Nonton iklan bentar ya...!!!

Showing posts with label alam gaib. Show all posts
Showing posts with label alam gaib. Show all posts

Thursday 24 March 2011

alam gaib..dari pandangan sisi agama

Alam dibedakan atas alam ghaib
(seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan
neraka) dan alam tampak. Ghaib
menurut bahasa berarti yang tidak
tampak. Allah-lah yang paling
mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang
ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr :
22)”. “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di
langit dan di bumi dan Aku
mengetahui apa yang kalian
tampakkan dan apa yang kalian
sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33 )”. Kita harus beriman kepada yang
ghaib. “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa. Yaitu
mereka yang beriman kepada yang
ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang
ghaib secara benar dengan cara
ikhbari, yakni sejauh apa yang
dikemukakan oleh Allah dan Rasul-
Nya (Al-Qur’аn dan Aѕ-Sunnah). Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah
merupakan ujian bagi manusia selama
dia hidup di dunia. Manusia diuji
apakah ketika di dunia dia beriman
kepada Allah, Hari Akhir, surga,
neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya. Malaikat Malaikat merupakan tentara-tentara
Allah yang ditugaskan untuk urusan-
urusan tertentu. Diantara malaikat-
malaikat Allah kita mengenal antara
lain malaikat yang sepuluh, delapan
malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-
malaikat yang ditugaskan untuk
menolong orang-orang mukmin yang
sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9). Sifat-sifat malaikat : 1) Memiliki dua, tiga, atau empat sayap
(QS Faathir : 1), kecuali Jibril – yang merupakan malaikat yang paling
besar - memiliki 600 atau 700 sayap
(Shahih Al-Bukhari). 2) Suka berkumpul di majelis-majelis
dzikir / ilmu sembari memohonkan
ampun bagi yang ada disitu dan
mengepak-ngepakkan sayap mereka
sebagai tanda ridha. 3) Merupakan tentara-tentara Allah
yang tidak pernah bermaksiat
(membangkang) atas perintah Allah
kepada mereka dan senantiasa
mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh Allah kepada mereka. 4) Tidak menikah, tidak makan, dan
tidak minum. 5) Tidak memasuki rumah yang
didalamnya terdapat patung-patung
atau gambar-gambar yang
diharamkan. 6) Menyukai tempat-tempat yang
bersih. Jin Jin dan manusia yang dua makhluq
Allah yang dibebani dengan syariat
agama, sehingga dikenai pahala dan
siksa. Semua jin bisa meninggal dunia
kecuali Iblis dan keturunannya yang
ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin
tetapi setelah menolak sujud kepada
Adam atas perintah Allah, ia beserta
keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi
Iblis dan keturunannya kafir
seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang
kafir ini sering juga disebut sebagai
syaithan karena memiliki sifat yang
serupa. Disamping itu, istilah syaithan
juga dipakai untuk manusia yang
memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana
manusia, ada yang benar-benar taat
dan ada pula yang suka berbuat
maksiat. Syaithan dan jin menikah, makan, dan
juga minum. Keduanya tingal di alam
yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi
mereka bisa melihat manusia. Tetapi
jika mereka menampakkan diri di
alam tampak dalam wujud alam tampak maka manusia bisa melihat
mereka. Syaithan dan jin yang ingkar
menyukai tempat-tempat yang kotor
dan juga rumah-rumah yang tidak
dibacakan Al-Qur ’аn didalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya
tidak pernah berdzikir kepada Allah. Qarin (Pendamping) Manusia Allah telah menetapkan bahwa setiap
manusia didampingi oleh seorang
malaikat (yang senantiasa mengajak
kepada kebaikan) dan seorang jin
kafir (yang senantiasa mengajak
kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir
kecuali jin qarin Rasulullah yang telah
diislamkan oleh Allah. Interaksi antara Jin dan Manusia 1) Dari sisi penciptaan, manusia lebih
baik dan lebih mulia daripada jin.
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-
baik penciptaan (QS At-Tiin )”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan
keturunan Adam (manusia) … (QS Al- Isra’)”. 2) Rasul-rasul Allah adalah dari
kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa
mendengarkan dakwah mereka
karena jin bisa melihat dan
mendengarkan mereka dari alam
mereka. 3) Dalam syariat Nabi Muhammad saw,
kita dilarang untuk meminta
perlindungan dan meminta
pertolongan kepada jin, meskipun
dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang
meminta perlindungan kepada
sekelompok jin sehingga para jin itu
menjadi semakin congkak (QS Al-Jin )”. 4)Islam mengharamkan pernikahan
antara jin dan manusia. Tentang Peramalan Syaithan senantiasa berusaha untuk
mencuri berita langit dengan cara
saling berpikul-pikulan diantara
mereka sehingga yang diatas
menyampaikan kepada yang
dibawahnya. Jika telah sampai pada syaithan yang paling bawah maka
syaithan tersebut akan
menyampaikannya pada tukang
ramal (dukun). Tetapi setiap kali
mereka berusaha mencuri berita langit
itu, Allah menjadikan suluh-suluh api yang menyambar mereka. Sebagian
besar usaha pencurian mereka
senantiasa gagal tetapi jika sekali saja
mereka berhasil mencuri maka satu
berita benar itu akan dibungkus
dengan 99 kedustaan dan kebatilan. Tentang Sihir Sihir merupakan salah satu dosa
besar. Dalam hukum Islam, pelaku
sihir harus dihukum mati. Sihir ada
yang berupa tipuan pandangan mata
dan ada pula yang menyakiti orang
lain. Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan
Jin di Alam Manusia Faktor-faktor penyebab campur
tangan dan gangguan jin di alam
manusia melalui berbagai pintu,
antara lain: a. Pintu kelemahan kondisi psikologis
(kejiwaan) seperti : Perasaan takut
sekali, sedih sekali, marah sekali,
kelalaian hati dari zikrudllah dan
semacamnya b. Pintu memperturutkan hawa nafsu
di tengah maraknya berbagai
kemaksiatan. c. Pintu bid’ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di
tengah – tengah masyarakat. d. Pintu dunia perdukunan, peramalan
dan sejenisnya. e. Pintu dunia beladiri dan olah
kanoragan dengan menggunakan
tenaga dalam. f. Pintu dunia olah pernafasan,
meditasi dan semacamnya. g. Pintu dunia pengobatan alternatif
supranatural. h. Kencederungan umum masyarakat
kepada dunia klenik, mistik dan
misteri. i. Dan lain – lain. Tentang Ruqyah Syar’iyah Definisi: Ruqyah Syar’iyah adalah sebuah terapi syar’i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’аn dan ԁο′a-ԁο′a perlindungan yang bersumber dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang dilakukan seorang
muslim, baik dengan tujuan untuk
penjagaan dan perlindungan diri
sendiri atau orang lain dari pengaruh
jahat pandangan mata (al-’ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh
sihir, gangguan kejiwaan, berbagai
penyakit fisik dan lain-lain; Maupun
dengan tujuan untuk pengobatan dan
penyembuhan bagi orang yang
terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit tersebut. Penting: Istilah Ruqyah disertai kata
Syar’iyah dimaksudkan bahwa, terapi ini dalam pelaksanaannya harus
murni semurni-murninya sesuai
dengan batasan-batasan Syari’ah Islam yang berdasarkan Al-Qur ’аn dan Aѕ-Sunnah. Dan hal itu baik dalam kemurnian Aqidah, niat dan tujuan,
muatan dan isi, maupun tata cara
pelaksanaan. Jadi harus bersih
sebersih-bersihnya dari unsur-unsur
campuran yang tidak berdasar
(bid’ah) dan yang melanggar hukum Syara’. Urgensi Ruqyah Syar’iyah 1. Menghidupkan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal penjagaan dan perlindungan diri serta
terapi pengobatan penyakit jiwa
maupun fisik. 2. Minimnya pembentengan diri
dengan wirid – wirid dan dzikir- dzikir syar’i, sehingga banyak kalangan yang berpeluang terkena pengaruh
buruk pandangan mata kedengkian
manusia dan jin. Disamping
banyaknya korban kejahatan dunia
sihir dan perdukunan. Perisai Diri 1. Secara umum, jagalah ketaatan dan
jauhi kemaksiatan. 2. Peliharalah sholat fardhu dan juga
sholat-sholat nafilah, khususnya
sholat rawatib, qiyamul lail (minimal
witir) dan sholat dhuha. 3. Perbanyaklah membaca Al-Qur ’аn setiap hari, khususnya pada malam
hari, dan lebih afdhal jika disertai
dengan membaca terjemah tafsirnya
untuk tadabbur. 4. Persempitlah jalan syaithan dalam
diri dengan banyak berpuasa, minimal
tiga hari setiap bulan. 5. Basahi lidah dan bibir dengan
banyak berdzikir, baik dzikir secara
khusus pada kesempatan-
kesempatan tertentu maupun dzikir
secara umum seperti bertasbih,
bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain. 6. Jagalah wirid dzikir pagi dan petang
dengan Al-Ma’tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur’аn dan Aѕ- Sunnah. 7. Bekali diri dengan ilmu yang shahih
berdasarkan Al-Qur ’аn dan Aѕ-Sunnah sesuai manhaj аѕ-salaf ash-shalih, dengan banyak membaca, konsultasi,
mengikuti kajian-kajian Islam secara
manhaji, dan lain-lain; khususnya
dalam tema-tema aqidah,
tazkiyatunnafs, tafsir Al-Qur ’аn, dan Al-Hadits. 8. Jauhilah kebiasaan melamun dan
mengkhayal, serta hindarkan pikiran
dari hal-hal yang membebani sampai
membuat gelisah, sedih, takut,
tertekan, marah, putus asa, dan lain-
lain. 9. Pertahankan diri selalu berada di
tengah lingkar pertemanan dan
kebersamaan islami yang istiqamah. 10. Sering-seringlah bermuhasabah
diri diikuti taubat dan istighfar. 11. Usahakan selalu dalam keadaan
suci (berwudhu). 12. Tidurlah secara islami (sesuai
Sunnah), dengan cara : a. Niat (tidur dengan sengaja). b. Berwudhu. c. Membersihkan dan merapikan
tempat tidur. d. Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33
kali dan takbir 34 kali. e. Membaca Ayat Kursi dan dua ayat
terakhir Surat Al-Baqarah. f. Mendekatkan kedua telapak tangan
ke mulut, meniup, dan membaca
surat-surat: Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan
An-Naas, lalu mengusapkan pada
anggota badan semerata mungkin.
Dan ini dilakukan tiga kali. g. Membaca doa tidur. h. Tidur dengan cara berbaring miring
ke kanan. i. Jika bermimpi buruk hendaklah : 1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali. 2) Berta’awwudz. 3) Mengubah posisi tidur. 4) Tidak menceritakannya. 5) Lebih baik jika bangun, berwudhu,
lalu sholat. j. Membaca doa bangun tidur