ ﻲﻓ ﺔﺤﻴﺤﺼﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 2612 .( "Abdullah Bin Mihshan mengabarkan dari bibinya, bahwasanya ia masuk menemui Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, lalu Rasulullah berdiri (pergi) untuk sebagian keperluannya, lalu ia memenuhi kebutuhannya, dan beliau bertanya kepadanya: apakah kamu mempunyai suami? Ia menjawab: Ya, beliau bertanya: bagaimana (sikap/ layanan) kamu kepadanya, ia menjawab: Saya tidak membiarkannya
(selalu memperhatikannya) kecuali jika saya tidak mampu, maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda: "perhatikanlah sikapmu (layananmu) kepadanya, sesungguh ia adalah syurgamu dan nerakamu"). Maksudnya adalah: ia (suami) adalah penyebab istri masuk syurga dengan keredhaannya, dan juga penyebab istri masuk nereka dengan kemurkaannya, maka hendaklah para istri bermu'amalah baik dan memberikan layanan yang terbaik dan tidak menyelisihi perintahnya selagi dalam keta'atan kepada Allah. Dalam hadits Rasulullah – shalallahu'alahi wasallam- bersabda: ) ﻮﻟ ﺖﻨﻛ ﺍﺮﻣﺁ ﺍﺪﺣﺃ ﻥﺃ ﺪﺠﺴﻳ ﺪﺣﻷ ﺕﺮﻣﻷ ﺓﺃﺮﻤﻟﺍ ﻥﺃ ﺪﺠﺴﺗ ﺎﻬﺟﻭﺰﻟ .( ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ . "Jika aku menyuruh seorang sujud kepda seseorang tentu akan akau suruh istri sujud kepada suaminya". Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi. 3. Tabarruj Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120) Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : » ِﻥﺎَﻔْﻨِﺻ ْﻦِﻣ ِﻞْﻫَﺃ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﻢَﻟ ﺎَﻤُﻫَﺭَﺃ ٌﻡْﻮَﻗ ْﻢُﻬَﻌَﻣ ٌﻁﺎَﻴِﺳ ِﺏﺎَﻧْﺫَﺄَﻛ ِﺮَﻘَﺒْﻟﺍ َﻥﻮُﺑِﺮْﻀَﻳ ﺎَﻬِﺑ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ، ٌﺀﺎَﺴِﻧَﻭ ٌﺕﺎَﻴِﺳﺎَﻛ ٌﺕﺎَﻳِﺭﺎَﻋ ٌﺕَﻼﻴِﻤُﻣ ٌﺕَﻼِﺋﺎَﻣ ، َّﻦُﻬُﺳﻭُﺀُﺭ ِﺔَﻤِﻨْﺳَﺄَﻛ ِﺖْﺨُﺒْﻟﺍ ِﺔَﻠِﺋﺎَﻤْﻟﺍ َﻻ َﻦْﻠُﺧْﺪَﻳ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻻَﻭ َﻥْﺪِﺠَﻳ ﺎَﻬَﺤﻳِﺭ َّﻥِﺇَﻭ ﺎَﻬَﺤﻳِﺭ ُﺪَﺟﻮُﻴَﻟ ْﻦِﻣ ِﺓَﺮﻴِﺴَﻣ ﺍَﺬَﻛ ﺍَﺬَﻛَﻭ .« ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ ) ﻢﻗﺭ : 5704 .( “Dua golongan dari penghuni nereka yang tidak (perna) aku lihat: suatu kaum yang memiliki cambuk (cemeti) seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak- lenggokkan kepala mereka (karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya), kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim, no. 5704 ). Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah mengomentari hadits diatas seraya berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 ) Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hal ini dalam firman-Nya : ) ﻻﻭ ﻦﻳﺪﺒﻳ ﻦﻬﺘﻨﻳﺯ ﻻﺇ ﺎﻣ ﺮﻬﻇ ﺎﻬﻨﻣ ( ﺭﻮﻨﻟﺍ : 31 “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka kecuali yang tampak darinya.” (An Nur : 31) Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah … .” Dan ini adalah termasuk dosa besar sebagaiamana yang di sebutkan oleh Ibnu Hajar AL Haitami dalam kitabnya (Az zawajir 'anil iqtiraafil kabaair), dosa besar no. 108. Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita. Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita. Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga. Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri. Oleh karenanya Allah menyuruh mereka untuk menetap dirumah dan melarang bertabarruj, sebagaimana dalam firman-Nya: ) ﻥﺮﻗﻭ ﻲﻓ ﻦﻜﺗﻮﻴﺑ ﻻﻭ ﻦﺟﺮﺒﺗ ﻰﻟﻭﻷﺍ ﺔﻴﻠﻫﺎﺠﻟﺍ ﺝﺮﺒﺗ ( ﺏﺍﺰﺣﻷﺍ : 33 “Dan tinggallah kalian di rumah- rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al Ahzab : 33) Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini. Sebagian amalan yang menyelamatkan dari nereka: Dari salah satu hadits diatas kita dapatkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda : “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari) Ukhti muslimah !! Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita semua dari adzabnya. Amin. Wallahu A’lam bish Shawwab.
Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat
tinggal yang abadi bagi kaum
Mukminin dan neraka sebagai tempat
tinggal bagi kaum kafirin dan pelaku
dosa. ) ﺎﻣﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﺍﻮﻠﻤﻋﻭ ﺕﺎﺤﻟﺎﺼﻟﺍ ﻢﻬﻠﻓ ﺕﺎﻨﺟ ﻯﻭﺄﻤﻟﺍ ﻻﺰﻧ ﺎﻤﺑ ﺍﻮﻧﺎﻛ ﻥﻮﻠﻤﻌﻳ ، ﺎﻣﺃﻭ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍﻮﻘﺴﻓ ﻢﻫﺍﻭﺄﻤﻓ ﺭﺎﻨﻟﺍ ، ﺎﻤﻠﻛ ﺍﻭﺩﺍﺭﺃ ﻥﺃ ﺍﻮﺟﺮﺨﻳ ﺎﻬﻨﻣ ﺍﻭﺪﻴﻋﺃ ﺎﻬﻴﻓ ﻞﻴﻗﻭ ﻢﻬﻟ ﺍﻮﻗﻭﺫ ﺏﺍﺬﻋ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻱﺬﻟﺍ ﻢﺘﻨﻛ ﻪﺑ ﻥﻮﺑﺬﻜﺗ ( ﺓﺪﺠﺴﻟﺍ : 19 - 20 "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya". Setiap Muslim yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah. Pada kajian kali ini, kita akan membahas tentang wanita wanita penghuni neraka. Sebelumnya alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : ) ﺎﻳ ﺎﻬﻳﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﺍﻮﻗ ﻢﻜﺴﻔﻧﺃ ﻢﻜﻴﻠﻫﺃﻭ ﺍﺭﺎﻧ ﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺓﺭﺎﺠﺤﻟﺍﻭ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺔﻜﺋﻼﻣ ﻅﻼﻏ ﺩﺍﺪﺷ ﻻ ﻥﻮﺼﻌﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻣ ﻢﻫﺮﻣﺃ ﻥﻮﻠﻌﻔﻳﻭ ﻥﻭﺮﻣﺆﻳ ﺎﻣ ( ﻡﺮﺤﺘﻟﺍ : 6 “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim :6). Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka.” Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu juga mengomentari ayat ini : “Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian dari neraka.” Dan masih banyak tafsir para shahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri
dan keluarga dari neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : ) ﺍﻮﻘﺗﺎﻓ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻲﺘﻟﺍ ﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺓﺭﺎﺠﺤﻟﺍﻭ ﺕﺪﻋﺃ ﻦﻳﺮﻓﺎﻜﻠﻟ ( ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ : 24 . “Maka takutlah kamu kepada api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24) Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya. Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya beliau bersabda : » ْﻢُﻛُﺭﺎَﻧ ِﻩِﺬَﻫ ﻰِﺘَّﻟﺍ ُﺪِﻗﻮُﻳ ُﻦْﺑﺍ َﻡَﺩﺁ ٌﺀْﺰُﺟ ْﻦِﻣ َﻦﻴِﻌْﺒَﺳ ﺍًﺀْﺰُﺟ ْﻦِﻣ ِّﺮَﺣ َﻢَّﻨَﻬَﺟ .« ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ِﻪَّﻠﻟﺍَﻭ ْﻥِﺇ ْﺖَﻧﺎَﻛ ًﺔَﻴِﻓﺎَﻜَﻟ ﺎَﻳ َﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ . َﻝﺎَﻗ » ﺎَﻬَّﻧِﺈَﻓ ْﺖَﻠِّﻀُﻓ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ٍﺔَﻌْﺴِﺘِﺑ َﻦﻴِّﺘِﺳَﻭ ﺍًﺀْﺰُﺟ ﺎَﻬُّﻠُﻛ ُﻞْﺜِﻣ ﺎَﻫِّﺮَﺣ .« ﻢﻠﺴﻣ ) 7344 .( “Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam. Mereka berkata: demi Allah, (sungguh) ia telah cukup (untuk membakar orang orang yang kafir dan berdosa) wahai Rasulullah, beliau bersabda: sungguh ia telah dilipat kalikan atasnya sebanyak 69 bagian, semuanya seperti panasnya (api dunia) ” (H. R Muslim no. 7344) Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin. Wanita adalah kebanyakkan penghuni neraka: Tentang hal ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : » ُﺖْﻌَﻠَّﻃﺍ ﻰِﻓ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ُﺖْﻳَﺃَﺮَﻓ َﺮَﺜْﻛَﺃ ﺎَﻬِﻠْﻫَﺃ َﺀﺍَﺮَﻘُﻔْﻟﺍ ُﺖْﻌَﻠَّﻃﺍَﻭ ﻰِﻓ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ َﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ﺎَﻬِﻠْﻫَﺃ َﺮَﺜْﻛَﺃ ُﺖْﻳَﺃَﺮَﻓ .« “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang- orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) Dari Usamah Bin Zaid –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah – shalallahu 'alaihi wasallam- bersabda: » ُﺖْﻤُﻗ ﻰَﻠَﻋ ِﺏﺎَﺑ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺔَّﻣﺎَﻋ ْﻦَﻣ ﺎَﻬَﻠَﺧَﺩ ُﻦﻴِﻛﺎَﺴَﻤْﻟﺍ ، ﺍَﺫِﺇَﻭ ُﺏﺎَﺤْﺻَﺃ ِّﺪَﺠْﻟﺍ َﻥﻮُﺳﻮُﺒْﺤَﻣ َّﻻِﺇ َﺏﺎَﺤْﺻَﺃ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﺪَﻘَﻓ َﺮِﻣُﺃ ْﻢِﻬِﺑ ﻰَﻟِﺇ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ُﺖْﻤُﻗَﻭ ﻰَﻠَﻋ ِﺏﺎَﺑ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺔَّﻣﺎَﻋ ْﻦَﻣ ﺎَﻬَﻠَﺧَﺩ ُﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ .« ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ) ﻢﻗﺭ : 7113 .( "Aku berdiri di depan pintu syurga, lalu (kulihat) kebanyakkan orang yang masuk kedalamnya adalah orang orang miskin, dan orang orang yang kaya di tahan kecuali penghuni neraka mereka di suruh untuk masuk keneraka, dan aku berdiri di depan pintu neraka maka (kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya adalah wanita". (H. R Muslim, no. 7113). Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi -Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda : ) ﻥﺇ ﻞﻗﺃ ﻲﻨﻛﺎﺳ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ .( ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ) 7118 .( “Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim, no. 7118). Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas seraya berkata: ) ﻝﺎﻗ ﺎﻧﺅﺎﻤﻠﻋ : ﺎﻤﻧﺇ ﻥﺎﻛ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﻞﻗﺃ ﻲﻨﻛﺎﺳ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺎﻤﻟ ﺐﻠﻐﻳ ﻦﻬﻴﻠﻋ ﻦﻣ ﻯﻮﻬﻟﺍ ﻭ ﻞﻴﻤﻟﺍ ﻰﻟﺇ ﻞﺟﺎﻋ ﺔﻨﻳﺯ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻥﺎﺼﻘﻨﻟ ﻦﻬﻟﻮﻘﻋ ﻥﺃ ﻥﺪﻘﻨﺗ ﺎﻫﺮﺋﺎﺼﺑ ﻰﻟﺇ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﻦﻔﻌﻀﻴﻓ ﻦﻋ ﻞﻤﻋ ﺓﺮﺧﻵﺍ ﺐﻫﺄﺘﻟﺍﻭ ﺎﻬﻟ ﻦﻬﻠﻴﻤﻟﻭ ﻰﻟﺇ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻦﻳﺰﺘﻟﺍﻭ ﺎﻬﺑ ﻭ ﺎﻬﻟ ﻢﺛ ﻊﻣ ﻚﻟﺫ ﻦﻫ ﻯﻮﻗﺃ ﺏﺎﺒﺳﺃ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻲﺘﻟﺍ ﻑﺮﺼﺗ ﻝﺎﺟﺮﻟﺍ ﻦﻋ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﺎﻤﻟ ﻢﻬﻟ ﻦﻬﻴﻓ ﻦﻣ ﻯﻮﻬﻟﺍ ﻞﻴﻤﻟﺍﻭ ﻦﻬﻟ ﻦﻫﺮﺜﻛﺄﻓ ﺕﺎﺿﺮﻌﻣ ﻦﻋ ﺓﺮﺧﻵﺍ ﻦﻬﺴﻔﻧﺄﺑ ﺕﺎﻓﺭﺎﺻ ﺎﻬﻨﻋ ﻦﻫﺮﻴﻐﻟ ﺕﺎﻌﻳﺮﺳ ﻉﺍﺪﺨﻧﻻﺍ ﻦﻬﻴﻋﺍﺪﻟ ﻦﻣ ﻦﻴﺿﺮﻌﻤﻟﺍ ﻦﻋ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺕﺍﺮﻴﺴﻋ ﺔﺑﺎﺠﺘﺳﻻﺍ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﻰﻟﺇ ﻦﻫﻮﻋﺪﻳ ﻦﻤﻟ ﻦﻴﺘﻘﻤﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻬﻟﺎﻤﻋﺃ ﻭ .( ﺓﺮﻛﺬﺘﻟﺍ “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369) Hadits hadits diatas menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya. Ciri ciri wanita penghuni neraka: Jika kita membaca hadits Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tentang penghuni neraka, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni Surga, diantaranya: 1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka, seraya bersabda: ...)) ﺖﻳﺃﺭﻭ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻢﻠﻓ ﺭﺃ ﺍﺮﻈﻨﻣ ﻡﻮﻴﻟﺎﻛ ﻂﻗ ﺖﻳﺃﺭﻭ ﺮﺜﻛﺃ ﺎﻬﻠﻫﺃ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﺍﻮﻟﺎﻗ : ﻢﺑ ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ؟ ﻝﺎﻗ ﻦﻫﺮﻔﻜﺑ ﻞﻴﻗ ﻥﺮﻔﻜﻳﺃ ﻪﻠﻟﺎﺑ ؟ ﻝﺎﻗ : ﻥﺮﻔﻜﻳ ﺮﻴﺸﻌﻟﺍ ﻥﺮﻔﻜﻳﻭ ﻥﺎﺴﺣﻹﺍ ﻮﻟ ﺖﻨﺴﺣﺃ ﻰﻟﺇ ﻦﻫﺍﺪﺣﺇ ﺮﻫﺪﻟﺍ ﻪﻠﻛ ﻢﺛ ﺕﺃﺭ ﻚﻨﻣ ﺎﻣ ﻩﺮﻜﺗ ﺖﻟﺎﻗ ﺎﻣ ﺖﻳﺃﺭ ﻂﻗ ﺍﺮﻴﺧ ﻚﻨﻣ (( ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ . “ … Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya :“Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab :“Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan- kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu
pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari, no. 1053, dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma) Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : ) َﻻ ُﺮُﻈْﻨَﻳ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻙَﺭﺎَﺒَﺗ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗَﻭ ﻰَﻟِﺇ ٍﺓَﺃَﺮْﻣﺍ َﻻ ُﺮَﻜْﺸَﺗ ﺎَﻬِﺟْﻭَﺰِﻟ َﻲِﻫَﻭ َﻻ ﻲِﻨْﻐَﺘْﺴَﺗ ُﻪْﻨَﻋ .( ﻩﺍﻭﺭ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﻦﻨﺴﻟﺍ ﻯﺮﺒﻜﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 9086 ( ﺭﺍﺰﺒﻟﺍﻭ ﻲﻓ ﻩﺪﻨﺴﻣ ) 2349 .( ﺦﻴﺸﻟﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﺔﺤﻴﺤﺼﻟﺍ ﻲﻓ ﻲﻧﺎﺒﻟﻷﺍ ) ﻢﻗﺭ : 289 .(“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri suaminya sedang ia selalu membutuhkannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra (9086) dan Al Bazzar dalam musnadnya (2349) dari Abdullah bin ‘Amr). Di shohihkan oleh syekh Al Bani (no. 289). Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar- besarkan. Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya. Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya, agar mereka tergolong kedalam orang orang yang mensyukuri Allah Ta'ala, sebagaimana yang di jelaskan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dalam sabda beliau: )) ﻻ ﺮﻜﺸﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﻻ ﺮﻜﺸﻳ ﺱﺎﻨﻟﺍ .(( ﺩﻭﺍﺩ ﻮﺑﺃ ) ﻢﻗﺭ : 4813 .( "Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia" 2. Durhaka Terhadap Suami (ﺯﻮﺸﻨﻟﺍ ) Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah : 1. Durhaka dengan ucapan. 2. Durhaka dengan perbuatan. 3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan. Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini. Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan- tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang
istri meminta di thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu. Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at- syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : » ﺎَﻤُّﻳَﺃ ٍﺓَﺃَﺮْﻣﺍ ْﺖَﻟَﺄَﺳ ﺎَﻬَﺟْﻭَﺯ ﺎًﻗَﻼَﻃ ﻰِﻓ ِﺮْﻴَﻏ ﺎَﻣ ٍﺱْﺄَﺑ ٌﻡﺍَﺮَﺤَﻓ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ُﺔَﺤِﺋﺍَﺭ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ .« “Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055). Di shohihkan oleh syekh Al Bani dalam "shohih sunan abu daud" (no. 1928). Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu. Dalam hadits Rasulullah bersabda: ) ﺍﺫﺇ ﺎﻋﺩ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﻪﺗﺃﺮﻣﺍ ﻰﻟﺇ ﻪﺷﺍﺮﻓ ﺢﺒﺼﺗ ﻰﺘﺣ ﺔﻜﺋﻼﻤﻟﺍ ﺎﻬﺘﻨﻌﻟ ﺕﺄﺗ ﻢﻠﻓ ( ﻲﻓﻭ ﻆﻔﻟ ) ﺕﺎﺒﻓ ﻭ ﻮﻫ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺢﺒﺼﺗ ﻰﺘﺣ ﺔﻜﺋﻼﻤﻟﺍ ﺎﻬﺘﻨﻌﻟ ﻥﺎﺒﻀﻏ .( ﻆﻔﻟﻭ ﻦﻴﺤﻴﺤﺼﻟﺍ ﺎﻀﻳﺃ : ) ﺍﺫﺇ ﺖﺗﺎﺑ ﺓﺃﺮﻤﻟﺍ ﺓﺮﺟﺎﻫ ﺵﺍﺮﻓ ﺎﻬﺟﻭﺯ ﻰﺑﺄﺘﻓ ﻪﻴﻠﻋ ﻻﺇ ﻥﺎﻛ ﻱﺬﻟﺍ ﻲﻓ ﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﺎﻄﺧﺎﺳ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻰﺘﺣ ﻰﺿﺮﻳ ﺎﻬﻨﻋ ﺎﻬﺟﻭﺯ .( "Apabila suami mengajak istri keranjangnya (untuk jima') lalu ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para malaikat sampai subuh". Dalam riwayat : "lalu ia tidur malam sedang suaminya murka maka para malaikat akan melaknatnya sampai subuh". Dalam riwayat lain: "Apabila istri diwaktu malam meninggalkan ranjang suaminya, ia enggan mendatanginya, maka yang di langit (Allah) akan murka kepadanya sampai ia minta keridhaan suaminya". Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar- pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu. Bentuk lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan. Dalam hadits Rasulullah bersabda: )) ﻻ ﻞﺤﻳ ﺓﺃﺮﻣﻻ ﻦﻣﺆﺗ ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻭ ﻡﻮﻴﻟﺍ ﺮﺧﻵﺍ ﻥﺃ ﻡﻮﺼﺗ ﺎﻬﺟﻭﺯﻭ ﺪﻫﺎﺷ ﻻﺇ ﻪﻧﺫﺈﺑ ﻻﻭ ﻥﺫﺄﺗ ﻲﻓ ﻪﺘﻴﺑ ﻻﺇ ﻪﻧﺫﺈﺑ (( ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻪﺟﺮﺧﺃ . "Tidak boleh bagi perempuan yang beriman dengan Allah dan hari akhirat
berpuasa (sunat) sedang suminya bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak mengizinkan (seseorangpun) masuk kedalam rumahnya kecuali dengan izinnya". Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya. (Dinukil dari kitab An Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan). Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada
jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu. Ketahuilah wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk
dilalui oleh manusia kecuali orang- orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya. Ketahuilah
pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Rasulullah bersabda: » ِﺖَّﻔُﺣ ُﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﻩِﺭﺎَﻜَﻤْﻟﺎِﺑ ِﺖَّﻔُﺣَﻭ ُﺭﺎَّﻨﻟﺍ ِﺕﺍَﻮَﻬَّﺸﻟﺎِﺑ .« ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ ) 7308 .( "(Jalan ke) Syurga dipenuhi dengan rintangan rintangan dan (jalan ke) neraka di penuhi denga syahawat". (H. R Muslim, no. 7308, dari Anas Bin Malik –radhiyallahu 'anhu-). Dan ketahuilah bahwa suamimu wahai saudariku Muslimah adalah syurgamu atau nerakamu, jika kamu mentaatinya balasanmu adalah syurga, akan tetapi sebaliknya jika kamu mendurhakainya maka nerakalah balasannya, sebagaimana dalam hadits: ) َّﻥَﺃ َﺪْﺒَﻋ ِﻪﻠﻟﺍ َﻦْﺑ ٍﻦَﺼْﺤِﻣ َﺮَﺒْﺧَﺃ ْﻦَﻋ ٍﺔَّﻤَﻋ ُﻪَﻟ ﺎَﻬَّﻧَﺃ ْﺖَﻠَﺧَﺩ ﻰَﻠَﻋ ِﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ َﻡﺎَﻘَﻓ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﺾْﻌَﺒِﻟ ِﺔَﺟﺎَﺤْﻟﺍ ﻰَﻀَﻘَﻓ ﺎَﻬَﺘَﺟﺎَﺣ َﻝﺎَﻘَﻓ ﺎَﻬَﻟ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ : ُﺕﺍَﺫَﺃ ٍﺝْﻭَﺯ ِﺖْﻧَﺃ ؟ ْﺖَﻟﺎَﻗ : ْﻢَﻌَﻧ َﻝﺎَﻗ : َﻒْﻴَﻛ ِﺖْﻧَﺃ ُﻪَﻟ ؟ ْﺖَﻟﺎَﻗ : ﺎَﻣ ُﻩﻮُﻟﺁ ، َّﻻِﺇ ﺎَﻣ ُﺕْﺰَﺠَﻋ ُﻪْﻨَﻋ َﻝﺎَﻘَﻓ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ : ﻱِﺮُﻈْﻧﺍ َﻦْﻳَﺃ ِﺖْﻧَﺃ ُﻪْﻨِﻣ ، ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ِﻚُﺘَّﻨَﺟ ِﻙُﺭﺎَﻧَﻭ .( ﻩﺍﻭﺭ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﻦﻨﺴﻟﺍ ﻯﺮﺒﻜﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 8913 ( ﺪﻤﺣﺃﻭ ﻲﻓ ﺪﻨﺴﻤﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 27352 ( ﻪﺤﺤﺻﻭ ﻲﻧﺎﺒﻟﻷﺍ ﻲﻓ ﺔﺤﻴﺤﺼﻟﺍ ) ﻢﻗﺭ : 2612 .( "Abdullah Bin Mihshan mengabarkan dari bibinya, bahwasanya ia masuk menemui Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, lalu Rasulullah berdiri (pergi) untuk sebagian keperluannya, lalu ia memenuhi kebutuhannya, dan beliau bertanya kepadanya: apakah kamu mempunyai suami? Ia menjawab: Ya, beliau bertanya: bagaimana (sikap/ layanan) kamu kepadanya, ia menjawab: Saya tidak membiarkannya
(selalu memperhatikannya) kecuali jika saya tidak mampu, maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda: "perhatikanlah sikapmu (layananmu) kepadanya, sesungguh ia adalah syurgamu dan nerakamu"). Maksudnya adalah: ia (suami) adalah penyebab istri masuk syurga dengan keredhaannya, dan juga penyebab istri masuk nereka dengan kemurkaannya, maka hendaklah para istri bermu'amalah baik dan memberikan layanan yang terbaik dan tidak menyelisihi perintahnya selagi dalam keta'atan kepada Allah. Dalam hadits Rasulullah – shalallahu'alahi wasallam- bersabda: ) ﻮﻟ ﺖﻨﻛ ﺍﺮﻣﺁ ﺍﺪﺣﺃ ﻥﺃ ﺪﺠﺴﻳ ﺪﺣﻷ ﺕﺮﻣﻷ ﺓﺃﺮﻤﻟﺍ ﻥﺃ ﺪﺠﺴﺗ ﺎﻬﺟﻭﺰﻟ .( ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ . "Jika aku menyuruh seorang sujud kepda seseorang tentu akan akau suruh istri sujud kepada suaminya". Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi. 3. Tabarruj Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120) Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : » ِﻥﺎَﻔْﻨِﺻ ْﻦِﻣ ِﻞْﻫَﺃ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﻢَﻟ ﺎَﻤُﻫَﺭَﺃ ٌﻡْﻮَﻗ ْﻢُﻬَﻌَﻣ ٌﻁﺎَﻴِﺳ ِﺏﺎَﻧْﺫَﺄَﻛ ِﺮَﻘَﺒْﻟﺍ َﻥﻮُﺑِﺮْﻀَﻳ ﺎَﻬِﺑ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ، ٌﺀﺎَﺴِﻧَﻭ ٌﺕﺎَﻴِﺳﺎَﻛ ٌﺕﺎَﻳِﺭﺎَﻋ ٌﺕَﻼﻴِﻤُﻣ ٌﺕَﻼِﺋﺎَﻣ ، َّﻦُﻬُﺳﻭُﺀُﺭ ِﺔَﻤِﻨْﺳَﺄَﻛ ِﺖْﺨُﺒْﻟﺍ ِﺔَﻠِﺋﺎَﻤْﻟﺍ َﻻ َﻦْﻠُﺧْﺪَﻳ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻻَﻭ َﻥْﺪِﺠَﻳ ﺎَﻬَﺤﻳِﺭ َّﻥِﺇَﻭ ﺎَﻬَﺤﻳِﺭ ُﺪَﺟﻮُﻴَﻟ ْﻦِﻣ ِﺓَﺮﻴِﺴَﻣ ﺍَﺬَﻛ ﺍَﺬَﻛَﻭ .« ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ ) ﻢﻗﺭ : 5704 .( “Dua golongan dari penghuni nereka yang tidak (perna) aku lihat: suatu kaum yang memiliki cambuk (cemeti) seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak- lenggokkan kepala mereka (karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya), kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim, no. 5704 ). Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah mengomentari hadits diatas seraya berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 ) Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hal ini dalam firman-Nya : ) ﻻﻭ ﻦﻳﺪﺒﻳ ﻦﻬﺘﻨﻳﺯ ﻻﺇ ﺎﻣ ﺮﻬﻇ ﺎﻬﻨﻣ ( ﺭﻮﻨﻟﺍ : 31 “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka kecuali yang tampak darinya.” (An Nur : 31) Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah … .” Dan ini adalah termasuk dosa besar sebagaiamana yang di sebutkan oleh Ibnu Hajar AL Haitami dalam kitabnya (Az zawajir 'anil iqtiraafil kabaair), dosa besar no. 108. Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita. Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita. Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga. Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri. Oleh karenanya Allah menyuruh mereka untuk menetap dirumah dan melarang bertabarruj, sebagaimana dalam firman-Nya: ) ﻥﺮﻗﻭ ﻲﻓ ﻦﻜﺗﻮﻴﺑ ﻻﻭ ﻦﺟﺮﺒﺗ ﻰﻟﻭﻷﺍ ﺔﻴﻠﻫﺎﺠﻟﺍ ﺝﺮﺒﺗ ( ﺏﺍﺰﺣﻷﺍ : 33 “Dan tinggallah kalian di rumah- rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al Ahzab : 33) Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini. Sebagian amalan yang menyelamatkan dari nereka: Dari salah satu hadits diatas kita dapatkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda : “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari) Ukhti muslimah !! Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita semua dari adzabnya. Amin. Wallahu A’lam bish Shawwab.
Subscribe to:
Posts (Atom)