Nonton iklan bentar ya...!!!

Friday 26 August 2011

Dari Ibu kita mengenal ALlah

"Kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula)." (QS. Al
AhQaaf 46:15) "Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS. Luqman 31:14) Dari Abu Hurairah r.a, katanya:
"Seseorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah Saw, "Ya, Rasulullah,
siapakah dari keluargaku yang paling
berhak dengan kebaktianku yang
terindah?" Jawab beliau, "Ibumu!, kemudian ibumu, kemudian ibumu,
kemudian bapakmu, kemudian yang
terdekat kepadamu, yang terdekat".
Sahabatku tercinta rahimakumullah,
bukankah Ibu adalah orang pertama
yang kita kenal ketika hadir di alam ini? Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. An-Nahl 16:78) Beliau sambut kehadiran kita dengan
penuh senyum kebahagiaan.
"Alhamdulillah," ucapnya lirih, betapa
Allah Maha Kuasa, sungguh peristiwa
melahirkan adalah suatu peristiwa
yang teramat sangat luar biasa bagi seorang wanita. Tak terbayangkan
betapa menderita berjuang antara
hidup dan mati. Tiada peduli urat-urat
beliau terputus, Masya Allah, betapa
sungguh tak ternyana sakitnya Tapi beliau ikhlas, "Untuk anakku
tercinta akan kukorbankan seluruh
jiwa raga". Betapa mulia seorang ibu,
beliau sabar memelihara, menjaga,
merawat, dan membesarkan kita. Duh
ketika keremangan malam yang dingin ia dapati kita menangis. Beliau
terjaga, beranjak bergegas
menghampiri, memberikan apa yang
kita pinta. Masya Allah .
Beliau sangat sayang dan begitu
pengasih, ketika kita sudah bisa bermain, berlari terkadang ibu
memarahi kita, "Jangan main di sini
anakku... nanti kotor, jangan begini
begitu karena tidak baik!". Semua itu
dilakukannya karena tidak ingin kita
celaka... Ketika kita beranjak dewasa, perlu
makan beliau rela tak makan demi kita
kasih sayangnya begitu tulus tanpa
pamrih tak mengharapkan apa-apa
kecuali kita sehat dan selamat. Hari
berganti hari detik, menit, waktu akhirnya kita sadari hakikat
keberadaan diri ini.
Jadi... terbuktilah bagaimana Allah Swt
itu Ar Rahmaan dan Ar Rahiim, Maha
Pengasih dan Maha Penyayang,
Dengan Cinta-Nya Ia memperkenalkan diri-Nya melalui
perantara seorang Ibu. Kalau ibu saja
begitu, apalagi Allah yang
menciptakan kita? Subhanallah,
Walhamdulillah, Walaa ilaa ha ilallah,
Wallaahu Akbar. Karena pengorbanan Ibu yang tak terhingga itulah, Allah
mewajibkan (memerintahkan) kita
supaya berbakti (berbuat baik)
kepada beliau. "Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra’
17:23) "Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia
telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau Ridhai: berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah
diri". (QS. Al AhQaaf 46:15). "Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil". (QS. Al- Isra'17:24) Dari Abu Hurairah r.a, katanya:
"Seseorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah Saw, 'Ya, Rasulullah,
siapakah dari keluargaku yang paling
berhak dengan kebaktianku yang
terindah?' Jawab beliau, " Ibumu! Kemudian ibumu Kemudian ibumu,
Kemudian bapakmu, kemudian yang
terdekat kepadamu, yang terdekat. Perbandingan cinta menurut
Rasulullah kepada Ibu dibanding
Bapak adalah 3:1. Berbakti sebaik-
baiknya pada orangtua juga
merupakan jihad yang Allah janjikan
sangat besar pahalanya. Sebagaimana sabda Beliau Saw: Dari Abdullah bin
Amru bin Ash r.a. katanya: Seorang
laki-laki datang menghadap
Rasulullah Saw. Lalu dia berkata: "Aku
bai’at (berjanji setia) dengan Anda
akan ikut hijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala dari Allah. Tanya
Nabi Saw, "Apakah orangtuamu masih
hidup? Jawab orang itu, "Bahkan
keduanya masih hidup". Tanya Nabi
Saw, "Apakah kamu mengharapkan
pahala dari Allah?" Jawabnya, " Ya!" Sabda Nabi Saw, "Pulanglah kamu
kepada kedua orangtuamu, lalu
berbaktilah pada keduanya sebaik-
baiknya!". Besar pahalanya juga
seimbang dengan besar dosanya jika
tidak berbakti padanya. Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Saw
sabdanya: "Dia celaka! Dia celaka! Dia
celaka!" Lalu beliau ditanya orang, "
Siapakah yang celaka, Ya Rasulullah?"
Jawab Nabi Saw, " Siapa yang
mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu
keduanya, tetapi dia tidak berusaha
masuk surga (dengan merawat orang
tuanya sebaik-baiknya)". Bukti kecintaan Rasulullah kepada
Ibu, dapat dilihat dibawah ini, Dari
Fadhal r.a, katanya: Seorang
perempuan dari Khats'am bertanya
kepada Rasulullah Saw, katanya: " Ya,
Rasulullah! Bapakku sudah tua renta, kepadanya terpikul kewajiban
menunaikan ibadah haji, sedangkan
dia sudah tak sanggup duduk di
punggung untanya, bagaimana itu?
Jawab Rasulullah Saw, "Hajikanlah dia
olehmu!" Dari Aisyah r.a., katanya : Seorang laki-laki datang bertanya
kepada Rasulullah Saw, " ya
Rasulullah! Ibuku meninggal dengan
tiba-tiba dan beliau tidak sempat
berwasiat. Menurut dugaanku,
seandainya dia sempat berbicara, mungkin dia akan bersedekah.
Dapatkah beliau akan pahalanya jika
aku bersedekah atas nama beliau?"
Jawab Rasulullah Saw, " Ya, dapat!"
Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Sa'ad
bin Ubadah pernah minta fatwa kepada Rasulullah Saw. Tentang nazar
ibunya yang telah meninggal, tetapi
belum sempat ditunaikannya. Maka
bersabda Rasulullah Saw, "Bayarlah
olehmu atas namanya!" " Bagaimana
jika Orangtua kita menyuruh untuk mepersekutukan Allah? "Allah
Berfirman: "Dan jika keduanya
memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang
yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS
Luqman 31:15), Dari Asma’ binti Abu Bakar r.a.,
katanya: "Ketika terjadi gencatan
senjata dengan kaum Quraisy, ibuku
yang ketika itu masih musyrik
mendatangiku. Lalu aku minta izin
kepada Rasulullah Saw. Seraya berkata:" Ya Rasulullah! Ibuku
mendatangiku, karena beliau rindu
kepadaku. Bolehkah aku
menemuinya?". Jawab rasulullah Saw,
" Ya, boleh! Temuilah ibumu!" Begitu
besar perhatian Allah dan kekasih- Nya pada orangtua kita. Walaupun
Beliau (orangtua) menyuruh kita
mepersekutukan Allah, Allah dan
Rasul tetap mengharuskan kita untuk
berbuat baik kepada orangtua kita. Karena itulah sahabatku, Janganlah
cinta kita pada seseorang melebihi
cinta kita pada ibu. Bukankah peran
seorang ibu sangat besar dalam
kehidupan ini?! Kita terkadang tidak
menyadari setelah kita dewasa, tidakkah kita terpikir mampukah kita
membalas kasih sayang orang tua
kita?. Sahabatku, seorang lelaki dikatakan
baik jika ia mampu menghargai
seorang wanita. Dan wanita itu
dikatakan mulia jika ia senantiasa
menghargai dirinya. Tidak ada bekas
ibu ataupun bekas anak. Dan jika rasa cintamu pada ibu lebih besar, Insya
Allah... Para laki-laki shalih akan
merasa bahwa kelak pendampingnya
adalah anugerah terindah yang
diberikan Allah Swt pada dirinya, dan
tidak akan mampu mencari penggantinya. Para wanita shalihat akan selalu
belajar menutupi kekurangannya,
karena ia yakin bahwa "saya adalah
yang terindah" dihatinya... Dari
Abdullah bin Umar r.a., katanya
Rasulullah Saw, bersabda: "Dunia ialah kesenangan. Sebaik-baik kesenangan
dunia ialah perempuan yang saleh". Jika para laki-laki shalih mendapati
pasangannya suatu kekurangan,
sungguh itu tak sebanding dengan
kelebihannya. Maka itu bimbinglah
sahabat sejatimu menjadi sempurna
dengan bimbingan yang bijaksana, sebagaimana Rasulullah membimbing. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi
Saw bersabda: "Siapa yang iman
dengan Allah dan hari kiamat, maka
apabila dia menyaksikan suatu
peristiwa, hendaklah dia menanggapi
dengan baik atau diam. Bijaksanalah membimbing wanita, karena wanita
itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan
bahagiannya yang paling bengkok
ialah yang sebelah atas. Jika engkau
berusaha meluruskannya, niscaya dia
patah. Tetapi jika engkau biarkan, dia akan senantiasa bengkok. Karena itu
bijaksanalah membimbing wanita
dengan baik." Dan hidup ini akan selalu menyapu
kesejukan dan keteduhan dalam diri
kita semua. Membentuk keluarga
sakinah, mawaddah, warahmah dan
senantiasa diberkahi Allah Swt.
Aamiin, Ya Rabbal aalamiin. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku
pada kedua ibu bapakku dan sekalian
orang-orang mu'min pada hari
terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS.
Ibrahim 14:41) Billaahi taufiq walhidayah
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh

No comments: