Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday, 9 February 2012

Merubah Diri Sendiri

Kekuatan seseorang mengubah dirinya akan menjadi salah satu kunci kesuksesan… Kita bisa dikatakan sukses jika kita selalu beriman & bertakwa kepada Allah, dengan sungguh-sungguh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Begitu banyak keinginan kita sebagai hamba Nya Sehingga kita pun banyak berharap dan berdoa kepada Allah agar keinginan kita dapat terkabul. Namun sibuknya kita meminta kadang-kadang membuat kita tidak sempat menilai diri kita sendiri. Terkadang kita hanya sibuk meminta kepada Allah & berharap semua doa kita selalu di ijabah oleh Allah, tapi kita sendiri tidak pernah mau berusaha untuk merubah diri kita menjadi lebih baik… “Jangan Hanya Menuntut Hak Kita Kepada Allah, Padahal Kita Sering Lupa Menjalankan Kewajiban Kita Kepada Allah” Kita berharap padi yang kita tanam dapat tumbuh subur, tetapi kita sendiri tidak bergairah mencangkul, memberi pupuk dan memeliharanya dengan baik. Mana mungkin keinginan itu dapat tercapai? Kita berdoa kepada Allah karena ingin dimudahkan dalam mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Tetapi, kita tidak meningkatkan kegigihan belajar, enggan memperluas wawasan, malas berkonsultasi, tidak mau menggali informasi sebanyak banyaknya, pendek kata tidak mau bersungguh- sungguh (hanya berdoa, tanpa berikhtiar semaksimal mungkin) Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat 11 : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” jadi setiap manusia bebas menentukan pilihan nya mau menjadi orang beriman ataupun menjadi jahat...ALLAH pun tak akan rugi jika kalian menjadi jahat yang pasti setiap perbuatan itu pasti ada balasan nya PAHALA ATAU DOSA SURGA ATAU NERAKA,,, jd teman2 tinggal memilih saja mw yang mana??? (tentu saja pasti mendambakan surga) Pernah suatu ketika ada seorang istri yang begitu mendambakan memiliki anak-anak yang shalih dan suami yang lebih bertanggung jawab, dapat menjadi teladan yang baik bagi keluarga serta taat dalam beribadah. Ia telah banyak memanjatkan doa kepada Allah. Tak jarang pula mendatangi ulama untuk meminta nasihat dan didoakan. Akan tetapi, wanita tersebut ibadahnya tidak pernah ditingkatkan. Shalatnya pun masih biasa-biasa saja…. Kita selalu menginginkan agar doa kita bisa diijabah dengan cepat oleh Allah. Tapi kita hanya selalu meminta, tanpa memperbaiki diri kita sendiri menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada Allah Lihat pula kedalam diri sendiri, selidikilah apa saja yang kurang dari kebiasaan ibadah kita selama ini. Tidak cukup hanya dengan doa saja, tapi terus perbaiki diri semaksimal mungkin. Namun, bila semua ikhtiar mengubah diri tersebut enggan dilakukan, bagaimana mungkin segala sesuatu yang kita harapkan itu bisa kesampaian? Kita harus mulai berani mengubah kebiasaan yang kurang baik, sejauh yang sanggup kita ubah. Bila kita selama ini terbiasa merokok cobalah mulai dikurangi. Daripada uang dibelikan rokok lebih baik disedekahkan karena bersedekah itu jelas-jelas merupakan perbuatan mulia yang mengandung nilai pahala yang amat tinggi, sedangkan "membakar" uang melalui rokok, adalah perbuatan mubadzir yang mengundang bala. Malam hari yang biasanya tidur pulas, kali ini bangunlah untuk tahajud. Siang hari, yang biasanya segala makanan disantap, cobalah kali ini belajar menahan diri dengan melaksanakan shaum sunnah. Selama ini sudah terbiasa tidak bisa menahan lisan, maka sekarang jagalah lisan kita agar tidak menyakiti orang lain. Kita banyak didera oleh berbagai persoalan hidup, lantas sangat berharap segera terbebas dan memperoleh kenyamanan dan kebahagiaan, tetapi selama hidup tidak pernah masuk ke mesjid. Bukankah kesanggupan pergi ke mesjid untuk bersujud kehadapan- Nya itu adalah karunia Allah yang diberikan kepada kita…. . Lalu tengok pakaian yang sedang kita kenakan, adakah memang milik sendiri, tidakkah dibeli dengan uang haram? Mulut mungkin selama ini terlalu banyak dipergunakan untuk menyakiti perasaan orang lain. Mulailah dari sekarang menjaga setiap ucapan kita . Pendek kata semakin banyak permintaan yang kita panjatkan kepada Allah, semakin kita harus pandai-pandai mencermati diri, apalagi yang harus kita ubah dari diri kita sendiri. Insya Allah semua ini akan membuat lebih cepat diijabahnya suatu doa. Berdoa adalah suatu amalan yang baik, tetapi perubahan suatu amalan yang tidak baik menjadi baik itu juga harus lebih bagus lagi dari yang sudah-sudah. Kalau kita rajin berdoa tetapi selama ini tidak ada perubahan akhlak, mutu ibadah ataupun pengendalian diri, maka tidak usah menyalahkan siapa-siapa kalau doa kita sepertinya hampa dan tak terkabulkan. Padahal mustahil Allah tidak mengabulkan doa seorang hamba. Begitu banyak ayat Al Qur'an dan hadist yang menegaskan jaminan Allah ini, "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku menjawab doa seseorang yang berdoa manakala ia berdoa" (QS.Al Baqarah:186) Pada umumnya orang itu suka lebih sibuk dan merasa pusing dengan apa yang diinginkannya ketimbang mengubah dirinya sendiri. Bagi orang yang doanya ingin diijabah, ia akan melihat kritik, pencelaan, atau cercaan orang lain itu sebagai bagian dari karunia Allah, sehingga ia lebih mudah mengubah diri daripada sibuk-sibuk membela diri. Tidak demikian halnya bagi orang yang tidak mau berubah. Ketika mendapatkan sesuatu yang tidak enak, mendengar kritik atau hinaan orang, maka ia akan lebih sibuk membela diri daripada segera berintropeksi untuk mengubah diri. Bahkan ia akan serta untuk menutup-nutupi, bukannya memperbaiki. Nah kalau kita lebih suka berdalih daripada mengubah diri, kita tidak usah terlalu banyak berharap. Terhalang doa kita nantinya justru oleh kelakukan kita sendiri. Allah pasti mengabulkan doa-doa setiap umatnya… jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh & selalu bertakwa kepada Allah. Tetapi bagaimana agar dengan doa kita bisa membuat mutu diri semakin tinggi dan semakin dekat dengan Allah, inilah justru faktor yang harus kita tekankan. Ingatlah selalu Firman Allah dalam Surat Ar Rad Ayat 11 : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” Saudaraku… Marilah kita berikhtiarlah dengan semaksimal mungkin untuk memperbaiki diri, berdoa dan selalu bertakwa kepada Allah, agar kita bisa bahagia di dunia maupun akhirat. Dan jangan bersedih jika kita telah berikhtiar semaksimal mungkin dan berdoa, tapi doa kita belum di ijabah oleh Allah, karena Allah Maha Mengetahui Apa Yang Terbaik Untuk Hamba Nya. " Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal itu buruk bagimu,,ALLAH maha mengetahui ,sedangkan kamu tdk mengetahui'' (QS.AL-Baqarah:216)” “Sesungguhnya Allah tdk pernah mencabut sesuatu dari kita, kecuali Dia menggantinya dengan yg lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila kita bersabar & tetap ridha dgn segala ketetapan Nya. "Selamat atasmu karena kesabaranmu, maka alangkah baiknya tempat sesudah itu (QS.Ar Rada:24)” “Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yg berdoa apabila dia berdoa kepada Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah Ku & beriman kepada Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran (QS.AL Baqarah:186)”

Wednesday, 8 February 2012

Ikan yang Menelan Nabi Yunus Ketakutan

Nabi Yunus as pernah mengalami putus as karena dakwahnya yang terus menerus bahkan bertahun- tahun itu ditolak oleh warga Ninawa. Ia akhirnya naik kapal laut dan dimakan seekor ikan yang bernama ikan Nun (mirip ikan Paus besar). Di dalam perut ikan itu Nabi Yunus as bertobat. Peristiwa tobatnya Nabi Yunus terjadi pada bulan Muharam atau tepatnya tanggal 10 Muharam. Dalam menyampaikan dakwahnya, Nabi Yunus as membimbing kaumnya untuk berbuat kebaikan serta menakutinya dengan kedahsyatan api neraka. Namun, hidayah Allah SWT belum turun kepada kaumnya sehingga tak ada seorang pun penduduk Ninawa yang beriman melainkan hanya sedikit saja. Nabi Yunus as mulai merasakan keputusasaan dari kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan kemarahan pada kaum Ninawa yang tidak beriman. Kemudian Nabi Yunus as memutuskan untuk keluar dari negeri tersebut. Nabi Yunus as lantas pergi ke tepi laut. Saat itulah beliau seakan-akan lupa bahwa tugas seorang Nabi adalah untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Lalu Nabi Yunus as pun menaiki sebuah kapal. Ia tidak menyadari bahwa ia lari dari ketentuan Allah SWT menuju ketentuan Allah SWT yang lain. Perahu pun berjalan dengan tenangnya pada siang hari. Namun, pada malam harinya, kondisi alam tiba-tiba berubah menjadi kejam. Angin bertiup sangat kencang dan akhirnya ombak pun menghantam kapal dengan kerasnya. Dalam keadaan serba panik tersebut, tiba-tiba saja ada seekor ikan besar (ikan Nun, mirip Paus) muncul ke permukaan sehingga seluruh penumpang ingin menceburkan diri ke laut. "Lompatlah wahai musafir yang misterisu," teriak salah seorang penumpang kepada Nabi Yunus as. Namun Nabi Yunus as tetap saja berdiri di tempatnya sembari menjaga keseimbangan agar tidak jatuh ke laut. Namun, karena tiupan angin yang makin kencang, beliaupun tak kuasa menahan hingga jatuh ke laut. Di permukaan laut yang luas itu, tubuh Nabi Yunus as mengambang, lalu mendekatlah seekor ikan Nun raksasa yang melahap tubuh Nabi yunus as. Kemudian ikan itu kembali lagi ke dasar laut. Ikan dan Tumbuhan ikut Bertasbih. Nabi Yunus as sangat terkejut karena mendapati dirinya dalam perut sebuah ikan. Dalam keadaan itulah Nabi Yunus as bertobat. Beliau mengucap banyak kalimat tasbih kepada Allah SWT. Beliau tak henti-hentinya menangis, tidak makan, tidak minum dan tidak bergerak. Ikan-ikan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di dasar laut mendengar tasbih Nabi Yunus as, kemudian semua makhluk laut pun berkumpul di sekitar ikan Nun sambil mengucapkan tasbih seperti kalimat tasbih Nabi Yunus as ucapkan. Tobat Nabi Yunus as diterima Allah SWT. Ikan yang memakan Nabi Ynus as tersentak kaget karena begitu banyaknya ikan dan tumbuhan yang mengucapkan tasbih di dekatnya. Ikan tersebut ketakutan, hingga dia baru sadar bahwa dirinya telah memakan seorang kekasih Allah SWT. Mendengar tasbih yang merdu itu, ikan Nun pun ikut-ikutan bertasbih. Ikan Nun sangat ketakutan, namun dalam dirinya dia berkata, "Mengapa saya harus takut, bukankah yang memerintahkan adalah Allah SWT?" "Tapi yang aku telan adalah kekasih- Nya, bagaimana ini?" Dalam keadaan bimbang, ikan Nun makin mengeraskan suara tasbihnya hingga dasar laut menjadi hiruk pikuk. Kalimat Tasbih Nabi Yunus as adalah sebagai berikut: "Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah Yang Maha Suci. Sesungguhnya saya termasuk orang yang menganiaya diri sendiri." Allah SWT telah melihat ketulusan tobat Nabi Yunus as. Allah SWT menurunkan perintah kepada ikan Nun agar emngelurkan Nabi Ynus as ke permukaan laut dan membuangnya di suatu pulau yang ditentukan oleh Allah SWT. Ikan Nun pun mentaati perintah Allah SWT. Tubuh Nabi Ynus as kemudian dimuntahkan dan beliau terhempas ke daratan dalam keadaan kurus kering. Namun, atas izin Allah SWT, tubuh Nabi Yunus as bisa kembali sehat dan bugar. Demikianlah kisah bertasbihnya Nabi Ynus as sehingga selamat dari ikan Paus. Kisah ini ditegaskan dalam Al Qur'an Surat Ash-Shaaffat ayat 139-145. َﻦﻴِﻠَﺳْﺮُﻤْﻟﺍ َﻦِﻤَﻟ َﺲُﻧﻮُﻳ َّﻥِﺇَﻭ ِﻥﻮُﺤْﺸَﻤْﻟﺍ ِﻚْﻠُﻔْﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ َﻖَﺑَﺃ ْﺫِﺇ َﻦﻴِﻀَﺣْﺪُﻤْﻟﺍ َﻦِﻣ َﻥﺎَﻜَﻓ َﻢَﻫﺎَﺴَﻓ ٌﻢﻴِﻠُﻣ َﻮُﻫَﻭ ُﺕﻮُﺤْﻟﺍ ُﻪَﻤَﻘَﺘْﻟﺎَﻓ َﻦﻴِﺤِّﺒَﺴُﻤْﻟﺍ َﻦِﻣ َﻥﺎَﻛ ُﻪَّﻧَﺃ ﻻْﻮَﻠَﻓ َﻥﻮُﺜَﻌْﺒُﻳ ِﻡْﻮَﻳ ﻰَﻟِﺇ ِﻪِﻨْﻄَﺑ ﻲِﻓ َﺚِﺒَﻠَﻟ ٌﻢﻴِﻘَﺳ َﻮُﻫَﻭ ِﺀﺍَﺮَﻌْﻟﺎِﺑ ُﻩﺎَﻧْﺬَﺒَﻨَﻓ Artinya: 139. Sesungguhnya Yunus benar- benar salah seorang rasul, 140. (ingatlah) ketika ia lari[1288], ke kapal yang penuh muatan, 141. kemudian ia ikut berundi[1289] lalu Dia Termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. 142. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam Keadaan tercela[1290]. 143. Maka kalau Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, 144. niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. 145. kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam Keadaan sakit. Keterangan: [1288] Yang dimaksud dengan lari di sini ialah pergi meninggalkan kewajiban. [1289] Undian itu diadakan karena muatan kapal itu sangat penuh. kalau tidak dikurangi mungkin akan tenggelam. oleh sebab itu diadakan undian. siapa yang kalah dalam undian itu dilemparkan kelaut. Yunus a.s. Termasuk orang-orang yang kalah dalam undian tersebut sehingga ia dilemparkan ke laut. [1290] Sebab Yunus tercela ialah karena Dia lari meninggalkan kaumnya.