Friday, 24 June 2011

Isra dan Mi'raj

Isra Mi'raj (Arab:ﺝﺍﺮﻌﻤﻟﺍﻭ ﺀﺍﺮﺳﻹﺍ , al-’Isrā’ wal-Mi‘rāğ) adalah dua bagian dari perjalanan yang
dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini
merupakan salah satu peristiwa
penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat
perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir
kenabian di Makkah sebelum
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
hijrah ke Madinah. Menurut al- Maududi[1] dan mayoritas ulama,[2] Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama
sebelum hijrah, yaitu antara tahun
620-621 M. Menurut al-Allamah al-
Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada
malam 27 Rajab tahun ke-10
kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[3] menolak pendapat tersebut dengan
alasan karena Khadijah radhiyallahu
anha meninggal pada bulan Ramadan
tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan
setelah bulan Rajab. Dan saat itu
belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6
pendapat tentang waktu kejadian Isra
Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang
pasti. Dengan demikian, tidak
diketahui secara persis kapan tanggal
terjadinya Isra Mi'raj. Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam 2
peristiwa yang berbeda. Dalam Isra,
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit
sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini
Beliau mendapat perintah langsung
dari Allah SWT untuk menunaikan
salat lima waktu. Bagi umat Islam, peristiwa tersebut
merupakan peristiwa yang berharga,
karena ketika inilah salat lima waktu
diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain
yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan
memuat berbagai macam hal yang
membuat Rasullullah SAW sedih. Trivia Seringkali masyarakat
menggabungkan Isra Mi'raj menjadi
satu peristiwa yang sama. Padahal
sebenarnya Isra dan Mi'raj
merupakan dua peristiwa yang
berbeda, seperti yang sudah dijelaskan di atas.

wujud dari israfil

Isrāfīl (Arab:ﻞﻴﻓﺍﺮﺳﺇ, Israfel "Yang membakar"), adalah malaikat yang
akan meniup sangkakala di hari kiamat, walaupun namanya tidak disebutkan di dalam Qur'an. Ia sebagai salah satu dari empat malaikat
utama, bersama dengan Mikail, Jibril dan Izrail.[1] Israfil dalam logat lainnya disebut Serafim yaitu dalam Alkitab . Dalam Islam Wujud Beberapa sumber mengindikasikan bahwa, pada permulaan waktu [2] Israfil memiliki empat sayap, sangat tinggi sehingga bisa meraih tiang- tiang surga.[3] Malaikat yang rupawan ini merupakan penguasa musik, Israfil selalu bertasbih kepada Allah kedalam ribuan bahasa yang berbeda.[1] Dari bawah kaki hingga ke kepalanya ada
beberapa rambut, beberapa mulut,
dan beberapa lidah yang tertutup
hijab. Terompet suci Walaupun nama "Israfil" tidak pernah
di muncul dalam Al Qur'an, sebutan/ julukan dibuat untuk malaikat yang
membawa trompet suci ini, untuk
mengidentifikasikan sosok ini: “ Dan ditiuplah
sangkakala, maka
matilah siapa yang di
langit dan di bumi
kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali
lagi, maka tiba-tiba
mereka berdiri
menunggu
(putusannya masing- masing).(Az-Zumar
39:68) ” Israfil selalu memegang terompet suci
yang terletak di bibirnya selama
berabad-abad, menunggu perintah
dari Tuhan untuk meniupnya pada
hari kiamat. Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/ bukit suci
di Jerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan
orang-orang yang telah mati dan
mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.[4] Misi mencari tanah untuk Adam Dalam tradisi Islam, ia dikatakan telah
di kirim oleh Tuhan bersama malaikat utama yang lain, untuk mengumpulkan tanah dari empat penjuru dunia[3] dan hanya Izrail saja yang berhasil dalam misi tersebut.[5] Dengan tanah itulah Adam diciptakan.