Nonton iklan bentar ya...!!!

Wednesday, 22 February 2012

Di alog .hati di dalam kubur...

Bismillahirr Rahmanirr Rahim … Abdullah bin Iyas menceritakan dari ayahnya, bahwa suatu hari Umar bin Abdul Aziz mengantarkan jenazah keluarganya ke kubur. Ketika para pengiring lainnya telah pulang, Umar dan salah seorang shahabatnya masih tetap berada di sisi kuburan. Shahabatnya bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, jenazah yang kau antarkan itu telah meninggalkanmu, tidakkah engkau juga ingin meninggalkannya?” Umar menjawab, “Ya, aku juga ingin meninggalkannya, hanya saja kuburan yang ada di belakangku seakan-akan memanggilku dan berkata, “Wahai Umar, tidakkah engkau ingin bertanya kepadaku tentang apa yang telah kuperbuat terhadap orang yang engkau cintai ini?” “Ya.” “Aku telah mengoyak-ngoyak kain kafannya, mencabik-cabik badannya, menghisap darahnya dan mengunyah dagingnya.” “Tidakkah engkau ingin bertanya tentang apa yang telah ku perbuat terhadap anggota tubuhnya?” “YA.” “Aku telah mencabut (satu persatu) kedua telapak tangan dari tulang hastanya, kedua tulang hastanya dari tulang lengan atasnya dan kedua lengan atasnya dari tulang pundaknya. Aku juga telah mencabut kedua tulang pangkal paha dari kedua pahanya, kedua pahanya dari ruasnya, kedua ruasnya dari tulang betisnya dan kedua betisnya dari kedua telapak kakinya. Sejenak kemudian, Umar menangis dan berkata, “Bukankah dunia itu fana. Orang yang mulia akan menjadi hina, yang kaya akan menjadi miskin papa, yang muda akan berangsur tua dan yg hidup juga akan mati juga?”

...KARNA ANAK ADALAH AMANAH...

Kehadiran anak dalam keluarga merupakan sebuah pelengkap kebahagiaan dalam bahtera rumah tangga kita. Namun begitu banyak kita dengar dan saksikan, anak yang disia-siakan oleh orang tuanya sendiri. Mulai dari masih dalam kandungan ibunya, hingga anak itu sudah lahir ke dunia. Sudah tak terhitung ibu yang melakukan aborsi karena hamil di luar nikah, atau bayi yang dibuang begitu saja di tempat sampah dan dilempar ke sungai. Sementara di satu sisi yang lain, banyak sekali pasangan suami istri yang sangat mendambakan anak, tetapi masih juga belum Allah berikan kesempatan untuk memegang amanah mulia tersebut. Sungguh sebuah ironi.. Bagi anda para suami yang sedang berbahagia karena kehamilan sang istri tercinta, anda yang sedang sedikit stress karena menghadapi istri yang rewel karena ngidam, atau anda yang sedang menanti saat-saat hari kelahiran tiba, berbahagialah dalam menyambut saat-saat itu. Karena ternyata anda dipercaya untuk menjaga amanah tersebut. Berbahagialah karena tidak setiap pasangan bisa seperti anda. Baik anda sebagai seorang suami ataukah itu seorang istri. Kebahagiaan dalam menyambut si kecil keturunan dan generasi kita yang akan melanjutkan perjuangan kita, penerus riwayat keturunan kita. Anak adalah titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin, karena anak adalah investasi masa depan kita. Bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Bukankah anak yang soleh akan menjadi penyebab orang tua masuk surga? Oleh karena itu mulailah menjaga si kecil dari sejak dalam kandungan hingga ia lahir, beranjak besar hingga ia dewasa nanti. Tugas orang tua tidak hanya memberi anak semua kebutuhan dunianya semata, tapi wajib bagi orang tua untuk memberikan anak semua kebutuhan ukhrawinya. Mengajarinya Islam yang benar, mengenal Allah dan Rasul-Nya dan melaksanakan semua perintah dan larangan-Nya. Anak ibarat kertas polos yang siap dicorat- coret oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua ibaratnya sebuah pena yang akan menuliskan apa saja yang orang tuanya mau. Perhatikanlah wahai para orang tua, jangan sia-siakan anak kita. Jangan sia-siakan amanah Allah tersebut. Karena anak bisa menjadi bumerang maut bagi kita apabila kita tidak bisa menjaganya, apalagi di jaman sekarang yang semuanya begitu mudah bagi anak untuk mengakses berbagai macam informasi, jangan sampai anak menangkap semua informasi yang salah dari lingkungannya, karena itu akan terekam dalam otaknya dan akan menjadi ideologi yang akan menjadi jati dirinya dalam menjalani hidup. Untuk itu, mari mulai sekarang menjadi orang tua yang baik untuk anak kita. Menjadi contoh dan teladan yang baik bagi buah hati kita. Dan mengantarkan mereka ke dalam kebaikan dan kemuliaan sebagaimana anak-anak di jaman Rasulullah yang selalu dididik dengan didikan Islam yang sesuai dengan Al- Quran dan Sunnah. Mulailah dari sekarang atau tidak sama sekali..