“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Thursday, 10 May 2012
bentar lagi usiaku bertambah .tapi umurku berkurang
azan..
Aduhai indahnya seruan muazin-Mu
ya Allah
Aku tak kuasa untuk menolak
panggilan-Mu
Kesejukan rahmat-Mu telah
menyelimuti hatiku ...Aku dating memenuhi seruan-Mu Kulangkahkan
kakiku, semoga Kau
tinggikan derajatku
Kubasuh wajahku, semoga Kau
perbaiki akhlakku
Kumasuki mesjid-Mu, semoga Kau ampuni dosaku Kutunaikan perintah-
Mu, semoga
Kau dekatkan aku pada-Mu Yaa…
RABB…
Jadikan mesjid tempat berteduh ku
Tempat beteduh kami Di hari yang sangat panas
menendang Yaa… RAAB…
Jadikan mesjid kendaraanku
Kendaraan kami, kendaraan orang-
orang
Yang mencintai mesjid-Mu Yaa… RAAB… Masukkan kami kedalam golongan
Orang-orang yang sholeh…
Wednesday, 9 May 2012
"Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu beruntung." (Al-A'raf 7:69).
Seratus tahun yang lalu, pernahkah kita membayangkan hidup di dunia seperti sekarang ini?
Pernahkah kita membayangkan kita memiliki tubuh kita sekarang?
Pernahkah kita membayangkan memiliki wajah seperti wajah kita sekarang? Punya telinga yang bisa mendengar, punya mata yang bisa melihat, punya tangan yang bisa bergerak, punya kaki yang bisa menyangga?
Maka nikmat Allah yang manakah yang kita dustakan?
Bayangkan, indahnya masa kecil kita. saat itu kita bebas tertawa, bergembira, dan penuh sukacita.
Senyum kita mengembang, tawa kita riang, semuanya ikut senang.
Padahal saat itu kita belum punya apa-apa.
Padahal saat itu kita masih sangat lemah.
Padahal saat itu kita masih bergantung sepenuhnya.
Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan?
Lalu mengapa kini kita merasa susah?
Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi?
Mengapa kita terpuruk di dalam usaha?
Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang?
Mengapa kita merasa krisis keuangan?
Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup?
Mengapa kita merasa menjadi koraban?
Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam?
Lalu, pantaskah kita merasa demikian?
Mana senyummu?
Mana tawamu?
Mana sukacitamu?
Mana bahagiamu?
Mana syukurmu?
"Jika engkau bersyukur, maka akan kutambahkan (nikmat-Ku), dan jika engkau kufur (ingkar) sesungguhnya siksa-Ku amat pedih."(Ibrahim :7).
Orang yang pandai bersyukur, hidupnya mujur dan makmur. Orang yang tidak pandai bersyukur, hidupnya hancur lebur.
Dan seseungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: " bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka seya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Lukman :12).
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan nikmat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Anugerah yang kita terima serta nikmat yang tiada tara itu merupakan bukti cinta dan kasih sayang Allah swt terhadap kita. Namun, seringkali kita tidak menyadari nikmat-Nya itu hingga kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya.
Sebagai manusia, sudah selayaknya kita bersyukur atas nikmat tersebut. Dan dengan bersyukur, berarti kita telah menyadari nikmat yang diberikan Allah swt. Inilah salah satu faktor yang sekiranya akan membuat manusia lebih mencintai Allah swt. Ketika manusia mencintai Allah swt, ia akan semakin merasa dekat dengan Allah swt dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah swt. Allah swt pun tak segan-segan menambah nikmat-Nya kepada orang yang seperti itu. Sesuai dengan firman-Nya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Allah swt tidak pernah berpaling dari orang-orang yang mencintai-Nya. Begitupun terhadap orang-orang yang membutuhkan-Nya. Maka dari itu, manusia mendapatkan nikmat dari Allah swt harus dengan kesadaran dalam menggunakan nikmat itu agar ia dapat mensyukurinya. Bila ia lupa untuk bersyukur sementara telah banyak nikmat Allah yang datang padanya, maka akan dapat menimbulkan kesombongan dan kecongkakan dalam dirinya. Hal ini dikarenakan ia terlampau larut dalam nikmat tersebut, serta berpikir bahwa nikmat itu akan terus datang padanya. Di dalam Al Quran juga telah dikatakan bahwa, “Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al Alaq: 6-7)
Nikmat yang tidak disyukuri itu justru semakin mencegah manusia untuk mencintai Allah swt. Bagaimana ia bisa mencintai Allah swt bila ia tidak beryukur pada-Nya? Oleh karena itulah Al Quran senantiasa mengingatkan dan menekankan manusia untuk bisa membuka hati dan pikiran agar senantiasa menyadari nikmat-nikmat Allah serta mensyukurinya.
Segala hal yang dijadikan Allah swt di muka bumi ini yang berupa nikmat dan rizki adalah suatu peringatan dari Allah swt. Kesombongan akibat lupa bersyukur hanya akan membawa manusia kepada kejahatan/keburukan. Salah satu jalan untuk mencintai Allah swt adalah dengan bersyukur kepada-Nya. Bila manusia lupa untuk bersyukur, ingatlah selalu bahwa semua itu datangnya dari Allah swt. Ingatkanlah meraka akan jasa-jasa Allah swt. Sungguh apabila kita selalu mengingat Allah swt, kita akan mencintai Allah swt. Allah swt pun akan selalu mencintai kita. Allah swt berfirman: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
MERINDUKANMU..
Sudah lama tak berjumpa…
Rindu rasa hati ingin berjumpa dengan mu…
Biar pun hati ingin mengatakan benci…
Tapi aku tetap menyayangi mu…
Apa kabar kamu di sana…
Semoga kamu baik-baik saja..
Aku di sini s’lalu merindukan mu…
Apakah kamu di sana juga merindukan aku…
Biar pun kamu jauh di sana…
Aku di sini s’lalu menanti mu..
S’lalu menjaga perasaan cinta dan sayangku untuk mu…
Ya Allah…
Jaga dan lindungilah dia yang di sana…
Sucikan cintanya dan beningkan rasa sayangnya…
Sesuci cintanya pada-Mu..
Sebening rasa sayangnya untuk-Mu…
Ya Allah…
Janganlah Engkau pisahkan kami…
Satukan dan pertemukan kami kembali seperti dulu…
Seperti Engkau satukan dan pertemukan Adam dan Hawa…
Aamiin….
CINTA MEMANG BUTUH PENGORBANAN
seperti burung-burung menari di atas dedaunan nan rimbun..
seperti ombak-ombak yang menggulung di tengah lautan..
dan seperti percik-percik air yang menggelayut perlahan..
aku adalah bagian dari kebahagiaan..
dimanakah letak sebuah pengorbanan..
tanyaku sambil berjalan tanpa arah dan dalam kegalauan..
di atas daun daun itukah harus kutemukan..
yang akan gugur bila ia telah tua dan layu..
di balik ombak-ombak yang menggulung itukah akan kutemui..
yang akan kembali mereda di saat pantai berangsut ikut meninggi..
dan haruskan dari percik-percik air itu akan kudapatkan..
yang akan kering karena mentari..
ah.. cinta..
cinta memang butuh pengorbanan..
namun cinta juga harus dengan pemikiran..
aku mencintaimu..
dan pengorbananku adalah menyerahkanmu..
menyerahkan semua kepada penciptamu..
jika engkau menjadi jodohku..
TALI CINTA
Rangkai katamu tak masuk ke pikiranku
Dan aku pun tak pernah melayang mendengar cacianmu yang indah
Aku berpikir, surgamu bukan disini
Salahkah?
Duniamu bukan untukku semata
Rayuan maut buatku kesal tak bertepi
Itu darimu
Dan aku?
Tak ada yang aku berikan untukmu
Kau bilang tali
Ku buat pertanyaan
Apa kau akan mencari tali?
Ya, seutas tali yang kokoh akan mengikat kita
Bukan kesalahan bukan?
Demi apapun tali akan tetap mengikat kita
Begitu kokohnya niatmu untukku
Seperti tali itu
Memang sederhana
Akan sempurna kelak
Bertahankah engkau?
Lalu untuk apa?
Ini bukan surgamu
Cinta bukanlah aku
Ingat! Tali!
Untuk kau dan aku
Aku tak peduli
Karena yang lain lebih butuh
Sudahlah, serahkan tali itu untuknya
Aku tak pantas
Tali ini tetap untukmu
Tak akan kuserahkan pada siapapun
Camkan!
MENGAPA HARUS AKU..
Sentuhan lembut suasana penuh kebisuan
Hanya terasa satu hembusan nafas dari sepuluh kali detak jantung
Waktu yang cepat berlari seakan ingin berhenti di sini
Di sini, aku yang hina ditemani alam sekitarku, bersama melagukan isyarat hati akan rindu
Rindu tentang semua yang aku anggap terbaik dahulu
Jauh dari pelukan erat rasa muak dan kalut
Gelora rasa dalam samudera hasrat memenuhi hariku
Yang saat ini entah berarak ke mana
Sungguh ironi, ketika aku mulai menatap lebih jauh
Segala yang begitu berharga terampas dari sisiku
Mengapa bukan bagi insan lain?
Mengapa harus aku?
Atau mungkin semua ini penjabaran hakikat
Atas harga yang harus terbayar di tengah taman kehidupan
Aku ini insan kecil yang terdampar di pantai luka
Dari sekian banyak taburan bintang yang bertasbih
Bintang itu bersamaku dalam hati membangunkan hasrat
Demi kebangkitan kenangan dengan ruahan kesadaran
Bahwa kita terlahir seorang diri
Begitu pula saat lembar kehidupan kita sempurna tertutup
Subscribe to:
Posts (Atom)