“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Monday, 12 March 2012
ISTRIKU BUKAN BIDADARI DAN SUAMIKU BUKAN MALAIKAT
Tidak etis dan tidak
manusiawi bilakita (laki-laki) hanya
pandai mengorek kekurangan istri,
namun kita tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya.
................... Buktikan Saudaraku, bahwa Anda
benar-benar seorang suami yang
berjiwa besar, sehingga Anda peka
dan lihai dalam membaca kelebihan
pasangan Anda. Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam begitu peka dan mahir dalam
membaca segala hal, termasuk suasana
hati istrinya. Aisyah mengisahkan,
ﻲِّﻧِﺇ :َﻢَّﻠَﺳ َﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻝﻮُﺳَﺭ ﻲِﻟ َﻝﺎَﻗ
َّﻲَﻠَﻋ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇَﻭ ،ًﺔَﻴِﺿﺍَﺭ ﻲِّﻨَﻋ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇ ُﻢَﻠْﻋَﺄَﻟ ،َﻚِﻟَﺫ ُﻑِﺮْﻌَﺗ َﻦْﻳَﺃ ْﻦِﻣ ُﺖْﻠُﻘَﻓ :ْﺖَﻟﺎَﻗ . ﻰَﺒْﻀَﻏ
َﻻ َﻦْﻴِﻟﻮُﻘَﺗ ِﻚَّﻧِﺈَﻓ ًﺔَﻴِﺿﺍَﺭ ﻲِّﻨَﻋ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇ ﺎَّﻣَﺃ :َﻝﺎَﻘَﻓ
ِّﺏَﺭَﻭ َﻻ ِﺖْﻠُﻗ ﻰَﺒْﻀَﻏ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇَﻭ ،ٍﺪَّﻤَﺤُﻣ ِّﺏَﺭَﻭ
،ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ﺎَﻳ ِﻪَّﻠﻟﺍَﻭ ْﻞَﺟَﺃ ُﺖْﻠُﻗ :ْﺖَﻟﺎَﻗ .َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ
َﻚَﻤْﺳﺍ َّﻻِﺇ ُﺮُﺠْﻫَﺃ ﺎَﻣ “Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau
ridha kepadaku, demikian pula bila
engkau sedang marah kepadaku.’
Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’
Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau
sedang ridha kepadaku, maka ketika
engkau bersumpah, engkau berkata,
‘Tidak, demi Tuhan Muhammad.
Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika
engkau bersumpah, engkau berkata,
‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’
Mendengar penjelasan ini, Aisyah
menimpalinya dan berkata, ‘Benar,
sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku
tinggalkan, kecuali namamu
saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi) Demikianlah teladan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka
dengan suasana hati istrinya, sehingga
beliau bisa membaca isi hati istrinya
dari ucapan sumpahnya. Walaupun
Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap
bermanis muka, senantiasa berada di
sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan berbicara seperti biasa,
namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya.
Luar biasa, perhatian, kejelian, dan
kepekaan yang tidak ada bandingnya. Tidak mengherankan, bila beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(ﻲِﻠْﻫَﺄِﻟ ْﻢُﻛُﺮْﻴَﺧ ﺎَﻧَﺃَﻭ ِﻪِﻠْﻫَﺄِﻟ ْﻢُﻛُﺮْﻴَﺧ ْﻢُﻛُﺮْﻴَﺧ “Orang terbaik di antara kalian ialah
orang yang terbaik dalam
memperlakukan istrinya, dan aku
adalah orang terbaik di antara kalian
dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-
Tirmidzi) Bagaimana dengan Anda, Saudaraku?
Dengan apa Anda dapat mengenali dan
meraba suasana hati pasangan Anda? Saudaraku, tidak ada salahnya bila
sejenak Anda kembali memutar
lamunan dan gambaran tentang istri
ideal dan idaman yang pernah singgah
dalam benak Anda. Selanjutnya,
bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
kaum wanita berikut ini,
ِﻥِﺇَﻭ ،ﺎَﻬَﺗْﺮَﺴَﻛ ﺎَﻬَﺘْﻤَﻗَﺃ ْﻥِﺇ ، ِﻊَﻠِّﻀﻟﺎَﻛ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ
ٌﺝَﻮِﻋ ﺎَﻬﻴِﻓَﻭ ﺎَﻬِﺑ َﺖْﻌَﺘْﻤَﺘْﺳﺍ ﺎَﻬِﺑ َﺖْﻌَﺘْﻤَﺘْﺳﺍ
“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya
engkau menjadikannya patah, dan bila
engkau bersenang-senang
dengannya, niscaya engkau dapat
bersenang-senang dengannya,
sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi) Pada riwayat lain, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺎَﻤَّﻧِﺇَﻭ ٍﺓَﺪِﺣﺍَﻭ ٍﺔَﻘﻴِﻠَﺧ ﻰَﻠَﻋ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ َﻚَﻟ ُﻢﻴِﻘَﺘْﺴَﺗ َﻻ
ﺎَﻬْﻛُﺮْﺘَﺗ ْﻥِﺇَﻭ ﺎَﻫْﺮِﺴْﻜَﺗ ﺎَﻬْﻤِﻘُﺗ ْﻥِﺇ ُﻊَﻠِّﻀﻟﺎَﻛ َﻲِﻫ
ٌﺝَﻮِﻋ ﺎَﻬﻴِﻓَﻭ ﺎَﻬِﺑ ْﻊِﺘْﻤَﺘْﺴَﺗ
“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan.
Sesungguhnya, wanita itu bak tulang
rusuk. Bila engkau ingin
meluruskannya, niscaya engkau
menjadikannya patah. Adapun bila
engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang
dengannya, (tetapi hendaklah engkau
ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad) Nah, sekarang, silakan Anda mengorek
memori Anda tentang wanita
pendamping hidup Anda. Temukan
berbagai kelebihan padanya, dan
selanjutnya tersenyumlah, karena
ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan. Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa
tergoda oleh kecantikan wanita lain,
maka ketahuilah bahwa sesuatu yang
dimiliki oleh wanita itu ternyata juga
telah dimiliki oleh istri Anda. Maka,
bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّﻥِﺈَﻓ ُﻪَﻠْﻫَﺃ ِﺕْﺄَﻴْﻠَﻓ ُﻪْﺘَﺒَﺠْﻋَﺄَﻓ ًﺓَﺃَﺮْﻣﺍ ُﻢُﻛُﺪَﺣَﺃ ﻯَﺃَﺭ ﺍَﺫِﺇ
ﺎَﻬَﻌَﻣ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﻞْﺜِﻣ ﺎَﻬَﻌَﻣ “Bila engkau melihat seorang wanita,
lalu ia memikat hatimu, maka segeralah
datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu
memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh
wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-
Tirmidzi) Demikianlah caranya agar Anda dapat
senantiasa puas dan bangga dengan
pasangan hidup Anda. Anda selalu
dapat merasa bahwa ladang Anda
tampak hijau, sehijau ladang tetangga,
dan bahkan lebih hijau. Selamat berbahagia dengan pasangan
hidup yang telah Allah karuniakan
kepada Anda. Semoga Allah
memberkahi bahtera rumah tangga
Anda. Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda
juga berhak untuk mendambakan
pasangan hidup yang tampan, gagah,
kaya raya, pandai, berkedudukan
tinggi, penuh perhatian, setia,
penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.
Betapa indahnya gambaran rumah
tangga Anda, dan betapa istimewanya
pasangan hidup Anda, andai
gambaran Anda ini dapat terwujud.
Bukankah demikian, Saudariku? Saudariku, setelah Anda menikah,
benarkah seluruh kriteria suami ideal
yang pernah menghiasi lamunan Anda
ini terwujud pada pasangan hidup
Anda? Bila benar terwujud, maka saya
ucapkan selamat berbahagia di dunia
dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak
perlu berkecil hati. Besarkan hatimu, wahai Saudariku!
Percayalah, bahwa pada pasangan
hidup Anda ternyata terdapat banyak
kelebihan. Bila selama ini, Saudari ciut hati karena
suami Anda miskin harta, maka tidak
perlu khawatir, karena ia penuh
dengan perhatian dan tanggung
jawab. Bila selama ini, Saudari kecewa karena
suami Anda ternyata kurang tampan,
maka percayalah bahwa ia setia dan
bertanggung jawab. Andai selama ini, Saudari kurang puas
karena suami Anda kurang perhatian
dengan urusan dalam rumah, tetapi ia
begitu membanggakan dalam urusan
luar rumah. Juga, andai selama ini, sikap suami
Anda terhadap Anda kurang simpatik,
maka tidak perlu hanyut dalam duka
dan kekecawaan, karena ia masih
punya jasa baik yang tidak ternilai
dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan
Anda, menjadi penyebab Anda
merasakan kebahagiaan menimang
putra-putri Anda. Saudariku, Anda tidak perlu hanyut
dalam kekecewaan karena suatu hal
yang ada pada diri suami Anda. Betapa
banyak kelebihan-kelebihan yang ada
padanya. Berbahagia dan nikmatilah
kedamaian hidup rumah tangga bersamanya. Berlarut-larut dalam kekecewaan
terhadap suatu perangai suami Anda
dapat menghancurkan segala
keindahan dalam rumah tangga Anda.
Bukan hanya hancur di dunia, bahkan
berkelanjutan hingga di akhirat kelak. Saudariku, simaklah peringatan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini.
Agar anda dapat menjadikan bahtera
rumah tangga Anda seindah dambaan
Anda. :َﻞﻴِﻗ ،َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳ ُﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ﺎَﻬِﻠْﻫَﺃ ُﺮَﺜْﻛَﺃ ﺍَﺫِﺈَﻓ َﺭﺎَّﻨﻟﺍ ُﺖﻳِﺭُﺃ
،َﺮﻴِﺸَﻌْﻟﺍ َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳ :َﻝﺎَﻗ ؟ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳَﺃ
َّﻦُﻫﺍَﺪْﺣِﺇ ﻰَﻟِﺇ َﺖْﻨَﺴْﺣَﺃ ْﻮَﻟ ،َﻥﺎَﺴْﺣِﻹﺍ َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳَﻭ
َﻚْﻨِﻣ ُﺖْﻳَﺃَﺭ ﺎَﻣ :ْﺖَﻟﺎَﻗ ،ﺎًﺌْﻴَﺷ َﻚْﻨِﻣ ْﺕَﺃَﺭ َّﻢُﺛ َﺮْﻫَّﺪﻟﺍ
ُّﻂَﻗ ﺍًﺮْﻴَﺧ
“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan
ternyata kebanyakan penghuninya
ialah para wanita, akibat ulah mereka
yang selalu kufur/ingkar.” Spontan,
para shahabat bertanya, “Apakah yang
engkau maksud adalah mereka kufur/ ingkar kepada Allah?” Beliau
menjawab, “Mereka terbiasa ingkar
terhadap perilaku baik, dan ingkar
terhadap jasa baik. Andai engkau
berbuat baik kepada mereka seumur
hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu
mudah berkata, ‘Aku tidak pernah
mendapatkan kebaikan sedikit pun
darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi) Anda mendambakan kebahagian
dalam rumah tangga? Temukanlah bahwa kebahagian hidup
dan berumah tangga terletak pada
genggaman tangan suami Anda.
Pandai-pandailah membawa diri,
sehingga suami Anda rela
membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan
kebahagian berumah tangga kepada
Anda. Percayalah Saudariku, suami Anda
adalah pasangan terbaik untuk Anda.
ﺎَﻫَﺮْﻬَﺷ ْﺖَﻣﺎَﺻَﻭ ﺎَﻬَﺴْﻤَﺧ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ ِﺖَّﻠَﺻ ﺍَﺫِﺇ
ﺎَﻬَﻟ َﻞﻴِﻗ ﺎَﻬَﺟْﻭَﺯ ْﺖَﻋﺎَﻃَﺃَﻭ ﺎَﻬَﺟْﺮَﻓ ْﺖَﻈِﻔَﺣَﻭ
ِﺖْﺌِﺷ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﺏﺍَﻮْﺑَﺃ ِّﻱَﺃ ْﻦِﻣ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﻲِﻠُﺧْﺩُﺍ
“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan
Ramadan, menjaga kesucian dirinya,
dan taat kepada suaminya, niscaya
kelak akan dikatakan kepadanya,
‘Silakan engkau masuk ke surga dari
pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)
Tidakkah Anda mendambakan
termasuk orang-orang mukminah
yang mendapatkan kebebasan masuk
surga dari pintu yang mana pun? Kunci Keberhasilan Rumah Tangga Saudaraku, mungkin selama ini Anda
bersama pasangan hidup Anda, terus
berusaha mencari pola rumah tangga
yang dapat mendatangkan
kebahagiaan untuk Anda berdua.
Anda berhasil menemukannya? Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan
selamat berbahagia. Adapun bila
belum, maka segera temukan kunci
keberhasilan rumah tangga Anda pada
firman Allah berikut,
ِﻝﺎَﺟِّﺮﻠِﻟَﻭ ِﻑﻭُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻞْﺜِﻣ َّﻦُﻬَﻟَﻭ ٌﺔَﺟَﺭَﺩ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ
“Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi,
para suami mempunyai kelebihan satu
tingkat daripada istrinya.” (Qs. al- Baqarah: 228) Hak pasangan Anda setimpal dengan
kewajiban yang ia tunaikan kepada
Anda. Semakin banyak Anda menuntut
hak Anda, maka semakin banyak pula
kewajiban yang harus Anda tunaikan
untuknya. Shahabat Abdullah bin ‘Abbas
memberikan contoh nyata dari aplikasi
ayat ini dalam rumah tangganya. Pada
suatu hari, beliau berkata,
“Sesungguhnya, aku senang untuk
berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan
demiku, karena Allah Ta’ala telah
berfirman,
ِﻑﻭُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻞْﺜِﻣ َّﻦُﻬَﻟَﻭ
‘Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’ Aku pun tidak ingin menuntut seluruh
hakku atas istriku, karena Allah juga
telah berfirman,
ٌﺔَﺟَﺭَﺩ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ِﻝﺎَﺟِّﺮﻠِﻟَﻭ
‘Akan tetapi, para suami mempunyai
kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan
ath-Thabari) Bagaimana dengan dirimu, wahai
saudara dan saudariku? Kapankah
Anda berdandan? Ketika sedang
berada di rumah atau ketika hendak
keluar rumah? Selama ini, sejatinya,
untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk
pasangan Anda, ataukah Anda
berdandan dan tampil menawan untuk
orang lain?
Saudaraku, bahu-membahu, saling
melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip
dasar dalam membangun rumah
tangga. Tidak layak bagi Anda untuk
berperan sebagai penonton setia
ketika pasangan Anda sedang
mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut
menyelesaikan pekerjaannya.
Demikianlah, dahulu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
mencontohkan dalam rumah tangga
beliau. Aisyah radhiyallahu ‘anha
mengisahkan,
َﺝَﺮَﺧ َﻥﺍَﺫَﻷﺍ َﻊِﻤَﺳ ﺍَﺫِﺈَﻓ ،ِﻪِﻠْﻫَﺃ ِﺔَﻨْﻬِﻣ ﻲِﻓ َﻥﺎَﻛ
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengerjakan sebagian
pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan
dikumandangkan, maka beliau
bergegas menuju ke mesjid.” (Hr.
Bukhari) Constance Gager, ketua studi sekaligus
asisten profesor di Montclair State
University, Montclair, New Jersey,
mengadakan penelitian tentang
hubungan perilaku suami-istri dengan
keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang
menjadi objek penelitiannya ke dalam
dua kelompok. Kelompok pertama adalah suami-suami
yang tidak peduli dan jarang
membantu pekerjaan istri. Kelompok
kedua adalah suami-suami yang sering
turut serta dalam mengerjakan
pekerjaan rumah tangga istri. Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok
kedua, yaitu yang sering membantu
pekerjaan istrinya, terbukti lebih
romantis dan lebih sering memadu
cinta dengan pasangannya. Hubungan
yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka. Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal
baru, karena secara logika, suami yang
dengan rendah hati membantu
pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai
oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki
hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta. Sebaliknya, istri yang peduli dengan
pekerjaan suami, pun akan mengalami
hal yang sama.
Nah, bagaimana dengan diri Anda,
wahai Saudaraku?
Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan
Anda berdua semakin romantis dan
harmonis. Semoga tulisan sederhana ini
bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf
bila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Muhammad bin Abdillah Al- Mahdi, Sang Khalifah Rasyidah
Nama laki-laki yang dijanjikan ini
seperti nama Rasulullah, dan nama
ayahnya seperti nama ayah
Rasulullah. Dia berasal dari keturunan
putri Rasulullah, dari anak cucu Hasan
bin Ali bin Abi Thalib. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin
‘Abdullah Al-’Alawi Al-Hasani Al-
Qurasyi. Rasulullah menggelarinya
dengan Al-Mahdi dan memberi kabar
gembira dengan kemunculannya. Imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata,
“Makna Al-Mahdi adalah orang yang
mendapatkan petunjuk dari Allah
kepada kebenaran. Selanjutnya Al-
Mahdi sering digunakan untuk nama
sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan
itulah Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi,
hal mana Rasulullah memberi kabar
gembira dengan kedatangannya di
akhir zaman.” Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
hadits-hadits yang shahih, di
antaranya: Pertama, hadits Abdullah bin Mas’ud.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud katanya,
Rasulullah bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi sampai
semua manusia dipimpin oleh
seseorang dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya
sama dengan nama ayahku. Ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan.” Kedua, hadits Ali bin Abi Thalib: Dari
‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau
bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah
akan menjadikannya shalih dalam
satu malam.” Ketiga, hadits Abu Sa’id Al-Khudri. Dari
Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kalangan kami,
Ahlulbait. Ia berhidung mancung dan
berdahi lebar. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana
telah terpenuhi dengan laku durjana
dan kezaliman. Ia akan hidup selama
sekian.” Lantas beliau
membentangkan tangan kiri dan dua
jari tangan kanan beliau; jari telunjuk dan ibu jari. Beliau menyatakan
demikian tiga kali. Keempat, hadits Ummu Salamah. Dari
Ummu Salamah bahwasanya
Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi termasuk keturunanku,
berasal dari putera Fathimah.” Nasab Al-Mahdi bersambung sampai
kepada Bait Nabawi dari jalur Hasan
bin ‘Ali bin Abu Thalib. Sebagaimana
dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud
dari Abu Ishaq disebutkan bahwa ‘Ali
memandangi puteranya, Hasan seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi
orang besar sebagaimana disebutkan
oleh Nabi saw; dan akan keluar dari
sumsumnya seorang laki-laki
bernama sama dengan nama Nabi
kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.” Lantas ia
menyebutkan kisah dan berkata, “Ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan.” Imam Mula ‘Ali Al-Qari berkata, “Hadits
ini adalah dalil yang tegas atas apa
yang telah kami paparkan, bahwa Al-
Mahdi termasuk keturunan Hasan.” Ibnu Katsir menulis, “Al-Mahdi
termasuk Ahlulbait, keturunan
Fathimah puteri Rasul, keturunan
Hasan dan bukan Husain.” Adapun makna ‘dari ‘itrahku’, imam
Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “‘Itrah
seseorang adalah kerabat khususnya.
‘Itrah Nabi adalah Bani ‘Abdul
Muthalib. Ada ulama yang
mengatakan maksudnya adalah Ahlulbait Nabi yang terdekat yaitu
beliau dan anak-anak beliau serta Ali
dan anak-anaknya. Ada juga ulama
yang mengatakan bahwa ‘itrah beliau
adalah Ahlulbait yang dekat dan yang
jauh… Pendapat yang terkenal dan makruf adalah bahwa maksud ‘itrah
beliau adalah Ahlulbait beliau yang
diharamkan menerima zakat.” As Samhudi berkata, “Dari beberapa
penjelasan hadits di atas (tentang Al-
Mahdi) tersebut ditetapkan bahwa Al-
Mahdi merupakan keturunan Fatimah,
sedang dalam sunan Abu Dawud
disebutkan bahwa dia anak keturunan Hasan yang meninggalkan
kekhalifahan karena Allah dan belas
kasih kepada umatnya. Khalifah yang
hak ini akan diangkat jika benar-
benar dibutuhkan oleh bumi yang
telah dipenuhi oleh kedzaliman. Inilah sunnatullah kepada para hamba-Nya.
Al-Hasan telah meninggalkan
kekhilafan yang seharusnya menjadi
miliknya, bahkan ia juga melarang Al-
Husein dari kehilafahan juga. Hal ini
disebutkan pada malam terbunuhnya karena sayang pada saudaranya. Ciri-ciri Fisiknya Muhammad bin Abdillah Al-Mahdi
adalah seorang pemuda yang usianya
hampir mencapai empat puluh tahun.
Warna kulitnya coklat, hidungnya
mancung, dahinya lebar, bagian
tengahnya agak cembung dan indah dilihat. Gigi serinya berkilat indah.
Berjenggot tebal. Pada pipinya ada
tahi lalat. Wajahnya seperti bintang
bercahaya. Postur tubuhnya tegap
dan tergolong pria yang memiliki
daging sedikit (tidak gemuk). Bicaranya gagap, jika ucapannya
lambat, ia memukul paha kirinya
dengan tangan kanannya, sehingga
ucapannya menjadi lancar. Sifat sifat di
atas termuat dalam beberapa hadits
shahih, namun sebagian hanya tercantum dalam atsar yang masih
diperselisihkan sanadnya. Dengan demikian, di sana hanya ada
dua tanda khusus pada fisik Al-Mahdi
yang berpijak pada riwayat-riwayat
shahih. Pertama pada rambut dan
dahinya, dan kedua hidungnya,
sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi pada hadits-hadits berikut: 1. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi dari (keturunan)ku. Berdahi
lebar dan berhidung mancung. Ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana.
Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”
Sifat yang pertama, ia ajlal jabhah,
berdahi lebar. Maknanya, rambut
kepalanya rontok sampai separuhnya. 2. Hadits ini memunyai penguat dari
riwayat Al-Bazzar dengan lafal yang
serupa. Hadits dari jalur lain yang
menjadi penguat atas hadits ini adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adi di dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afa’ dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf
bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sungguh, Allah akan mengutus dari
keturunanku seorang laki-laki yang
bergigi rapi dan berdahi lebar, ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda akan berlimpah ruah
pada zamannya.”
Hadits ini telah menambah satu sifat,
ialah gigi yang rapi. Ini adalah sifat
yang baik di wajah. Karakteristik akhlaknya Beberapa nash menetapkan bahwa
Al-Mahdi menyerupai Nabi dalam
akhlaknya dan bahwa Allah akan
menjadikannya shalih dalam satu
malam, menyiapkannya dengan iman
dan akhlak; supaya siap memimpin dan menuntun kaum muslimin. Dan
hal itu sama sekali tidak sulit bagi
Allah.Berikut ini nash-nash yang
menetapkannya: 1. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu
Hibban membuat satu bab berjudul
‘Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi
menyerupai akhlak Al-Mushthafa ‘.
Lantas ia menghadirkan hadits Ibnu
Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Akan keluar seseorang dari umatku,
namanya sama dengan namaku,
akhlaknya sama dengan akhlakku; ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi
dengan kezhaliman dan laku durjana.” 2. Dari Abu Ishaq, katanya ‘Ali bin Abi
Thalib pernah memandangi
puteranya, Hasan, seraya berkata,
“Puteraku ini akan menjadi orang
besar sebagaimana disebutkan oleh
Nabi; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki
bernama sama dengan nama Nabi
kalian; akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.” Ali menyebutkan
kisah, kemudian berkata: Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.” Saat menjelaskan hadits ini, Al-Abadi
berkata, “Akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya; maknanya
perilakunya sama tetapi tidak dengan
postur tubuhnya.” 3. Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi,
beliau bersabda, “Al-Mahdi dari kami,
Ahlulbait; Allah akan menjadikannya
shalih dalam satu malam.” Ibnu Katsir menjelaskan maksud
‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ adalah bahwa Allah menerima
taubatnya, memberikan taufik
baginya, memahamkannya, dan
menunjukinya; setelah sebelumnya tidak demikian. As-Suyuthi berkata, “Sabda Nabi
‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ maksudnya shalih (baca: siap)
untuk memimpin dan menjadi
khalifah.” Kedua pengertian ini, wallahu a’lam,
sama-sama benar. Bisa dikatakan
bahwa makna ‘menjadikannya shalih
dalam satu malam’ adalah kedua-
duanya; Allah menjadikannya shalih
dengan taubat dan inabat, serta menjadikannya siap untuk memimpin
dan menjadi khalifah.
Subscribe to:
Posts (Atom)