Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday 18 August 2011

bunda

Setelah sekian tahun kau hidup betapa indahnya masa-masa
naungan Ayah-Bunda
kau diasuh dengan asuhan yang
terbaik dari keduanya,
dididik, dicukupkan semua
kebutuhanmu, diajari bermacam kata
dan di antara keduanya kau
merasakan kehangatan cinta … Bundamu mendekapmu,
ia menitikkan air mata saat kau
dilahirkan …
ia begitu bahagia….
saat menatap wajahmu pertama kali di
pangkuannya, senyumnya begitu tulus … Kemudian Bundamu mendekapmu,
ia menitikkan air mata saat tubuhmu
panas,
badanmu lemah, ia khawatir saat
engkau sakit …
ia menangis tersedu melihat sakitmu yang semakin parah …
ia menjagamu dengan sepenuh
jiwanya..
berapapun waktu dan biaya tak
dipedulikannya …
ingatlah tangisan Bundamu saat itu … rasakanlah kepedihan hati Bundamu
saat itu…
kini, ketika kau dewasa… Bundamu pun merasakan perih,
melihat buah hatinya
membentaknya,
hati Bundamu terluka,
melihat buah hati yang
dilindunginya durhaka… Mengapa hanya karena masalah
sepele kau membentak Bundamu..???
Mengapa hanya karena keinginanmu
yang tak terpenuhi
kau mendiamkan Bundamu …???
Mengapa saat Bundamu lemah kau tinggalkan ia demi kepentinganmu
…???
Mengapa kau bentak Bundamusaat ia
bertutur halus kepadamu …???
Tak ingatkah kau akan belaian
cintanya saat kau terlelap tidurketika kau masih belia?
Tak ingatkah kau akan tutur
halusnyasaat kau berulah dengan
kenakalanmu???
Tak ingatkah kau akan setiap bulir
keringatnya saat ia menggendongmu kemanapun
ia pergi … sungguh, bila kau tidak dicintai
Bundamu,
kau tidak akan menjadi manusia
saat ini! mungkin kau sudah menjadi janin-
janin malangyang mati diaborsi!
mungkin kau tidak akan ada di sini
saat ini!
Lalu mengapa kau tak mau
tundukbersimpuh di hadapan Bundamu??? Apakah benar kau mencintai
Bundamu??? Renungkanlah satu hari, di hari itu,
kau pulang dari peraduan nasibmu…
sampai di halaman rumah,
kau jumpai kerumunan tetangga
berwajah sendu …
berkumpul di ruang tamumu… kau masuk ke dalam penuh dengan
tanda tanya,
ada apa ini?
Di ruangan itu,
kau melihat sebuah dipan
dibentangkan, di atasnya terbujur sesosok tubuh
manusia,
ia terbungkus kain putih bersih di
sekujur tubuhnya,
tertutuprapat …
Kau melangkahkan kakimu dengan gemetar,
mendekat dan terus mendekat …
Tak ada yang berkata-kata…
semua hening tanpa suara…
Kau arahkan pandanganmu kewajah
sosok mayat itu, sambil kedua tanganmu
menyingkapikatan kain kafan di
wajahnya…
Ketika kafan terbuka,
ketika wajah keriput itu terlihat …
kini kau tahu… ? itulah wajah yang tersenyum tulus
saat kau lahir dengan tangisanmu,
itulah wajah yang cemberut
saat kau berulah dengan
kenakalanmu,
itulah wajah yang mencium dahimu saat pertama kau beranjak
sekolah,
itulah wajah yang tertawa gembira
saat melihatmu melangkahkan
kaki-kaki kecilmu… itulah wajah yang pernah menangis karena bentakanmu…
itulah wajah yang basah dengan air
mata untuk mendoakan kebaikan
bagimu … itulah wajah yang tak kau pedulikan
saat sakit dideritanya… ya, ITULAH WAJAH BUNDAMU … Kini dia tak lagi bisa memelukmu,
tangannya kaku…
Kini tak lagi ia bisa menggendongmu,
kaki-kaki tuanya pun kaku …
Kini dia tak bisa lagi menciummu,
dia tak bisa lagi menghardikmu, dia tak bisa lagi mengomelimu,
di tak bisa lagi cerewet padamu … Puaskah engkau kini???!!! Tak bisa lagi kau mencium telapak
kakinya …
tak ada lagi untaian doa mustajab
yang bisa kau pinta …
tak ada lagi senyum gembira saat kau
pulang ke rumah itu … Kini kau campakkan jasad Bundamu
di liang itu sendiri…
Kini kau timbun jasad rahim yang
mengandungmu … Kau tumpahkan tanah-demi-tanah
menimbun jasad lelah Bundamu …
Kau pendam jasad Bunda yang dulu
menimang-nimangmu … Tak ada lagi tangan seorang Bunda
untuk kau cium,
tak ada lagi doa Bunda yang bisa kau
pinta …
Tak ada… tak ada… tak ada. . .

No comments: