Nonton iklan bentar ya...!!!

Friday 5 October 2012

7 Golongan NAFSU..


Allah berfirman yang maksudnya : “Beruntunglah orang yang membersihkan hatinya dan rugilah orang yang mengotorinya” Islam menganggap nafsu itu sebagai musuh. Allah SWT telah menegaskan yang maksudnya : “Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan” Dalam ayat ini digunakan tiga bentuk ketegasan, yakni in – taukik, lam – taukik dan fill (Isim fill mubalaghah). Ini menunjukkan bentuk penekanan yang “sungguh-sungguh” membawa kepada kejahatan. Nafsu adalah musuh dalam diri. Bahkan ia sebagian daripada diri manusia. Ia adalah jismul latif (jisim yang tidak dapat dilihat). Ia sebagian daripada badan tetapi ia perlu dibuang. Jika tidak dibuang ia musuh, hendak dibuang ia sebagian daripada diri. Oleh karena itu sangat sulit untuk melawan hawa nafsu. Nafsu adalah jalan atau high way bagi syaitan. Ini diterangkan oleh hadis Rasulullah SAW yang maksudnya : “Sesungguhnya syaitan itu bergerak mengikuti aliran darah, maka persempitkan jalan syaitan melalui lapar dan dahaga” Ini menunjukkan syaitan dapat dilawan dengan melawan hawa nafsu secara mengurangi makan atau berpuasa. Jika nafsu tidak terdidik, jalan syaitan adalah besar. Sedangkan syaitan itu juga adalah musuh. Firman Allah yang maksudnya : “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata” Penegasan tentang syaitan sebagai musuh hanya sekali berbanding dengan tiga kali pada nafsu. Ini menunjukkan nafsu lebih jahat daripada syaitan. Syaitan dapat lorong (peluang) yang amat luas untuk merusak manusia jika nafsu tidak terdidik. Menghalau (mengalahkan) syaitan tidak dapat ditiup atau dijampi-jampi. Tetapi didiklah hawa nafsu, niscaya syaitan akan sukar untuk mempengaruhi diri. Jika nafsu terdidik, jalan syaitan akan terputus. Yang bisa dijampi dengan ayat-ayat Quran ini ialah bila syaitan merusak jasad lahir manusia. Jika ini terjadi, syaitan bisa dilawan dengan ayat Kursi, surah An Naas atau lain-lain. Memang ada nas yang menyatakan demikian. Tetapi jika syaitan merusak hati, jampi-jampi itu tidak dapat digunakan lagi tetapi hendaknya didiklah hawa nafsu. Sedangkan bila hati rusak, rusaklah seluruh anggota badan. Oleh karena itu, pada syaitan tdak usah ambil pusing sangat tetapi didiklah nafsu, bermujahadahlah. Jika nafsu tidak terdidik maka mudahlah jalan syaitan mempengaruhi kita. Oleh karena itu perangilah nafsu nescaya secara otomatis akan terpengaruhlah syaitan. Nafsu diperlukan untuk manusia. Dengan nafsu manusia bisa menjadi kecewa, celaka dan dapat masuk Neraka. Tetapi nafsu juga bisa menjadi alat untuk sampai kepada kebahagiaan di dunia sebelum sampai ke Akhirat. Ketika Allah menciptakan akal, Allah bertanya kepada akal, “Siapakah kamu, siapakah Aku ?” Jawab akal, “Saya hamba, Engkau Tuhan”. Kemudian Allah arahkan akal agar maju ke depan dan mundur ke belakang. Akal turut perintah Allah, ini menunjukkan akal begitu taat. Kemudian Allah iringkan dengan mencipta nafsu, ketika Allah tanya nafsu “Hai nafsu, siapa engkau, siapa Aku ?” jawab nafsu dnegan sikap membantah, “Engkau-Engkau, aku- aku” Allah murka dengan nafsu. Allah berikan didikan supaya insaf pada nafsu. Allah masukkan ke Neraka selama 100 tahun, dipukul, dibakar hingga tinggal arang dan hangus. Bila diangkat Allah tanya lagi “Siapa engkau, siapa Aku ?” baru dia kenal Tuhan, “Engkau Tuhan, aku hamba” Bila Allah ciptakan Nabi Adam as, Allah masukkan akal dan nafsu dalam tubuhnya. Ketika Adam datang ke bumi, zuriat manusia bertambah, maka nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan. Kemungkaran yang terjadi di atas muka bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal. Bila akal dan nafsu ada dalam tubuh manusia, maka terjadilah pertentangan di antara satu sama lain. Peperangan nafsu dan akal tidak pernah henti-henti, kadang-kadang menang nafsu, kadang-kadang menang akal. Buktinya bila berhadapan dengan kebaikan, nafsu ajak kepada kejahatan, akal ajak kepada kebaikan. Kalau kita ikut nafsu, kita kalah, ikut akal kita menang. Namun bagaimanapun nafsu perlu untuk manusia. Bila nafsu habis, manusia akan habis. Contohnya nafsu seks, kalau tidak ada, maka zuriat manusia tidak akan berkembang. Begitu juga dengan nafsu makan, tidak akan habis ia merupakan semula jadi. Kalau nafsu makan tidak ada, orang itu akan mati. Tentang nafsu kelamin ini pernah datang seorang sahabat kepada Rasulullah dan memberitahu untuk membunuh nafsu kelaminnya agar ia dapat berjuang sungguh-sungguh, tetapi Rasulullah melarang, sebab Rasulullah juga berumah tangga dan suka dengan zuriat ramai. Pernah suatu saat ada seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah untuk berpuasa terus menerus, agar dapat lebih berbakti kepada Allah. Itupun Rasulullah larang karena Baginda juga berpuasa dan juga berbuka. Rasulullah juga bermasyarakat dan berjuang untuk menegakkan dunia dan Akhirat. Jadi Rasulullah memberi jalan tengah, bahwa nafsu ini adalah perlu untuk manusia. Cuma jangan tersalah langkah, ia akan ke Neraka. Rasulullah bersabda yang maksudnya “Ada dua lubang yang dapat menyebabkan seseorang masuk Neraka, yaitu lubang faraj dan lubang mulut, dua lubang ini juga dapat menyebabkan seseorang masuk Syurga”. Nafsu ini dapat kita jadikan kuda untuk ke Syurga. Ada setengah orang bila dengar nafsu, terbayang perkara- perkara jahat saja. Nafsu itu adakalanya jahat, adakalanya baik. Nafsu akan jadi baik bila dilatih. Al Imam Al Ghazali mengibaratkan nafsu itu sebagai anjing, bila dilatih dia akan dapat jadi baik. Ulamak-ulamak Islam telah membagikan nafsu kepada 7 peringkat : 1. Ammarah 2. Lauwamah 3. Mulhamah 4. Muthmainnah 5. Radhiah 6. Mardhiah 7. Kamilah NAFSU AMARAH Allah berfirman dalam Al Qur’an, maksudnya : “Tidak ada kebaikan dalam diriku, karena sesungguhnya nafsu itu senantiasa mengajak kepada kejahatan” [Yusuf : 53] Dalam ayat tadi, ada kaitan dengan peristiwa Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha, isteri perdana menteri Mesir. Barang siapa yang memiliki nafsu ammarah, dia tidak dapat tahan lagi untuk menjaga kehormatan dirinya, walaupun dia orang terkenal, akan jatuh jadi hinalah orang yang menurutkan nafsu ammarah. Orang yang memiliki nafsu ammarah, tidak mampu lagi untuk menjaga dirii supaya tidak terjerumus ke dalam maksiat. Mengapa kita lihat orang yang tidak disangka-sangka tiba-tiba minum arak, punya simpanan perempuan, korupsi dan sebagainya. Ini adalah nafsu ammarah yang ada dalam diri. Nafsu inilah yang mendorong manusia kepada kejahatan. Jika bisa berbuat maksiat, baru terasa puas. Bahkan berlomba-lomba, siapa yang paling banyak buat maksiat. Orang yang berada di peringkat nafsu Ammarah tak peduli dengan Akhirat. Mudah kecewa tidak tahan bila diuji. Allah panjangkan umur mereka, agar puas dengan maksiat, bila mati dengan mudah Allah akan lemparkan ke dalam api Neraka. Orang yang mempunyai nafsu Ammarah adalah nafsu ahli Neraka. Ada juga yang mencoba berpura-pura baik, agar mudah dengan kejahatan dan mencari keuntungan diri. NAFSU LAWWAMAH Orang yang sudah ada bunga kesadaran, keinsafan, dia sadar kejahatan itu berdosa dan kebaikan itu pahala, dia ingin berbuat baik, tetapi tidak tahan lama, waktu jatuh dalam kejahatan dia resah tak tentu arah, walaupun dia puas dengan kejahatan tapi hati menderita dengan kejahatan. Rasa berat untuk keluar dari kejahatan. Timbul perebutan antara nafsu dan akal, nafsu mengajak kepada kejahatan, akal mengajak kepada kebaikan. Orang yang memiliki nafsu lawwamah belum dapat membuat keputusan untuk berbuat baik baik. Ia seperti daun lalang, ikut kemana arah angin bertiup. Tidak ada kekuatan untuk meninggalkan maksiat, dia bisa melakukan kejahatan lagi sesudah ia berbuat baik. Kadang-kadang ke tempat ibadah, kadang-kadang ke tempat maksiat, hatinya selalu merintih kepada Allah bila tidak dapat melawan nafsu untuk membuat maksiat. Atau tidak dapat istiqomah dalam berbuat kebaikan. NAFSU MULHAMAH Firman Allah artinya : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu, jalan kejahatan dan ketaqwaan” [Asy-Syams : 8] Bagaimana rasa hati orang yang memiliki nafsu mulhamah ini ? Yaitu apabila hendak berbuat amal kebajikan terasa berat. Dalam keadaan bermujahadah dia berbuat kebaikan-kebaikan karena sudah mulai takut kemurkaan Allah dan Neraka. Bila berhadapan dengan kemaksiatan, hatinya masih rindu dengan maksiat, tetapi hatinya dapat melawan dengan mengenangkan nikmat di Syurga. Dalam hatinya masih banyak sifat-sifat mazmumah. Dia sudah dapat mengenali penyakit yang ada dalam dirinya. Cuma tidak bisa lawan. Dia mencoba beribadah dengan sabar. Rasulullah bersabda kepada orang ini yang artinya : ”Beribadahlah kepada Allah dalam dirinya, Cuma tidak boleh rasa syukur dengan rasa sabar” Apa arti sabar ? Sabar itu menahan rasa tidak setuju dalam hati, melahirkan rasa setuju. Orang yang nafsu mulhamah, bila kena puji pasti dah rasa puas dan seronok. Ibadah yang dilakukan belum boleh khusyuk lagi. Bagaimana untuk melawan penyakit hati yang ada dalam orang yang berada di peringkat nafsu mulhamah ini ? Sebab ia didorong oleh nafsu dan syaitan. Sebab itu untuk mengelak dari godaan syaitan dan nafsu kena amalkan zikir-zikir dan wirid-wirid tertentu. Syaitan dan nafsu hanya takut pada tuannya saja yaitu Allah. Bila kita wirid dan zikir seolah-olah kita beritahu bahwa Allah melihat. Bila amal kebajikan itu dibuat karena Allah, bukan karena orang insya Allah istiqomah. Kalau amal kebajikan dibuat karena orang atau guru, tidak lama, ia akan buat apabila berhadapan dengan orang atau guru saja, di belakang guru dia dapat buat maksiat. Jadi setiap kebajikan mesti dibuat karena Allah. Orang yang pada peringkat nafsu ini juga perlu dipimpin oleh guru-guru atau syaikh- syaikh yang betul-betul kenal jiwa muridnya atau yang boleh mengasuh murid-muridnya. Bila penyakit-penyakit hati sudah tiada lagi, ia akan rasa satu kemanisan baru dalam hatinya dan akan rasa benci dengan kejahatan. Waktu itu dia telah meningkat ke taraf nafsu yang lebih baik lagi yaitu nafsu Muthmainnah NAFSU MUTHMAINNAH Orang yang memiliki nafsu muthmainnah, Allah berfirman dalam Al Qur’an : “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba- Ku, dan masuklah ke dalam Syurga- Ku” [Al Fajr : 27-30] Hamba Tuhan yang sebenarnya mereka yang telah sampai kepada nafsu Muthmainnah. Sebelum itupun hamba juga. Cuma hamba yang didasarkan kepda dia buat atau dipaksa, bukan atas dasar keredhaan. Orang yang sudah sampai kepada nafsu ini, dia sudah dijamin Syurga. Bagaimana sifat orang-orang yang memiliki nafsu Muthmainnah ? Yaitu bila dia buat amal. Kebajikan rasa sejuk hatinya, tenang dan puas. Selalu rasa rindu nak buat kebajikan, mereka senantiasa menunggu waktu untuk beribadah kepada Allah. Mereka ini dikatakan penggembala matahari (senantiasa menunggu waktu beribadah) Hati senantiasa rindu dengan Allah, bila dia baca ayat Allah yang ada kaitannya dengan Neraka, dia rasa takut, cemas, ada yang pingsan, kadang-kadang ada yang mati. Dia takut dengan dosa, seolah-olah gunung akan menimpa kepalanya. Bila berkorban habis-habisan, baru rasa puas hatinya, senantiasa cemas dengan maksiat dan coba cegah habis-habisan. Dia akan bersabar dengan ujian dari Allah kepada dirinya. Doanya mustajab, Allah cepat kabulkan, rezekinya terjamin, dijamin oleh Allah. Bila selalu diuji dia sabar, akhirnya ia sudah bisa redha dengan ujian. Hasil dari kesabaran dan keredhaan dalam hatinya, maka ia akan meningkat kepada nafsu yang kelima yaitu nafsu Rodhiah. NAFSU RODHIAH Sifatnya : Walau kecil tentang larangan, ia akan tinggalkan sungguh-sungguh, bagi dia makruh, dia anggap macam haram, yang sunat dia anggap macam wajib. Kalau tidak buat yang sunat seolah-olah rasa berdosa, kalau kita lihat riwayat mereka kadang-kadang kalau anak mati mereka berkata “Alhamdulillah”. Pernah terjadi dalam sejarah, seorang ibu bila orang membawa berita tentang anaknya yang gugur di medan jihad. Dia rasa gembira, orang ini suda bisa jauhkan diri dari perkara yang syubhat, bila disuruh pada jihad pada jalan Allah mereka sambut macam hari raya. Kalau kita lihat takbir hari raya itu adalah hasilnya dan takbir selepas para sahabat mendapat kemenangan di peperangan Khandak. Setengah mereka kalau dilarang ke medan jihad mereka menangis, di dalam Al Qur’an ada disebut “asnabul buka” sebanyak 18 orang, bila Rasulullah tiada kendaraan untuk bawa mereka dalam peperangan Tabuk. Mereka menangis siang dan malam mengadu kepada Allah, apakah dosa mereka karena tidak dipilih ke medan jihad. Hingga Allah turunkan wahyu kepada Rasulullah bahwa mereka menangis sepanjang malam, mereka sangka mereka banyak dosa. Mereka begitu cinta dengan mati syahid. Mereka redha terhadap apa yang Tuhan redha. Dalam beribadah kepada Allah, bukan sekedar sedap membaca, bahkan sedap beramal. Akhlak mereka terpuji di sisi Allah. Dapat memberi maaf ketika berkuasa. Satu peristiwa, sahabat Rasulullah yang memiliki hamba, suatu hari hambanya bawa dulang, yang berisi daging kambing, tiba-tiba pisau yang terletak di atas dulang terjatuh di kepala anaknya yang sedang merangkak dan terus mati. Dalam keadaan demikian hamba tadi merasa takut, maka kata sahabat tadi “Bertenanglah kamu, anak itu Allah punya, Allah ambil balik, maka pada hari ini aku memerdekakan kamu” Tidak ada siapa yang boleh berbuat demikian kecuali mereka yang memiliki nafsu Rodhiah. Mereka akan rasa menderita bila sahabat terjerumus kepada maksiat. Mereka akan doakan khusus untuk sahabatnya di malam hari agar terselamat dari maksiat. Mereka juga banyak mendapat pertolongan dari Allah, diantaranya firasat yang Allah berikan, mereka mudah kenal dengan orang yang berbuat maksiat atau tidak. Mereka mudah pimpin masyarakat, sebab dia kenal sifat-sifat hati. Orang yang dia didik nasehat- nasehatnya tepat, bila mereka dihalau dari masyarakat, tunggulah bala Allah akan turun. Banyak lahir karamah- karamah dari mereka, mulutnya masin apa yang disebut insya Allah akan terjadi.

Thursday 4 October 2012

"Al Fatihah adalah obat penyembuh dari segala penyakit "

Didalam Islam kita diperintahkan untuk berzikir mengingat Tuhan dengan sebanyak-banyaknya : " Dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, semoga kamu mendapat kemenangan " ( SURAT AN ANFAL : AYAT 45). Di dalam metode berzikir, Al Qur'an mengajarkan kepada kita dalam keadaan atau posisi apapun seperti berdiri, duduk atau berbaring boleh kita melakukannya kecuali ada larangan-larangan tertentu seperti ketika sedang buang air ( Hajat ) : " Mereka Berzikir mengingat Allah sedang berdiri, sedang duduk, sedang berbaring dan memikirkan tentang ciptaan langit dan bumi " ( SURAT ALI IMRAN : AYAT 191). Zikir yang di baca sebelum pasien di terapi menurut Nursyifa ada tiga bagian : 1. ASTAGFIRULLOH 100 X atau lebih 2. LAA ILAAHA ILLAllah 100 X atau lebih 3. SURAT AL-FATIHAH 100 X atau lebih 4. SHALAWAT NABI 100 X atau lebih Ketentuan zikir diatas sudah di tetapkan oleh ilmu Hikmah yang kami dapat dengan rincian sebagai berikut: Istigfar sebagai awal dari pembersihan diri dari segala kotoran hati atau jiwa. Syahadat sebagai wujud peng-Esaan Allah agar kita yaqin bahwa segala sesuatu di dunia ini berdasarkan kehendak Allah, manusia hanya wajib berikhtiar dan berdoa. Al Fatihah sebagai media penyembuhan dari segala penyakit : Sabda Nabi : "Al Fatihah adalah obat penyembuh dari segala penyakit " . Angka 100 menurut ahli Hikmah merupakan angka sempurna dalam segala hal, dalam ilmu matematika angka 100 % merupakan angka sempurna ( tidak kurang ). Nursyifa mengharuskan pasien sebelum di terapi membaca zikir-zikir di atas minimal 100 kaliatau lebih yang penting di kerjakan dengan ikhlas dan khusyu'. Bahkan Rasululloh beristigfar setiap harinya 100 x : " Sesungguhnya Aku beristigfar ( Mohon ampun kepada Allah ) sehari semalam 100 kali " ( HADITS : HR.MALIK ) " Tuhan memberikan Al Hikmah ( kebijakan) kepada orang yang di kehendakinya. Barang siapa yang di beriNya Al hikmah itu berarti ia telah mendapatkan banyak kebaikan. Hanya orang-orang yang mau berfikir saja yang dapat mengambil pelajaran" ( SURAT AL BAQARAH: AYAT 269 ). Selain zikir di atas, ketika pasien akan di terapi di haruskan membaca Syahadat memohon kepada Allah untuk kesembuhan, keselamatan, kesuksesan, atau lainnya. Karena berdo'a merupakan Ibadah yang di perintahkan oleh Allah SWT . "Tuhan-muberfirman: Berdo'a lah kepada-Ku pasti Aku perkenankan" ( SURAT AL MUKMIN : AYAT 60 ). Untuk menyempurnakan do'a yang akan kita mohonkan kepada Allah terutama bagi mereka yang sedang membuka pintu hidayah (Aura), maka di anjurkan membaca Asmaul Husnah yang 4 : Ya Allah, Ya Adzim, Ya Rohim, Ya Adil. " Allah mempunyai Asmaul Husnah ( nama-nama yang Agung ) bermohonlah kepada-Nya dengan nama-nama yang agung itu " ( SURAT AL A'ROF : AYAT 180 ). Setelah terapi selesai, pasien membaca Al Fatihah dan Hamdalah sebagai wujud dari rasa syukur terhadap apa yang sudah kita lakukan, semoga Allah mengabulkan segala yang kita pinta. Amin....... " Zikirlah Kamu kepada-KU dan ( ber-syukurlah ) janganlah Kamu mengingkari nikmat-nikmat-KU " ( SURAT AL BAQARAH : AYAT 152 ) BEBERAPA AYAT DAN HADITS LAINNYA > Setiap hal ada sebabnya : InnaLikulli Syayin Syabib, Surat al Kahfi ayat 85. Artinya: "Sesungguhnya segala sesuatu itu ada sebab musababnya." > Al-Quran mengandung berbagai khasiat, tertulis dalam surat Al-An'am : 38 : Artinya : "Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam ( Al-Quran yang mengandung hukum, hikmah, khasiat dll. ) kemudian kepada Tuhanlah mereka di himpunkan." > Pemahaman mengenai ilmu hikmah dengan kekuatan Al-Qur'an seperti di sabdakan nabi: Artinya : "Ambillah Al-Qur'an, bagian mana saja yang kamu suka, boleh engkau berikan kepada siapa saja yang kamu suka." ( HR. Ad-dailami ). > Sedang hadits yang menerangkan Al-Qur'an dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit adalah sebagai berikut : Artinya : "Maukah engkau aku beri tahu surat terakhir yang turun di dalam Al-Qur'an? Abdullah bin Jabir menjawab: Mau yaRasulullah. Kemudian Rasulullah berkata : Yaitu Fatihatul Kitab ( Surat Al-Fatihah ) dan saya mencari keridhoan dari Al- Fatihah, kerena Fatihah itu dapat di pakai sebagai obat untuk berbagai macam penyakit."( HR. Ahmad dan Baihaqiy ). > Dari Abdullah bin Jabir Rasulullah berkata : "Fatihah itu bisa untuk obat segala penyakit kecuali racun dan racunnya kematian". > Dan dari Bai Sa'id Al-Hudriyyi Nabi bersabda : "Fatihah itu bisa untuk segala macam obat kecuali racun." > Meminta pertolongan orang lain untuk membantu mendo'akan kita ( berkaitan dengan hal mursyid ) di bolehkan oleh Al-Qur'an sesuai dengan surat Yusuf ayat 97-98 : Artinya: "Mereka berkata, "wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan bagi kami terhadap dosa-dosa kami. Sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah." Yaqub berkata,"Aku akan memohonkan ampun bagi kalian kepada Tuhanku, sesungguhnya Dialah yangmaha pengampun lagi maha penyayang." > Di perkuat lagi seperti yang tertulis pada surat An-Nisa ayat 64: Artinya: "Orang-orang yang menzalimi dirinya lalu meminta ampun kepada Allah. Rosul punakan turut memohonkan ampun baginya." > Wiridan hanya memiliki nilai lebih apabila di lakukan secara rutin. Seperti yang di katakan para ahli hikmah : AlIstiqomah khoirum min alfi karomah. Artinya: Ber-Istikomah lebih mulia dari seribu kemuliaan. > Berdzikir pendek "Robbunallah", Insya Allah akan di lindungi para malaikat baik semasa hidup maupun setelah di akhirat, asal di baca secara rutin. > "Hasbunallahu Wa Nikmal Wakiil", bila di baca 450 X ( 90 setiap sholat fardhu ) akan memberikan kekuatan fisik yang berlimpah, bahkan penyakitpun menyingkir. Untuk memperkuat keampuhan boleh di lanjutkan dengan "Nikmal Maula Wa Nikman Nashir". Jakarta, November 1984. Cerita mengenai mendapat upah dalam penyembuhan dengan menggunakan Al-Qur'an, dari sebuat hadits: > "Suatu ketika para sahabat Nabi datang pada suatu perkampungan, dimana salah seorang penduduknya ada yang sakit terkena gigitan ular. Maka para sahabat Nabi kemudian mengobatinya dengan membaca Al- Fatihah. Dan sebagai upahnya mereka menerima 30ekor kambing. Sahabat yang mengobati bernama Abu Sa'id al-Kurdi. Ketika ia membawa kambing-kambing itu, para sahabat yang lainnya tidak menyukainya. "Engkau mengambil upah dari membaca kitab Allah," kata mereka. Ketika sampai di Madinah, mereka melaporkan kepada Rosulullah. Beliau bersabda, "Tidakkah engkau mengetahui bahwa Al-Fatihah itu obat? Bagikan dan berikan sebagian untukku." Berdasarkan pada hadits tersebut di perbolehkan, buktinya Rosulullah tidak melarang Abu Sa'id, bahkan meminta bagian. Tentu saja dalam batas kewajaran dan keikhlasan dari yang memberikan." Membuat Pagar Perlindungan Rumah : > Membuat siker / pagar rumah, sebagai berikut : Membaca ayat kursi sebanyak tujuh kali pada tiap pojok rumah, berputar searah jarum jam. Diri harus dalam keadaan bersih dari segala macam hadats. Pada bacaan "Walaa Ya'uduhu Hifzhuhumaa wa Huwal �Aliyyul �Azhim " di ulangi 3 kali dalam satu nafas. Reaksinya bila ada orang yang masuk, maka akan berputar-putar keliling sekitar rumah saja. Selalu membiasakan berdzikir ayat Kursi ini di tengah-tengah rumah setiap ada kesempatan.