Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday, 11 August 2011

Renungan lengakap...Usai bertambah tapi hakikatny berkurang & puisi ultah

Dengan
berjalannya
waktu
dan
sejak
itulah ketika
seseorang
menapaki
umurnya yang telah bertambah sekaligus dalam usia yang berkurang, telah sampailah ia pada fase kearifan hidup. Puncak fase fisik sudah dilampauinya, simpang jalan kehidupan sudah diketahuinya, derita dan bahagia sudah dialaminya, serta jalur, rambu, dan lapis-lapis kehidupan sudah transparan bagi mata batinnya. Kenyataan inilah yang membuat seseorang sudah bisa mengukur secara tepat kekuatan dan kelemahan dirinya, tinggallah kemudian mana pilihan jalan yang akan diteruskannya. Persoalan kehidupan sudah semakin kelihatan berat dan bukan lagi fase fisik, bukan lagi fase coba-coba, melainkan fase kearifan hidup. Dua kata kunci pada do’a ini adalah ’syukur’ dan ‘taubat’. Hakikat syukur adalah penegasan pengakuan diri akan nikmat yang telah diterimanya serta ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala kebaikan-Nya. Sementara inti tobat adalah saling ‘berbuat kebaikan’ antara manusia dengan Tuhan. Dimulai dari manusia yang ‘berbuat kebaikan’ dengan penyesalan kemudian dibalas oleh Allah ‘berbuat kebaikan’ dengan pengampunan dan pemberian rahmat-Nya serta manusia bertobat lantas Tuhan mengampuninya. Inilah hubungan mesra dan bermakna hakiki antara mahkluk dan kholik. Di zaman yang serba mengkhawatirkan seperti sekarang ini, ketika tantangan dan godaan hidup tidak lagi ringan, sudah selayaknya kita lakukan ikhtiar batin dengan berdoa dan munajat selain ikhtiar lahir dengan fisik dan pikiran. Mudah-mudahan dengan laku syukur dan laku taubat, seluruh keluarga kita bisa selamat meniti jalan kehidupan, menapak duniawi sehingga bisa mencapai khusnul khotimah. Amin. Pada akhirnya, mari bersama kita renungkan perjalanan kita di persinggahan ini. Hari berganti hari.
Berganti hari, berarti kian dekat pada saat akhir hidup kita. Di dunia ini kita hanya mampir. Bukankah sudah banyak orang yang hidup sebelum kita, yang kini mereka kembali ke asal,
menjadi tulang belulang. Di depan kita, sudah banyak generasi muda yang kini hidup untuk menggantikan kita. Lalu kita mau ke mana, mau ke mana, kita pasti mati, mati adalah tempat mutasi kita yang terakhir. Kita pasti akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan. Sebanyak apa pun harta yang kita miliki tak akan bisa menolak kematian kita. Sehebat apa pun kekuasaan yang kita genggam, tak akan bisa menghalau kematian walau satu detik, walau kita kuat dan perkasa.

Bissmillah... Ya Allah, kutitipkan sebuah ’kado’
untuk
saudaraku yang milad.
Ini memang bukanlah bingkisan yang
berisi
barang mahal, istimewa, atau barang lainnya.
Ini hanyalah sebuah ’kado’ yang tak
ada
harganya, bila diperhitungkan dengan
nominal
uang. Sebuah kesederhanaan dalam ’kado’
ini berupa
untaian kalimat doa yang benar-benar
tulus,
mudah-mudahan ini menjadi sebuah
kebaikan untuknya Ya Rabb... Yaa.. Rabbana, berilah segala kebaikan
dan yang
terbaik dalam hidupnya.
Berikan kemudahan dalam setiap
aktivitasnya,Ka runiakan kesehatan, keselamatan,
dan kebahagiaan..du nia dan akhirat Perkenankanlah segala apa yang ia
cita-citakan...
Tetapkanlah padanya kesabaran
tatkala ia
menghadapi ujian, kelapangan dalam
kesempitan, kemudahan dalam kesulitan, dan jalan
keluar
untuk setiap permasalahan dalam
hidupya...
Lindungilah ia, jauhkan hal-hal buruk
darinya... Bimbinglah ia selalu, agar senantiasa
berada di
jalan yang lurus, dan istiqamahkan
dalam
kebenaran.
Ridhoilah ia, berkahi setiap langkahnya, dan
jauhkan dari maksiat kepadaMu.
Ampuni dosa-dosanya, dan lindungi
dari lupa
bersyukur kepadaMu.
Sehingga pada bertambahnya usia, semoga
makin bertambah pula derajat
ketakwaannya.
Amin, Allahuma amin.
Ya Rabb, Tiada Tuhan Selain Engkau.
Yang Maha Mengetahui hajat hambaNya,Engkau lah sebaik-baik pelindung, dan
sebaik-baik penolong.
Kabulkan doa ini.
Dan berikan kebaikan yang sama
bagiku yang
mendoakannya. Amin.


renungan ulang tahun.. Sesungguhnya hitungan nafas
telah
ditetapkan, hitungan detik telah
diperhitungkan.
Sebodoh bodohnya manusia adalah
yang diberi modal tapi tidak digunakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah
yang
diberi nafas tapi disia siakannya,
sebodoh bodohnya manusia adalah
yang diberi waktu tapi disia siakannya Demi
Allah, sesungguhnya semakin
dekat ujung
kehidupan kita, Hisab semakin nyata,
dan
sesungguhnya Hisab Allah amatlah berat, Janganlah sia siakan nafas kita,
jangan
sia siakan
waktu kita, Sesungguhnya Hanya
Allahlah tujuan
kita. Perjalanan hidup manusia, menempuh alam dunia menghabiskan
waktu, yang
tiada lama.
Usia bertambah makin senja, tiada
terasa tak
tersadar. Semakin dekatlah kematian, akan menjelang tiba.
Sadarilah, usia amanah dari Ilahi
Sadarilah, ia pasti kan dimintai
Pertanggung jawabannya pada Ilahi
Sadarilah, jalani hidup ini penuh makna
Sadarilah, pastikan ia berarti diakhirat yang abadi
Wahai Tuhanku, apa yang hamba
perbuat
selama ini berupa perbuatan perbuatan
yang
Paduka larang hamba melakukannya, sedangka
hamba belum bertaubat dari padanya
dan
Paduka tidak meridhainya dan tidak
melupakannya, dan Padukapun telah
menyayangi hamba setelah Padukapun kuasa
untuk menyiksa hamba, kemudian
Paduka
menyeru hamba untuk bertaubat
setelah hamba
bermaksiat kepada Paduka. Karena itu, hamba
mohon ampunan dari Paduka, maka
ampunilah
hamba dengan Anugerah-Mu.
Dan apa yang telah hamba kerjakan
selama ini adalah berupa perbuatan yang Paduka
ridhai dan
Paduka janjikan pahala atasnya, Hamba
mohon
pada-Mu wahai Tuhanku, Dzat Yang
Maha Mulia, yang memiliki Kebesaran dan
Kemuliaan, agar
Paduka terima amalan hamba dan
jangan
hendaknya Paduka putuskan harapan
hamba dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Mulia.
Wahai Tuhanku, Paduka adalah Dzat
Yang Maha
Kekal, dahulu dan Awal. Hanya denga
anugrah
dan kemurahan-Mu yang agung, telah datang
tahun kedepan usiaku. Di tahun ini
kami
memohon pemeliharaan-Mu dari Syetan,
kekasihnya dan balatentaranya, dan kami
memohon pertolongan-Mu atas hawa
nafsu
yang mengajak kepada kejelekan, dan
kami
memohon kesibukan dengan perbuatan yang
dapat mendekatkan diri kami kepada-
Mu wahai
Dzat yang memiliki kebesaran dan
kemuliaan.
Amiin ya robbal ‘alamiin.


S_ elangkah wktu yg
tlah terlewati
E_ntah smpai dmn pershbtan ini tlah
Qt jlni
L_ewt tulisan ini
A_ku ucpkan M_at ultah mg pnjg umr .rizky lancr .d
say ortu..bermanfaa t tuk org laen . Sehat sll ...
A_kan kumohon padanya
T_anpa kebohongan & dgn tulus U_ntuk memberimu kbhgiaan
L_ahir maupun batin
T_api satu ku pinta padamu A_gar kau
jaga persahbtan ini
H_ingga wktu yg memisahkannya


Aku ini manusia kecil tak punya
pegangan
Banyak mimpi dan angan yang ingin
ku raih
Berharap bisa mengantongi 1 saja
bintang di langit Duh sialnya diriku, Ternyata
kantongnyapun lupa kujahitkan. Aku
kadokan rembulan tuk
hadiah Berharap bisa membuatNy
melayang-layang Duh sialnya lagi diriku, Aku lupa
ternyata ini masih siang bolong
Tuhanku aku tau kamu pasti
mendengar
Aku mengetuk dipintu’Mu
Berikan doa’Mu untukNya Sampai lelah waktu menungguNya.
Tuhanku bisikan juga padaNya Dia bertambah dewasa hari ini Jangan lupa sampaikan pula Cita-
citanya sebentar lagi akan
terwujud.
Aku ini orang asing Bermimpi lebih
mustahil bagiku
Apalagi berjabat tangan tukNya Aku lebih tak perduli lagi Aku mau
dengarkan pintaku sekali
lagi SenyumNya itu indah. Seindainya dia tahu doaku
dikabulkan olehMu

Wednesday, 10 August 2011

Muslimah yang Ikhlas

Saudariku muslimah… ketahuilah
bahwa engkau dan manusia
seluruhnya di muka bumi ini
diciptakan dengan tujuan untuk
beribadah kepada Allah,
demikian pula tujuan jin diciptakan tidak lain adalah
untuk meyembah Allah. Allah berfirman,
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk
menyembahKu (yaitu
mengesaknKu).” (Adz Dzariyat
56) Ibadah dilakukan oleh seorang
muslimah karena kebutuhannya
terhadap Allah sebagai tempat
sandaran hati dan jiwa, sekaligus
tempat memohon pertolongan
dan perlindungan. Dan ketahuilah saudariku bahwa
ikhlas merupakan salah satu
syarat diterimanya amal seorang
muslimah, di samping dia harus
mencontoh gerak dan ucapan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadahnya. “Dan mereka tidaklah disuruh
kecuali supaya beribadah
kepada Allah dengan
memurnikan dien (agama)
kepadaNya, dengan
mentauhidknnya.” (Al Bayyinah 5) Ikhlas adalah meniatkan ibadah
seorang muslimah hanya untuk
mengharap keridhoan dan
wajah Allah semata dan tidak
menjadikan sekutu bagi Allah
dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain
Allah atau menjadikan sekutu
bagi Allah sebagai tujuan ibadah
ketika sedang beribadah kepada
Allah adalah syirik dan ibadah
yang dilakukan dengan niat yang demikian tidak akan
diterima oleh Allah. Misalnya
menyembah berhala di samping
menyembah Allah atau dengan
ibadah kita mengharapkan
pujian, harta, kedudukan dunia, dan lain-lain. Syirik merusak
kejernihan ibadah dan
menghilangkan keikhlasan dan
pahalanya. Abu Umamah meriwayatkan,
seseorang telah menemui
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan bertanya, “Bagaimana
pendapatmu tentang seseorang
yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian?
Apakah ia mendapatkan
pahala?” Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, ” Ia tidak
mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi
pertanyaannya sebanyak tiga
kali, dan Rasululllah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun tetap
menjawab, ” Ia tidak akan
mendapatkan apa-apa. ” Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak menerima suatu amal,
kecuali jika dikerjakan murni
karenaNya dan mengharap
wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan
Nasai) Ketahuilah saudariku… bahwa
ikhlas bukanlah hal yang mudah
dilakukan. Ikhlas adalah
membersihkan hati dari segala
kotoran, sedikit atau pun banyak
– sehingga tujuan ibadah adalah murni karena Allah. Ikhlas hanya akan datang dari
seorang muslimah yang
mencintai Allah dan menjadikan
Allah sebagi satu-satunya
sandaran dan harapan. Namun
kebanyakan wanita pada zaman sekarang mudah tergoda
dengan gemerlap dunia dan
mengikuti keinginan nafsunya.
Padahal nafsu akan mendorong
seorang muslimah untuk lalai
berbuat ketaatan dan tenggelam dalam kemaksiatan, yang
akhirnya akan menjerumuskan
dia pada palung kehancuran di
dunia dan jurang neraka kelak di
akhirat. Oleh karena itu, hampir tidak ada
ibadah yang dilakukan seorang
muslimah bisa benar-benar
bersih dari harapan-harapan
dunia. Namun ini bukanlah
alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan.
Ingatlah bahwa Allah sentiasa
menyayangi hambaNya, selalu
memberikan rahmat kepada
hambaNya dan senang jika
hambaNya kembali padaNya. Allah senatiasa menolong
seorang muslimah yang
berusaha mencari keridhoan dan
wajahNya. Tetaplah berusaha dan berlatih
untuk menjadi orang yang
ikhlas. Salah satu cara untuk
ikhlas adalah menghilangkan
ketamakan terhadap dunia dan
berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah,
bahwa Allah akan memberikan
balasan berupa kenikmatan
abadi di surga dan menjauhkan
kita dari neraka. Selain itu,
berusaha menyembunyikan amalan kebaikan dan ibadah
agar tidak menarik perhatianmu
untuk dilihat dan didengar
orang, sehingga mereka
memujimu. Belajarlah dari
generasi terdahulu yang berusaha ikhlas agar
mendapatkan ridho Allah. Dahulu ada penduduk Madinah
yang mendapatkan sedekah
misterius, hingga akhirnya
sedekah itu berhenti bertepatan
dengan sepeninggalnya Ali bin
Al Husain. Orang-orang yang yang memandikan beliau tiba-
tiba melihat bekas-bekas
menghitam di punggung beliau,
dan bertanya, “Apa ini?”
Sebagian mereka menjawab,
“Beliau biasa memanggul karung gandum di waktu malam untuk
dibagikan kepada orang-orang
fakir di Madinah.” Akhirnya
mereka pun tahu siapa yang
selama ini suka memberi
sedekah kepada mereka. Ketika hidupnya, Ali bin Husain pernah
berkata, “Sesungguhnya
sedekah yang dilakukan diam-
diam dapat memadamkan
kemurkaan Allah.” Janganlah engkau menjadi
orang-orang yang meremehkan
keikhlasan dan lalai darinya.
Kelak pad hari kiamat orang-
orang yang lalai akan mendapati
kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan.
Ibadah mereka tidak diterima
Allah, sedang mereka juga
mendapat balasan berupa api
neraka dosa syirik mereka
kepada Allah. Allah berfirman,
“Dan (pada hari kiamat) jelaslah
bagi azab mereka dari Allah yang
belum pernah mereka
perkirakan. Dan jelaslah bagi
mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (Az
Zumar 47-48) “Katakanlah, Maukah kami
kabarkan tentang orang yang
paling merugi amalan mereka?
Yaitu orang-orang yang telah sia-
sia usaha mereka di dunia,
sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-
baiknya.” (Al Kahfi 103-104) Saudariku muslimah…
bersabarlah dalam belajar ikhlas.
Palingkan wajahmu dari pujian
manusia dan gemerlap dunia.
Sesungguhnya dunia ini fana dan
akan hancur, maka sia-sia ibadah yang engkau lakukan untuk
dunia. Sedangkan akhirat adalah
kekal, kenikmatannya juga
siksanya. Bersabarlah di dunia
yang hanya sebentar, karena
engkau tidak akan mampu bersabar dengan siksa api
neraka walau hanya sebentar