“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Monday, 12 March 2012
Muhammad bin Abdillah Al- Mahdi, Sang Khalifah Rasyidah
Nama laki-laki yang dijanjikan ini
seperti nama Rasulullah, dan nama
ayahnya seperti nama ayah
Rasulullah. Dia berasal dari keturunan
putri Rasulullah, dari anak cucu Hasan
bin Ali bin Abi Thalib. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin
‘Abdullah Al-’Alawi Al-Hasani Al-
Qurasyi. Rasulullah menggelarinya
dengan Al-Mahdi dan memberi kabar
gembira dengan kemunculannya. Imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata,
“Makna Al-Mahdi adalah orang yang
mendapatkan petunjuk dari Allah
kepada kebenaran. Selanjutnya Al-
Mahdi sering digunakan untuk nama
sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan
itulah Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi,
hal mana Rasulullah memberi kabar
gembira dengan kedatangannya di
akhir zaman.” Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
hadits-hadits yang shahih, di
antaranya: Pertama, hadits Abdullah bin Mas’ud.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud katanya,
Rasulullah bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi sampai
semua manusia dipimpin oleh
seseorang dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya
sama dengan nama ayahku. Ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan.” Kedua, hadits Ali bin Abi Thalib: Dari
‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau
bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah
akan menjadikannya shalih dalam
satu malam.” Ketiga, hadits Abu Sa’id Al-Khudri. Dari
Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kalangan kami,
Ahlulbait. Ia berhidung mancung dan
berdahi lebar. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana
telah terpenuhi dengan laku durjana
dan kezaliman. Ia akan hidup selama
sekian.” Lantas beliau
membentangkan tangan kiri dan dua
jari tangan kanan beliau; jari telunjuk dan ibu jari. Beliau menyatakan
demikian tiga kali. Keempat, hadits Ummu Salamah. Dari
Ummu Salamah bahwasanya
Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi termasuk keturunanku,
berasal dari putera Fathimah.” Nasab Al-Mahdi bersambung sampai
kepada Bait Nabawi dari jalur Hasan
bin ‘Ali bin Abu Thalib. Sebagaimana
dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud
dari Abu Ishaq disebutkan bahwa ‘Ali
memandangi puteranya, Hasan seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi
orang besar sebagaimana disebutkan
oleh Nabi saw; dan akan keluar dari
sumsumnya seorang laki-laki
bernama sama dengan nama Nabi
kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.” Lantas ia
menyebutkan kisah dan berkata, “Ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan.” Imam Mula ‘Ali Al-Qari berkata, “Hadits
ini adalah dalil yang tegas atas apa
yang telah kami paparkan, bahwa Al-
Mahdi termasuk keturunan Hasan.” Ibnu Katsir menulis, “Al-Mahdi
termasuk Ahlulbait, keturunan
Fathimah puteri Rasul, keturunan
Hasan dan bukan Husain.” Adapun makna ‘dari ‘itrahku’, imam
Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “‘Itrah
seseorang adalah kerabat khususnya.
‘Itrah Nabi adalah Bani ‘Abdul
Muthalib. Ada ulama yang
mengatakan maksudnya adalah Ahlulbait Nabi yang terdekat yaitu
beliau dan anak-anak beliau serta Ali
dan anak-anaknya. Ada juga ulama
yang mengatakan bahwa ‘itrah beliau
adalah Ahlulbait yang dekat dan yang
jauh… Pendapat yang terkenal dan makruf adalah bahwa maksud ‘itrah
beliau adalah Ahlulbait beliau yang
diharamkan menerima zakat.” As Samhudi berkata, “Dari beberapa
penjelasan hadits di atas (tentang Al-
Mahdi) tersebut ditetapkan bahwa Al-
Mahdi merupakan keturunan Fatimah,
sedang dalam sunan Abu Dawud
disebutkan bahwa dia anak keturunan Hasan yang meninggalkan
kekhalifahan karena Allah dan belas
kasih kepada umatnya. Khalifah yang
hak ini akan diangkat jika benar-
benar dibutuhkan oleh bumi yang
telah dipenuhi oleh kedzaliman. Inilah sunnatullah kepada para hamba-Nya.
Al-Hasan telah meninggalkan
kekhilafan yang seharusnya menjadi
miliknya, bahkan ia juga melarang Al-
Husein dari kehilafahan juga. Hal ini
disebutkan pada malam terbunuhnya karena sayang pada saudaranya. Ciri-ciri Fisiknya Muhammad bin Abdillah Al-Mahdi
adalah seorang pemuda yang usianya
hampir mencapai empat puluh tahun.
Warna kulitnya coklat, hidungnya
mancung, dahinya lebar, bagian
tengahnya agak cembung dan indah dilihat. Gigi serinya berkilat indah.
Berjenggot tebal. Pada pipinya ada
tahi lalat. Wajahnya seperti bintang
bercahaya. Postur tubuhnya tegap
dan tergolong pria yang memiliki
daging sedikit (tidak gemuk). Bicaranya gagap, jika ucapannya
lambat, ia memukul paha kirinya
dengan tangan kanannya, sehingga
ucapannya menjadi lancar. Sifat sifat di
atas termuat dalam beberapa hadits
shahih, namun sebagian hanya tercantum dalam atsar yang masih
diperselisihkan sanadnya. Dengan demikian, di sana hanya ada
dua tanda khusus pada fisik Al-Mahdi
yang berpijak pada riwayat-riwayat
shahih. Pertama pada rambut dan
dahinya, dan kedua hidungnya,
sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi pada hadits-hadits berikut: 1. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi dari (keturunan)ku. Berdahi
lebar dan berhidung mancung. Ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana.
Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”
Sifat yang pertama, ia ajlal jabhah,
berdahi lebar. Maknanya, rambut
kepalanya rontok sampai separuhnya. 2. Hadits ini memunyai penguat dari
riwayat Al-Bazzar dengan lafal yang
serupa. Hadits dari jalur lain yang
menjadi penguat atas hadits ini adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adi di dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afa’ dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf
bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sungguh, Allah akan mengutus dari
keturunanku seorang laki-laki yang
bergigi rapi dan berdahi lebar, ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda akan berlimpah ruah
pada zamannya.”
Hadits ini telah menambah satu sifat,
ialah gigi yang rapi. Ini adalah sifat
yang baik di wajah. Karakteristik akhlaknya Beberapa nash menetapkan bahwa
Al-Mahdi menyerupai Nabi dalam
akhlaknya dan bahwa Allah akan
menjadikannya shalih dalam satu
malam, menyiapkannya dengan iman
dan akhlak; supaya siap memimpin dan menuntun kaum muslimin. Dan
hal itu sama sekali tidak sulit bagi
Allah.Berikut ini nash-nash yang
menetapkannya: 1. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu
Hibban membuat satu bab berjudul
‘Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi
menyerupai akhlak Al-Mushthafa ‘.
Lantas ia menghadirkan hadits Ibnu
Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Akan keluar seseorang dari umatku,
namanya sama dengan namaku,
akhlaknya sama dengan akhlakku; ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi
dengan kezhaliman dan laku durjana.” 2. Dari Abu Ishaq, katanya ‘Ali bin Abi
Thalib pernah memandangi
puteranya, Hasan, seraya berkata,
“Puteraku ini akan menjadi orang
besar sebagaimana disebutkan oleh
Nabi; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki
bernama sama dengan nama Nabi
kalian; akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.” Ali menyebutkan
kisah, kemudian berkata: Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.” Saat menjelaskan hadits ini, Al-Abadi
berkata, “Akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya; maknanya
perilakunya sama tetapi tidak dengan
postur tubuhnya.” 3. Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi,
beliau bersabda, “Al-Mahdi dari kami,
Ahlulbait; Allah akan menjadikannya
shalih dalam satu malam.” Ibnu Katsir menjelaskan maksud
‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ adalah bahwa Allah menerima
taubatnya, memberikan taufik
baginya, memahamkannya, dan
menunjukinya; setelah sebelumnya tidak demikian. As-Suyuthi berkata, “Sabda Nabi
‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ maksudnya shalih (baca: siap)
untuk memimpin dan menjadi
khalifah.” Kedua pengertian ini, wallahu a’lam,
sama-sama benar. Bisa dikatakan
bahwa makna ‘menjadikannya shalih
dalam satu malam’ adalah kedua-
duanya; Allah menjadikannya shalih
dengan taubat dan inabat, serta menjadikannya siap untuk memimpin
dan menjadi khalifah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment