muhammad satu mattress id web hosting camera bags
Akhlak Mulia dlm Rumah Tangga
penulis Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
Sakinah Mengayuh Biduk 23 - Juni - 2007 22:21:14
Pihak ketiga selama ini dianggap faktor utama yg
memicu pertikaian dlm rumah tangga. Namun
jika kita telisik lbh dlm sejati segala ketakserasian
yg terjadi lbh disebabkan akhlak dan perilaku
suami atau istri sendiri. Sikap-sikap yg jauh dari
tuntunan agama yg dipraktikkan alhasil memupuk
tiap perselisihan antara suami dan istri yg
kemudian menumbuhkan konflik yg bisa berbuah
perceraian.
Dalam Al-Qur`an yg mulia termaktub sebuah
ayat yg berbunyi:
ﻭَﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﻌَﻠﻰ ﺧُﻠُﻖٍ ﻋَﻈِﻴْﻢٍ
“ Sungguh engkau berbudi pekerti yg agung.”
Ayat ini memuat pujian Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada Rasul-Nya yg pilihan Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenyataan memang
tdk ada manusia yg lbh sempurna akhlak
daripada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai suatu anugerah dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala yg telah memberi taufik kepada beliau.
Tidak ada satu pun kebagusan dan kemuliaan
melainkan didapatkan pada diri beliau dlm bentuk
yg paling sempurna dan paling utama. Hal ini pun
diakui oleh para sahabat yg menyertai hari-hari
beliau sebagaimana dinyatakan Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu:
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﺣْﺴَﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
ﺧُﻠُﻘًﺎ
“ Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
manusia yg paling bagus akhlaknya.”
Bagaimana Anas tdk memberikan sanjungan yg
demikian sementara ia telah berkhidmat pada
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak usia
sepuluh tahun dan terus menyertai beliau selama
9 tahun.1 tdk pernah sekalipun ia mendapat
hardikan dan kata-kata kasar dari Nabi yg mulia
ini.
ﻓَﺨَﺪَﻣْﺘُﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻀَﺮِ،
ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﻟِﺸَﻲْﺀٍ
ﺻَﻨَﻌْﺘُﻪُ: ﻟِﻢَ ﺻَﻨَﻌْﺖَ ﻫَﺬَﺍ ﻫَﻜَﺬَﺍ؟
ﻭَﻻَ ﻟِﺸَﻲْﺀٍ ﻟـَﻢْ ﺃَﺻْﻨَﻌْﻪُ: ﻟِﻢَ ﻟَﻢْ
ﺗَﺼْﻨَﻊْ ﻫَﺬَﺍ ﻫَﻜَﺬَﺍ؟
“ Aku berkhidmat beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika safar maupun tidak. Demi Allah
terhadap suatu pekerjaan yg terlanjur aku lakukan
tdk pernah beliau berkata ‘Kenapa engkau lakukan
hal tersebut demikian?’ Sebalik bila ada suatu
pekerjaan yg belum aku lakukan tdk pernah beliau
berkata ‘Mengapa engkau tdk lakukan demikian?’.”
Demikian pengakuan Anas radhiyallahu ‘anhu.
Kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu: “Dalam
hadits ini ada keterangan tentang sempurna
akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagus
pergaulan kesabaran yg luar biasa kemurahan
hati dan pemaafannya.”
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha
ketika dita oleh Sa’d bin Hisyam bin Amir tentang
akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia
menjawab:
ﻛَﺎﻥَ ﺧُﻠُﻘُﻪُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ، ﺃَﻣَﺎ
ﺗَﻘْﺮَﺃُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻗَﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ؟
“ Akhlak beliau adl Al-Qur`an. Tidakkah engkau
membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
‘Sungguh engkau berbudi pekerti yg agung’?”
Gambaran apa saja yg diperintahkan Al-Qur`an
beliau lakukan. Dan apa saja yg dilarang Al-
Qur`an beliau tinggalkan. Selain memang Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan beliau
dgn tabiat dan akhlak yg mulia seperti rasa malu
dermawan berani penuh pemaafan sangat sabar
dan lain sebagai dari perangai-perangai yg baik.
Kebagusan akhlak ini tampak dari diri beliau ketika
bergaul dgn istri sanak famili sahabat masyarakat
bahkan dgn musuhnya. tdk heran masyarakat
Quraisy yg paganis ketika itu memberi gelar pada
beliau Al-Amin orang yg terpercaya jujur tdk
pernah dusta lagi amanah sebagai bentuk
pengakuan terhadap salah satu pekerti beliau yg
mulia.
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersama
Istrinya
Keberadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai pemimpin tiap hari tersibukkan dgn
beragam persoalan umat mengurusi dan
membimbing mereka bukanlah menjadi alasan
beliau utk tdk meluangkan waktu membantu istri
di rumah. Bahkan didapati beliau adl orang yg
perhatian terhadap pekerjaan di dlm rumah
sebagaimana persaksian Aisyah radhiyallahu
‘anha ketika dita tentang apa yg dilakukan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dlm
rumah. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:
ﻛﺎَﻥَ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻓِﻲ ﻣِﻬْﻨَﺔِ ﺃَﻫْﻠِﻪِ -
ﺗَﻌْﻨِﻲ ﺧِﺪْﻣَﺔَ ﺃَﻫْﻠِﻪِ - ﻓَﺈِﺫَﺍ
ﺣَﻀَﺮَﺕِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﺧَﺮَﺝَ ﺇِﻟَﻰ
ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ
“ Beliau biasa membantu istrinya. Bila datang
waktu shalat beliau pun keluar utk menunaikan
shalat.”
Beliau ikut turun tangan meringankan pekerjaan
yg ada seperti kata istri beliau Aisyah radhiyallahu
‘anha:
ﻛَﺎﻥَ ﺑَﺸَﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺒَﺸَﺮِ، ﻳَﻔْﻠِﻲ
ﺛَﻮْﺑَﻪُ ﻭَﻳَﺤْﻠُﺐُ ﺷَﺎﺗَﻪُ ﻭَﻳَﺨْﺪُﻡُ
ﻧَﻔْﺴَﻪُ
“ Beliau manusia sebagaimana manusia yg lain.
Beliau membersihkan pakaian memerah susu
kambing dan melayani diri sendiri.”
Sifat penuh pengertian kelembutan kesabaran dan
mau memaklumi keadaan istri amat lekat pada
diri Rasul. Aisyah radhiyallahu ‘anha berbagi cerita
tentang kasih sayang dan pengertian beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺩَﺧَﻞَ ﻋَﻠَﻲَّ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻋِﻨْﺪِﻱ
ﺟَﺎﺭِﻳَﺘَﺎﻥِ ﺗُﻐَﻨِّﻴَﺎﻥِ ﺑِﻐِﻨَﺎﺀِ
ﺑُﻌَﺎﺙَ، ﻓَﺎﺿْﻄَﺠَﻊَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔِﺮَﺍﺵِ
ﻭَﺣَﻮَّﻝَ ﻭَﺟْﻬَﻪُ. ﻭَﺩَﺧَﻞَ ﺃَﺑُﻮْ
ﺑَﻜْﺮٍ ﻓَﺎﻧْﺘَﻬَﺮَﻧِﻲ ﻭَﻗَﺎﻝَ:
ﻣِﺰْﻣَﺎﺭَﺓُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻋِﻨْﺪَ
ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ؟ ﻓَﺄَﻗْﺒَﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺳُﻮْﻝُ
ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ،
ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﺩَﻋْﻬُﻤﺎَ. ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻏَﻔَﻞَ
ﻏَﻤَﺰْﺗُﻬُﻤَﺎ ﻓَﺨَﺮَﺟَﺘَﺎ
“ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke
rumahku sementara di sisiku ada dua budak
perempuan yg sedang berdendang dgn
dendangan Bu’ats2. Beliau berbaring di atas
pembaringan dan membalikkan wajahnya. Saat
itu masuklah Abu Bakr. Ia pun menghardikku dgn
berkata ‘Apakah seruling setan dibiarkan di sisi
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ke arah
Abu Bakr seraya berkata ‘Biarkan keduanya’.3
Ketika Rasulullah telah tertidur aku memberi
isyarat kepada kedua agar menyudahi dendangan
dan keluar. Kedua pun keluar.”
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﻮْﻡُ ﻋِﻴْﺪٍ ﻳَﻠْﻌَﺐُ
ﺍﻟﺴُّﻮْﺩَﺍﻥُ ﺑِﺎﻟﺪَّﺭَﻕِ ﻭَﺍﻟْﺤِﺮَﺍﺏِ،
ﻓَﺈِﻣَّﺎ ﺳَﺄَﻟْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﻗَﺎﻝَ:
ﺗَﺸْﺘَﻬِﻴْﻦَ ﺗَﻨْﻈُﺮِﻳْﻦَ؟ ﻓَﻘُﻠْﺖُ:
ﻧَﻌَﻢْ، ﻓَﺄَﻗَﺎﻣَﻨِﻲ ﻭَﺭَﺍﺀَﻩُ، ﺧَﺪِّﻱ
ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺪِّﻩِ، ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﻘُﻮْﻝُ:
ﺩُﻭْﻧَﻜُﻢْ ﻳﺎَ ﺑَﻨِﻲ ﺃَﺭْﻓِﺪَﺓَ. ﺣَﺘَّﻰ
ﺇِﺫَﺍ ﻣَﻠِﻠْﺖُ، ﻗَﺎﻝَ: ﺣَﺴْﺒُﻚِ؟ ﻗُﻠْﺖُ:
ﻧَﻌَﻢْ. ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﺎﺫْﻫَﺒِﻲ
“ Biasa pada hari raya orang2 Habasyah bermain
perisai dan tombak . Aku yg meminta kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sendiri
menawarkan dgn berkata ‘Apakah engkau ingin
melihat permainan mereka?’ ‘Iya’ jawabku. Beliau
pun memberdirikan aku di belakang pipiku
menempel pada pipi beliau. Beliau berkata:
‘Teruskan wahai Bani Arfidah4.’ Hingga ketika aku
telah jenuh beliau berta ‘Cukupkah?’ ‘Iya’ jawabku.
‘Kalau begitu pergilah’ kata beliau.”
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata:
“Dalam hadits ini ada keterangan tentang sifat yg
dimiliki Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berupa penyayang penuh kasih berakhlak yg
bagus dan bergaul dgn baik terhadap keluarga
istri dan selain mereka.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu saat
menafsirkan ayat: ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭْﻫُﻦَّ
ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭْﻑِ menyatakan “Termasuk
akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau
sangat baik hubungan dgn para istri beliau.
Wajah senantiasa berseri-seri suka bersenda
gurau dan bercumbu rayu bersikap lembut
terhadap mereka dan melapangkan mereka dlm
hal nafkah serta tertawa bersama istri-istrinya.
Sampai-sampai beliau pernah mengajak Aisyah
Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha berlomba
lari utk menunjukkan cinta dan kasih sayang
beliau terhadapnya.”
Ummul Mukminin Shafiyyah radhiyallahu ‘anha
berkisah bahwa suatu malam ia pernah
mengunjungi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam saat sedang i’tikaf di masjid pada sepuluh
hari yg akhir dari bulan Ramadhan. Shafiyyah
berbincang bersama beliau beberapa waktu.
Setelah ia pamitan utk kembali ke rumahnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bangkit
utk mengantarkan istrinya. Hingga ketika sampai
di pintu masjid di sisi pintu rumah Ummu
Salamah lewat dua orang dari kalangan Anshar
kedua mengucapkan salam lalu berlalu dgn
segera. Melihat gelagat seperti itu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur kedua
“Pelan-pelanlah kalian dlm berjalan tdk usah
terburu-buru seperti itu krn tdk ada yg perlu
kalian khawatirkan. Wanita yg bersamaku ini
Shafiyyah bintu Huyai istriku.” Kedua menjawab
“Subhanallah wahai Rasulullah tidaklah kami
berprasangka jelek padamu.” Beliau menanggapi
“Sesungguh setan berjalan pada diri anak Adam
seperti beredar darah dan aku khawatir ia
melemparkan suatu prasangka di hati kalian.”
Akhlak Mulia dlm Rumah Tangga
Tuturan di atas hendak memberikan gambaran
kepada pembaca tentang indah rumah tangga
seorang muslim yg memerhatikan akhlak mulia
dlm pergaulan suami istri sebagaimana rumah
tangga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sehingga perhatian terhadap kemuliaan akhlak ini
menjadi satu keharusan bagi seorang suami
maupun seorang istri. Karena terkadang ada
orang yg bisa bersopan santun berwajah cerah
dan bertutur manis kepada orang lain di luar
rumah namun hal yg sama sulit ia lakukan di dlm
rumah tangganya. Ada orang yg bisa bersikap
pemurah kepada orang lain ringan tangan dlm
membantu suka memaafkan dan berlapang dada
namun giliran berhadapan dgn “orang rumah”
istri ataupun anak sikap seperti itu tdk tampak
pada dirinya.
Menyinggung akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam kepada keluarga mk hal ini tdk hanya
berlaku kepada para suami sehingga para istri
merasa suami sajalah yg tertuntut utk berakhlak
mulia kepada istrinya. Sama sekali tdk dapat
dipahami seperti itu. Karena akhlak mulia ini
harus ada pada suami dan istri sehingga bahtera
rumah tangga dapat berlayar di atas kebaikan.
Memang suamilah yg paling utama harus
menunjukkan budi pekerti yg baik dlm rumah
tangga krn dia sebagai qawwam sebagai
pimpinan. Kemudian dia tertuntut utk mendidik
anak istri di atas kebaikan sebagai upaya menjaga
mereka dari api neraka sebagaimana difirmankan
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ
ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴْﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭًﺍ
ﻭَﻗُﻮْﺩُﻫَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺍﻟْﺤِﺠَﺎﺭَﺓُ
ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻣَﻼَﺋِﻜَﺔٌ ﻏِﻼَﻅٌ ﺷِﺪَﺍﺩٌ ﻻَ
ﻳَﻌْﺼُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺮَﻫُﻢْ
ﻭَﻳَﻔْﻌَﻠُﻮْﻥَ ﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭْﻥَ
“ Wahai orang2 yg beriman jagalah diri-diri kalian
dan keluarga kalian dari api neraka yg bahan
bakar adl manusia dan batu penjaga malaikat-
malaikat yg kasar yg keras yg tdk pernah
mendurhakai Allah terhadap apa yg
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yg diperintahkan.”
Seorang istri pun harus memerhatikan perilaku
kepada sang suami sebagai pemimpin hidupnya.
tdk pantas ia “menyuguhi” suami ucapan yg
kasar sikap membangkang membantah dan
mengumpat. tdk semesti ia tinggi hati terhadap
suami dari mana pun keturunan seberapa pun
kekayaan dan setinggi apa pun kedudukannya.
tdk boleh pula ia melecehkan keluarga suami
menyakiti orang tua suami menekan suami agar
tdk memberikan nafkah kepada orang tua dan
keluarganya.
Kenyataan banyak kita dapati istri yg berani
kepada suaminya. tdk segan saling berbantah
dgn suami bahkan adu fisik. Ia tdk merasa
berdosa ketika membangkang pada perintah
suami dan tdk menuruti kehendak suami. Ia
merasa tenang-tenang saja ketika hak suami ia
abaikan. Ia menganggap biasa perbuatan
menyakiti mertua. Ia tekan suami agar tdk
memberi infak pada keluarganya. Ia mengumpat
ia mencela ia menyakiti Istri yg seperti ini
gambaran jelas bukan istri yg berakhlak mulia
dan bukanlah istri shalihah yg dinyatakan dlm
hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘَﺎﻉٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻣَﺘَﺎﻉِ
ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ
“ Sesungguh dunia itu adl perhiasan5 dan sebaik-
baik perhiasan dunia adl wanita/istri shalihah.”
Dan bukan istri yg digambarkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Umar ibnul
Khaththab radhiyallahu ‘anhuma:
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ، ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ،
ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪُ ﻭَﺇِﺫَﺍ
ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪُ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ
ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪُ
“ Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-
baik perbendaharaan seorang lelaki yaitu istri
shalihah yg bila dipandang akan
menyenangkannya6 bila diperintah7 akan
menaatinya8 dan bila ia pergi si istri ini akan
menjaga harta dan keluarganya.”
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu menyatakan
bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memandang perlu memberi kabar gembira
kepada para sahabat tentang perbendaharaan
harta mereka yg terbaik di mana harta ini lbh baik
dan lbh kekal yaitu istri yg shalihah yg cantik lahir
batin. Karena istri yg seperti ini akan selalu
menyertai suaminya. Bila dipandang suami ia
akan menyenangkannya. Ia tunaikan kebutuhan
suami bila suami membutuhkannya. Ia dapat
diajak bermusyawarah dlm perkara suami dan ia
akan menjaga rahasia suaminya. Bantuan kepada
suami selalu diberikan ia menaati perintah suami.
Bila suami sedang bepergian meninggalkan
rumah ia akan menjaga diri harta suami dan
anak-anaknya.
Oleh krn itu wahai para istri perhatikanlah akhlak
kepada suami dan kerabatnya. Ketahuilah akhlak
yg baik itu berat dlm timbangan nanti di hari
penghisaban dan akan memasukkan pemilik ke
dlm surga sebagaimana dikabarkan dlm hadits
berikut ini. Abud Darda` z mengabarkan bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﺛْﻘَﻞُ ﻓِﻲ ﻣِﻴْﺰَﺍﻥِ
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻣِﻦْ
ﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟْﺨُﻠُﻖِ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳُﺒْﻐِﺾُ
ﺍﻟْﻔَﺎﺣِﺶَ ﺍﻟْﺒَﺬِﺉَ
“ Tidak ada sesuatu yg lbh berat dlm timbangan
seorang mukmin kelak di hari kiamat daripada
budi pekerti yg baik. Dan sungguh Allah
membenci orang yg suka berkata keji berucap
kotor/jelek.”
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
ﺳُﺌِﻞَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻦْ ﺃَﻛْﺜَﺮِ ﻣَﺎ
ﻳُﺪْﺧِﻞُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ، ﻗﺎَﻝَ:
ﺗَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﺨُﻠُﻖِ.
ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﺃَﻛْﺜَﺮِ ﻣَﺎ ﻳُﺪْﺧِﻞُ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ، ﻗَﺎﻝَ: ﺍﻟْﻔَﻢُ
ﻭَﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ
“ Rasulullah dita tentang perkara apa yg paling
banyak memasukkan orang ke dlm surga. Beliau
menjawab ‘Takwa kepada Allah dan budi pekerti
yg baik.’ Ketika dita tentang perkara yg paling
banyak memasukkan orang ke dlm neraka beliau
jawab ‘Mulut dan kemaluan’.”
Bagi para suami hendak pula memerhatikan
pergaulan dgn istri krn Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ﺃَﻛْﻤَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ
ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘًﺎ، ﻭَﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ
ﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ ﻟِﻨِﺴَﺎﺋِﻬِﻢْ
“ Mukmin yg paling sempurna iman adl yg paling
baik akhlak dan sebaik-baik kalian adl yg paling
baik terhadap istri-istrinya.”
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
1 Kata Anas radhiyallahu ‘anhu:
ﺧَﺪَﻣْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺗِﺴْﻊَ ﺳِﻨِﻴْﻦَ ..
“Aku berkhidmat kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam selama sembilan tahun.”
2 Bu’ats adl hari yg masyhur di antara hari-hari
yg berlangsung dlm sejarah orang Arab. Pada
hari tersebut terjadi peperangan besar antara Aus
dan Khazraj. Peperangan antara kedua terus
berlangsung selama 120 tahun sampai datang
Islam. Syair yg didendangkan dua anak
perempuan tersebut berbicara tentang
peperangan dan keberanian. Sementara
keberanian diperlukan utk membantu agama ini.
Adapun nyanyian yg menyebutkan perbuatan
keji perbuatan haram dan ucapan yg mungkar
mk terlarang dlm syariat ini. Dan tdk mungkin
nyanyian seperti itu didendangkan di hadapan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau
diam tdk mengingkarinya.
3 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengizinkan istri mendengarkan dendangan
tersebut krn hari itu bertepatan dgn hari raya .
Sementara pada hari raya diperkenankan bagi
kaum muslimin utk menampakkan kegembiraan
bahkan hal ini termasuk syiar agama selama dlm
koridor syariat tentunya. Dan hadits ini bukanlah
dalil utk menyatakan boleh bernyanyi dan
mendengarkan nyanyian baik dgn alat ataupun
tanpa alat sebagaimana anggapan kelompok Sufi.
4 Sebutan utk orang2 Habasyah
5 Tempat utk bersenang-senang.
6 Karena keindahan dan kecantikan secara lahir
krn kebagusan akhlak secara batin atau krn dia
senantiasa menyibukkan diri utk taat dan
bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
7 Dengan perkara syar’i atau perkara biasa.
8 Mengerjakan apa yg diperintahkan dan
melayaninya.
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Friday, 11 March 2011
Tata cara talak...
Assalamualaikum…Mungkin pertanyaan ini
pernah diajukan sebelumnya, namun saya sangat
membutuhkan penjelasan yang jelas dan singkat
dari Ustadz Ahmad mengenai proses talak 3.
Bisakah talak 3 dijatuhkan dalam sekali ucap?
Apakah diperlukan saksi-saksi dalam melakukan
talak? Apakah talak bisa dijatuhkan suami kepada
istri hanya melalui walinya saja tanpa keberadaan
istri ? Bagaimana dalil-dalilnya?
Esa W. Fadhilla
Jawaban
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
1. Talak Tiga Sekaligus. Jumhur ulama memang
mengatakan bahwa talak tiga bisa jatuh bila suami
mengatakannya tiga kali dalam satu majelis.
Contohnya, ”Kamu saya talak, kamu syaa talak,
kamu saya talak”. Maka jatuhlah talak tiga. Namun
pendapat ini bukanlah satu-satunya. Karena
ulama lain mengatakan bahwa lafaz seperti itu
tidak menjatuhkan talak tiga tapi hanya talak satu
saja. Dasarnya adalah hadits berikut:Dari Mahmud
bin Labid berkata bahwa Rasulullah SAW
menceritakan kepada kami tentang seorang yang
menceraikan istrinya talak tiga sekaligus. Lalu
Rasulullah SAW berdiri sambil marah dan
berkata, ”Apakah kitabullah dipermainkan
sementara aku masih berada di antara kamu?”
Sampai-sampai ada seorang yang berdiri dan
bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Ya Rasul,
Bolehkah aku membunuh orang itu?”
Selain itu memang dalam Al-Quran telah
disebutkan bahwa talak itu berjenjang. “Talak itu
dua kali” sebagaimana disebutkan dalam surat Al-
Baqarah.
Kedua pendapat ini merupakan pilihan yang
masing-masingnya memiliki sejumlah dalil yang
kuat.
2. Talak Tidak Butuh Saksi. Mentalak istri adalah
sebuah pernyataan untuk melepaskan hubungan
syar’i antara suami dengan istri. Talak dilakukan
oleh suami kepada istrinya, tanpa membutuhkan
saksi atau pun hadir di depan hakim. Cukup
dilakukan dengan lafadz, ungkapan atau
pernyataan. Dan ungkapan/lafaz cerai itu ada dua
macam. Pertama lafaz yang sharih dan kedua
lafaz yang majazi . a. Lafaz sharih atau lafaz yang
jelas Di mana di dalam lafaz itu disebutkan secara
jelas kata ‘cerai’, ‘talak’ atau ‘firaq’. Bila hal ini
disebutkan, maka meski dilakukan dengan main-
main, tapi talaknya tetap jatuh.Lafaz yang sharih
misalnya, ”Aku ceraikan kamu.” Bila lafaz itu
diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya,
maka jatuhlah talaq satu. Bahkan meski itu
dilakukan dengan main-main.
Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang main-
mainnya tetap dianggap serius, yaitu nikah, talak
dan rujuk.” Dalam lain riwayat disebutkan, “nikah,
talak dan membebaskan budak”.
b. Lafaz yang bersifat kina`i, Yaitu lafaz yang tidak
secara jelas menyebutkan salah satu dari tiga lafaz
itu. Atau lafaz yang bisa bermakna ganda.
Misalnya adalah apa yang Anda sebutkan di
atas.Seperti seroang suami berkata kepada
istrinya, ”Pulanglah kamu ke rumah orang
tuamu”. Dalam kasus seperti ini, maka yang
menjadi titik acuannya adalah niat dari suami
ketika mengucapkannya. Atau `urf yang terjadi di
negeri itu.
Misalnya, kata-kata,”Pulanglah ke rumah orang
tuamu.” Apakah lafaz ini berarti thalaq atau
bukan? Jawabannya tergantung niat atau
kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Bila
kebiasaannya lafaz itu yang digunakan untuk
mencerai istri, maka jatuhlah thalak itu. Bila tidak,
maka tidak.
Talak kina`i ini tidak menjatuhkan talak kecuali bila
dengan niat dari pihak suami. Jadi tergantung
pada niatnya saat melafalkan lafaz kina’i itu.
3. Istri Tidak Ditemui Saat Talak Yang terpenting
istri itu tahu dan mendengar informasi bahwa
dirinya sudah ditalak suaminya. Tidak ada
persyaratan bahwa lafaz talaq itu harus diucapkan
suami langsung di depan istrinya. Talak bisa saja
disampaikan lewat tulisan atau pesan yang
dibawa seseorang kepada istri. Dan talak itu
sudah jatuh terhitung sejak suami
mengatakannya, bukan tergantung kapan istri
mengetahuinya.
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
pernah diajukan sebelumnya, namun saya sangat
membutuhkan penjelasan yang jelas dan singkat
dari Ustadz Ahmad mengenai proses talak 3.
Bisakah talak 3 dijatuhkan dalam sekali ucap?
Apakah diperlukan saksi-saksi dalam melakukan
talak? Apakah talak bisa dijatuhkan suami kepada
istri hanya melalui walinya saja tanpa keberadaan
istri ? Bagaimana dalil-dalilnya?
Esa W. Fadhilla
Jawaban
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
1. Talak Tiga Sekaligus. Jumhur ulama memang
mengatakan bahwa talak tiga bisa jatuh bila suami
mengatakannya tiga kali dalam satu majelis.
Contohnya, ”Kamu saya talak, kamu syaa talak,
kamu saya talak”. Maka jatuhlah talak tiga. Namun
pendapat ini bukanlah satu-satunya. Karena
ulama lain mengatakan bahwa lafaz seperti itu
tidak menjatuhkan talak tiga tapi hanya talak satu
saja. Dasarnya adalah hadits berikut:Dari Mahmud
bin Labid berkata bahwa Rasulullah SAW
menceritakan kepada kami tentang seorang yang
menceraikan istrinya talak tiga sekaligus. Lalu
Rasulullah SAW berdiri sambil marah dan
berkata, ”Apakah kitabullah dipermainkan
sementara aku masih berada di antara kamu?”
Sampai-sampai ada seorang yang berdiri dan
bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Ya Rasul,
Bolehkah aku membunuh orang itu?”
Selain itu memang dalam Al-Quran telah
disebutkan bahwa talak itu berjenjang. “Talak itu
dua kali” sebagaimana disebutkan dalam surat Al-
Baqarah.
Kedua pendapat ini merupakan pilihan yang
masing-masingnya memiliki sejumlah dalil yang
kuat.
2. Talak Tidak Butuh Saksi. Mentalak istri adalah
sebuah pernyataan untuk melepaskan hubungan
syar’i antara suami dengan istri. Talak dilakukan
oleh suami kepada istrinya, tanpa membutuhkan
saksi atau pun hadir di depan hakim. Cukup
dilakukan dengan lafadz, ungkapan atau
pernyataan. Dan ungkapan/lafaz cerai itu ada dua
macam. Pertama lafaz yang sharih dan kedua
lafaz yang majazi . a. Lafaz sharih atau lafaz yang
jelas Di mana di dalam lafaz itu disebutkan secara
jelas kata ‘cerai’, ‘talak’ atau ‘firaq’. Bila hal ini
disebutkan, maka meski dilakukan dengan main-
main, tapi talaknya tetap jatuh.Lafaz yang sharih
misalnya, ”Aku ceraikan kamu.” Bila lafaz itu
diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya,
maka jatuhlah talaq satu. Bahkan meski itu
dilakukan dengan main-main.
Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang main-
mainnya tetap dianggap serius, yaitu nikah, talak
dan rujuk.” Dalam lain riwayat disebutkan, “nikah,
talak dan membebaskan budak”.
b. Lafaz yang bersifat kina`i, Yaitu lafaz yang tidak
secara jelas menyebutkan salah satu dari tiga lafaz
itu. Atau lafaz yang bisa bermakna ganda.
Misalnya adalah apa yang Anda sebutkan di
atas.Seperti seroang suami berkata kepada
istrinya, ”Pulanglah kamu ke rumah orang
tuamu”. Dalam kasus seperti ini, maka yang
menjadi titik acuannya adalah niat dari suami
ketika mengucapkannya. Atau `urf yang terjadi di
negeri itu.
Misalnya, kata-kata,”Pulanglah ke rumah orang
tuamu.” Apakah lafaz ini berarti thalaq atau
bukan? Jawabannya tergantung niat atau
kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Bila
kebiasaannya lafaz itu yang digunakan untuk
mencerai istri, maka jatuhlah thalak itu. Bila tidak,
maka tidak.
Talak kina`i ini tidak menjatuhkan talak kecuali bila
dengan niat dari pihak suami. Jadi tergantung
pada niatnya saat melafalkan lafaz kina’i itu.
3. Istri Tidak Ditemui Saat Talak Yang terpenting
istri itu tahu dan mendengar informasi bahwa
dirinya sudah ditalak suaminya. Tidak ada
persyaratan bahwa lafaz talaq itu harus diucapkan
suami langsung di depan istrinya. Talak bisa saja
disampaikan lewat tulisan atau pesan yang
dibawa seseorang kepada istri. Dan talak itu
sudah jatuh terhitung sejak suami
mengatakannya, bukan tergantung kapan istri
mengetahuinya.
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Subscribe to:
Comments (Atom)