Monday, 27 June 2011

BagaimanaMenyambut Hari-harimu

Segala puji bagi Allah, walinya orang- orang yang benar dan tempat berharap bagi orang yang berdo`a. Shalawat dan salam teruntuk pilihan para Rasul , keluarganya dan para shahabatnya. Saudaraku muslim,
Hari-harimu engkau lewati begitu saja,
sesaat demi sesaat. Semua berlalu begitu cepatnya. Begitulah. Dirimu berpindah dari pagi ke petang, dan dari petang hingga pagi kembali. Apakah engkau pernah bermuhasabah (introspeksi) terhadap dirimu sendiri pada suatu hari? Sehingga engkau bisa melihat lembaran-lembaran harimu, dengan amal apa engkau membukanya dan dengan amal apa pula engkau menutupnya? Bakr Al Muzni berkata, "Tidak ada satu haripun yang dikeluarkan oleh Allah ke dunia, kecuali berkata, `Wahai anak Adam, manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak ada hari lagi buatmu setelahku`. Dan tidaklah ada malam, kecuali berseru,`Wahai anak Adam, manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak ada malam
lagi bagimu setelah aku`." Maka telah berapa banyak hari yang engkau lewati. Berapa banyak umur telah engkau lalui. Namun, teramat sedikit orang yang mau bermuhasabah terhadap dirinya. Dan sedikit sekali orang yang mau mengetuk jiwanya dengan cemeti muhasabah. Mereka menjalani hari- harinya dalam kelalaian dan panjang angan-angan yang tak ada faidahnya. Ketika fajar menampakkan benang- benang cahayanya, engkau saksikan, kebanyakan manusia menyambut hari-harinya dengan niat yang tidak benar. Setelah berlalunya siang dan berganti malam, engkau bisa saksikan, mereka kembali ke peraduan mereka dengan niat seperti itu pula. Saudaraku muslim, Matahari senantiasa terbit dan tenggelam. Tetapi apakah engkau telah menghisab dirimu sendiri pada suatu hari? "Amal shalih apakah yang hendak kuperbuat? Amal apakah yang akan aku hadirkan untuk hari ini?" Memang benar, umumnya manusia tidak pandai dalam mengatur hari-hari
mereka. Padahal dirimu wahai anak Adam, akan senantiasa dihitung dan ditulis pada hari-hari itu. Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata,"Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang juapun." (QS Al Kahfi : 49). Dan berfirman Allah (yang artinya), Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Infithar : 10-12). Maka jiwa-jiwa akan dihisab, amal- amal akan ditulis. Dan seandainya orang yang lalai itu sadar, sungguh mereka akan memelihara diri dan menjaganya dari jalan kebinasaan. Namun sedikit sekali orang yang sadar, sedikit sekali orang yang memperhatikan jalan itu. Sebagian orang yang bijak berkata, "Jika seseorang memasuki waktu pagi, hendaklah ia berniat dengan empat perkara. Pertama, melaksanakan yang diperintahkan Allah. Kedua, menjauhi laranganNya. Ketiga, inshaf (berbuat adil) terhadap orang yang ada diantara mereka, dan dalam bermu`alamahnya. Keempat, ishlah (memperbaiki hubungan) antara ia dengan musuh-musuhnya. Apabila ia berada di atas niat ini, maka
aku berharap ia termasuk orang yang shalih dan beruntung." Maka perhatikanlah wahai orang- orang yang berakal, hisablah dirimu ! Apakah engkau termasuk jenis ini? Jika ya, perbanyaklah pujian kepada Allah dan mohonlah tambahan fadhilah serta istiqamah di atas petunjukNya. Tetapi, jika engkau tidak termasuk jenis ini, kembalilah ke jalan itu sebelum waktunya lewat. Berlapanglah untuk memperbaiki dirimu, dan mintalah taufiq kepadaNya menuju jalan kebahagiaan. Wahai orang yang lalai dari hari- harinya. Ketahuilah, bahwa dirimu tidak akan di campakkan! Wahai orang yang suka berbuat sia-sia, ketahuilah, dirimu akan dihitung tentang semua amalanmu! Tidak akan berlalu waktu pagi, kecuali ia mengajak dirimu menuju Rabbmu. Rasulullah bersabda, Tidaklah terbit matahari, kecuali diutus
dua malaikat pada kedua sisinya. Keduanya memperdengarkan kepada penduduk bumi, kecuali tsaqalain (manusia dan jin), "Wahai sekalian manusia, marilah menuju kepada Rabb kalian. Sesungguhnya sedikit dan cukup lebih baik daripada banyak namun melalaikan." Dan tidaklah matahari itu terbenam, kecuali diutus dua malaikat pada kedua sisinya. Mereka berkata,"Ya Allah percepatlah untuk orang yang berinfaq gantinya, dan percepatlah untuk orang yang bakhil kehancurannya. (HR Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim; Shahih Targhib susunan Syaikh Al Albani). Sungguh kasihan bagi orang-orang yang telah berlalu hari-hari mereka dengan sia-sia, tidak berada dalam ketaatan kepada Allah. Terbitnya matahari di tengah hari-hari mereka, disambutnya dengan perbuatan maksiat. Ketika tenggelamnya ditutup pula dengan kemaksiatan. Ketahuilah ! Umurmu tidak lain hanyalah hari-harimu saja. Maka, ketika maut datang menjadi terputuslah hari-harimu. Ingatlah kematian setiap pagi dan petang hari,
Dan peliharalah waktumu yang teramat pendek
Taruhlah engkau telah mendapatkan semua yang di bumi
Maka adakah setelah selain kematian? Daud At Thay berkata, "Sesungguhnya malam dan siang hanya marhalah-marhalah (tahapan). Manusia menempuhnya, marhalah demi marhalah. Sehingga hal seperti itu akan berhenti di akhir safar mereka. Jika engkau mampu mengetengahkan bekal pada setiap marhalah, maka kerjakanlah. Sesungguhnya terputusnya safar adalah suatu yang amat dekat. Dan urusan itu bisa lebih cepat. Maka, berbekallah untuk safarmu" Saudaraku muslim,
Begitulah perkataan orang-orang shalih yang sadar terhadap hari- harinya. Mereka ingin sekali menghabiskan waktunya dalam ketaatan kepada Allah. Maka, sepatutnya bagi orang yang berakal untuk menghisab dirinya, mengarahkannya menuju jalan ketaatan untuk menyongsong hari- harinya yang baru. Adapun thariqah (methode) muhasabah, sebagaimana dikatakan oleh Al Mawardi "Hendaklah seseorang memperhatikan pada malam hari terhadap apa yang telah ia
kerjakan pada siang harinya. Karena malam lebih bisa memberi peringatan dan lebih memunkinkan untuk konsentrasi. Seandainya perbuatannya itu terpuji, maka ia bisa menyetujui dan bisa mengikutinya lagi
dengan hal-hal yang dapat menghiasinya. Sebaliknya, apabila perbuatannya tercela, ia bisa mengetahuinya dan bisa mengakhiri di masa mendatang." Saudaraku muslim,
Orang-orang shalih selalu bermuhasabah terhadap dirinya. Tidak akan terlewat waktu-waktu mereka dengan percuma. Tidak akan berlalu umur mereka, kecuali dalam ketaatan. Maka, jangan sampai engkau kecolongan wahai orang- orang yang berakal. Sesungguhnya hari-harimu itu dianggap sebagai ghanimah, maka seharus engkau mensyukurinya. Sebagaimana perkataan Sa`id bin Jubair ,"Setiap hari yang dilalui oleh seorang mukmin adalah ghanimah." Memang benar, karena hal itu merupakan kesempatan untuk menambah kebaikan, menabung amal-amal shalih, serta merupakan kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah. Namun sedikit sekali orang yang memahami hal ini, dan mau memanfaatkan waktu- waktu mereka. Bahkan umumnya mereka menghabiskan umur dan hari-hari mereka dalam kelalaian dan kesia-siaan. Dunia berserta mimpi- mimpinya telah melalaikan mereka. Dan keindahan dunia, telah menghalangi mereka dari jalan petunjuk. Sementara itu, syetan terus memperpanjang khayalan-khayalan mereka. Allah berfirman (yang artinya), Syetan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (QS. Muhammad 25) Hasan Al Bashri berkata, "Dia (syetan) menghiasi kesalahan dan memanjangkan angan-angan bagi mereka."
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, "Yang akan terlahir karena banyaknya berangan-angan adalah kemalasan menjalankan ketaatan, menunda- nunda taubat, ambisi terhadap dunia, lupa akhirat, serta mengeraskan hati. Karena kelembutan dan kejernihan hati terbentuk hanyalah dengan mengingat kematian, alam kubur, pahala, dosa dan dahsyatnya hari kiamat." Sesungguhnya orang-orang yang berakal akan menjadikan hari-harinya ladang untuk akhirat. Dia akan menanam, mengairi dan mengolahnya
dengan amal-amal shalih, sehingga bisa memetik hasilnya di kemudian hari, yaitu pada saat manusia hanya mendapatkan kebaikan atau keburukan yang pernah ia kerjakan. Rasulullah bersabda, Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, kayamu sebelum tiba masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan hidupmu sebelum masa matimu. (Riwayat Al Hakim, Shahih Thargib Al Albani, 3355). Saudaraku muslim;
Apa yang telah engkau persiapkan untuk suatu hari; yang engkau akan disendirikan di dalam kuburmu? Apakah dirimu termasuk orang-orang yang terlalaikan oleh angan-angan kosong, ataukah termasuk orang yang memperhatikan hari esok?
Sesungguhnya orang yang yang mendapatkan taufik ialah orang yang bisa memanfaatkan hari-harinya. Sedangkan orang yang benar-benar celaka ialah orang yang menyia- nyiakan hari-harinya. Adakah orang yang lebih celaka daripada orang yang diberikan panjang umur kemudian menghadap Rabbnya dengan membawa sedikit kebaikan ? maka sadarlah, hai orang-orang yang lalai. Ketahuilah ! Bahwa dalam hari-harimu ada kesempatan. Maka, manfaatkanlah dan jangan engkau menunda-nunda kebaikan hingga hari esok.
Jika kemarin engkau berbuat dosa,
maka, lipatgandakanlah kebaikan, niscaya engkau akan terpuji.
Jika engkau manfaatkan hari-harimu, maka faidahnya akan kembali kepadamu.
Hari kemarin telah berlalu, tak mungkin akan kembali.
Janganlah engkau menunda-nunda kebaikan hingga esok.
Mungkin hari esok akan hadir, namun engkau telah tiada Wahai orang-orang yang menjadikan hari-harinya sebagai tunggangan syahwat belaka, sadarlah dan ketahuilah! Bahwa umur meski terasa panjang, namun hari-harimu senantiasa menggerogoti dan tidak ada setelah itu, kecuali kematian. Maka bersegeralah bermuhasabah diri dan camkanlah!
Sesungguhnya, dunia merupakan tempat tipuan. Tidaklah ada yang mempercayainya kecuali orang jahil dan lalai. Maka jika memasuki waktu pagi, mulailah dengan berdzikir kepada Allah , sebagaimana diajarkan Rasulullah, Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah Dia mematikan kami, dan hanya kepadaNya kami kembali. (HR Bukhari). Songsonglah hari-harimu dengan niat
yang benar, berazam (bertekad)
berbuat taat, menjauhi maksiat dan
tidak lupa meminta kepada Allah
taufikNya menuju keridlaanNya. Janganlah dirimu melupakan dzikir
kepada Allah, dan janganlah ada hari
yang berlalu tanpa dzikrullah. Laksanakanlah perintah-perintah
Allah yang telah diwajibkan
kepadamu, terutama shalat lima
waktu ketika muadzin memanggilmu. Tahanlah sifat yang merugikan kaum
muslimin. Berikanlah kasih-sayang
kepada orang-orang lemah dan
ajarilah orang yang tidak mengetahui. Tersenyumlah di hadapan kaum
muslimin. Karena itu merupakan
shadaqah. Jadikanlah dirimu sebagi orang yang
suka memberi nasihat di hadapan
muslimin, dan jangan melalaikan
mereka. Cintailah kebaikan pada kaum
muslimin, sebagaimana engkau
mencintai kebaikan untuk dirimu
sendiri. Janganlah meremehkan amal
kebaikan, meskipun hal itu remeh
menurutmu. Janganlah engkau membiarkan
berlalu satu kesempatan pun untuk
bertaqarrub kepada Allah, kecuali
engkau memanfaatkannya. Bersemangatlah memperbanyak
mengintai kebaikan, sebagaimana
engkau bersemangat mengintai harta
dunia. Jauhilah tempat-tempat syubhat
(merugikan), dan menjauhlah dengan
membawa agamamu, sehingga
engkau tidak akan terkoyak dengan
syubhat itu. Jauhkanlah dirimu dari segala sesuatu
yang bisa menyeretmu ke dalam
kemaksiatan kepada Allah, atau yang
dapat mendekatkan dirimu ke dalam
maksiat. Berniatlah selalu untuk berbuat
kebaikan dan menjauhi yang haram.
Ketahuilah, bahwa di dalam niat
berbuat baik terdapat balasan dan
pahala. Saudaraku muslim,
Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan teramat banyak, tak terhitung. Dan orang yang mendapat taufik ialah yang menjadikan hari-harinya sebagai
hari-hari penuh kebahagiaan, berusaha dengan keras berbuat ketaatan dan kebaikan.
Berbekallah wahai saudaraku, untuk hari akhiratmu! Janganlah masuk dalam lembaranmu, kecuali yang bisa membahagiakanmu kelak ketika engkau saksikan. Mulailah hari- harimu dengan kebaikan dan tutuplah dengan kebaikan juga.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk para pembaca yang budiman. Dan semoga kita selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah . Amin. Dinukil dan diringkas oleh Abu Ziyad Ibnu Sofwan, dari kitab Kaifa Tastaqbilu Yaumaka, Karya Syaikh Azhari Ahmad Mahmud.

Kisah Luqman danTiga Pelacur

Tentu kita pernah mendengar tentang Luqman yang bijaksana dalam surat Al
Luqman dalam Al Qur`an yang oleh pengarang kitab Al_Kasyaf menjelaskan , dia adalah Luqman bin Baa`ura` putra saudarinya Ayyub. Hidup selama 1000 tahun, sehingga berjumpa dengan Daud `Alaihissalam dan belajar ilmu dan pengetahuan padanya. Ibnu Abbas berkata bahwa Luqman bukan Nabi, juga bukan Raja, namun seorang penggembala berkulit hitam yang kemudian di beri karunia kemerdekaan dan pengetahuan. Untuk itu akan kita ceritakan salah satu kisah tentang ketaatannya kepada Allah Ta`ala Diriwayatkan dari Sai`id bin Amir ia berkata. Telah bercerita kepada kami, Abu Ja`far, `Luqman Al-Habasy` adalah seorang budak milik seorang laki-laki. Suatu ketika dia dibawa ke pasar untuk di jual. Kepada seorang laki-laki yang hendak membelinya, Luqman berkata: Apa yang akan kamu lakukan terhadap diriku (setelah kamu beli nanti)? Kamu akan kusuruh melakukan ini dan itu, jawab calon pembeli. Aku mohon kepadamu agar mengurungkan niatmu untuk membeliku! pinta Luqman. Sikap ini selalu diperlihatkan oleh Luqman kepada para calon pembelinya hingga datanglah calon pembeli lainnya. Apa yang hendak kamu lakukan terhadap diriku (setelah kamu membeliku nanti)? kata Luqman. Kamu akan kuberi tugas sebagai penjaga rumahku, jawab laki-laki calon pembelinya. Jika demikian, aku mau kamu beli! kata Luqman. Laki-laki tersebut kemudian membayar dan mengajak Luqman pulang ke rumahnya. Majikan Luqman pada saat itu juga mempunyai
tiga orang anak wanita yang menjadi pelacur di desa itu. Suatu saat sang majikan ingin pergi ke kebunnya. Sebelum berangkat dia berpesan kepada Luqman , Aku telah menyiapkan makanan dan semua kebutuhan mereka di dalam kamarnya, sepeninggalku kuncilah pintu ini dan kamu harus berjaga di sini pula. Dan janganlah sekali-kali kamu membuka pintunya sebelum aku kembali ke rumah! Sejenak kemudian ketiga putri majikannya datang dan berkata kepada Luqman, Bukalah pintu ini! Karena telah menerima pesan dari sang majikan, dan diamanahi untuk tidak membuka pintu dan namanya amanah akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak maka Luqman pun menolak untuk membukanya dan akhirnya ketiga gadis itu marah dan mencederainya. Luqman kemudian membersihkan darah yang membasahi tubuhnya dan kembali berjaga di depan pintu . Saat sang majikan pulang ia tetap merahasiakan perilaku ketiga putri sang majikan terhadapnya. Dalam kesempatan berikutnya sang majikan kembali bermaksud pergi ke kebunnya. Sebagaimana sebelumnya dia berpesan kepada Luqman, Aku telah menyiapkan makanan dan semua kebutuhan mereka, oleh karena itu jangan perbolehkan mereka membuka pintu ini! Demikianlah, setelah Ayahnya berlalu, ketiga putri majikannya itu bergegas menemui Luqman dan berkata kepadanya : Bukalah pintu ini! Sementara itu Luqman masih tetap memegang amanah yang dibebankan kepadanya tetap tidak bersedia membukakanya sebagaimana pesan dari majikannya. Akan tetapi, ketiga gadis itu kembali menyerang dan melukai Luqman yang
tetap duduk di tempatnya. Sang majikan telah pulang ke rumah, Luqman tidak mau menceritakan perihal perilaku ketiga putrinya. Melihat keteguhan hati Luqman, putri tertua majikannya kemudian rasa simpatinya datang dan berkata: Mengapa budak Habasyi ini lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang aku ? Demi Allah, aku kan bertobat! Dan putri sulung majikan Luqman itupun bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala. Si bungsu berkata, Mengapa budak Habasyi dan kakak sulungku lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang aku? Demi Allah, aku akan bertobat Demikianlah si bungsu akhirnya mengikuti jejak kakak sulungnya dengan bertobat kepada-Nya. Setelah mengetahui bahwa kakak maupun adiknya telah bertobat , kedua majikannya Luqman lalu berkata Mengapa dua oranga saudaraku dan budak Habasyi ini lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang
ku? Demi aku, aku akan bertobat juga!; Akhirnya diapun bertobat. Setelah ketiga putrinya yang berprofesi sebagai wanita penghibur itu bertobat, maka teman-teman seprofesinya di desa berkata, Mengapa budak Habasyi dan ketiga gadis si Fulan itu lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang kami? Hal tersebut mendorong mereka untuk bertobat sebagaimana ketiga rekannya sehingga jadilah mereka sebagai orang-orang yang ahli beribadat di desa itu. Demikianlah bahwa hidayah datangnya bukan hanya lewat dakwah berupa ucapan tapi juga tindakan, atau amalan yang ditunjukkan oleh Luqman Al-Hakiem dalam memegang teguh amanah yang
sudah menjadi tugasnya. Sehingga fitrah seorang manusia untuk selalui beribadah kepada Robb-Nya menjadi terketuk tatkala melihat seorang yang mampu menjalankan ibadah itu dengan baik Sumber : Mereka yang Kembali. Ibnu Qudamah Al-Maqdisy terjemahan Abu Ahmad Najeh dan M Luqman Hakiem, Risalah Gusti, ed 1, Surabaya, 1417 H. Hal 120-122. Dengan beberapa perubahan.