Malaikat Mikail (bahasa Ibrani לאכימ Micha'el atau Mîkhā’ēl, bahasa Latin Michael atau Míchaël) adalah penghulu
malaikat atau pemimpin bala tentara surga yang disebut dalam Kitab Wahyu 12:7. Dalam Alkitab Ibrani Mikail hanya disebutkan namanya
dalam konteks Persia dari Kitab Daniel pasca-pembuangan. Hanya dalam
Daniel sajalah Mikail muncul— sebagai "salah seorang pangeran kepala"
yang dalam penglihatan Daniel datang untuk menolong malaikat Gabriel
dalam pergumulannya melawan
malaikat Persia. Ia juga digambarkan
sebagai pembela Israel (10:21, 12:1).
Tradisi Talmud menerangkan bahwa namanya berarti dia "yang seperti El
(Allah)" (tetapi secara harafiah berarti
"Serupa dengan El") (bandingkan
dengan Mikha, salah satu nabi yang belakangan), namun menurut Rabi
Simeon ben Lakish (230-270 M),
semua nama yang spesifik dari para
malaikat dibawa kembali oleh orang-
orang Yahudi dari Babel. Banyak
penafsir modern yang setuju dengan pernyataan ini. Mikail adalah salah satu malaikat
utama dalam tradisi Abrahamik.
Namanya konon adalah seruan
peperangan para malaikat dalam
pertempuran yang mereka lakukan di
sorga dalam melawan Setan dan para pengikutnya. Tokoh Mikail diduga berasal dari
Khaldea sebagai dewa atau roh
pelindung. Ia diterima oleh orang-
orang Yahudi dan kemudian muncul
sebagai malaikat penting dalam cerita
rakyat Yahudi sehingga ia dihormati sebagai malaikat pelindung bangsa-
bangsa (dari 70 atau 72 negara
menurut sumber-sumber lain). Ia
tidak kehilangan kehormatannya.
Biasnya sepenuhnya dipahami karena
ia merupakan favorit bangsa pilihan Allah. Banyak cerita yang lebih terinci dari
Midrash yang belakangan tentang
Mikail masuk ke dalam mitologi Kristen
melalui Kitab Henokh dan dari situ diterima dan dikembangkan lebih
jauh. Dalam Kekristenan Abad
Pertengahan akhir, Mikail bersama-
sama dengan St George menjadi
pelindung kaum ksatria, dan pelindung dari first ordo ksatria
pertama dari Prancis, Ordo Santo Mikail pada 1469. Dalam sistem kehormatan Britania, sebuah kelas ksatria dibentuk pada 1818 dan juga dinamai
mengikuti kedua santo ini, Order of St Michael and St George. Umat Katolik dan Kristen Ortodoks menyebutnya sebagai St. Mikail
Penghulu Malaikat dan juga dalam
bentuk yang lebih singkat sebagai
Santo Mikail. Tradisi Yahudi dan Kitab Suci Ibrani Kitab Daniel Nabi Daniel mendapatkan suatu penglihatan setelah berpuasa selama
beberapa waktu lamanya. Dalam
penglihatan itu, seorang malaikat
yang disebut Mikail sebagai pelindung Israel (10:13, 21). Belakangan dalam penglihatan itu (12:1), kepada Daniel
diberitahukan bahwa Mikail akan
membela Israel pada masa
kesengsaraan yang akan datang.
Setelah itu Mikail tidak disebut-sebut
lagi dalam Kitab Suci Ibrani. Kitab Yosua Penghulu malaikat Mikail Menginjak-injak Iblis dengan Kakinya (1676), oleh Simon Ushakov. "Panglima bala tentara Tuhan" yang
dijumpai oleh Yosua pada tahap-tahap
awal peperangannya di Tanah
Perjanjian (Yosua 5: 13-15) mempunyai cirri-ciri Mikail Penghulu
Malaikat, sebagai utusan sorgawi yang
tidak disebutkan namanya, yang
bersifat adikodrati dan kudus, dan
kemungkinan diutus oleh Allah: Ketika Yosua dekat Yerikho, ia
melayangkan pandangnya,
dilihatnya seorang laki-laki berdiri di
depannya dengan pedang terhunus
di tangannya. Yosua mendekatinya
dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?"
Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah
Panglima Balatentara TUHAN.
Sekarang aku datang." Lalu
sujudlah Yosua dengan mukanya ke
tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan
dikatakan tuanku kepada
hambanya ini?" Dan Panglima
Balatentara TUHAN itu berkata
kepada Yosua: "Tanggalkanlah
kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan
Yosua berbuat demikian. (Yosua 5:
13-15 TB ) Tradisi rabinik Menurut tradisi rabinik Yahudi, Mikail
bertindak sebagai pembela Israel, dan
kadang-kadang harus berperang
melawan raja-raja bangsa-bangsa lain
(bdk. Dan. 10:13) dan khususnya
dengan malaikat Samael, penuduh Israel. Permusuhan Mikail dengan
Samael berasal dari masa ketika ia
dibuang dari sorga. Samael
memegang sayap Mikail, yang ingin
dibawanya bersamanya dalam
kejatuhannya, namun Mikail diselamatkan oleh Allah (Midrash Pirke
R. El. xxvi.). Para rabi menyatakan bahwa Mikail mulai menjadi pembela sejak masa
para leluhur di Alkitab. Jadi, menurut
Rabi Eliezer ben Jacob, Mikail-lah yang
membebaskan Abraham dari api
ketika ia dibuang ke dalamnya oleh
Nimrod (Midrash Genesis Rabbah xliv. 16). Mikail pulalah, yang merupakan
"seorang pelarian " (Kejadian 14:13),
yang memberitahukan kepada
Abraham bahwa Lot telah ditawan
(Midrash Pirke R. El.), dan yang
melindungi Sarah dari pencemaran yang akan dilakukan oleh Abimelekh.
Ia mengumumkan kepada Sarah
bahwa ia akan melahirkan seorang
anak laki-laki dan ia melepaskan Lot
dari kehancuran Sodom (Talmud B. M.
86b). Dikatakan pula bahwa Mikail-lah yang
menghalangi Abraham dari
mengorbankan Ishak dengan menggantikannya dengan seekor
domba jantan, dan menyelamatkan
Yakub, ketika ia masih berada di rahim
ibunya, sehingga ia tidak dibunuh
oleh Samael (Midr. Abkir, in Yalḳ., Gen. 110). Belakangan Mikail mencegah
Laban melukai Yakub (Pirke R. El.
xxxvi.). Menurut sebuah sumber,
Mikail pulalah yang bergumul dengan
Yakub, dan yang belakangan
memberkatinya (Targum pseudo- Jonathan to Genesis 32:25; Pirke R. El.
xxxvii.). Midrash Exodus Rabbah mengatakan
bahwa Mikail melakukan fungsinya
sebagai pembela Israel pada masa
pembebasan dari Mesir juga, ketika
Satan (sebagai lawan) menuduh
bangsa Israel melakukan penyembahan berhala dan
menyatakan bahwa dengan demikian
mereka layak mati dengan tenggelam di Laut Merah (Ex. R. xviii. 5). Tetapi
menurut Midr. Abkir, ketika Uzza,
malaikat pelindung Mesir, memanggil
Mikail untuk memohon di hadapan
Allah, Mikail tetap membungkam, dan
Allah sendirilah yang membela Israel. Legenda menjadikan Mikail sebagai
guru Musa; sehingga bangsa Israel
berutang kepada pembela mereka
untuk Torah yang sangat baik.
Gagasan ini dirujuk dalam Midrash
Deuteronomy Rabbah xi. 6 dalam pernyataan bahwa Mikail menolak
untuk mengantarkan jiwa Musa
kepada Allah dengan alasan bahwa ia
adalah guru Musa. Mikail dikatakan telah
menghancurkan bala tentara
Sankherib (Midrash Exodus Rabbah
xviii. 5), suatu perbuatan yang
biasanya dikatakan telah dilakukan
oleh malaikat yang tidak disebutkan namanya tetapi mungkin hal ini
dilakukan oleh Uriel, Gabriel, atau lain-
lainnya. Ia juga dikatakan sebagai
malaikat yang berbicara kepada Musa
di belukar yang terbakar (kehormatan
ini biasanya diberikan kepada Zagzagel). Ia diterima dalam dongeng-
dongeng rakyat pula sebagai
pelindung khusus Adam. Konon
dialah malaikat pertama di seluruh
sorga yang sujud menyembah di
hadapan umat manusia. Mikail kemudian tetap menjaga keluarga
pertama, tetap waspada memelihara
mereka bahkan setelah kejatuhan
Adam dan Hawa dan setelah mereka
dikeluarkan dari Taman Eden. Dalam
Kitab Adam dan Hawa yang apokrif, Mikail mengajarkan Adam bagaimana
caranya bercocok tanam. Penghulu
Malaikat belakangan membawa Adam
ke sorga dengan sebuah kereta
berapi, dan mengantarkannya
meninjau tempat kediaman kudus itu. Setelah kematian Adam, Mikail
menolong meyakinkan Tuhan untuk
mengizinkan agar jiwa Adam dibawa
masuk ke sorga dan dibersihkan dari
dosa-dosanya yang besar. Legenda
Yahudi juga menyatakan bahwa Mikail adalah salah satu dari tiga “orang” yang mengunjungi Abraham.
Dikatakan bahwa dialah yang
berusaha melindungi Israel dari
pembuangan oleh Nebukadnezar dan
menyelamatkan Bait Allah dari
kehancuran, tetapi dosa-dosa umat Israel begitu besarnya sehingga ia
tidak berdaya untuk melaksanakan
maksudnya itu. Ada sebuah legenda yang tampaknya
aslinya adalah Yahudi, dan yang
diambil oleh orang-orang Koptik,
sehingga akibatnya Mikail menjadi
orang pertama yang diutus Allah
untuk membawa Nebukadnezar untuk melawan Yerusalem, dan
bahwa Mikail setelah itu sangat aktif
dalam membebaskan bangsanya dari
Pembuangan di Babel (Amélineau,
"Contes et Romans de l'Egypte
Chrétienne," ii. 142 et seq.). Menurut sebuah midrash, Mikail
menyelamatkan Hananya dan rekan-
rekannya dari tungku api (Midrash
Genesis Rabbah xliv. 16). Mikail juga
aktif pada masa Ester: "Semakin
Haman menuduh Israel di muka bumi, semakin kuat Mikail membela Israel di
sorga" (Midrash Esther Rabbah iii. 8).
Mikail pulalah yang mengingatkan
Ahasveros bahwa ia berutang kepada
Mordekhai (Targum to Esther vi. 1).
Ada sebuah legenda bahwa Mikail menampakkan diri kepada imam
agung Yohanes Hirkanus, dan
menjanjikan bantuan kepadanya
(bdk. Josephus, "Ant." xiii. 10, § 3). St. Mikail berjuang melawan naga, oleh Jean Fouquet Legenda tentang Mikail dengan naga
yang terkenal itu muncul dari
pergumulan Mikail melawan Samael
(dengan iblis, menurut Assumptio
Mosis, x.). Legenda ini tidak
ditemukan dalam sumber-sumber Yahudi kecuali sejauh Samael atau
Setan disebut dalam Kaballah "si ular
tua itu". Gagasan bahwa Mikail adalah pembela
orang-orang Yahudi menjadi begitu
meluas sehingga meskipun terdapat
larangan para rabi agar umat tidak
memohon kepadapara malaikat
sebagai perantaraan antara Allah dan umat-nya, Mikail belakangan
menduduki suatu tempat tertentu
dalam liturgi Yahudi. Ada dua doa
yang ditulis yang berisi permohonan
kepadanya sebagai pangeran belas
kasih agar menjadi perantara untuk membela Israel: yang satu dikarang
oleh Eliezer ha-Kalir, dan yang lainnya
oleh Judah b. Samuel he-Hasid. Tetapi
permohonan kepada Mikail
tampaknya jauh lebih umum pada
masa-masa kuno. Jadi Yeremia dikatakan (Baruch Apoc. Ethiopic, ix.
5) pernah berdoa kepadanya. "Ketika
seseorang sangat membutuhkan, ia
harus berdoa secara langsung kepada
Allah, dan bukan kepada Mikail
ataupun Gabriel" (Yer. Ber. ix. 13a). Sehubungan dengan sifat
persembahan yang dibawa oleh Mikail
ke mezbah, salah satu pandangan
mengatakan bahwa persembahan itu
berupa jiwa-jiwa orang-orang yang
benar, sementara menurut yang lainnya, persembahan itu berupa
domba-domba yang berapi.
Pandangan pertama, yang meluas
dalam tulisan-tulisan mistik Yahudi,
menjelaskan kedudukan penting
yang diduduki oleh Mikail eskatologi Yahudi. Gagasan bahwa Mikail adalah Kharon dari masing-masing jiwa, yang lazim ditemukan di antara orang
Kristen, tidak terdapat dalam sumber-
sumber Yahudi, tetapi bahwa ia
bertanggung jawab atas jiwa-jiwa
orang yang benar muncul dalam
banyak tulisan Yahudi. Mikail dikatakan pernah berdiskusi
dengan Samael mengenai jiwa Musa
(Midrash Deut. Rabbah xi. 6.) Menurut
Zohar, Mikail mendampingi jiwa-jiwa
orang yang saleh dan menolong
mereka memasuki pintu gerbang sorgawi Yerusalem. Dikatakan bahwa
Mikail dan bala tentaranya
ditempatkan di pintu-pintu gerbang
sorgawi Yerusalem dan mengizinkan
masuk kepada jiwa orang-orang yang
benar. Fungsi Mikail adalah membuka pintu-pintu gerbang, juga termasuk
pintu gerbang keadilan bagi mereka
yang adil. Juga dikatakan bahwa pada
hari kebangkitan Gabriel akan meniup
trompet dan kubur-kubur akan
terbuka dan orang-orang mati akan bangkit. Islam Mikail (Arab:ﻞﻳﺎﻜﻣ) adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini. Dikatakan setiap satu makhluk yang memerlukan rezeki
untuk hidup di dunia ini akan diselia
rezekinya oleh satu malaikat
Karubiyyuun. Malaikat Mikail adalah salah satu di
antara Pembesar Malaikat yang empat. Ia dicipta oleh Allah selepas malaikat Israfil dengan selisih kira-kira lima ratus tahun. Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat utama Allah setelah Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi Islam Mikail dikatakan memakai jubah
berwarna hijau jamrud, memenuhi
bentangan langit. Tiap helai
rambutnya berisi ribuan wajah yang
mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka diciptakan Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa. Wujud Mikail Dari kepala malaikat Mikail hingga
kedua telapak kakinya berbulu
Za'faron. Jika seluruh air di lautan dan
sungai di muka bumi ini disiramkan di
atas kepalanya, nescaya tidak
setitikpun akan jatuh melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat
sebanyak satu juta muka. Setiap muka malaikat Mikail ini pula
mempunyai satu juta mulut dan setiap
mulut mempunyai satu juta lidah
manakala setiap lidah-lidahnya boleh
berbicara satu juta bahasa atau lisan.
Setiap satu juta lisan tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi
orang-orang mukmin yang berdosa. Setiap satu juta muka atau wajahnya
mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap
matanya sentiasa menangis kerana
memohon rahmat bagi orang-orang
mukmin yang berdosa. Tiap-tiap
matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh ribu titisan air mata dan setiap titisan air mata itu Allah ciptakan satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail Setiap
malaikat-malaikat ini ditugaskan
untuk bertasbih pada Allah sehingga
hari kiamat. Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah Mikraj ke langit baginda ada bertanya
pada malaikat Jibril: "Mengapa aku tidak pernah nampak malaikat Mikail
tertawa?" Malaikat Jibril menjawab:
"Malaikat Mikail tidak pernah tertawa
semenjak neraka diciptakan" Mikail dalam Angelologi dan
Okultisme Para okultis modern menghubungkan
Mikail dengan warna merah, arah selatan dan unsur api. Dalam bentuk-bentuk okultisme
lainnya, Mikail disebut sebagai roh
planet Merkurius. Dia adalah penguasa
hari Minggu dan Kamis. Ia adalah
campuran dari movitasi, keaktifan dan
keberhasilan. Konon ia adalah pembawa karunia kesabaran, dan
malaikat karier, keberanian,
keberhasilan, ambisi, motivasi, dan
tugas-tugas kehidupan. Warna lilin
Mikail adalah oranye, putih dan emas.
Energi warnanya adalah oranye, ungu, putih, kristal, emas, dan coklat. Dalam Kitab Urantia, Yesus dan Mikail
dianggap sama, seperti yang diyakini
oleh Saksi Yehuwa
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Friday, 24 June 2011
wujud malaikat izrail...malakial maut pencabut nyawa
Wujud Izrail Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah
SWT dalam keadaan yang serupa
dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya
dan sayapnya. Semuanya tidak
kurang dan tidak lebih. Dikatakan dia berwajah empat, satu
wajah di muka, satu wajah di kepala,
satu dipunggung dan satu lagi di
telapak kakinya. Dia mengambil
nyawa para nabi dari wajah
kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa
orang kafir dengan wajah punggung
dan nyawa seluruh jin dengan wajah
tapak kakinya. Dari kepala hingga kedua telapak
kakinya berbulu Za'faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000
kaki, salah satu kakinya di langit
ketujuh dan satu lagi di jembatan
yang memisahkan Surga dan Neraka. Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap
lidah boleh berbicara satu juta bahasa.
Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya,
niscaya tidak setitikpun akan jatuh
melimpah. Kematian Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta
Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada malaikat Izrail, maka berkata
malaikat Izrail: "Wahai Tuhanku,
apakah Al-Maut itu?". Maka Allah SWT menyingkap rahasia
Al-Maut itu dan memerintah seluruh
malaikat menyaksikannya. Setelah
seluruh malaikat menyaksikannya Al-
Maut itu, maka tersungkurlah
semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun. Setelah para malaikat sadar kembali,
bertanyalah mereka: "Ya Tuhan kami,
adakah makhluk yang lebih besar dari
ini?" Kemudian Allah SWT berfirman:
"Akulah yang menciptakannya dan
Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan
merasakan Al-Maut itu". Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah
menyerahkan kepadanya. Walau
bagaimanapun, Malaikat Izrail
khawatir jika tidak terdaya untuk
mengambilnya sedangkan Al-Maut
lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan,
sehinggalah Al-Maut itu menetap di
tangannya. Disebutkan pula, setelah seluruh
makhluk hidup sudah dicabut
nyawanya pada hari kiamat kelak dan
yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu
Allah SWT menyuruhnya untuk
mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut
yang sedang terjadi terhadap dirinya,
beliau mengatakan "Ya Allah
seandainya saya tahu ternyata pedih
sekali sakaratul maut ini, tidak akan
tega saya mencabut nyawa seorang mukmin". Malaikat Izrail diberi kemampuan yang
luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang
sedang menghadap sebuah meja
makan yang dipenuhi dengan
pelbagai makanan yang siap untuk
dimakan. Ia juga sanggup membolak-
balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup
membolak-balikkan uang. Sewaktu malaikat Izrail menjalankan
tugasnya mencabut nyawa makhluk-
makhluk dunia, ia akan turun ke
dunia bersama-sama dengan dua
kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat 'Azab.[1] Sedangkan untuk mengetahui dimana
seseorang akan menemui ajalnya itu
adalah tugas dari Malaikat Arham. Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi
untuk bertemu dengan para nabi
antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s. Sakaratul Maut dan Kematian
Mukmin Sesungguhnya seorang hamba
mukmin apabila hendak
meninggalkan dunia menuju akhirat,
turun kepadanya para malaikat dari
langit yang berwajah putih seakan
wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping
calon mayat sejauh mata memandang. Diriwayatkan bahwa para malaikat ini
mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian
diteruskan oleh para malaikat lainnya
sampai ke perut, kemudian diteruskan
lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian
datanglah Malaikat maut Alaihis Salam
dan duduklah di samping kepala
calon mayat seraya berkata: "Wahai
jiwa yang baik, wahai jiwa yang
tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah". Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari
bibir tempat air. Malaikat maut-pun
mengambilnya, setelah Malaikat
mengambil ruh itu maka segera di
masukkan dalam kafan yang dari
surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh
itu bau yang sangat wangi seperti bau
parfum yang paling wangi di muka
bumi ini. Ketika telah keluar ruhnya maka para
Malaikat di antara langit dan bumi mensalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan
untuknya pintu-pintu langit, semua
penjaga pintu tersebut berdoa kepada
Allah agar ruh tersebut lewat melalui
pintunya. Para Malaikat membawa ruh itu naik
ke langit, dan tiap-tiap melalui
rombongan Malaikat mereka selalu
bertanya: "Ruh siapa yang wangi
ini???" Para Malaikat yang
membawanya menjawab: "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", sambil menyebutkan
panggilan-panggilan terbaiknya
selama di dunia. Malaikat yang membawanya
menyebutkan kebaikan-kebaikannya
selama di dunia, Kebaikan-
kebaikannya dalam hubungan
dengan Allah dan dengan sesama
manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit
dunia para Malaikat meminta
dibukakan pintunya. Malaikat penjaga pintu langit
membuka pintu itu, kemudian semua
Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh
itu sampai ke langit berikutnya hingga
berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah
berfirman: "Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu
apakah Illiyyiin itu? (Yaitu) kitab yang
bertulis (untuk mencatat amal orang
yang baik)" (QS. Al-Muthaffifiin:
19-20). Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin.
Kemudian dikatakan: "Kembalikanlah
ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku
menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka
kepadanya serta membangkitkan
mereka darinya pula pada kali yang
lain". Roh itu-pun dikembalikan ke
bumi dan ke jasadnya. Sakaratul Maut dan Kematian Kafir
atau Fajir Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari langit yang sangat keras
lagi berwajah hitam sambil membawa
kain yang kasar dari neraka. Para
malaikat itu duduk disamping calon
mayit sejauh mata memandang. Diriwayatkan bahwa para malaikat ini
mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian
diteruskan oleh para malaikat lainnya
sampai ke perut, kemudian diteruskan
lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datang
Malaikat maut Alaihis Salam dan
duduk di samping kepalanya seraya
berkata: "Wahai jiwa yang busuk
keluarlah menuju murka dan
kebencian dari Allah". Roh itupun terkejut...Lalu Malaikat mencabutnya
seperti mencabut alat pemanggang
yang banyak cabangnya dari kain
yang basah sehingga terputuslah
urat-urat dan ototnya. Malaikat itupun mengambil rohnya
dan langsung memasukkannya
kedalam kain kasar (yang dari neraka
itu). Keluar dari ruh itu bau yang
sangat busuk seperti bau paling
busuk yang pernah ada di muka bumi ini. Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan
Malaikat melainkan mereka selalu
bertanya: "Roh siapa yang busuk
ini?"...Para Malaikat yang
membawanya menjawab: "Ini rohnya
Fulan bin Fulan", dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika
di dunia...Malaikat yang membawanya
menyebutkan keburukan-
keburukanya selama di
dunia...Keburukan-keburukannya
dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan
dengan alam semesta. Semua malaikat di antara langit dan
bumi melaknatinya (mengutuknya),
juga semua malaikat yang di langit.
Ditutup untuknya pintu-pintu langit.
Masing-masing penjaga pintu berdoa
kepada Allah agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya. Tatkala telah sampai di langit dunia
mereka meminta agar dibuka
pintunya dan ternyata tidak
dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa ala alihi wa
sallam membacakan: "Sekali-kali tidak
akan dibukakan bagi mereka pintu-
pintu langit dan tidak (pula) mereka
masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum." (QS.Al-A?raaf: 40). Lantas Allah berfirman: "Tulislah
catatan amalnya di sijjiin, dibumi yang
paling bawah", Kemudian dikatakan:
"Kembalikan hambaKu ke bumi
karena Aku telah berjanji bahwa Aku
menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka
kepadanya serta mengeluarkan
mereka darinya pula pada kali yang
lain". Lalu rohnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat:
"Dan barangsiapa menyekutukan
Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang
jauh." (QS. Al-Hajj: 31). Perintah mencabut nyawa dari
'Arsy Menurut kisah Kabil Akbar, Malaikat
Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati. Dikatakan olehnya Allah telah menciptakan
sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di bawah 'Arsy yang mana jumlah daunnya sama banyak dengan
bilangan makhluk yang Allah
ciptakan. Jika satu makhluk itu telah
diputuskan ajalnya, maka umurnya
tinggal 40 hari dari hari yang
diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada Malaikat Maut, tahulah bahwa
dia telah diperintahkan untuk
mencabut nyawa orang yang tertulis
pada daun tersebut. sampai ada daun dari pohon yang terletak di bawah 'Arsy gugur. Kemudian akan jatuh dua titisan dari
arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan
hijau ataupun putih. Hijau
menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelakaan sementara
putih mengambarkan dia akan
mendapat kebahagiaan. Untuk mengetahui tempat makhluk
mati, Allah telah menciptakan Malaikat Arham yang akan diperintahkan untuk memasuki sperma yang berada dalam rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui di mana ia akan
mati dan di situlah kelak ia pasti akan
menemui ajalnya. Kisah Israiliyat tentang Malaikat Maut Pertanyaan para malaikat langit
kepada Malaikat maut Disebutkan bahwa suatu ketika Allah
SWT. memerintahkan malaikat maut
untuk mencabut nyawa seorang
pemuda kafir. Setelah mencabut nyawanya dan
dibawa ke langit, beliau melewati
serombongan malaikat dan mereka
bertanya "Ya malaikat maut, kamu
diberi tugas oleh Allah untuk
mencabut nyawa mahluknya, apakah kamu tidak pernah sesekali merasa
kasihan saat mencabut nyawa ?". Malaikat maut pun menjawab: "Iya
sebenarnya aku pernah merasa iba,
saat itu aku ditugaskan untuk
mencabut nyawa seorang ibu yang
baru melahirkan putranya di tengah
hutan sendirian, aku merasa iba terhadap ibu karena harus berpisah dengan bayi tersebut dan
meninggalkannya sendirian di tengah
hutan dan aku merasa iba terhadap
nasib bayi tersebut karena sendirian
di tengah hutan". Para malaikat pun kembali bertanya:
"Apakah kamu tau siapa roh yang
baru saja kamu cabut ini ? dia adalah
bayi dari ibu yang kamu ceritakan
tadi". Mendengar hal ini, malaikat maut pun
sujud kepada Allah SWT. dan berkata:
"Ya Allah, hamba memohon ampun
kepadaMu dan memohon terhindar
dari makar-Mu. Karena sesungguhnya
hanya Engkaulah yang maha berkehendak apakah seseorang
hamba akan Engkau jadikan ahli surga atau ahli neraka."
SWT dalam keadaan yang serupa
dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya
dan sayapnya. Semuanya tidak
kurang dan tidak lebih. Dikatakan dia berwajah empat, satu
wajah di muka, satu wajah di kepala,
satu dipunggung dan satu lagi di
telapak kakinya. Dia mengambil
nyawa para nabi dari wajah
kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa
orang kafir dengan wajah punggung
dan nyawa seluruh jin dengan wajah
tapak kakinya. Dari kepala hingga kedua telapak
kakinya berbulu Za'faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000
kaki, salah satu kakinya di langit
ketujuh dan satu lagi di jembatan
yang memisahkan Surga dan Neraka. Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap
lidah boleh berbicara satu juta bahasa.
Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya,
niscaya tidak setitikpun akan jatuh
melimpah. Kematian Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta
Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada malaikat Izrail, maka berkata
malaikat Izrail: "Wahai Tuhanku,
apakah Al-Maut itu?". Maka Allah SWT menyingkap rahasia
Al-Maut itu dan memerintah seluruh
malaikat menyaksikannya. Setelah
seluruh malaikat menyaksikannya Al-
Maut itu, maka tersungkurlah
semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun. Setelah para malaikat sadar kembali,
bertanyalah mereka: "Ya Tuhan kami,
adakah makhluk yang lebih besar dari
ini?" Kemudian Allah SWT berfirman:
"Akulah yang menciptakannya dan
Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan
merasakan Al-Maut itu". Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah
menyerahkan kepadanya. Walau
bagaimanapun, Malaikat Izrail
khawatir jika tidak terdaya untuk
mengambilnya sedangkan Al-Maut
lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan,
sehinggalah Al-Maut itu menetap di
tangannya. Disebutkan pula, setelah seluruh
makhluk hidup sudah dicabut
nyawanya pada hari kiamat kelak dan
yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu
Allah SWT menyuruhnya untuk
mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut
yang sedang terjadi terhadap dirinya,
beliau mengatakan "Ya Allah
seandainya saya tahu ternyata pedih
sekali sakaratul maut ini, tidak akan
tega saya mencabut nyawa seorang mukmin". Malaikat Izrail diberi kemampuan yang
luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang
sedang menghadap sebuah meja
makan yang dipenuhi dengan
pelbagai makanan yang siap untuk
dimakan. Ia juga sanggup membolak-
balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup
membolak-balikkan uang. Sewaktu malaikat Izrail menjalankan
tugasnya mencabut nyawa makhluk-
makhluk dunia, ia akan turun ke
dunia bersama-sama dengan dua
kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat 'Azab.[1] Sedangkan untuk mengetahui dimana
seseorang akan menemui ajalnya itu
adalah tugas dari Malaikat Arham. Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi
untuk bertemu dengan para nabi
antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s. Sakaratul Maut dan Kematian
Mukmin Sesungguhnya seorang hamba
mukmin apabila hendak
meninggalkan dunia menuju akhirat,
turun kepadanya para malaikat dari
langit yang berwajah putih seakan
wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping
calon mayat sejauh mata memandang. Diriwayatkan bahwa para malaikat ini
mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian
diteruskan oleh para malaikat lainnya
sampai ke perut, kemudian diteruskan
lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian
datanglah Malaikat maut Alaihis Salam
dan duduklah di samping kepala
calon mayat seraya berkata: "Wahai
jiwa yang baik, wahai jiwa yang
tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah". Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari
bibir tempat air. Malaikat maut-pun
mengambilnya, setelah Malaikat
mengambil ruh itu maka segera di
masukkan dalam kafan yang dari
surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh
itu bau yang sangat wangi seperti bau
parfum yang paling wangi di muka
bumi ini. Ketika telah keluar ruhnya maka para
Malaikat di antara langit dan bumi mensalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan
untuknya pintu-pintu langit, semua
penjaga pintu tersebut berdoa kepada
Allah agar ruh tersebut lewat melalui
pintunya. Para Malaikat membawa ruh itu naik
ke langit, dan tiap-tiap melalui
rombongan Malaikat mereka selalu
bertanya: "Ruh siapa yang wangi
ini???" Para Malaikat yang
membawanya menjawab: "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", sambil menyebutkan
panggilan-panggilan terbaiknya
selama di dunia. Malaikat yang membawanya
menyebutkan kebaikan-kebaikannya
selama di dunia, Kebaikan-
kebaikannya dalam hubungan
dengan Allah dan dengan sesama
manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit
dunia para Malaikat meminta
dibukakan pintunya. Malaikat penjaga pintu langit
membuka pintu itu, kemudian semua
Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh
itu sampai ke langit berikutnya hingga
berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah
berfirman: "Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu
apakah Illiyyiin itu? (Yaitu) kitab yang
bertulis (untuk mencatat amal orang
yang baik)" (QS. Al-Muthaffifiin:
19-20). Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin.
Kemudian dikatakan: "Kembalikanlah
ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku
menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka
kepadanya serta membangkitkan
mereka darinya pula pada kali yang
lain". Roh itu-pun dikembalikan ke
bumi dan ke jasadnya. Sakaratul Maut dan Kematian Kafir
atau Fajir Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari langit yang sangat keras
lagi berwajah hitam sambil membawa
kain yang kasar dari neraka. Para
malaikat itu duduk disamping calon
mayit sejauh mata memandang. Diriwayatkan bahwa para malaikat ini
mulai mencabut nyawa dari kaki
sampai ke lututnya, kemudian
diteruskan oleh para malaikat lainnya
sampai ke perut, kemudian diteruskan
lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datang
Malaikat maut Alaihis Salam dan
duduk di samping kepalanya seraya
berkata: "Wahai jiwa yang busuk
keluarlah menuju murka dan
kebencian dari Allah". Roh itupun terkejut...Lalu Malaikat mencabutnya
seperti mencabut alat pemanggang
yang banyak cabangnya dari kain
yang basah sehingga terputuslah
urat-urat dan ototnya. Malaikat itupun mengambil rohnya
dan langsung memasukkannya
kedalam kain kasar (yang dari neraka
itu). Keluar dari ruh itu bau yang
sangat busuk seperti bau paling
busuk yang pernah ada di muka bumi ini. Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan
Malaikat melainkan mereka selalu
bertanya: "Roh siapa yang busuk
ini?"...Para Malaikat yang
membawanya menjawab: "Ini rohnya
Fulan bin Fulan", dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika
di dunia...Malaikat yang membawanya
menyebutkan keburukan-
keburukanya selama di
dunia...Keburukan-keburukannya
dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan
dengan alam semesta. Semua malaikat di antara langit dan
bumi melaknatinya (mengutuknya),
juga semua malaikat yang di langit.
Ditutup untuknya pintu-pintu langit.
Masing-masing penjaga pintu berdoa
kepada Allah agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya. Tatkala telah sampai di langit dunia
mereka meminta agar dibuka
pintunya dan ternyata tidak
dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa ala alihi wa
sallam membacakan: "Sekali-kali tidak
akan dibukakan bagi mereka pintu-
pintu langit dan tidak (pula) mereka
masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum." (QS.Al-A?raaf: 40). Lantas Allah berfirman: "Tulislah
catatan amalnya di sijjiin, dibumi yang
paling bawah", Kemudian dikatakan:
"Kembalikan hambaKu ke bumi
karena Aku telah berjanji bahwa Aku
menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka
kepadanya serta mengeluarkan
mereka darinya pula pada kali yang
lain". Lalu rohnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat:
"Dan barangsiapa menyekutukan
Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang
jauh." (QS. Al-Hajj: 31). Perintah mencabut nyawa dari
'Arsy Menurut kisah Kabil Akbar, Malaikat
Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati. Dikatakan olehnya Allah telah menciptakan
sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di bawah 'Arsy yang mana jumlah daunnya sama banyak dengan
bilangan makhluk yang Allah
ciptakan. Jika satu makhluk itu telah
diputuskan ajalnya, maka umurnya
tinggal 40 hari dari hari yang
diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada Malaikat Maut, tahulah bahwa
dia telah diperintahkan untuk
mencabut nyawa orang yang tertulis
pada daun tersebut. sampai ada daun dari pohon yang terletak di bawah 'Arsy gugur. Kemudian akan jatuh dua titisan dari
arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan
hijau ataupun putih. Hijau
menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelakaan sementara
putih mengambarkan dia akan
mendapat kebahagiaan. Untuk mengetahui tempat makhluk
mati, Allah telah menciptakan Malaikat Arham yang akan diperintahkan untuk memasuki sperma yang berada dalam rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui di mana ia akan
mati dan di situlah kelak ia pasti akan
menemui ajalnya. Kisah Israiliyat tentang Malaikat Maut Pertanyaan para malaikat langit
kepada Malaikat maut Disebutkan bahwa suatu ketika Allah
SWT. memerintahkan malaikat maut
untuk mencabut nyawa seorang
pemuda kafir. Setelah mencabut nyawanya dan
dibawa ke langit, beliau melewati
serombongan malaikat dan mereka
bertanya "Ya malaikat maut, kamu
diberi tugas oleh Allah untuk
mencabut nyawa mahluknya, apakah kamu tidak pernah sesekali merasa
kasihan saat mencabut nyawa ?". Malaikat maut pun menjawab: "Iya
sebenarnya aku pernah merasa iba,
saat itu aku ditugaskan untuk
mencabut nyawa seorang ibu yang
baru melahirkan putranya di tengah
hutan sendirian, aku merasa iba terhadap ibu karena harus berpisah dengan bayi tersebut dan
meninggalkannya sendirian di tengah
hutan dan aku merasa iba terhadap
nasib bayi tersebut karena sendirian
di tengah hutan". Para malaikat pun kembali bertanya:
"Apakah kamu tau siapa roh yang
baru saja kamu cabut ini ? dia adalah
bayi dari ibu yang kamu ceritakan
tadi". Mendengar hal ini, malaikat maut pun
sujud kepada Allah SWT. dan berkata:
"Ya Allah, hamba memohon ampun
kepadaMu dan memohon terhindar
dari makar-Mu. Karena sesungguhnya
hanya Engkaulah yang maha berkehendak apakah seseorang
hamba akan Engkau jadikan ahli surga atau ahli neraka."
Subscribe to:
Comments (Atom)