“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Wednesday, 8 February 2012
Berikut Kisah Nabi Isa as Menolak Disebut Tuhan.
Di dalam Al Qur'an, Isa atau yang
diklaim umat Kristiani sebagai Tuhan
Yesus, jelas-jelas menolak jika dirinya
disebut Tuhan.
Isa hanya manusia biasa yang
diangkat oleh Allah SWT sebagai Nabi- Nya. Berikut Kisah Nabi Isa as
Menolak Disebut Tuhan. Nabi Isa as diangkat menjadi nabi
untuk berdakwah kepada kaum Bani
Israil di Palestina.
DalamAl Qur'an, nama Isa disebut
sebanyak 25 kali.
Sebagai seorang Nabi, Isa banyak dikarunia mukjizat. Al Qur'an menceritakan keajaiban
kelahiran Nabi Isa as sebagai anak
Maryam tanpa ayah. Menurut kisah Al
Qur'an, Maryam selalu beribadah dan
telah dikunjungi oleh Malaikat Jibril.
Dan Malaikat Jibril mengatakan kepada Maryam bahwa akan
diberikan calon anak yang bernama
Isa. Maryam sangat terkejut karena ia
telah bersumpah untuk menjaga
keperawanannya kepada Allah SWT. Lalu Jibril pun menenangkan Maryam
dan mengatakan bahwa perkara itu
adalah perkara yang mudah bagi
Allah SWT, seperti halnya dalam
penciptaan Adam tanpa ibu dan
bapak. Allah SWT berfirman, َّﻲَﻠَﻋ َﻮُﻫ ِﻚُّﺑَﺭ َﻝﺎَﻗ ِﻚِﻟَﺬَﻛ َﻝﺎَﻗ
ِﺱﺎَّﻨﻠِﻟ ًﺔَﻳﺁ ُﻪَﻠَﻌْﺠَﻨِﻟَﻭ ٌﻦِّﻴَﻫ
ﺍًﺮْﻣَﺃ َﻥﺎَﻛَﻭ ﺎَّﻨِﻣ ًﺔَﻤْﺣَﺭَﻭ
ﺎًّﻴِﻀْﻘَﻣ Artinya:
Jibril berkata: "Demikianlah".
Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah
mudah bagiku; dan agar dapat Kami
menjadikannya suatu tanda bagi
manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara
yang sudah diputuskan".
(QS. Maryam: 21). Banyak Karunia Mukjizat Setelah Maryam mengandung, ia
mengasingkan diri dari keluarganya
ke suatu tempat. Di sana ia melahirkan
dan beristirahat di dekat sebuah
batang pohon kurma. Meskipun masih
bayi, namun Nabi Isa as telah dikarunia mukjizat oleh Allah SWT.
Kala itu Nabi Isa as bisa berbicara
kepada ibunya untuk
mengguncangkan pohon kurma
sehingga buahnya berjatuhan. Di
makanlah buah kurma yang lezat itu. Maryam bersama anaknya kemudian
kembali ke area penduduk. Namun
saat itu Maryam dituduh telah
melakukan perzinaan karena punya
anak tanpa seorang ayah. Lagi-lagi
Nabi Isa as yang masih bayi dapat berbicara kepada Bani Israil saat itu.
Kata-kata Nabi Isa as diabadikan
dalam Al Qur'an. َﻲِﻧﺎَﺗﺁ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﺪْﺒَﻋ ﻲِّﻧِﺇ َﻝﺎَﻗ
ﺎًّﻴِﺒَﻧ ﻲِﻨَﻠَﻌَﺟَﻭ َﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ
ُﺖْﻨُﻛ ﺎَﻣ َﻦْﻳَﺃ ﺎًﻛَﺭﺎَﺒُﻣ ﻲِﻨَﻠَﻌَﺟَﻭ
ِﺓﺎَﻛَّﺰﻟﺍَﻭ ِﺓﻼَّﺼﻟﺎِﺑ ﻲِﻧﺎَﺻْﻭَﺃَﻭ
ﺎًّﻴَﺣ ُﺖْﻣُﺩ ﺎَﻣ
ﻲِﻨْﻠَﻌْﺠَﻳ ْﻢَﻟَﻭ ﻲِﺗَﺪِﻟﺍَﻮِﺑ ﺍًّﺮَﺑَﻭ ﺎًّﻴِﻘَﺷ ﺍًﺭﺎَّﺒَﺟ Artinya:
30. berkata Isa: "Sesungguhnya aku
ini hamba Allah, Dia memberiku Al
kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang Nabi,
31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan
kepadaku (mendirikan) shalat dan
(menunaikan) zakat selama aku
hidup;
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang
yang sombong lagi celaka.
(QS. Maryam: 30-32). Nabi Isa as diutus kepada Bani Israil
untuk mengajarkan tentang ke-Esaan
Allah SWT dan menyelamatkan
mereka dari kesesatan. Nabi Isa as kemudian tumbuh dewasa
dengan berbagai mukjizat sebagai
tanda kenabian.
Diantara mukjizat Nabi Isa as adalah:
1. Bisa berbicara waktu masih bayi.
2. Dapat memberikan kehidupan kepada burung yang dibuat dari
tanah liat.
3. Menyembuhkan orang yang sakit
Lepra.
4. Menyembuhkan orang buta.
5. Membangkitkan orang mati. 6. Meminta makanan dari surga atas
permintaan murid-muridnya. Melihat banyak hal yang luar biasa
telah dilakukan oleh Nabi Isa as, Bani
Israil kemudian menyangka bahwa
Nabi Isa as adalah Tuhan. Namun,
Nabi Isa as mengelak mengakui
dirinya adalah Tuhan. Ia menegaskan bahwa dirinya hanyalah utusan Allah
SWT. Sedangkan yang wajib disembah
hanya Allah SWT. Nabi Isa as Tunduk Pada Allah
SWT. Penolakan Nabi Isa as ini diabadikan
dalam Al Qur'an Surat Al Maidah ayat
116-117. َﻦْﺑﺍ ﻰَﺴﻴِﻋ ﺎَﻳ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﺎَﻗ ْﺫِﺇَﻭ
ِﺱﺎَّﻨﻠِﻟ َﺖْﻠُﻗ َﺖْﻧَﺃَﺃ َﻢَﻳْﺮَﻣ
ْﻦِﻣ ِﻦْﻴَﻬَﻟِﺇ َﻲِّﻣُﺃَﻭ ﻲِﻧﻭُﺬِﺨَّﺗﺍ
ﺎَﻣ َﻚَﻧﺎَﺤْﺒُﺳ َﻝﺎَﻗ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻥﻭُﺩ
َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣ َﻝﻮُﻗَﺃ ْﻥَﺃ ﻲِﻟ ُﻥﻮُﻜَﻳ
ْﺪَﻘَﻓ ُﻪُﺘْﻠُﻗ ُﺖْﻨُﻛ ْﻥِﺇ ٍّﻖَﺤِﺑ ﻲِﻟ ﻲِﺴْﻔَﻧ ﻲِﻓ ﺎَﻣ ُﻢَﻠْﻌَﺗ ُﻪَﺘْﻤِﻠَﻋ
َﻚَّﻧِﺇ َﻚِﺴْﻔَﻧ ﻲِﻓ ﺎَﻣ ُﻢَﻠْﻋَﺃ ﻻَﻭ
ِﺏﻮُﻴُﻐْﻟﺍ ُﻡﻼَﻋ َﺖْﻧَﺃ Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman:
"Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia:
"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). jika aku
pernah mengatakan Maka tentulah
Engkau mengetahui apa yang ada
pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha
mengetahui perkara yang ghaib-
ghaib".
(QS. Al-Maidah: 116). Begitu Nabi Isa as ditanya oleh Allah
SWT,
"Hai Isa putra Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia,
Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
Tuhan selain Allah?" Kontan saja Nabi Isa bersujud,
badannya gemetar dan tulang-
tulangnya berbunyi seperti akan
retak. Dengan tegas Nabi Isa as kemudian
menjawab,
"Maha suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). jika aku
pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada
pada diriku dan aku tidak mengetahui
apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha
mengetahui perkara yang ghaib-
ghaib". Nabi Isa as kemudian menegaskan
sebagaimana dalam Al Qur'an berikut
ini. ِﻪِﺑ ﻲِﻨَﺗْﺮَﻣَﺃ ﺎَﻣ ﻻِﺇ ْﻢُﻬَﻟ ُﺖْﻠُﻗ ﺎَﻣ
ْﻢُﻜَّﺑَﺭَﻭ ﻲِّﺑَﺭ َﻪَّﻠﻟﺍ ﺍﻭُﺪُﺒْﻋﺍ ِﻥَﺃ
ُﺖْﻣُﺩ ﺎَﻣ ﺍًﺪﻴِﻬَﺷ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُﺖْﻨُﻛَﻭ
َﺖْﻧَﺃ َﺖْﻨُﻛ ﻲِﻨَﺘْﻴَّﻓَﻮَﺗ ﺎَّﻤَﻠَﻓ ْﻢِﻬﻴِﻓ
ِّﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ َﺖْﻧَﺃَﻭ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ َﺐﻴِﻗَّﺮﻟﺍ
ٌﺪﻴِﻬَﺷ ٍﺀْﻲَﺷ Artinya:
"Aku tidak pernah mengatakan
kepada mereka kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku
(mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah
Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap
mereka, selama aku berada di antara
mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan Aku, Engkau-lah yang
mengawasi mereka. dan Engkau
adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu."
(QS. Al-Maidah: 117).
Kisah Pendeta Yang Insaf
Ibrahim al-Khawas ialah seorang wali
Allah yang terkenal keramat dan
dimakbulkan segala doanya oleh
Tuhan. Beliau pernah menceritakan
suatu peristiwa yang pernah
dialaminya. Katanya, “Menurut kebiasaanku, aku keluar menziarahi
Mekah tanpa kendaraan dan kafilah.
Pada suatu kali, tiba-tiba aku tersesat
jalan dan kemudian aku berhadapan
dengan seorang rahib Nasrani
(Pendeta Kristian).” Bila dia melihat aku dia pun berkata,
“Wahai rahib Muslim, bolehkah aku
bersahabat denganmu?” Ibrahim segera menjawab, “Ya,
tidaklah aku akan menghalangi
kehendakmu itu.” Maka berjalanlah Ibrahim bersama
dengannya selama tiga hari tanpa
meminta makanan sehinggalah rahib
itu menyatakan rasa laparnya
kepadaku, katanya, “Tiadalah ingin
aku memberitakan kepadamu bahawa aku telah menderita
kelaparan. Kerana itu berilah aku
sesuatu makanan yang ada padamu.”
Mendengar permintaan rahib itu,
lantas Ibrahim pun bermohon kepada
Allah dengan berkata, “Wahai Tuhanku, Pemimpinku, Pemerintahku,
janganlah engkau memalukan aku di
hadapan seteru engkau ini.” Belum pun habis Ibrahim berdoa, tiba-
tiba turunlah setalam hidangan dari
langit berisi dua keping roti, air
minuman, daging masak dan tamar.
Maka mereka pun makan dan minum
bersama dengan senang sekali. “Sesudah itu aku pun meneruskan
perjalananku. Sesudah tiga hari tiada
makanan dan minuman, maka di kala
pagi, aku pun berkata kepada rahib
itu, “Hai rahib Nasrani, berikanlah ke
mari sesuatu makanan yang ada kamu. Rahib itu menghadap kepada
Allah, tiba-tiba turun setalam
hidangan dari langit seperti yang
diturunkan kepadaku dulu.” Sambung Ibrahim lagi, “Tatkala aku
melihat yang demikian, maka aku pun
berkata kepada rahib itu – Demi
kemuliaan dan ketinggian Allah,
tiadalah aku makan sehingga engkau
memberitahukan (hal ini) kepadaku.” Jawab rahib itu, “Hai Ibrahim, tatkala
aku bersahabat denganmu, maka
jatuhlah telekan makrifah
(pengenalan) engkau kepadaku, lalu
aku memeluk agama engkau.
Sesungguhnya aku telah membuang- buang masa di dalam kesesatan dan
sekarang aku telah mendekati Allah
dan berpegang kepada-Nya. Dengan
kemuliaan engkau, tiadalah dia
memalukan aku. Maka terjadilah
kejadian yang engkau lihat sekarang ini. Aku telah mengucapkan seperti
ucapanmu (kalimah syahadah).” “Maka sucitalah aku setelah
mendengar jawapan rahib itu.
Kemudian aku pun meneruskan
perjalanan sehingga sampai ke Mekah
yang mulia. Setelah kami mengerjakan
haji, maka kami tinggal dua tiga hari lagi di tanah suci itu. Suatu ketika,
rahib itu tiada kelihatan olehku, lalu
aku mencarinya di masjidil haram,
tiba-tiba aku mendapati dia sedang
bersembahyang di sisi Ka’bah.” Setelah selesai rahib itu
bersembahyang maka dia pun
berkata, “Hai Ibrahim, sesungguhnya
telah hampir perjumpaanku dengan
Allah, maka peliharalah kamu akan
persahabatan dan persaudaraanku denganmu.” Baru saja dia berkata begitu, tiba-tiba
dia menghembuskan nafasnya yang
terakhir yaitu pulang ke rahmatullah.
Seterusnya Ibrahim menceritakan,
“Maka aku berasa amat dukacita di
atas kepergiannya itu. Aku segera menguruskan hal-hal pemandian,
kafan dan pengebumiannya. Apabila
malam aku bermimpi melihat rahib itu
dalam keadaan yang begitu gagah
sekali tubuhnya dihiasi dengan
pakaian sutera yang indah.” Melihatkan itu, Ibrahim pun terus
bertanya, “Bukankah engkau ini
sahabat aku kemarin, apakah yang
telah dilakukan oleh Allah terhadap
engkau?” Dia menjawab, “Aku berjumpa
dengan Allah dengan dosa yang
banyak, tetapi dimaafkan dan
diampunkan-Nya semua itu kerana
aku bersangka baik (zanku) kepada-
Nya dan Dia menjadikan aku seolah- olah bersahabat dengan engkau di
dunia dan berhampiran dengan
engkau di akhirat.”
Begitulah persahabatan di antara dua
orang yang berpengetahuan dan
beragama itu akan memperolehi hasil yang baik dan memuaskan. Walaupun
salah seorang dahulunya beragama
lain, tetapi berkat keikhlasan dan
kebaktian kepada Allah, maka dia
ditarik kepada Islam dan mengalami
ajaran-ajarannya.”
Subscribe to:
Posts (Atom)