Nonton iklan bentar ya...!!!

Saturday 4 February 2012

Memahami Sebab-sebab Terjadinya Obesitas

Salah satu cara mudah untuk memahami sebab terjadinya obesitas (obesity) ataupun kelebihan berat badan (over weight), adalah rumus sederhana ini. Jika “masukan harian” Anda lebih dari “output harian” Anda, kemungkinan besar cepat atau lambat Anda akan kelebihan berat badan atau obesitas. Jadi, obesitas terjadi ketika seseorang mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada yang dia bakar. Bagi banyak orang ini disimpulkan sebagai makan terlalu banyak dan terlalu sedikit berolahraga. Tapi ada faktor lain yang juga berperan dalam obesitas. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya obesitas. Yaitu : Umur : Sejalan bertambahnya usia, tubuh memetabolisme makanan lebih perlahan, sehingga pengeluaran kalori juga rendah. Gender : Wanita tampaknya cenderung lebih mudah kelebihan berat badan atau obesitas daripada pria. Genetika : Obesitas bisa terjadi karena faktor keturunan atau keluarga, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Alasan Psikologis : Orang-orang yang mengalami emosi negatif seperti kebosanan, kesedihan, atau kemarahan cenderung makan secara berlebihan, dengan demikian akan meningkatkan risiko menjadi gemuk. Penyakit : Pada kondisi tertentu seperti hipotiroidisme, depresi, dan beberapa penyakit otak bisa membuat orang makan berlebihan. Obat : Steroid dan beberapa anti-depresi bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan. Pada akhirnya, jika Anda ingin berhasil mengatasi dan mengobati masalah obesitas atau kelebihan berat badan, Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebab terjadinya obesitas itu. Setelah Anda pastikan penyebabnya, maka Anda dapat mengambil tindakan yang paling cocok untuk menormalkan berat badan Anda. Salah satu anjuran sederhana dari para ahli adalah, lakukan aktifitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari, makan makanan yang seimbang dan rendah lemak, serta diet rendah karbohidrat. Itu adalah cara termudah dan termurah untuk menurunkan berat badan dengan cepat tapi efektif. Perbedaan Kelebihan Berat Badan dan Obesitas Tahukah Anda bahwa obesitas kini menjadi salah satu masalah kesehatan “paling umum” yang dihadapi orang di seluruh dunia? Sayangnya, sampai sekarang, banyak orang yang tidak menyadari fakta bahwa obesitas adalah penyakit yang serius. Diperkirakan kini sekitar lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia mengalami obesitas dan 750 juta lainnya kelebihan berat badan. Di USA saja, menurut survei terakhir, sekitar 60% orang dewasa Amerika kelebihan berat badan, yaitu 39.800.000 orang. Laporan Kesehatan US National Institutes menyebut bahwa obesitas dan kelebihan berat badan adalah penyebab utama kematian kedua yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Diperkirakan 300.000 kematian per tahun disebabkan oleh obesitas. Demikian pula, di Inggris, efek dari obesitas hampir sama. Sekitar 46% pria di Inggris dan 32% wanita kelebihan berat badan dan 17% tambahan laki-laki dan 21% wanita dianggap menderita obesitas. Apa itu obesitas ? Seseorang bisa disebut sebagai obesitas saat berat badannya adalah 20% atau lebih di atas berat badan normal. Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berat badan yang jauh lebih besar daripada apa yang dianggap sehat. Dengan kata lain, obesitas merupakan proporsi kelebihan lemak tubuh total. Kriteria untuk mengukur obesitas Ada banyak cara untuk menentukan apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak. Para ahli sekarang percaya bahwa index massa tubuh seseorang (body mass index – BMI) adalah pengukuran paling akurat. Apakah obesitas dan kelebihan berat badan itu sama ? Banyak orang percaya bahwa kelebihan berat badan dan obesitas ini identik atau sama. Pada kenyataannya kedua istilah itu berbeda. • Seorang individu disebut kelebihan berat badan (over weight) ketika BMI- nya adalah 25-29,9 • Seorang individu disebut obesitas (obesity) ketika BMI-nya 30 atau lebih. Pada titik ini, Anda lantas bertanya- tanya apa itu Body Mass Index (BMI) ? Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh adalah suatu standar yang diakui secara internasional dan digunakan oleh peneliti untuk menentukan berat badan seseorang sesuai dengan tinggi badannya. Dengan kata lain, BMI merupakan rasio berat badan terhadap tinggi badan.

Sejarah jaringan pemuda & remaja merjid indonesia ( JPRMI )

Jaringan Pemuda & Remaja Masjid Indonesia atau JPRMI, bermula dari keinginan aktivis pemuda / remaja masjid untuk bekerja sama diantara mereka serta bentuk keprihatinan atas kondisi perkembangan institusi pemuda/ remaja masjid dewasa ini. Banyak fakta ditemukan, ada organisasi pemuda dan remaja masjid (OPRM) namun tidak ada pengurusnya, ada OPRM punya pengurus tapi tidak mempunyai agenda kegiatan, dll. Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 7 Sya’ban 1426 H atau bertepatan dengan tanggal 11 September 2005 M bertempat di Masjid Agung Sunda Kelapa JPRMI telah melakukan Musyawarah Besar I dan mendeklarasikan pendirian JPRMI, yang dilakukan oleh 36 utusan dari 27 OPRM. Diantara OPRM yang sudah bergabung adalah RISKA- Menteng Jakarta Pusat, YISC Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan, PRISMA At-Tin Jakarta Timur, MADARIS Islamic Center Jakarta Utara, RISMATA At-Taqwa Kemanggisan Jakarta Barat. Informasi pendirian JPRMI ini menyebar baik melalui media massa karena kiprah pada penolakan Aksi Pornografi dan Pornoaksi yang diselenggarakan oleh JPRMI dan dihadiri oleh sekitar 5000 orang, dan sebaran melalui milis-milis di internet. Berdasakan desakan dari daerah- daerah untuk bergabung dengan JPRMI yang sangat tinggi, maka pada tanggal 19 Mei 2006 dideklarasikanlah JPRMI Nasional yang dihadiri oleh utusan dari 30 Propinsi seluruh Indonesia, propinsi yang lain menyatakan turut serta namun berhalangan hadir dikarenkan satu dan lain hal. Organisasi ini bersifat independent dengan tetap menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah dan akhlakul kharimah. Tujuan dari terbentuknya JPRMI ini adalah mensinergikan potensi-potensi pemuda dan remaja masjid untuk memperkuat dakwah Islamiyah, dan menambah pemuda & remaja masjid yang mampu memakmurkan masjid dan melahirkan pemimpin-pemimpin masyarakat dan bangsa yang berbasis kemasjidan.