Nonton iklan bentar ya...!!!

Friday 26 November 2010

kematian

Satu hal sebagai bahan renungan kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama.
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah
semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam
dan Hawa.
Justru malam pertama perkawinan kita dengan
SANG MAUUUT
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis
sanak saudara
Hari itu…
mempelai sangat dimanjakan
Mandipun …harus dimandikan Seluruh badan kita
terbuka….
Tak ada sehelai benangpun menutupinya..
Tak ada sedikitpun rasa malu …
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas
putih …
Itulah sosok kita….
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan…,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna
putih
Kain itu …jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita …
Bagian kepala..,badan…, dan kaki diikatkan
Tataplah….tataplah…itulah wajah kita
Keranda pelaminan…langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan
tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah
kudus
Akad nikahnya bacaan talkin …
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan..yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan
dan akhirnya …..
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah
kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi ….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat
Kubur …
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan….
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata …
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu..
Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi ….sudah pantaskah sikap kita selama
ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????
Jiwa meregang...
Tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan
ketakutan atau linangan air mata bahagia karena
ingin bertemu Rabb-nya.
Ditarik, dan dicerabut dari setiap urat nadi, syaraf,
dan akar rambut. Ini sebuah titah, ia harus
kembali kepada pemilik-Nya.
Allahu Akbar, janji-Mu telah tiba.
Yaa Robbi..., alangkah sakit dan pedih.
Perih laksana tiga ratus tusukan pedang, atau
ringan bagaikan sebuah pengait saat dimasukkan
dan ditarik dari gumpalan bulu yang basah. Duhai
jiwa, seandainya engkau tahu bahwa sakaratul
maut itu lebih ngeri dan dahsyat dari semua
sketsa yang ada.
Sayup terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an,
dan sesegukan air mata yang tumpah. Lalu,
hening berbalut sepi.
Semakin hening, bening..., menggantikan hingar
bingar dunia di kala pagi yang penat dan siang
yang meranggas. Diam pun enyisakan kepiluan,
kesedihan atau berjuta kenangan. Dia telah pergi,
dan tak akan pernah kembali.
Yaa Allah..., inikah kepastian yang telah Engkau
tetapkan?
Di mana tumpukan harta yang telah terkumpul
sekian lama? Pelayan yang setia, rumah mewah,
kendaraan, kebun rindang dan subur, pakaian
yang indah, dan orang-orang tercinta, dimanakah
kini kalian berada? Semua telah direnggut
kematian, icampakkan, dan dihempaskannya
kenikmatan dunia yang dahulu terlalu dielu-
elukan. Adakah segala amanah dapat menuai
pahala, duhai Allah.
Kegelapan pun menyeruak, hitam pekat laksana
jelaga, sungguh mengerikan sebagian jiwa yang
akan berteman dengan amalan jahat hingga
tibanya hari kiamat. Mencekam, berbaur jeritan
keras memekakkan telinga,"Jangan Kau datangkan
kiamat yaa Allah, sungguh aku disini sudah
sangat tersiksa!!!" saat diperlihatkan tempatnya di
neraka.
Bagi sebagian lainnya, alam kubur justru
membuat bahagia. Berteman amal sholeh yang
diibaratkan sebagai manusia dengan paras sangat
menyenangkan. Lalu ia pun menjerit, menangis
bahagia saat ditunjukkan tempatnya di surga,
"Datangkan hari kiamat sekarang yaa Allah,
aku ingin segera ke sana!!!"
Kematian...
Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunan
senandung duka. Menciptakan nada-nada pedih
dan gamang yang kadang menghujam iman,
hingga hati pun bertanya, mengapa selalu ada
perpisahan? Rasa itu menghantam dan menikam
pada keluarga yang ditinggalkan.
Namun kematian adalah suatu keniscayaan,
karena ia telah dijanjikan. Kematian pun
hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang
bernyawa. Sayang, kesadaran itu begitu
menghentak saat orang-orang yang kita cintalah
yang direnggutnya. Ketika itu auranya begitu
dekat, serasa setiap helaan nafas beraroma
kematian.
Duhai jiwa...
Sadarkah engkau bahwa kelak kuburan adalah
tempat peristirahatan? Sudahkah engkau siapkan
malam pertama di sana, seperti kau sibukkan diri
menjelang malam pertama pernikahan? Tidakkah
engkau tahu bahwa ia adalah malam yang sangat
mengerikan, malam yang membuat orang-orang
sholeh menangis saat memikirkannya.
Kau gerakkan lidah ini untuk membaca Al Qur'an,
tetapi tingkah lakumu tak pernah kau selaraskan.
Kau kenal setan, tapi mereka kau jadikan teman.
Kau ucapkan bahwa RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi
Wasallam adalah kecintaan, namun sunnah-Nya
kau tinggalkan. Kau katakan ingin masuk surga,
tapi tak pernah berhenti berbuat dosa. Tak henti-
hentinya kau sibukkan dirimu dengan kesalahan
saudaramu sendiri, padahal engkau pun bukan
manusia suci. Saat kau kebumikan sahabat-
sahabat
yang telah mendahului, mengapa kau mengira
dirimu tak akan pernah mati?
AstaghfiruLLAH al 'adzim...
Duhai Allah...
Engkau yang Maha Mendengar
Dengarkan munajat ini yaa Robbi, berilah
kesempatan
untuk kami selalu memperbaiki diri
Jadikan diri ini bersih, hingga saat menghadap-Mu
nanti
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Ringankan kematian kami yaa Allah, mudahkanlah
duhai
Pemilik Jiwa
Jadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapa
Hingga kematian menjadi sangat indah, kematian
yang husnul khaatimah

No comments: