Nonton iklan bentar ya...!!!

Monday, 20 February 2012

CINTA ADALAH FITRAH YANG SUCI

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21) Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit. Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik. Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya. Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram. PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA "Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan" (Sunan Ibnu Majah) Pernikahan dalam islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.Dan bagi insan manusia yang saling menyintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka. Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan agama sangat tidak disarankan oleh islam.Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik , dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama.Karena hal ini bukanlah cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus.Karena itu cinta memerlukan kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan menyengsarakannya dan bukan juga menjerumuskannya ke jurang maksiat. Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh agama.Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling menyintai sangatlah tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya. Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya.Dan tidak ada yang melebihi ikatan ini.Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling menyinta itu memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun duka.

Sunday, 19 February 2012

Persediaan Sebelum Tidur

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Zaid al-Ansari r.a bahawa dia pernah melihat Nabi Muhammad SAW berbaring terlentang di dalam masjid, meletakkan sebelah kakinya pada sebelah kakinya yang lain.” (al-Bukhari) Huraian: Sekiranya hendak tidur kita disarankan mengikut sunah Rasulullah SAW. Dalam suatu riwayat menerangkan: “Daripada ‘Aisyah r.a katanya: “Nabi SAW apabila berbaring di tempat tidurnya pada setiap malam, baginda mengangkat kedua tangannya (seperti berdoa), lalu meniup dan membaca surah al-Ikhlas, surah al-Falaq, surah an-Nas, kemudian baginda menyapukan tangannya itu ke seluruh badan yang dimulai dari kepalanya dan mukanya dan bahagian depan daripada badannya, Baginda melakukannya sebanyak tiga kali.” (at-Tirmizi) Selain itu sebelum tidur baginda menunaikan sembahyang witir kerana Nabi SAW juga telah mengingatkan umatnya bahawa syaitan sering mengganggu manusia ketika tidur. Oleh itu kita dianjurkan supaya mengamalkan solat witir setiap kali sebelum tidur. Ketika baginda terbangun daripada tidur di tengah malam pula, baginda akan membasuh muka dan kedua belah tangan sebelum baginda tidur semula. Berkenaan dengan cara tidur pula, Rasulullah SAW selain daripada tidur miring ke sebelah kanan, baginda juga pernah tidur terlentang dengan cara meletakkan satu kaki di atas yang lain sebagaimana maksud hadis di atas.