Nonton iklan bentar ya...!!!

Saturday 9 September 2017

kecepatan angin bisa menghancurkan kaum


Pengaruh kekayaan dan kemewahan hidup mereka melahirkan sikap sombong. Hanya mengikuti kepentingan–kepentingan khusus. Lalu salah satu pembesar dari mereka berkata, “Tidakkah Nabi sama seperti kita, dia makan apa yang kita makan, dia minum apa yang kita minum? Bahkan, karena kemiskinannya, dia makan dan minum lebih sedikit dari apa –apa yang kita makan.

Ia menggunakan gelas dari tempat biasa, tapi kta minum dari gelas-gelas yang terbuat dari perak dan emas. Bagaimana ia mengaku berada dalam kebenaran sedangkan kita dalam kebatilan?” Kemudian, salah seorang pembesar juga bertanya, “Bukankah juga aneh, Allah memilih manusia biasa di antara kita untuk menerima wahyu dari-Nya?”

“Apa yang aneh di mata Allah? Allah mencintai kalian, Allah mengutusku untuk mengingatkan kalian. Sungguh, pasti kalian masih ingat dengan cerita perahu Nabi Nuh. Orang-orang yang menetang Allah, akan dihancurkan.” Jelas Nabi Hud

“Siapa yang akan menghancurkan kami wahai Hud? Tuhan-tuhan kami akan menyelamatkan kami.”
Nabi Hud kembali menjelaskan dengan penuh kayakinan, bahwa hanya Allah yang dapat menyelamatkan mereka. Sedangkan yang apa-apa yang ada di muka bumi tidak ada satupun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah SWT.

Mereka justru menganggap Nabi Hud gila dan idiot dengan apa yang dipaparkannya. Justru mereka mengatakan, “Sekarang kami memahami kegilaanmu. Itu semua karena tuhan kami telah marah kepadamu, dan kemarahannya menjadikan engkau gila.”

Sampai batas inilah mereka menganggap Nabi Hud mengigau, sehingga apa-apa yang diingatkan Nabi Hud tidak lagi mereka dengar.  Nabi Hud pasrah kepada Allah SWT terhadap orang-orang yang mendustakan dakwahnya.

Sebagai peringatannya yang terakhir, Nabi Hud menyampaikan kepada kaumnya. Nabi Hud hanya melaksanakan amanah dan menyampaikan kebenaran agama yang harus disembah, jika kemudian mereka mengingkari dakwahnya, niscaya Allah akan mengganti mereka dengan kaum sesudah mereka. Dengan demikian, berarti azab akan datang.

Kemudian terjadilah masa kekeringan yang panjang di muka bumi ini. Langit tidak pernah menurunkan hujan, sedangkan matahari menyengat sangat kuat laksanapercikan-percikan api yang menimpa kepala mereka.

Beberapa dari kaumnya ada yang datang menemui Nabi Hud, “Mengapa terjadi kekeringan ini wahai Hud?”
Dengan sabar Nabi Hud menjelaskan, “Sesungguhnya Allah murka kepada kalian. Jika kalian beriman, maka Allah akan rela mengirimkan nikmatnya dan kembali menurunkan hujan untuk kalian.”

Dari jawaban Nabi Hud, bukannya mereka tobat justru mereka semakin menjadi-jadi menganggap Nabi Hud gila. Semakin mengejek dan semakin menentang. Kekeringan semakin meningkat, pohon-pohon menjadi kuning lalu tanaman-tanaman telah mati.

Lalu satanglah suatu hari di mana awan besar menyelimuti langit. Kaum Nabi Hud bergembira. mereka keluar rumah memandang langit dan meyakini hujan akan turun. Tiba-tiba udara berubah, yang awalnya panas dan kering kerontang menjadi dingin dan sangat dingin. Kemudian angin mulai meniup degan kencang, semua benda bergoyang. Angin seperti itu terjadi terus menerus, pagi siang malam dan berhari-hari. Bahkan, setiap saat semakin dingin.

Mereka mulai berlari. Mencari tenda-tenda dan bersembunyi di dalamnya. Angin semakin bertiup kencang dan menghancurkan tenda-tenda orang kafir tersebut. Angin juga menghancurkan pakaian dan kulit mereka. Setiap angin betiup, ia mengahncurkan dan membunuh apa saja di depannya. Angin bertiup selama tujuh malam dan delapan hari, kemudian angin berhenti atas izin Allah.

“Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus-menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (QS. al-Haqqah: 7).

Tidak ada yang tersisa dari kaum Nabi Hud. Nabi Hud dan orang-orang yang beriman pada Allah, selamat. Sedangkan, orang-orang yang menentang dakwah Nabi Hud binasa dalam badai tujuh malam dan delapan hari itu.

Monday 4 September 2017

Ilmuwan Mesir Ungkap Lokasi Kekayaan Bumi Pakai Ayat Al-Qur'an


Mahmoud Salit .. demikianlah namanya, ilmuan Mesir yang usianya diatas 50 tahun ini, menghabiskan lebih dari setengah hidupnya bekerja dalam studi dan penelitian berkaitan dengan indikasi lafal dan angka dari ayat-ayat Al-Qur'an, dan setelah lebih dari 30 tahun melakukan penelitian yang berkesinambungan menegaskan kepada "Alarabiya.net" kemampuannya untuk mengidentifikasi seluruh kekayaan minyak, bahan mentah, arkeologi dan pertambangan di setiap lokasi di bawah permukaan bumi dan laut ..

Ia menjelaskan melalui penelitian yang berlangsung selama 30 tahun telah mencapai banyak fakta-fakta Al-Qur'an yang menjelaskan tanpa keraguan adanya harta terpendam di kedalaman bumi .. terutama harta Karun, membayangkan kembali bagaimana ekonomi orang Arab jika harta-harta tersebut berhasil dieksplorasi, apalagi tidak ada larangan syarie dalam penggalian harta dan kekayaan bumi kecuali dalam kasus tertentu seperti kasus gunung emas yang ada di bawah Sungai Efrat.

Dan bagaimana cara menentukan lokasi-lokasi harta kekayaan tersebut Salit menekankan, bahwa hal ini dilakukan melalui sejumlah poros, termasuk melalui penyamaan dengan membagi ketinggian tempat tertinggi di bumi, yaitu Gunung Everest terhadap pengulangan terbanyak dari kata "bumi" dalam Al-Qur'an yaitu yang terkandung dalam Surah "Al-Baqarah", dan hasilnya sebagai berikut: 8848 ÷ 24 kali, sehingga hasilnya adalah kedalaman tanah dari harta Karun = 7 derajat × 368 meter = 2576 meter .. merupakan kedalaman di mana terdapat semua harta Karun yang kunci-kuncinya hanya mampu diangkat oleh sejumlah pria yang kuat, yang dibenamkan Allah Ta'alaa kedalam bumi, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an.

Penentuan lokasi harta Karun:

Dan lokasi yang tepat dari harta Karun menurut penelitian yang ditunjukkannya ada di wilayah barat Danau Karun di provinsi Fayoum Mesir, mengingat bahwa kedalaman air di danau tersebut lebih dari20 meter. Dia meminta pihak yang berwenang untuk mempersiapkan alat "seismik" untuk kawasan tersebut untuk memverifikasi temuannya ..

Mengenai cerita tentang gunung emas yang ada di bawah dasar Sungai Efrat .. Dia menekankan bahwa dia menggunakan cara yang sama untuk menentukan lokasinya seperti pada harta Karun, tetapi menolak untuk mengungkapkan lakasinya karena adanya larangan eksplisit dari Nabi saw untuk menggalinya karena akan menimbulkan fitnah dan perselisihan

Kekayaan tersembunyi di dunia Arab:

Dia menjelaskan bahwa penelitiannya meluas ke setiap tempat di bumi .. Sampai sekarang bumi belum mengeluarkan seluruh kekayaannya yang bernilai ribuan miliar dolar dari emas, minyak dan harta terpendam, dia menunjukkan bahwa penelitiannya menentukan secara teliti lokasi-lokasi kekayaan di Mesir, termasuk 6 tambang uranium, 14 bahan radioaktif, 24 sumur minyak & gas, 11 harta arkeologi, 5 tambang bijih besi,3 pertambangan garam, 17 tambang emas dan perak, dan harta dan kekayaan ini tersebar antara Sungai Nil dan dua laut yaitu Laut Merah dan Mediterania dan Gurun Timur.

Ada juga tambang emas terbesar di dunia di Kuwait pada kedalaman 3312 meter, serta tambang uranium terbesar di dunia dan ditemukan di Yaman, dan sumur minyak terbesar juga ada di Palestina yang terjajah, dan ada di Madinah dua tambang emas, dan di Mekah empat tambang emas, di samping 3 harta arkeologi di Mekah, dan 3 harta arkeologi lainnya di kota Madinah, dan ada 6 sumur minyak dan gas utara Yanbu, utara Laits, dan bagian utara Syaqiq .. Semua lokasi kekayaan ini ditentukan secara teliti pada peta petunjuk.

Ketika ditanya apakah ia telah benar-benar memverifikasi penemuannya, dia menekankan pada 22/10/2002 mengajukan permohonan untuk wawancara dengan Menteri Kelistrikan Mesir untuk memberitahu mengenai keberadaan enam tambang uranium, sehingga mengalihkannya kepada direktur bahan nuklir pada saat itu untuk memberitahukan kepadanya tentang hal itu, dan disana dia menyerahkan sebuah peta yang menunjukkan lokasi tambang di utara Governorat Sohag, lalu menugaskan Dr Abul Huda Serafi Direktur Eksplorasi di Lembaga tersebut untuk memverifikasinya, setelah itu surat kabar melaporkan adanya penemuan tambang, tanpa merujuk pada perannya, jadi sekarang dia melanjutkan usahanya untuk mengungkap karya ilmiah .. Menghimbau kepada Khadimul Haramain Dua Masjid Suci dan para pemimpin Arab dengan bantuannya untuk  mendeteksi kekayaan ini yang akan menambah manfaat kepada negara mereka