Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday 4 October 2012

Hawa neraka sudah terasa..bumi panas..ribuan pulau akan tenggelam


Tahun 2040=2.000 Pulau Tenggelam Kerusakan Dimuka Bumi Ini Ulah Tangan-Tangan Manusia Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan. “Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu kondisi planet bumi yang maha agung ini?” barangkali begitulah Anda berpikir. Baru-baru ini, Intergovernmental Panel on Cimate Change (IPCC) memublikasikan hasil pengam atan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Jika bumi terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia. Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun. Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per tahun. Tanda yang kasat mata adalah menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia, yaitu Gunung Jayawijaya di Papua. Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta, seperti Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing; dan Bekasi, seperti Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya akan terendam semuanya. Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub- kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi–termasuk laut di seputar Indonesia–terus meningkat. Pulau- pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut. Diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pula aset-aset usaha wisata pantai. Pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas/inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa menyebar). Gas- gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis lapisan lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi. Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca. Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim. Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari s eparuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Chalid Muhammad, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih. Jika kita tid ak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk anak- anak kita nanti. Cara-cara praktis dan sederhana ‘mendinginkan’ bumi: 1. Matikan listrik (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi). 2. Ganti bola lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet). 3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%). 4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C). 5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll). 6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water- heater. 7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda. 8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon. 9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara). 10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu). ILMUWAN: CUACA DI BUMI MAKIN PANAS EXETER ,Inggris (Persbiro): Bumi makin panas. Bahkan, pakar lingkungan mengingatkan Armagedon, saat kehan curan Bumi, semakin dekat. Namun, hal itu belum mampu meyakinkan Presiden George W. Bush untuk menandatangani Protokol Kyoto, kesepakatan untuk memotong jumlah emisi CO2 yang sering disebut 'gas rumah kaca'. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa pemanasan global secara perlahan mulai mengacaukan keseimbangan sistim iklim di dunia yang akan berpengaruh pada kelangsungan hidup generasi selanjutnya. "Tidak diragukan lagi, iklim bumi telah berubah," kata Dennis Tirpak, pimpinan Konferensi Ilmu Pengetahuan yang diselenggarakan di Exeter, kepada AFP seperti dikutip Antara, Selasa. Menurut dia, secara global kondisi iklim pada sembilan dari 10 tahun terakhir merupakan yang terpanas sejak pencatatan pertama tahun 1861. Peningkatan gas rumah kaca mempengaruhi pola hujan dan siklus air global. Tirpak memilih gelombang panas yang mencengkeram Eropa tahun 2003 sebagai contoh. Peristiwa itu mengakibatkan bencana alam terparah, dalam 50 tahun dengan korban 30.000 orang tewas. Sedangkan kerugian yang diakibatkan ditaksir sekitar US $30miliar. "Sejak 1970-an, memanasnya iklim telah meningkatkan luas area dan frekuensi kekeringan." Hal itu juga menyebabkan perubahan sistim ekologi daratan dan lautan yang akibatnya sulit ditebak. "Di beberapa daerah beriklim sedang di Asia, gejala banjir dan kekeringan berulang juga telah tampak," kata Rajendra Pachauri, Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang menangani masalah pemanasan global di PBB. Ulah manusia Konferensi yang diselenggarakan oleh Inggris di kantor pusat meteorologinya (Met Office) di barat daya kota asal bahasa Inggris itu bertujuan untuk menaksir peran manusia dalam pemanasan global. Fenomena itu terjadi akibat tak terkendalikannya pembakaran gas, batu bara dan minyak yang menjadi sumber tenaga dalam dunia industri.Mereka melepaskan karbondioksida (CO2) dan gas-gas lain yang terkunci dalam kulit bumi selama jutaan tahun. Polusi karbon itu menjebak cahaya matahari dan menyebabkan permukaan bumi memanas, mengacaukan semacam tarian balet antara tiga komponen fisik raksasa yakni lautan, daratan dan udara. Salah satu masalahnya adalah bahwa meskipun polusi itu telah dihentikan dengan segera namun suhu akan terus meningkat setelah gas dimuntahkan ke atmosfer. "Kelembaman dapat membawa pengaruh, khususnya pada peningkatan permukaan air laut, untuk beberapa abad kalau tidak jutaan tahun," kata Pachauri. Yang paling utama, menurut dia, permukaan air laut meningkat karena pemuaian air akibat panas. Samudera adalah volume air terbesar, akibatnya sekali pemanasan dimulai maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menghentikannya. Sementara itu, seperti dikutip Reuters, Inggris membantah anggapan yang menyatakan perubahan iklim tidak dapat dihentikan, sehingga negara itu memaksa AS untuk menandatangani Protokol Kyoto, Pada saat membuka pertemuan ilmiah selama tiga hari untuk membahas ancaman pemanasan global, Menteri lingkungan Margaret Beckett mengatakan penting bagi Washington untuk terlibat "Dampak signifikan belum terlihat, kami harus bertindak untuk membatasi skala pemanasan dan menghindari dampak yang lebih buruk. Kami ingin AS terlibat secara penuh dalam pembahasan ini," ujarnya. AS menjadi satu dari negara terbanyak penghasil gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), namun menolak opini umum yang menyebutkan manusia sebagai penyebab pemanasan global. AS juga menolak Protokol Kyoto yang membatasi emisi tersebut. Protokol, yang akan dipaksakan pada 16 Februari, bertujuan untuk memangkas emisi CO2 oleh negara maju dengan 5,2% di bawah tingkat pada 1990 saat 2008 menjadi 12. Namun, Presiden AS George Walker Bush tidak ingin mengurangi target itu. Padahal, Washington diharapkan memangkas jumlah emisi gas rumah kaca untuk setiap dolar penghasilan ekonomi 18% pada 2012 dibanding dengan 2002. Namun ekonomi tumbuh cepat, artinya secara keseluruhan tingkat emisi akan meningkat. Beckett, yang tidak meragukan kegiatan manusia sebagai penyebab pemanasan iklim, yakin tidak ada harapan membujuk Bush untuk menandatangi Protokol tersebut. Hal terpenting, tambahnya, adalah membujuk pemerintah AS dan publiknya untuk menguji apa yang akan dilakukan setelah 2012. Ilmuwan lingkungan Steve Schneider dari Universitas Stanford, California, mengatakan dia juga tidak berharap pada Bush untuk menandatangani Protokol Kyoto itu, namun akan membuat publik agar menekan pemimpinnya itu agar mau mengambil tindakan. "Ada cukup banyak orang mengetahui hal ini," tuturnya seraya memberi catatan pebisnis pun harus mengubah perilakunya.

Wednesday 3 October 2012

Dekat kepada allah swt

kita sudah maklum bahwa Allah s.w.t. adalah dekat dengan kita. Tetapi hamba- hamba Allah yang shaleh merasakan bahwa mereka dekat dengan Allah s.w.t. Bagaimana pengertian hal keadaan ini, tentu saja kita ingin mempelajarinya. Maka dalam hal ini yang mulia Maulana Ibnu Athaillah Askandary telah mengungkapkannya dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut: "Dekat anda kepadaNya ialah bahwa anda melihat dekatNya. Jika tidak(demikian), maka di manakah anda dan di manakah wujud dekatNya? Kalam Hikmah ini sepintas lalu agak sulit difahami dan dimengerti, karena itu marilah kita jelaskan sebagai berikut: I. Pengertian "dekat Allah s.w.t. dengan kita" ialah dekat pada ilmu, pada kekuasaan (qudrat) dan paa kehendak (iradah). DekatNya Allah dengan kita pada 'Ilmu', artinya segala sesuatu apa pun yang terdapat pada kita dan yang terjadi pada kita, lahir dan bathin, semuanya diketahui oleh Allah s.w.t. dengan IlmuNya sejak azali, artinya sejak alam mayapada ini belum diciptakanNya, selain yang ada hanya Dia, yakni Allah s.w.t. Dekatnya Allah dengan kita pada 'kekuasaan' (qudrat), artinya segala sesuatu apa pun, baik yang adanya dari tiak ada atau kebalikannya, ataupun apa saja yang terjadi, sama sekali tidak l;uput dari kekuasaanNya atau qudratNya. Maka demikian pulalah dengan iradahNya (kehendakNya). Dan atas inilah semua tafsir dari dirman-firman Allah s.w.t. yang menggambarkan dekatNya kepada makhluk-makhlukNya sebagai berikut di bawah ini: Pertama, ayat 16 dalam Surat Qaf juz 26: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaf: 16) Kedua, ayat 85 dalam Surat Al- Waqi'ah juz 27: "Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat." (Al- Waqi'ah: 85) Ketiga, ayat 4 dalam Surat Al- Hadid juz 27: "...Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Hadid: 4) II. Pengertian dekat kita kepada Allah ialah kita merasakan dengan "Ilmul-Yaqin" bahwa: Alam mayapada ini pada hakikatnya tidak ada, yakni tidak ada padanya wujud yang hakiki, karena ia berasal dari tidak ada dan akan kembali kepada tiada. Atau asalnya tiada, kemudian ada dan seterusnya dengan kehedak Allah dan kekuasaanNya. Ia akan ada terus, seperti syurga dan neraka. Sedangkan wujud yang hakiki, yakni wujud yang tiada permulaannya dan tiada pula disudahi dengan tiada, ialah wujudnya Allah s.w.t. Dia tidak diliputi oleh tempat dan zaman atau masa. Bahkan Dia tidak seumpama dengan sesuatu apa pun dalam alam mayapada ini. Apabila hal keadaan ini semua sudah merupakan Ilmul-Yaqin bagi kita, kemudian masuk meresap ke dalam bathin penghayatan kita, maka barulah ketika itu hati dan semua perasaan kita dapat melihat bahwa Allah s.w.t. dekat dengan kita. Dia melihat kita dan melihat segala gerak-gerik kita, lahiriah kita dan bathiniah kita. Barulah ketika itu kita merasakan cinta kepadaNya dengan melaksanakan apa-apa yang diridhaiNya, dan begitu takut padaNya apabila terkerjakan apa-apa yang tidak diridhaiNya. Dan pada ketika itu pula kita senantiasa menjaga dan memelihara adab dan akhlak terhadapNya dengan adab-adab kita sebagai hambaNya kepada Dia yang bersifat dengan kemahasempurnaan dalam sekalian sifat-sifatNya. Penghayatan yang sedemikian rupa adalah merupakan zikrullah yang paling penting yakni ingatnya kita kepadaNya dalam segala pekerjaan lahiriah yang kita sedang kerjakan, apakah itu bersifat dunia atau bersifat agama. Dan apalagi jikalau penghayatan yang demikian itu kita bawa serta ke dalam shalat kita dan ibadat-ibadat kita lainnya. Yang demikian itulah disebut dengan hakikat "Al-Ihsan", yakni keterpaduan antara "Al- Iman" dengan "Al-Islam", atau dengan kata lain keterpaduan antara kepercayaan kepada Allah s.w.t. dengan pelaksanaan jaran-ajaranNYa seperti apa yang Dia telah wahyukan kepada Nabi-nabiNya sepanjang zaman, sejak Adam a.s. hingga Nabi dan RasulNya terakhir Muhammad s.a.w. III. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa pengertian "dekat" di sini bukanlah maksudnya pendekatan dalam arti biasa dan umum menurut kelaziman kita sebagai makhlukNya, tetapi adalah menurut arti dan makna seperti yang kita uraikan di atas. Kesimpulan: Apabila kita telah merasakan pendekatan seperti tersebut di atas berarti tingkatan Tauhid kita kepada Allah s.w.t. sudah berada dalam lingkungan daerah lapangan Tauhid buat hamba- hamba Allah yang shaleh, yakni para WaliNya menurut tingkatan nilai kemuliaan yang ditentukan olehNya. Mudah-mudahan kita semua dengan bantuan Allah dapat berjalan ke arah lapangan tersebut agar dapat dekat kepada Allah. Amin.