Nonton iklan bentar ya...!!!

Wednesday 26 April 2017

Makam-Makam Sahabat Nabi di Kota Barus Tapanuli Tengah

Sebagai kota tua dan bersejarah serta telah menjadi kota yang mempunyai Bandar niaga (pelabuhan) internasional sejak sebelum Masehi menjadikan Kota Barus menjadi Kota yang mempunyai peninggalan sejarah penting bagi masuk dan perkembangnya agama Islam pertama kali di Nusantara. Kota Barus atau biasa disebut Fansur barangkali satu-satunya kota di Nusantara yang namanya telah disebut sejak awal abad Masehi oleh literatur-literatur dalam berbagai bahasa, seperti dalam bahasa Yunani, Siriah, Armenia, Arab, India, Tamil, China, Melayu, dan Jawa. Berita tentang kejayaan Barus sebagai bandar niaga internasional dikuatkan oleh sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolemaus, seorang gubernur dari Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2. Di peta itu disebutkan, di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus).
Sebagian bukti sejarah penting di Barus diantaranya berupa Makam Islam kuno dengan tulisan arab di batu Nisannya yang tinggi sekitar 1,5 meter dan berat sekitar ratusan kilogram pada kisaran Tahun 40 Hijriah atau meninggal setelah 40 Tahun terhitung sejak Hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Dengan mengacu umur manusia yang berkisar 60 tahun sd 100 tahun maka sangat logis dikatakan bahwa yang meninggal di Makam Islam kuno di Kota Barus Tapanuli Tengah Sumatera Utara adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Dari fakta sejarah yang ada terutama pada tulisan di Batu nisan Makam Islam kuno tersebut serta berdasar cerita turun-temurun di Barus terungkaplah sebagian nama sahabat Nabi Muhammad SAW yang dimakamkan di Kota Barus Tapanuli Tengah Sumatra Utara yaitu:
Sahabat Nabi di Makam Papan Tinggi Kota Barus Tapanuli Tengah

Sebuah penanda berupa tulisan arab di batu nisan yang terbuat dari batu cadas dengan tinggi sekitar 1,5 meter berat ratusan kilogram di pemakaman Papan Tinggi menyebutkan bahwa (sesuai yang tertulis di batu nisan) yang dimakamkan di tempat itu adalah sahabat nabi yang bernama Syekh Mahmud Fil Hadratul Maut yang ditahrikhkan pada tahun 34 H sampai 44 H.
Salah satu ukiran yang terpahat di batu nisan makam Syekh Mahmud yang berbunyi: “Fa Kullu Syai’un Halikun Illa Wajhullah” yang berarti, “Maka segala sesuatunya hancur kecuali Dzat Allah”.
Menurut sejarawan Djamaluddin Batubara, ajaran Islam yang disampaikan Syekh Mahmud kepada masyarakat Barus pada mulanya adalah ajaran yang menekankan pada Tauhid saja, yakni mengajak masyarakat pesisir Tapanuli untuk meng-esa-kan Tuhan, Allah SWT. Karena belum ada perintah melaksanakan hukum-hukum syariat Islam lainnya seperti Shalat dan puasa. Ayat-ayat Al-Qur’an yang dibawakanpun masih berupa berupa ayat-ayat Makiyyah atau ayat-ayat Al Quran yang diturunkan di Kota Makkah.

Kota barus kota tertua sambungan 2

Orang Gujarat menamakannya Panchur, juga bangsa Parsi, Arab, Bengali, Keling, dst. Di Sumatera namanya Baros (Baruus). Yang dibicarakan ini satu kerajaan, bukan dua,” demikian catatan Pires. Tahun 1550, Belanda berhasil merebut hegemoni perdagangan di daerah Barus. Dan pada tahun 1618, VOC, kongsi dagang Belanda, mendapatkan hak istimewa perdagangan dari raja-raja Barus, melebihi hak yang diberikan kepada bangsa China, India, Persia, dan Mesir. Belakangan, hegemoni Belanda ini menyebabkan pedagang dari daerah lain menyingkir. Dan sepak terjang Belanda juga mulai merugikan penduduk dan raja-raja Barus sehingga memunculkan perselisihan. Tahun 1694, Raja Barus Mudik menyerang kedudukan VOC di Pasar Barus sehingga banyak korban tewas. Raja Barus Mudik bernama Munawarsyah alias Minuassa kemudian ditangkap Belanda, lalu diasingkan ke Singkil, Aceh. Perlawanan rakyat terhadap Belanda dilanjutkan di bawah pimpinan Panglima Saidi Marah. Gubernur Jenderal Belanda di Batavia kemudian mengirim perwira andalannya, Letnan Kolonel Johan Jacob Roeps, ke Barus. Pada tahun 1840, Letkol Roeps berhasil ditewaskan pasukan Saidi Marah, yang bergabung dengan pasukan Aceh dan pasukan Raja Sisingamangaraja dari wilayah utara Barus Raya. Namun, pamor Barus sudah telanjur menurun karena saat Barus diselimuti konflik, para pedagang beralih ke pelabuhan Sunda Kelapa, Surabaya, dan Makassar. Sementara, pedagang-pedagang dari Inggris memilih mengangkut hasil bumi dari pelabuhan Sibolga. Barus semakin tenggelam saat Kerajaan Aceh Darussalam berdiri pada permulaan abad ke-17. Kerajaan baru tersebut membangun pelabuhan yang lebih strategis untuk jalur perdagangan, yaitu di pantai timur Sumatera, berhadapan dengan Selat Melaka. Pesatnya teknologi pembuatan kapur barus sintetis di Eropa juga dianggap sebagai salah satu faktor memudarnya Barus dalam peta perdagangan dunia. Pada awal abad ke-18, Barus benar-benar tenggelam dan menjadi pelabuhan sunyi yang terpencil. Kehancuran Barus kian jelas ketika pada tanggal 29 Desember 1948, kota ini dibumihanguskan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia karena Belanda yang telah menguasai Sibolga dikabarkan akan segera menuju Barus. >small 2small 0<, Barus yang berjarak 414 km dari Medan benar-benar dilupakan. Pemerintah lebih tertarik mengembangkan perdagangan di kawasan pantai timur Sumatera, khususnya di sekitar Selat Malaka, dengan pusatnya di Batam dan Medan. Dominasi pembangunan pantai timur ini bisa dilihat pengiriman hasil bumi dari pedalaman pantai barat Sumatera yang harus melalui jalur darat untuk kemudian dibawa dengan kapal dari pelabuhan Belawan, Medan. Sedangkan untuk melayani arus perdagangan skala lokal di kawasan pantai barat Sumatera, pemerintah lebih tertarik mengembangkan pelabuhan yang lebih baru seperti Singkil di utara dan Sibolga di selatan. Kehebatan Barus sebagai bandar internasional benar-benar dilupakan. Kini, Barus tak lebih dari kota kecamatan lain di daerah pinggiran yang hampir-hampir tak tersentuh roda pembangunan. Sebagian warganya meninggalkan desa, mencari pekerjaan atau pendidikan di luar daerah. “Kami yang tinggal di sini hanyalah warga sisa. Yang sukses atau yang berpendidikan enggan menetap di sini. Kota ini telah berhenti, tak ada dinamika, tak ada investasi,” kata Camat Barus Hotmauli Sitompul.

Akhir perjalanan kota barus 1

Kompas, Jumat, 01 April 2005, BARUS, sebuah nama daerah terpencil di pesisir pantai barat Sumatera Utara. Tetapi, sejarah daerah ini sebenarnya sangat tua, setua ketika kapal-kapal asing beribu tahun sebelum Masehi singgah mencari kapur barus di sana. Dari Barus pula, agama Islam dan Kristen pertama-tama dikenalkan ke seluruh Nusantara. BARUS atau biasa disebut Fansur barangkali satu-satunya kota di Nusantara yang namanya telah disebut sejak awal abad Masehi oleh literatur-literatur dalam berbagai bahasa, seperti dalam bahasa Yunani, Siriah, Armenia, Arab, India, Tamil, China, Melayu, dan Jawa. Berita tentang kejayaan Barus sebagai bandar niaga internasional dikuatkan oleh sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolemaus, seorang gubernur dari Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2. Di peta itu disebutkan, di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang menghasilkan wewangian dari kapur barus. Diceritakan, kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari Barousai itu merupakan salah satu bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II, atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Berdasakan buku Nuchbatuddar tulisan Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam sekitar abad ke-7. Makam tua di kompleks pemakaman Mahligai, Barus yang di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi atau 48 Hijriah, menguatkan adanya komunitas Muslim di daerah ini pada era itu. Dewan Gereja-gereja di Indonesia juga memercayai sejak tahun 645 Masehi di daerah Barus telah masuk umat Kristen dari sekte Nestorian. Keyakinan tersebut didasarkan pada buku kuno tulisan Shaikh Abu Salih al-Armini. Sementara itu, penjelajah dari Armenia Mabousahl mencatat bahwa pada abad ke-12 telah terdapat Gereja Nestorian. Penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Daniel Perret dan kawan-kawannya dari Ecole francaise d’Extreme-Orient (EFEO) Perancis bekerja sama dengan peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua, Barus, membuktikan pada abad IX-XII perkampungan multietnis dari suku Tamil, China, Arab, Aceh, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya juga telah ada di sana. Perkampungan tersebut dikabarkan sangat makmur mengingat banyaknya barang-barang berkualitas tinggi yang ditemukan. Pada tahun 1872, pejabat Belanda, GJJ Deutz, menemukan batu bersurat tulisan Tamil. Tahun 1931 Prof Dr K A Nilakanta Sastri dari Universitas Madras, India, menerjemahkannya. Menurutnya, batu bertulis itu bertahun Saka 1010 atau 1088 Masehi di zaman pemerintahan Raja Cola yang menguasai wilayah Tamil, India Selatan. Tulisan itu antara lain menyebutkan tentang perkumpulan dagang suku Tamil sebanyak 1.500 orang di Lobu Tua yang memiliki pasukan keamanan, aturan perdagangan, dan ketentuan lainnya. Namun, Lobu Tua yang merupakan kawasan multietnis di Barus ditinggalkan secara mendadak oleh penghuninya pada awal abad ke-12 sesudah kota tersebut diserang oleh kelompok yang dinamakan Gergasi. “Berdasarkan data tidak adanya satu benda arkeologi yang dihasilkan setelah awal abad ke-12. Namun, para ahli sejarah sampai saat ini belum bisa mengidentifikasi tentang sosok Gergasi ini,” papar Lucas Partanda Koestoro, Kepala Balai Arkeologi Medan. Setelah ditinggalkan oleh komunitas multietnis tersebut, Barus kemudian dihuni oleh orang-orang Batak yang datang dari kawasan sebelah utara kota ini. Situs Bukit Hasang merupakan situs Barus yang berkembang sesudah penghancuran Lobu Tua. Sampai misi dagang Portugis dan Belanda masuk, peran Barus yang saat itu telah dikuasai raja-raja Batak sebenarnya masih dianggap menonjol sehingga menjadi rebutan kedua penjajah dari Eropa tersebut. Penjelajah Portugis Tome Pires yang melakukan perjalanan ke Barus awal abad ke-16 mencatat Barus sebagai pelabuhan yang ramai dan makmur. “Kami sekarang harus bercerita tentang Kerajaan Barus yang sangat kaya itu, yang juga dinamakan Panchur atau Pansur. 

Tuesday 25 April 2017

Siapa ahli dzikir ? Jika mengetahui hanya 1 bidang itu bukanlah ahli .ahli d sini menceritakan pengetahuan yg luas .luas ilmunya tak terjangkau mengetahui segala bidang itu lah yang d katakan ahli dzikir b

Dalam surah An-Nahl ayat 43 tersebut,


وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak mengetahui. [An-Nahl: 43]

'Ahli dzikir' pada ayat di atas kerap diartikan sebagai orang yang memiliki pengetahuan; orang yang berilmu di bidangnya. Padahal ada suatu kaidah berbunyi, "hukum awal dari sebuah (arti) kata adalah arti secara harfiahnya". Maka untuk menetapkan arti yang lain dari arti denotasinya, dibutuhkan sebuah dalil.

An-Nahl ayat selanjutnya berbunyi,


بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu adz-dzikrah (Al-Qur'an) agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. [An-Nahl: 44]

Di ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menggunakan nama 'adz-dzikrah' untuk menyebut Al-Qur'an. Maka korelasinya dari ayat sebelumnya -tentu- yang dimaksud dengan 'ahli dzikir' itu adalah ahlu 'l-Qur'an atau orang yang mengerti dan paham tentang Al-Qur'an, sebutan yang paling umum adalah para Ulama'.
(Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/571-572)

Sedang tentang 'majelis dzikir', Imam Al-Qurthubi menjelaskan, "Majelis dzikir adalah majelis ilmu dan nasehat (peringatan). Yaitu majelis yang diuraikan padanya firman-firman Allah, sunnah Rasul-Nya, dan keterangan para salafus shaleh serta imam-imam ahli zuhud yang terdahulu..." (Fiqh Sunnah 2/87)

Hujjatul Islam -Imam Al-Ghazali- mengatakan, "Yang dimaksud dengan majelis dzikir adalah: tadabbur Al-Qur'an, mempelajari agama, dan menghitung-hitung nikmat yang telah Allah berikan kepada kita." (Faidhu 'l-Qadir 5/519)


Penyebutan 'ahli dzikir' memang lebih menarik perhatian, kenapa harus ahli dzikir?

Kita tahu bahwa isi dari Al Qur’an bukan hanya berkisah tentang orang-orang terdahulu, akan tetapi tiap rangkaian kata yang dipakainya mempunyai arti yang amat luas dan dalam. Karena itu tidak semua orang bisa dan bebas men-terjemahkannya ke dalam bahasa lain karena dibutuhkan disiplin ilmu tertentu.

Di dalam surah Ali Imraan ayat 190-191 dijelaskan bahwa ahli dzikir itu adalah ulil albab, yang diterjemahkan sebagai ‘orang-orang yang berakal’,


إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [Ali Imraan: 190]

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". [Ali Imraan: 191]


Maka logikanya dengan An-Nahl: 43 adalah bahwa jika bertanya, bertanyalah kepada orang yang berakal, bukan kepada orang yang tidak berakal.

Kenapa tidak diartikan kepada ‘orang yang memiliki ilmu pengetahuan’ saja?

Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu luas sekali. Dan jika yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang ahli dalam ilmu pengetahuan –selain ulama’- maka mereka mungkin hanya tahu hal-hal yang kasat mata saja, hanya tahu hal-hal yang dapat terjangkau oleh sains mereka. Lebih dari itu, tidak.

Mereka mungkin juga tahu mana yang baik (haq) dan mana yang bathil, namun belum tentu mereka mengamalkannya. Seorang koruptor, misalnya, mereka bukanlah orang-orang yang tidak berpendidikan. Mereka adalah orang-orang yang paham hukum. Namun, justru karena ilmu yang dimilikinya mereka mampu melakukan korupsi.

Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam bersabda,

“Perbedaan antara orang berdzikir dan yang tidak adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.” [Bukhari, Muslim dan Baihaqi]


Cukup jelas dan tegas perumpamaan yang diberikan oleh Rasulullah ini. Jika dilogikakan kembali dengan An-Nahl: 43, jika bertanya, maka bertanyalah kepada orang yang hidup, bukan kepada “orang mati”!

Masih Ada Bom di Laut Tawar aceh takengon

Pemerintah kabupaten Aceh Tengah berencana mengangkat bom sisa peninggalan perang dunia (PD) II yang dibuang tentara Jepang, di danau Laut Tawar, tepatnya di kawasan One-one, Takengon.
Bom yang berada di kedalaman sekitar 18 meter dari permukaan danau itu memiliki panjang 2,30 meter dan diameter 1,20 meter serta berat 1,5 ton. Benda itu ditemukan oleh anggota tim Persatuan olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), saat melakukan latihan di danau itu, pada tahun 2006 silam.
Anggota POSSI, Cabang Aceh Tengah, Adi, menyebutkan selain bom raksasa itu, juga terdapat 400 butir peluru, granat dan magazen. Geranat dan sejumlah amunisi lainnya seperti mortir masih terdapat di sekitar bom belum bisa diangkat, karena melingkar pada bagian badan bom.
“Kalau peluru dan megazen sudah kita angkat dan diserahkan ke Polres Aceh Tengah,” jelas Adi, Selasa, (5/5).
Menurutnya bom raksasa itu sangat sulit diteliti. Sebab saat dilakukan penyelaman, tim tidak menemukan tulisan-tulisan di badan bom karena telah ditutupi lumut dan karat tebal.
Tim Possi yang bekerjasama dengan jajaran Polres Aceh Tengah, Kodim 0106 setempat pernah mencoba untuk mengangkat bom tersebut dengan mempergunakan dua unit kapal. Namun upaya tersebut sia-sia, karena kekurangan peralatan.

Lemari Besi Kerajaan Sri Indapura Riau Menanti Juru Pembukanya

 - Lemari besi umumnya digunakan untuk menyimpan harta berharga para pemiliknya. Namun, ternyata ada sebuah lemari besi milik kerajaan Siak Sri Indrapura, Riau, yang tidak pernah bisa dibuka hingga saat ini.

Pantauan detikcom di istana Kerajaan Siak Sri Indrapura, kabupaten Siak, Riau, Jumat (9\/11\/2012), sebuah istana berwarna kuning gading yang telah berdiri ratusan tahun disebut-sebut menyimpan harta tak ternilai baik materil maupun imateril. Uniknya, dibalik keindahan benda-benda yang dipamerkan ada sebuah lemari besi besar yang kokoh dan tidak bisa dibuka.

Lemari besi yang tersimpan secara terbuka di bagian belakang istana berwarna hitam dengan ukuran 0,5 x 1,2 meter tampak biasa saja. Di balik dinginnya lemari yang knopnya telah dibongkar dan berbobot sekitar 300 kilogram tersebut ternyata tidak pernah bisa dibuka.

\\\"Tidak pernah dibuka karena kuncinya dibuang ke laut oleh Sultan Syarif Khasim II Siak yang terakhir, waktu menjadi penasehat Presiden Soekarno, tahun 1945-1950,\\\" kata pemandu rombongan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan bernama Udin saat melihat-lihat museum kebanggaan warga Siak tersebut.

Udin menjelaskan keturunan kerajaan Siak berhenti pada Sultan Syarif Khasim II, walau punya dua isteri dan dua selir. Entah karena alasan apa, Sultan membuang kunci tersebut dibuang ke sungai Siak yang terkenal sangat dalam.

\\\"Sultan terakhir tidak punya keturunan, baik dari 2 permaisurinya maupun 2 selirnya, jadi ada 4 tidak ada keturunannya,\\\" ujar Udin.

Udin mengisahkan lemari besi tersebut pernah di bawa ke Jakarta dan akhirnya dipulangkan ke tanah Riau untuk mengambil kuncinya. Namun dalam perjalanan ke tanah Riau, Sultan membuang kunci tersebut.

\\\"Saat hendak mengambil kunci di Siak dari Jakarta, itulah Sultan membuangnya ke sungai,\\\" ujar Udin.

Kisah menarik terkait lemari besi tersebut juga disampaikan oleh kepala rumah tahanan Siak yang telah bertugas selama 1 tahun bernama Hensah. Beragam cerita selama ia bertugas di Siak tentang lemari besi tersebut sangatlah tak masuk akal.

\\\"Jadi sudah diupayakan oleh pihak keturunan kerajaan maupun pemda Siak untuk membuka brankas tersebut dengan mendatangkan ahli kunci dan orang pintar. Namun, segala upaya yang mereka lakukan tidak ada satu pun yang bisa membuka,\\\" ujar Hensah.

Hensah menjelaskan lemari besi tersebut telah dibor, dilas, dicongkel, bahkan didoakan, namun tidak ada yang bisa membukanya. \\\"Bahkan ada cerita satu orang pintar yang terpental saat mendoakan lemari besi tersebut menyisakan retakan di salah satu dinding istana,\\\" papar Hensah.

Sayembara untuk siapa saja yang mampu membuka dan mengungkap rahasia di balik lemari besi tersebut telah ada sejak tahun 1950an dan masih berlaku hingga kini. Namun, upaya dengan menggunakan bahan peledak sangat dihindari mengingat usia benda-benda misterius di dalam lemari besi tersebut.

\\\"Sampai sekarang pemerintah masih memberlakukan sayembara kepada siapa pun yang bisa membuka brankas tersebut. Isinya ya bisa saja aset nasional di negeri seberang atau misteri penyerahan kedaulatan NKRI, tapi saya tidak tahu juga,\\\" ujar Hensah.

Rombongan Ditjen PAS Kemenkum HAM yang datang bersama para wartawan dari Jakarta tampak sangat tertarik dengan kisah lemari besi yang tidak bisa dibuka tersebut, termasuk Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sihabudin yang tampak mengetuk-ketuk lemari tersebut dan berfoto bersama lemari tersebut. Lemari besi itu kini menunggu orang yang tepat yang mampu mengungkap harta nasional bangsa Indonesia tersebut, apakah Anda orangnya?

Sunday 2 April 2017

Cara mengolah pupuk organik cair

Cara membuat pupuk organik cair
Siapkan bahan-bahan berikut:

1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.3 buah terasi.10 ltr air kelapa .Dan 10 ltr air cuci an beras

Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya:
2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.

Saturday 1 April 2017

Anakku.. Kutulis catatan pendek ini berdasarkan 3 prinsip:

1. Keberuntungan dan bencana dalam hidup ini tidak ada yang abadi, tidak seorangpun tahu mampu hidup berapa lama, ada sebagian hal sebaiknya dibicarakan sejak awal.

2. Aku adalah ayahmu, jika aku tidak mengatakannya padamu, maka tidak akan ada yang mengatakannya padamu.

3. Catatan kecil ini menuliskan pengalaman yang kudapatkan melalui sakit dan kegagalan, bisa menghindari jalan berputar dalam perjalanan pertumbuhan hidupmu.


Di bawah ini adalah hal2 yang harus kamu ingat baik baik dalam kehidupan mu

1.Jangan terlalu peduli dengan orang-orang yang berbuat tidak baik dalam hidupmu. Orang tersebut tidak memiliki kewajiban untuk berbuat baik padamu, terkecuali ayah dan ibumu. Tetapi, jika ada orang yang baik kepadamu, hargailah mereka dan senantiasa bersyukurlah.

2. Di dunia ini, tidak ada benda satupun yang wajib dimiliki, maupun orang yang tak tergantikan. Jika kamu bisa memahami ini, maka seandainya kelak kamu kehilangan semua yang berarti dan kamu cintai, kamu bisa mengerti bahwa hal tersebut bukanlah masalah besar.

3. Anakku, kehidupan di dunia ini hanya sementara saja, mungkin sampai saat ini kita masih menyia-nyiakan sisa hidup kita. Barulah kita menyadari bahwa kehidupan telah jauh meninggalkan kita saat keesokan harinya. Maka, aku berpesan padamu, hargai kehidupanmu dari sejak dini. Jika kamu dapat menghargai setiap hari-hari dalam hidupmu, maka kamu akan menikmati banyak hal dalam hidupmu. Ini penting, daripada kamu mengharapkan berumur panjang, lebih baik kamu bisa mengerti dan menghargai hidupmu saat ini.

4. Anakku, ingatlah bahwa cinta kasih hanyalah sebatas perasaan, dan semua akan berubah mengikuti keadaan dan waktu. Jika suatu saat nanti, seseorang yang kau cintai tersebut meninggalkanmu, bersabarlah sejenak, biarkan waktu yang membersihkan secara perlahan, biarkan semua mengendap, dan rasa pahit yang kamu rasakan akan menjadi hambar. Jangan terlalu berlebihan dalam mengharapkan keindahan cinta, dan jika patah hati, janganlah juga berlarut-larut dalam kesedihan.

5. Di dunia, meskipun banyak orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan, bukan berarti dengan tidak giat belajar maka bisa berhasil. Senjata dan alat yang harus kau miliki adalah pengetahuan. Kita bisa membangun semua hal dari nol, tetapi tidak dilakukan dengan tangan kosong. Ingatlah pesan ini baik-baik!

6. Anakku, aku tidak akan memaksa memintamu untuk mengurus masa tuaku, sama halnya denganku yang tak akan mengurus masa tuamu. Jika kamu telah dewasa dan bisa hidup mandiri kelak, maka tugasku telah selesai. Apakah kelak kamu akan mengendarai Mercedez Benz atau kendaraan umum, mengkonsumsi bihun atau sirip ikan, semua itu harus bisa kamu pertanggungjawabkan sendiri.

7. Tuntutlah dirimu untuk selalu menjaga kepercayaan orang lain, tetapi jangan pernah menuntut orang lain melakukan hal yang sama pada dirimu. Kamu bisa menuntut dirimu untuk berbuat baik kepada orang lain, tetapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk berbuat baik padamu. Cara kamu memperlakukan orang lain, tidak berarti mereka akan berbuat hal yang sama pada dirimu. Jika kamu tidak bisa mengerti tentang hal ini, maka akan selalu menjadi beban yang tak berguna dalam hidupmu.

8. Anakku, aku telah memiliki pengalaman membeli lotere selama 26 tahun, hadiah tidak pernah aku dapatkan. Ini membuktikan bahwa kekayaan dan kemakmuran hanya dapat diperoleh jika kita giat bekerja. Tidak ada kekayaan yang langsung jatuh dari langit dengan sendirinya.

9. Bagiku, keluarga hanya sebatas ikatan jodoh, untuk berapa lama tidak ada yang tahu, tetapi kamu tetap harus menghargai setiap waktu dalam kebersamaan keluarga ini. Apakah kita akan bertemu dan berjodoh lagi di kehidupan selanjutnya, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.