“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Monday 13 August 2012
9 bulan
Saturday 28 July 2012
perutnya pada buncit makan semangka aja..
Perut buncit memang bisa
mengganggu penampilan. Nah,
kalau tak ingin punya perut buncit
diet semangka layak dicoba.
Semangka diklaim bagus untuk
mengempeskan perut buncit. Kenapa semangka bagus untuk
menghilangkan perut buncit? Itu karena semangka adalah
makanan dengan kepadatan energi
yang rendah dan kalorinya sangat
kecil walaupun orang makan dalam
jumlah banyak. Makanan dengan kepadatan energi
yang rendah seperti semangka ini
sangat berguna untuk penurunan
berat badan karena dapat membuat
orang kenyang tanpa
menambahkan kalori terlalu banyak untuk total sehari-hari. Semangka memiliki kepadatan
energi rendah karena kandungan
airnya tinggi, yang juga dapat
menghindari orang mengalami
dehidrasi dan dapat mencegah
keinginan untuk makan makanan penutup lain yang justru tinggi
kalori. American Dietetic Association
melaporkan bahwa semangka
adalah 91 persen mengandung air.
Kandungan air ini dapat bertindak
sebagai diuretik alami.
Sedangkan Mayo Clinic menjelaskan efek diuretik pada semangka
membuat orang akan sering buang
air kecil, sehingga mengurangi
jumlah retensi air dalam tubuh.
Retensi air dalam tubuh ini yang
sering menyebabkan perut buncit. Menurut National Watermelon
Promotion Board, 2 porsi mangkok
irisan dadu semangka mengandung
karbohidrat 21 g, gula 20 g, serta
tidak mengandung lemak dan
kolesterol. Tentu saja makanan yang secara
alami bebas lemak akan lebih baik
dimetabolisme oleh tubuh, sehingga
mengurangi risiko kelebihan lemak
di bagian tengah tubuh Anda alias
perut buncit. Setiap porsi semangka juga
menyediakan 30 persen dari
kebutuhan harian seseorang untuk
vitamin A sebagai beta-karoten, 25
persen untuk vitamin C dan 8 persen
untuk kalium. Dan yang paling relevan untuk
menurunkan berat badan adalah 2
porsi (mangkok) semangka hanya
mengandung 80 kalori, seperti
dilansir Livestrong, Selasa
(22/2/2011). Untuk mendapatkan manfaatnya,
semangka baik dikonsumsi sebagai
jus tanpa gula pada waktu sarapan,
makanan ringan (snack) menjelang
makan siang, serta makanan
penutup (dessert) setelah makan siang atau makan malam. Selain rendah kalori, semangka
memiliki kelebihan lain yang
bermanfaat untuk kesehatan dan
juga menurunkan berat badan.
Menurut Cleveland Clinic, antioksidan
yang terkandung di dalam semangka dapat meningkatkan
fungsi alami sistem kekebalan tubuh
serta mengurangi risiko penyakit
jantung. Bila dimakan sebagai bagian dari
pola makan seimbang, semangka
juga dapat mengurangi risiko stroke,
batu ginjal, keropos tulang, diabetes
dan kanker.
Thursday 19 July 2012
untukmu cintaku.."..sabar adalah kemenangan.."
Wednesday 18 July 2012
KEMATIAN MATAHARI..
Misteri
Kematian Matahari dalam Al-Quran
Silahkan di Resapi.
ُﺮﻳِﺪْﻘَﺗ َﻚِﻟَﺫ ﺎَﻬَّﻟ ٍّﺮَﻘَﺘْﺴُﻤِﻟ ﻱِﺮْﺠَﺗ ُﺲْﻤَّﺸﻟﺍَﻭ
ِﻢﻴِﻠَﻌْﻟﺍ ِﺰﻳِﺰَﻌْﻟﺍ Dan Matahari berjalan ke tempat
Peristirahatannya. Itu adalah
keputusan dari Yang Mahakuasa,
Yang Maha Mengetahui. (Surah Ya Sin, 3 Matahari telah memancarkan panas
selama sekitar 5 miliar tahun sebagai
akibat dari reaksi kimia konstan
berlangsung pada permukaannya.
Pada saat yang ditentukan oleh Allah
di masa depan, reaksi ini pada akhirnya akan berakhir, dan Matahari
akan kehilangan semua energi dan
akhirnya Mati. dalam konteks itu, ayat
di atas dapat dijadikan acuan bahwa
pada suatu hari energi matahari akan
segera berakhir. (Allah maha tahu akan kebenarannya). Kata Arab “limustaqarrin” dalam ayat
ini merujuk pada tempat tertentu
atau waktu. Kata “tajrii”
diterjemahkan sebagai “berjalan,”
juga bermakna seperti “untuk
bergerak, untuk bertindak cepat, untuk bergerak, mengalir.” Tampaknya dari arti kata bahwa
Matahari akan terus dalam
perjalanannya dalam ruang dan
waktunya, tetapi pergerakan ini akan
berlanjut sampai waktu tertentu yang
telah ditetapkan. Ayat “Ketika matahari dipadatkan dalam
kegelapan,” (QS. at-takwir, 1) yang
muncul dalam deskripsi Hari Kiamat,
memberitahu kita bahwa seperti
waktu itu akan datang. Waktu
tersebut hanya diketahui oleh Allah. Kata Arab “taqdiiru,” diterjemahkan
sebagai “keputusan” dalam ayat
tersebut, termasuk makna seperti
“untuk menunjuk, untuk
menentukan nasib sesuatu, untuk
mengukur.” dengan ungkapan dalam ayat 38 dari Surah Ya Sin, kita
diberitahu bahwa masa hidup
Matahari terbatas pada jangka waktu
tertentu, yang ditahbiskan oleh Allah.
ﺎَﻬَﻧْﻭَﺮَﺗ ٍﺪَﻤَﻋ ِﺮْﻴَﻐِﺑ ِﺕﺍَﻭﺎَﻤَّﺴﻟﺍ َﻊَﻓَﺭ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻪّﻠﻟﺍ
َﺲْﻤَّﺸﻟﺍ َﺮَّﺨَﺳَﻭ ِﺵْﺮَﻌْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻯَﻮَﺘْﺳﺍ َّﻢُﺛ َﺮْﻣَﻷﺍ ُﺮِّﺑَﺪُﻳ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ ٍﻞَﺟَﻷ ﻱِﺮْﺠَﻳ ٌّﻞُﻛ َﺮَﻤَﻘْﻟﺍَﻭ
َﻥﻮُﻨِﻗﻮُﺗ ْﻢُﻜِّﺑَﺭ ﺀﺎَﻘِﻠِﺑ ﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ ِﺕﺎَﻳﻵﺍ ُﻞِّﺼَﻔُﻳ Allah-lah Yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang
kamu lihat, kemudian dia
bersemayam di atas ‘Arasy, dan
menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu
meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d, 2) ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ﻲِﻓ َﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ُﺞِﻟﻮُﻳَﻭ ِﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ َﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ُﺞِﻟﻮُﻳ
ٍﻞَﺟَﺄِﻟ ﻱِﺮْﺠَﻳ ٌّﻞُﻛ َﺮَﻤَﻘْﻟﺍَﻭ َﺲْﻤَّﺸﻟﺍ َﺮَّﺨَﺳَﻭ
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ُﻚْﻠُﻤْﻟﺍ ُﻪَﻟ ْﻢُﻜُّﺑَﺭ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻢُﻜِﻟَﺫ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ
ٍﺮﻴِﻤْﻄِﻗ ﻦِﻣ َﻥﻮُﻜِﻠْﻤَﻳ ﺎَﻣ ِﻪِﻧﻭُﺩ ﻦِﻣ َﻥﻮُﻋْﺪَﺗ Dia memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang ke
dalam malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-
Nyalah kerajaan. dan orang-orang
yang kamu seru (sembah) selain
Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari. (Surah
Fatir, 13) Penggunaan kata “musamman”
dalam ayat di atas menunjukkan
bahwa masa hidup Matahari akan
berjalan untuk “jangka waktu
tertentu.” Analisis ilmiah tentang
akhir Matahari menjelaskan sebagai mengkonsumsi 4 juta ton materi
kedua, dan mengatakan bahwa
Matahari akan mati ketika bahan
bakar yang dimiliki semua telah
dikonsumsi oleh matahari. Panas dan cahaya yang dipancarkan
dari matahari adalah energi yang
dilepaskan seketika. Inti hidrogen
berubah menjadi helium dalam
proses fusi nuklir. Energi Matahari,
dan karena itu hidupnya, sehingga akan berakhir setelah bahan bakar
ini telah digunakan. (Allah maha
mengetahui kebenaran.) Laporan
berjudul “The death of the Sun” oleh
departemen Ilmu BBC News
mengatakan: … Matahari secara bertahap akan
mati. Sebagai inti bintang ke dalam
kehancuran, akhirnya akan menjadi
cukup panas untuk memicu atom lain
menyusunnya menjadi helium. Sebuah dokumenter, juga berjudul
“The death of the Sun,” disiarkan oleh
National Geographic TV,
Memberikan penjelasan sebagai
berikut:
Matahari menghasilkan panas dan menopang kehidupan di planet kita.
Tapi seperti manusia, Matahari juga
memiliki umur yang terbatas. Seiring
dengan penuaan bintang tersebut,
Matahari akan menjadi lebih panas
dan menguapkan semua lautan kita dan membunuh semua kehidupan di
planet Bumi … Matahari terus menjadi
lebih panas karena usia dan
membakar bahan bakar lebih cepat.
Suhu akan meningkat, akhirnya
memusnahkan kehidupan hewan, penguapan laut dan membunuh
semua kehidupan tanaman …
Matahari akan membengkak dan
menjadi bintang raksasa merah,
menelan planet-planet terdekat. daya
tarik gravitasinya akan mengurangi dan mungkin memungkinkan Bumi
melarikan diri. Pada akhirnya, ia akan
menyusut menjadi bintang kecil
putih, memancarkan cahaya selama
seminggu untuk ratusan miliar tahun. Para ilmuwan baru-baru ini
menguraikan struktur Matahari dan
menemukan apa yang terjadi di
dalamnya. Sebelum itu, tak ada yang
tahu bagaimana memperoleh energi
matahari atau bagaimana Matahari menghasilkan panas dan cahaya.
َﻥﻭُﺮَّﻛَﺬَﺘَﺗ َﻼَﻓَﺃ ﺎًﻤْﻠِﻋ ٍﺀْﻲَﺷ َّﻞُﻛ ﻲِّﺑَﺭ َﻊِﺳَﻭ … Pengetahuan Tuhanku meliputi
segala sesuatu. Maka apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) ?” (QS. Al-An’aam, 80) ALLAHU AKBAR
Kematian Matahari dalam Al-Quran
Silahkan di Resapi.
ُﺮﻳِﺪْﻘَﺗ َﻚِﻟَﺫ ﺎَﻬَّﻟ ٍّﺮَﻘَﺘْﺴُﻤِﻟ ﻱِﺮْﺠَﺗ ُﺲْﻤَّﺸﻟﺍَﻭ
ِﻢﻴِﻠَﻌْﻟﺍ ِﺰﻳِﺰَﻌْﻟﺍ Dan Matahari berjalan ke tempat
Peristirahatannya. Itu adalah
keputusan dari Yang Mahakuasa,
Yang Maha Mengetahui. (Surah Ya Sin, 3 Matahari telah memancarkan panas
selama sekitar 5 miliar tahun sebagai
akibat dari reaksi kimia konstan
berlangsung pada permukaannya.
Pada saat yang ditentukan oleh Allah
di masa depan, reaksi ini pada akhirnya akan berakhir, dan Matahari
akan kehilangan semua energi dan
akhirnya Mati. dalam konteks itu, ayat
di atas dapat dijadikan acuan bahwa
pada suatu hari energi matahari akan
segera berakhir. (Allah maha tahu akan kebenarannya). Kata Arab “limustaqarrin” dalam ayat
ini merujuk pada tempat tertentu
atau waktu. Kata “tajrii”
diterjemahkan sebagai “berjalan,”
juga bermakna seperti “untuk
bergerak, untuk bertindak cepat, untuk bergerak, mengalir.” Tampaknya dari arti kata bahwa
Matahari akan terus dalam
perjalanannya dalam ruang dan
waktunya, tetapi pergerakan ini akan
berlanjut sampai waktu tertentu yang
telah ditetapkan. Ayat “Ketika matahari dipadatkan dalam
kegelapan,” (QS. at-takwir, 1) yang
muncul dalam deskripsi Hari Kiamat,
memberitahu kita bahwa seperti
waktu itu akan datang. Waktu
tersebut hanya diketahui oleh Allah. Kata Arab “taqdiiru,” diterjemahkan
sebagai “keputusan” dalam ayat
tersebut, termasuk makna seperti
“untuk menunjuk, untuk
menentukan nasib sesuatu, untuk
mengukur.” dengan ungkapan dalam ayat 38 dari Surah Ya Sin, kita
diberitahu bahwa masa hidup
Matahari terbatas pada jangka waktu
tertentu, yang ditahbiskan oleh Allah.
ﺎَﻬَﻧْﻭَﺮَﺗ ٍﺪَﻤَﻋ ِﺮْﻴَﻐِﺑ ِﺕﺍَﻭﺎَﻤَّﺴﻟﺍ َﻊَﻓَﺭ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻪّﻠﻟﺍ
َﺲْﻤَّﺸﻟﺍ َﺮَّﺨَﺳَﻭ ِﺵْﺮَﻌْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻯَﻮَﺘْﺳﺍ َّﻢُﺛ َﺮْﻣَﻷﺍ ُﺮِّﺑَﺪُﻳ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ ٍﻞَﺟَﻷ ﻱِﺮْﺠَﻳ ٌّﻞُﻛ َﺮَﻤَﻘْﻟﺍَﻭ
َﻥﻮُﻨِﻗﻮُﺗ ْﻢُﻜِّﺑَﺭ ﺀﺎَﻘِﻠِﺑ ﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ ِﺕﺎَﻳﻵﺍ ُﻞِّﺼَﻔُﻳ Allah-lah Yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang
kamu lihat, kemudian dia
bersemayam di atas ‘Arasy, dan
menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu
meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d, 2) ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ﻲِﻓ َﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ُﺞِﻟﻮُﻳَﻭ ِﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ َﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ُﺞِﻟﻮُﻳ
ٍﻞَﺟَﺄِﻟ ﻱِﺮْﺠَﻳ ٌّﻞُﻛ َﺮَﻤَﻘْﻟﺍَﻭ َﺲْﻤَّﺸﻟﺍ َﺮَّﺨَﺳَﻭ
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ُﻚْﻠُﻤْﻟﺍ ُﻪَﻟ ْﻢُﻜُّﺑَﺭ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻢُﻜِﻟَﺫ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ
ٍﺮﻴِﻤْﻄِﻗ ﻦِﻣ َﻥﻮُﻜِﻠْﻤَﻳ ﺎَﻣ ِﻪِﻧﻭُﺩ ﻦِﻣ َﻥﻮُﻋْﺪَﺗ Dia memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang ke
dalam malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-
Nyalah kerajaan. dan orang-orang
yang kamu seru (sembah) selain
Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari. (Surah
Fatir, 13) Penggunaan kata “musamman”
dalam ayat di atas menunjukkan
bahwa masa hidup Matahari akan
berjalan untuk “jangka waktu
tertentu.” Analisis ilmiah tentang
akhir Matahari menjelaskan sebagai mengkonsumsi 4 juta ton materi
kedua, dan mengatakan bahwa
Matahari akan mati ketika bahan
bakar yang dimiliki semua telah
dikonsumsi oleh matahari. Panas dan cahaya yang dipancarkan
dari matahari adalah energi yang
dilepaskan seketika. Inti hidrogen
berubah menjadi helium dalam
proses fusi nuklir. Energi Matahari,
dan karena itu hidupnya, sehingga akan berakhir setelah bahan bakar
ini telah digunakan. (Allah maha
mengetahui kebenaran.) Laporan
berjudul “The death of the Sun” oleh
departemen Ilmu BBC News
mengatakan: … Matahari secara bertahap akan
mati. Sebagai inti bintang ke dalam
kehancuran, akhirnya akan menjadi
cukup panas untuk memicu atom lain
menyusunnya menjadi helium. Sebuah dokumenter, juga berjudul
“The death of the Sun,” disiarkan oleh
National Geographic TV,
Memberikan penjelasan sebagai
berikut:
Matahari menghasilkan panas dan menopang kehidupan di planet kita.
Tapi seperti manusia, Matahari juga
memiliki umur yang terbatas. Seiring
dengan penuaan bintang tersebut,
Matahari akan menjadi lebih panas
dan menguapkan semua lautan kita dan membunuh semua kehidupan di
planet Bumi … Matahari terus menjadi
lebih panas karena usia dan
membakar bahan bakar lebih cepat.
Suhu akan meningkat, akhirnya
memusnahkan kehidupan hewan, penguapan laut dan membunuh
semua kehidupan tanaman …
Matahari akan membengkak dan
menjadi bintang raksasa merah,
menelan planet-planet terdekat. daya
tarik gravitasinya akan mengurangi dan mungkin memungkinkan Bumi
melarikan diri. Pada akhirnya, ia akan
menyusut menjadi bintang kecil
putih, memancarkan cahaya selama
seminggu untuk ratusan miliar tahun. Para ilmuwan baru-baru ini
menguraikan struktur Matahari dan
menemukan apa yang terjadi di
dalamnya. Sebelum itu, tak ada yang
tahu bagaimana memperoleh energi
matahari atau bagaimana Matahari menghasilkan panas dan cahaya.
َﻥﻭُﺮَّﻛَﺬَﺘَﺗ َﻼَﻓَﺃ ﺎًﻤْﻠِﻋ ٍﺀْﻲَﺷ َّﻞُﻛ ﻲِّﺑَﺭ َﻊِﺳَﻭ … Pengetahuan Tuhanku meliputi
segala sesuatu. Maka apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) ?” (QS. Al-An’aam, 80) ALLAHU AKBAR
jauhilah api neraka..walaupun hanya bersedekah dgn biji kurma
Bagaikan sebuah pohon yang rindang, sedekah paling
tidak memiliki tujuh cabang. Masing-
masing cabang tersebut saling
terkait dan komprehensif dalam
kesatuan. Jika satu cabang dieksplorasi
dengan melupakan enam cabang
lainnya, maka yang muncul adalah
keparsialan dan
kekomprehensifannya akan hilang. Sementara itu, jika semua cabang
tersebut dijelaskan secara
proporsional, yang muncul adalah
keindahan, kesempurnaan dan
kekomprehensifan makna sedekah. Cabang pertama sedekah adalah
mendahulukan keluarga dekat
dibandingkan pihak lain. Mengenai
hal ini, lebih dari dua belas kali
Alquran menegaskan. Di antaranya
firman Allah SWT (yang artinya), “Dan berikanlah kepada keluarga-
keluarga dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) dengan boros.” (QS. Al-Israa’: 26). Penegasan yang sama juga dapat
ditemui di dalam beberapa hadis, di
antaranya sabda Rasul SAW:
“Sedekah kepada orang miskin
adalah satu sedekah dan sedekah
kepada keluarga dekat adalah dua sedekah (yaitu) satu sedekah dan
satu lagi penyambung tali
persaudaraan.” (HR. Tirmidzi). Cabang kedua, melakukan sedekah
dengan moderat. Allah SWT mensifati
hamba-hamba-Nya yang penyayang
dengan beberapa kriteria, salah
satunya sebagai berikut: “Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak
berlebihan dan tidak pula kikir, yang
demikian itu adalah yang di tengah-
tengah (moderat).” (QS. Al-Furqan:
67). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu jadikan
tanganmu terbelenggu pada
lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya karena itu kamu
menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Israa’: 29). Cabang ketiga, sedekah dengan cara
sembunyi-sembunyi lebih utama
dibandingkan dengan terang-
terangan. Hal tersebut semata-mata
untuk menjauhkan diri dari sifat riya
(pamer) dan menjaga keikhlasan. Memang diperbolehkan bersedekah
terbuka untuk mendorong pihak
lain ikut bersedekah, namun
sedekah dengan cara tersebut
umumnya kurang elok dan tidak
jarang melebihi kepatutan. Keempat, sedekah dilakukan di kala
sehat bukan dalam keadaan sakit
atau sekarat. Hal tersebut agar
sedekah yang dilakukan benar dan
rasional (QS. Al-Munafiqun: 10). Kelima, mengetahui bahwa
bersedekah hukumnya sunah dan di
luar sedekah terdapat zakat yang
hukumnya wajib. Dengan
pengetahuan tersebut diharapkan
seseorang yang telah memiliki harta cukup satu nisab dan dimiliki
sempurna selama setahun dapat
mendahulukan kewajiban zakat,
kemudian melakukan berbagai
sedekah dan bukan kebalikannya. Keenam, sedekah memiliki banyak
keutamaan (fadhilah). Diantaranya:
memberikan rasa bahagia,
mengobati penyakit hati, menjadikan
harta bersih dan tumbuh, mendapat
balasan kebaikan yang bersifat langsung di dunia, mendapatkan
balasan tidak langsung di akhirat
dan pelipatan pahala sedekah
hingga tujuh ratus kali di sisi Allah
SWT (QS Al-Baqarah: 261). Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW
bersabda, “Bersedekahlah kalian
walau hanya dengan sebiji kurma,
sebab sedekah dapat memenuhi
kebutuhan orang yang lapar dan
menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi). Ketujuh, sedekah dapat dilakukan
melalui berbagai cara tidak hanya
dengan menginfakkan harta benda.
Hal tersebut karena senyuman yang
baik adalah sedekah, nasehat dan
kata-kata yang baik adalah sedekah, nafkah yang kita berikan kepada
anak dan istri adalah kewajiban dan
juga sedekah, berbagi ilmu
pengetahuan adalah sedekah dan
lain sebagainya. Dalam kaitan ini Rasulullah SAW
bersabda, “Jauhilah api neraka
walaupun hanya dengan
(bersedekah) sebiji kurma, barang
siapa yang tidak dapat
mendapatkannya maka ia dapat (melakukannya) melalui perkataan
yang baik.” (HR. Bukhari-Muslim).
Rahasia hidup
Rahasia hidup berkah, sukses, dan
bahagia
1. Menjaga Wudhu.
2. Shalat Tahajud dan Witir.
3. Shalat Fardhu Berjamaah.
4. Tadabur Al-Quran.
5. Shalat Dhuha.
6. Puasa Senin-Kamis. 7. Bersedekah.
Sunday 15 July 2012
siapa qarin itu..?
Qarin adalah jin yang dicipta oleh
Allah sebagai pendamping manusia.
Boleh dikatakan ia sebagai "kembar"
manusia. Setiap manusia yang
dilahirkan ke dunia ini pasti ada
qarinnya sendiri. Rasulullah s.a.w. sendiri tidak terkecuali. Cuma
bezanya, qarin Rasulullah adalah
muslim. Manakala yang lainnya
adalah kafir. Pada umumnya qarin yang kafir ini
kerjanya mendorong dampingannya
membuat kejahatan. Dia
membisikkan was-was, melalaikan
solat, berat nak baca al-Quran dan
sebagainya. Malah ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalang
dampingannya membuat ibadah dan
kebaikan. Untuk mengimbangi usaha qarin ini
Allah utuskan malaikat. Ia akan
membisikkan hal-hal kebenaran dan
mengajak membuat kebaikan. Maka
terpulanglah kepada setiap manusia
membuat pilihan mengikut pengaruh mana yang lebih kuat.
Walau bagaimanapun orang-orang
Islam mampu menguasai dan
menjadikan pengaruh qarinnya
lemah tidak berdaya. Caranya
dengan membaca "Bismillah" sebelum melakukan sebarang
pekerjaan, banyak berzikir,
membaca al-Quran dan taat
melaksanakan perintah Allah. Sabda Rasulullah s.a.w. daripada
Abdullah Mas'ud r.a. maksudnya:
"Setiap kamu ada Qarin daripada
bangsa jin, dan juga Qarin daripada
bangsa malaikat. Mereka bertanya:
"Engkau juga ya Rasulullah." Sabdanya: "Ya aku juga ada, tetapi
Allah telah membantu aku sehingga
Qarin itu dapat kuislamkan dan
hanya menyuruh aku dalam hal
kebajikan sahaja." (Riwayat Ahmad
dan Muslim) Aisyah r.ha. menceritakan bahawa
pada suatu malam Rasulullah s.a.w.
keluar dari rumahnya (Aisyah),
Aisyah berkata: "Aku merasa
cemburu." tiba-tiba Baginda
berpatah balik dan bertanya: "Wahai Aisyah apa sudah jadi, apakah
engkau cemburu?" Aku berkata:
"Bagaimana aku tidak cemburu
orang yang seumpama engkau ya
Rasulullah." Sabda Baginda: "Apakah
engkau telah dikuasai oleh syaitan?" Aku bertanya: "Apakah aku ada
syaitan?" Sabda Baginda: "Setiap
insan ada syaitan, iaitu Qarin." Aku
bertanya lagi: "Adakah engkau pun
ada syaitan ya Rasulullah?" Jawab
Baginda: "Ya, tetapi Allah membantuku sehingga Qarinku telah
masuk Islam." (Riwayat Muslim) Di dalam hadis lain daripada Ibnu
Umar r.a., sabda Rasulullah s.a.w.
yang bermaksud: "Aku dilebihkan
daripada Nabi Adam a.s. dengan dua
perkara, iaitu pertama syaitanku
kafir lalu Allah menolong aku sehingga dia Islam. Kedua, para
isteriku membantu akan daku tetapi
syaitan Nabi Adam tetap kafir dan
isterinya membantu ia membuat
kesalahan." (Riwayat Baihaqi) Ibn Muflih al-Muqaddasi
menceritakan: Suatu ketika syaitan
yang mendampingi oran beriman,
bertemankan syaitan yang
mendampingi orang kafir. Syaitan
yang mengikuti orang beriman itu kurus, sedangkan yang megikuti
orang kafir itu gemuk. Maka ditanya
mengapa engkau kurus,
"Bagaimana aku tidak kurus, apabila
tuanku masuk ke rumah dia berzikir,
makan dia ingat Allah, apabila minum pun begitu." Sebaliknya
syaitan yang mengikuti orang kafir
itu pula berkata: "Aku sentiasa
makan bersama dengannya dan
begitu juga minum." Qarin akan berpisah dengan
"kembar"nya hanya apabila manusia
meninggal dunia. Roh manusia akan
ditempatkan di alam barzakh,
sedangkan qarin terus hidup kerana
lazimnya umur jin adalah panjang. Walau bagaimanapun, apabila tiba
hari akhirat nanti maka kedua-
duanya akan dihadapkan ke
hadapan Allah untuk diadili. Tetapi
qarin akan berlepas tangan dan
tidak bertanggungjawab atas kesesatan atau kederhakaan
manusia.
khilafku...
khilaf 1
Malam ini ku rasakan hancur hatiku
Mengenang kebodohanku
Yang terus memberi
Dan berharap menanti
Hingga ku lupa yang sepantasnya ku
cari Dalam sepi dunia ini Aku menyesali khilafku
Dalam sepi yang terus ku sebut
namamu
Walau sakit di setiap waktu
Ku tak pernah menyadari
Kesalahan yang akhirnya hancurkanku
Bersama bahagiaku Penyesalan ini seaakan tiada guna
Tak mampu rubah segala
Yang telah terucap…yang telah
terbuat…dan yang telah berakhir
Di sini akhirnya jua ku mengerti
Makna yang telah ku tinggalkan Dan semua yang tak ku mengerti
Ingin ku akhiri hingga hari ini
Sampai akhirnya ku dapat menatap
matahari
Dengan tegar…
Dan takkan tertunduk lesu Hingga ku katakan padanya
Aku bisa lupakanmu…
khilafku 2..
Kini.. Setiap ku mengingatmu..
Slalu kurindukan segala apa
yang ada pada dirimu..
Saat dimana kau mencoba
mengundang senyum dan
tawaku.. bahkan mengundang tangis dan
marahku.. Mungkin itu terlihat kekanak-
kanakan..
tapi percayalah kini ku
merindukan semua itu..
pernah tersirat dalam hati ini.. Bahwa ternyata ku menyesali
segala
yang telah terjadi..
telah menyakitimu adalah hal
yang paling ku sesali dan
menyiksaku kini.. namun ap daya ku?
Ku tak bisa memaksakan hati.. Kini, semua yang dulu
kita pernah lakukan hanya
tinggal kenangan..
tapi ku takkan menyesali
ini semakin larut..
Karena semakin ku ingat dirimu. . Semakin ku rasa sakit dan
bersalahku padamu.. Maafkan Segala khilafku selama
ini
Thursday 12 July 2012
Pantaskah anda mengeluh ?? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah ?? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu ?? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut. Jangan biarkan kelelahan
menghujamkan keunggulan kamu.
Ambillah sebuah nafas dalam-dalam.
Tenangkan semua alam raya yang ada
dalam benak anda. Lalu temukan lagi
secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah
baru. Sesungguhnya, ada orang yang lebih
berhak mengeluh dibanding anda.
Sayangnya suara mereka parau tak
terdengar, karena mereka tak sempat
lagi untuk mengeluh. Beban
kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali.
Jika demikian masihkan anda lebih
suka mengeluh daripada menjalani
tantangan hidup ini ??
sebuah renungan
Assalamu'alaikum warohmatullahi
wabarokaatuh .~RENUNGAN ~. Ulurkan bantuanmu kepada semua
orang semampumu,yang bukan dalam
hal keburukan,luruskan niat,kita beri
maaf,saling memaafkan...
Allah sangat luas
AmpunanNya..Mengapa insan tertentu...begitu sulitnya untuk
memaafkan...dan meminta maaf.
Kedua sifat diatas tidak mudah untuk
dimiliki oleh orang tertentu..Karena
untuk memiliki keduanya dibutuhkan
kesungguhan dan keriusan dalam diri setiap orang untuk selalu memperbaiki
kondisi hatinya.Biasanya seorang yang
merasa dirugikan,terzalimi,teraniaya
oleh orang lain tertentu didalam
hatinya muncul kebencian yang
besar.Dan kebencian itu perlahan tapi pasti akan memunculkan keinginan
membalas dendam kepada orang yang
telah menyakitinya..itu. Oleh sebab itu,menjadi pemaaf
bukanlah perkara mudah bagi orang
tertentu,karena untuk menjadi
pemaaf,seseorang harus memiliki
kelapangan dada,jiwa
besar,keikhlasan hati,bukannya panas hati.. Memaafkan berarti melupakan dan
mengubur dalam -dalam kesalahan
orang lain kepada kita..juga
Begitu pula dengan meminta
maaf.Inipun bukan sebuah perkara
gampang,bagi orang tertentu..Meminta maaf membutuhkan kerendahan hati
sekaligus membuang jauh-jauh rasa
egoisme pribadi.Bagaimana mungkin
seorang yang merasa dirinya paling
benar,paling suci,paling baik mau
meminta maaf?... Dalam hati kita seharusnya tak ada
dendam,bahkan mengharap termasuk
dirimu dan kalian bahwa semua orang
akan memaafkan,kita,aku dan kalian..
Semoga jiwa kita kembali kepada
kemurniannya.. Sendiri dalam keramaian,apa yang kau
rasakan sebenarnya..insan sehingga
dirimu seperti itu?,adakah dirimu
merasa ada sesuatu yang hilang dalam
dirimu yang membuatmu
terguncang?..hati yang kacau? Yang dicari tak didapat,yang tidak
diharapkan malah hadir dalam
kehidupanmu,yang diinginkan terasa
jauh untuk menggapainya,sedang
yang tidak diharapkan terlalu dekat
dalam jarak dan kehidupanmu...Orang yang dahulu pergi kini kau
harapkan,sedangkan yang ada dalam
kehidupanmu dirimu abaikan. Saat bertemu dengan orang-orang
yang dirimu cintai
(suami,istri,anak,sahabat,saudara),berusaha
memperoleh kesempatan dalam
kebersamaan,karena ketika dia pergi
segalanya telah pergi.. Karena saat ini ketika kita
mendapaatkan kebahagiaan.selalu
bersyukur kepada Allah.
Permintaan dan keinginan kita terkabul
belum tentu membuat kita
bahagia,karena Allah lebih tahu kebutuhan,hati kita daripada kita
sendiri.Sehingga kita tidak seharusnya
memaksakan diri agar keinginan kita
doa kita terkabulkan oleh Allah. Usahlah kita gundah gulana,berbaik
sangkalah kepada Allah. Wahai insan,tidakkah kita rasakan
melihat keindahan langit,kesuburan
bumi,keluasan laut,hutan
menghijau..diantara tanda-tanda
kebesaran,kekuasaan Allah. Tumbuhlah kehalusan perasaan,jika
kita inign merasakan..Tetapi kadang
tekanan dan hati orang tertentu
menjadi longgar tali hubungan hati
dengan alam,pudar..hilang dari kata
bersyukur,sampai tidak bisa merasakan keindahan alam semesta
tanpa cacat..
Jika hati ini tidak ada keindahan
batin,bagaimana bisa merasakannya...
Sifat benci,dendam,iri,dan sifat buruk
lainnya bagaimana bisa hatinya punya rasa kasih sayang dan cinta..Tidak
diharapkan Allah mengambil Kasih
SayangNya kepada diri kita.. Tidak ada yang kita miliki di dunia
ini,termasuk diri.Ini semuanya harus
menjadi keyakinan.Sehingga tidak
membuat kita sombong,takabur..ketika
memiliki harta,berilmu,dst..Demikian
juga hal itu tidak menjadikan kita bersedih
hati,menderita,dan frustasi karunia
nikmat Allah diambilNya.Setiap hal
yang terjadi pada kita atas seijin
Allah.Dan kita berharap nikmat
iman,nikmat Islam tetap terpatri sampai akhir hayat kita.Aamiin.
Wallahu A'lam. Wassalamu'alaikum warohmatullahi
wabarokaatuh
Wednesday 11 July 2012
Menanti ramadhan
Sunday 1 July 2012
BERSABAR ITU INDAH..
ketenangan hati yang sesungguhnya hakiki..
Monday 25 June 2012
aku yg lelah..
jika aku pergi jauh
ya rob..
jika besok aku sudah pergii jauh dari dunia ini..
aku mohon berilah aku kesempatan untuk membahagiakan orang yang paling aku sayang..
ijinkanlah aku untuk membuat merekha bahagia dan tersenyum..
Ya rob..
jika waktu itu sudah tiba ..!!!
tolong jaga mereka untuk aku..sayangi mereka untuk aku..
karna mereka adalah harta terindah buat aku..
tolong bilang sama mereka aku sayang mereka..
maafiin aku kalo aku gak bisa jaga mereka lagi..
ya rob..
aku tak mau melihat ada tangisan dalam diri mereka..
aku ingin selalu melihat mereka bahagia meski kebahagiaan itu bukan karna aku..
lov forever
Friday 22 June 2012
Wednesday 13 June 2012
jangan suka putus asa
Hari ini ...mungkin bukan hari terbaikmu..., menurutmu...
tapi jangan cepat putus asa dan luruh hati...
pandanglah langit yang biru di atas sana..
kan kau temukan rasa kedamaian dan kesejukan jiwa...
Hari ini...adalah hari terbaikmu...
hanya saja kau belum bisa memaknai arti hari ini...
hari ini dan hari hari yang lalu dan yang akan datang....
adalah hari terbaik mu....
karena semua hari adalah hari yang terbaik....
asal kau bisa memanfaatkan hari-harimu dengan yang terbaik...
Bila kau mengalami suatu keterpurukan...
jangan lalu kau salahkan dirimu...
tapi...tataplah diri mu di depan cermin...
kau akan melihat bahwa dirimu adalah sosok kesuksesan...
Kesuksesan dan kegagalan ibarat mata rantai yang tak terpisahkan...
dan itu adalah jalan menuju ke arah keberhasilan
dan kau pun akan menuainya....
asal kau selalu tekun dan terus belajar untuk maju dan bangkit...
dan bangkit lagi...bila kau terjatuh...
Jangan pedulikan rasa lara di hati...
jangan pedulikan kegagalan yang menurut mu itu karena kesalahanmu...
kau tidak pernah gagal...
hanya saja belum menemukan apa yang kau idamkan....
nanti...di suatu saat...waktu lah yang akan menjembatanimu...
untuk menuju ke arah keberhasilan ...
percayalah...
bahwa kau ditakdirkan untuk sukses dan berhasil...
asal kau selalu tekun dan mau belajar dari kegagalanmu....
untuk memperbaikinya dan menemukan solusi yang terbaik untuk itu...
Ingatlah.... waktu kau kecil dahulu...
belajar merangkak dan berdiri ...lalu akhirnya berjalan...dan berlari ...kencang....
kini...kau pun juga belajar untuk berlari lebih kencang lagi....
sekencang yang kau maui.....
Ingatlah sekali lagi...
jangan mudah putus asa...
tapi ...tahan bantinglah...
dan percaya dirilah...
semua masalahmu...akan berlalu...
seperti hujan di musim kemarau....
Thursday 10 May 2012
bentar lagi usiaku bertambah .tapi umurku berkurang
azan..
Aduhai indahnya seruan muazin-Mu
ya Allah
Aku tak kuasa untuk menolak
panggilan-Mu
Kesejukan rahmat-Mu telah
menyelimuti hatiku ...Aku dating memenuhi seruan-Mu Kulangkahkan
kakiku, semoga Kau
tinggikan derajatku
Kubasuh wajahku, semoga Kau
perbaiki akhlakku
Kumasuki mesjid-Mu, semoga Kau ampuni dosaku Kutunaikan perintah-
Mu, semoga
Kau dekatkan aku pada-Mu Yaa…
RABB…
Jadikan mesjid tempat berteduh ku
Tempat beteduh kami Di hari yang sangat panas
menendang Yaa… RAAB…
Jadikan mesjid kendaraanku
Kendaraan kami, kendaraan orang-
orang
Yang mencintai mesjid-Mu Yaa… RAAB… Masukkan kami kedalam golongan
Orang-orang yang sholeh…
Wednesday 9 May 2012
"Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu beruntung." (Al-A'raf 7:69).
Seratus tahun yang lalu, pernahkah kita membayangkan hidup di dunia seperti sekarang ini?
Pernahkah kita membayangkan kita memiliki tubuh kita sekarang?
Pernahkah kita membayangkan memiliki wajah seperti wajah kita sekarang? Punya telinga yang bisa mendengar, punya mata yang bisa melihat, punya tangan yang bisa bergerak, punya kaki yang bisa menyangga?
Maka nikmat Allah yang manakah yang kita dustakan?
Bayangkan, indahnya masa kecil kita. saat itu kita bebas tertawa, bergembira, dan penuh sukacita.
Senyum kita mengembang, tawa kita riang, semuanya ikut senang.
Padahal saat itu kita belum punya apa-apa.
Padahal saat itu kita masih sangat lemah.
Padahal saat itu kita masih bergantung sepenuhnya.
Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan?
Lalu mengapa kini kita merasa susah?
Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi?
Mengapa kita terpuruk di dalam usaha?
Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang?
Mengapa kita merasa krisis keuangan?
Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup?
Mengapa kita merasa menjadi koraban?
Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam?
Lalu, pantaskah kita merasa demikian?
Mana senyummu?
Mana tawamu?
Mana sukacitamu?
Mana bahagiamu?
Mana syukurmu?
"Jika engkau bersyukur, maka akan kutambahkan (nikmat-Ku), dan jika engkau kufur (ingkar) sesungguhnya siksa-Ku amat pedih."(Ibrahim :7).
Orang yang pandai bersyukur, hidupnya mujur dan makmur. Orang yang tidak pandai bersyukur, hidupnya hancur lebur.
Dan seseungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: " bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka seya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Lukman :12).
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan nikmat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Anugerah yang kita terima serta nikmat yang tiada tara itu merupakan bukti cinta dan kasih sayang Allah swt terhadap kita. Namun, seringkali kita tidak menyadari nikmat-Nya itu hingga kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya.
Sebagai manusia, sudah selayaknya kita bersyukur atas nikmat tersebut. Dan dengan bersyukur, berarti kita telah menyadari nikmat yang diberikan Allah swt. Inilah salah satu faktor yang sekiranya akan membuat manusia lebih mencintai Allah swt. Ketika manusia mencintai Allah swt, ia akan semakin merasa dekat dengan Allah swt dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah swt. Allah swt pun tak segan-segan menambah nikmat-Nya kepada orang yang seperti itu. Sesuai dengan firman-Nya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Allah swt tidak pernah berpaling dari orang-orang yang mencintai-Nya. Begitupun terhadap orang-orang yang membutuhkan-Nya. Maka dari itu, manusia mendapatkan nikmat dari Allah swt harus dengan kesadaran dalam menggunakan nikmat itu agar ia dapat mensyukurinya. Bila ia lupa untuk bersyukur sementara telah banyak nikmat Allah yang datang padanya, maka akan dapat menimbulkan kesombongan dan kecongkakan dalam dirinya. Hal ini dikarenakan ia terlampau larut dalam nikmat tersebut, serta berpikir bahwa nikmat itu akan terus datang padanya. Di dalam Al Quran juga telah dikatakan bahwa, “Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al Alaq: 6-7)
Nikmat yang tidak disyukuri itu justru semakin mencegah manusia untuk mencintai Allah swt. Bagaimana ia bisa mencintai Allah swt bila ia tidak beryukur pada-Nya? Oleh karena itulah Al Quran senantiasa mengingatkan dan menekankan manusia untuk bisa membuka hati dan pikiran agar senantiasa menyadari nikmat-nikmat Allah serta mensyukurinya.
Segala hal yang dijadikan Allah swt di muka bumi ini yang berupa nikmat dan rizki adalah suatu peringatan dari Allah swt. Kesombongan akibat lupa bersyukur hanya akan membawa manusia kepada kejahatan/keburukan. Salah satu jalan untuk mencintai Allah swt adalah dengan bersyukur kepada-Nya. Bila manusia lupa untuk bersyukur, ingatlah selalu bahwa semua itu datangnya dari Allah swt. Ingatkanlah meraka akan jasa-jasa Allah swt. Sungguh apabila kita selalu mengingat Allah swt, kita akan mencintai Allah swt. Allah swt pun akan selalu mencintai kita. Allah swt berfirman: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
MERINDUKANMU..
Sudah lama tak berjumpa…
Rindu rasa hati ingin berjumpa dengan mu…
Biar pun hati ingin mengatakan benci…
Tapi aku tetap menyayangi mu…
Apa kabar kamu di sana…
Semoga kamu baik-baik saja..
Aku di sini s’lalu merindukan mu…
Apakah kamu di sana juga merindukan aku…
Biar pun kamu jauh di sana…
Aku di sini s’lalu menanti mu..
S’lalu menjaga perasaan cinta dan sayangku untuk mu…
Ya Allah…
Jaga dan lindungilah dia yang di sana…
Sucikan cintanya dan beningkan rasa sayangnya…
Sesuci cintanya pada-Mu..
Sebening rasa sayangnya untuk-Mu…
Ya Allah…
Janganlah Engkau pisahkan kami…
Satukan dan pertemukan kami kembali seperti dulu…
Seperti Engkau satukan dan pertemukan Adam dan Hawa…
Aamiin….
CINTA MEMANG BUTUH PENGORBANAN
seperti burung-burung menari di atas dedaunan nan rimbun..
seperti ombak-ombak yang menggulung di tengah lautan..
dan seperti percik-percik air yang menggelayut perlahan..
aku adalah bagian dari kebahagiaan..
dimanakah letak sebuah pengorbanan..
tanyaku sambil berjalan tanpa arah dan dalam kegalauan..
di atas daun daun itukah harus kutemukan..
yang akan gugur bila ia telah tua dan layu..
di balik ombak-ombak yang menggulung itukah akan kutemui..
yang akan kembali mereda di saat pantai berangsut ikut meninggi..
dan haruskan dari percik-percik air itu akan kudapatkan..
yang akan kering karena mentari..
ah.. cinta..
cinta memang butuh pengorbanan..
namun cinta juga harus dengan pemikiran..
aku mencintaimu..
dan pengorbananku adalah menyerahkanmu..
menyerahkan semua kepada penciptamu..
jika engkau menjadi jodohku..
TALI CINTA
Rangkai katamu tak masuk ke pikiranku
Dan aku pun tak pernah melayang mendengar cacianmu yang indah
Aku berpikir, surgamu bukan disini
Salahkah?
Duniamu bukan untukku semata
Rayuan maut buatku kesal tak bertepi
Itu darimu
Dan aku?
Tak ada yang aku berikan untukmu
Kau bilang tali
Ku buat pertanyaan
Apa kau akan mencari tali?
Ya, seutas tali yang kokoh akan mengikat kita
Bukan kesalahan bukan?
Demi apapun tali akan tetap mengikat kita
Begitu kokohnya niatmu untukku
Seperti tali itu
Memang sederhana
Akan sempurna kelak
Bertahankah engkau?
Lalu untuk apa?
Ini bukan surgamu
Cinta bukanlah aku
Ingat! Tali!
Untuk kau dan aku
Aku tak peduli
Karena yang lain lebih butuh
Sudahlah, serahkan tali itu untuknya
Aku tak pantas
Tali ini tetap untukmu
Tak akan kuserahkan pada siapapun
Camkan!
MENGAPA HARUS AKU..
Sentuhan lembut suasana penuh kebisuan
Hanya terasa satu hembusan nafas dari sepuluh kali detak jantung
Waktu yang cepat berlari seakan ingin berhenti di sini
Di sini, aku yang hina ditemani alam sekitarku, bersama melagukan isyarat hati akan rindu
Rindu tentang semua yang aku anggap terbaik dahulu
Jauh dari pelukan erat rasa muak dan kalut
Gelora rasa dalam samudera hasrat memenuhi hariku
Yang saat ini entah berarak ke mana
Sungguh ironi, ketika aku mulai menatap lebih jauh
Segala yang begitu berharga terampas dari sisiku
Mengapa bukan bagi insan lain?
Mengapa harus aku?
Atau mungkin semua ini penjabaran hakikat
Atas harga yang harus terbayar di tengah taman kehidupan
Aku ini insan kecil yang terdampar di pantai luka
Dari sekian banyak taburan bintang yang bertasbih
Bintang itu bersamaku dalam hati membangunkan hasrat
Demi kebangkitan kenangan dengan ruahan kesadaran
Bahwa kita terlahir seorang diri
Begitu pula saat lembar kehidupan kita sempurna tertutup
Friday 13 April 2012
Nikmatnya Berbisnis dengan Allah
wisata ke surga..
Hidup ini adalah wisata. Wisata itu dimulai jauh sebelum kita lahir keduani, yakni ketika Allah mulai merencanakan penciptaan kita saat kita masih berada di alam ruh. Wisata kehidupan manusia semakin nyata sejak ruh ditiupkan ke dalam diri kita saat kita masih berada dalam kandung ibu kita. Wisata kehidupan ini adalah sebuah ketentuan dan kehendak Allah. Mau tidak mau, kita tetap berwisata. Siap atau tidak siap, kita tetap berwisata kehidupan. Yakin atau tidak yakin, kita tetap menjalani wisata ini. Inilah kehendak Allah, Penguasa dan Pemilik alam semesta yang tidak dapat dihindari atau ditolak oleh siapapun; apapun agamanya, setinggi apapun pangkatnya, sebanyak apapun hartanya dan sedalam apapun ilmunya.
Sesungguhnya dalam menjalankan wisata kehidupan ini, masnusia hanya terbagi dua. Pertama, yang sukses dalam menjalankan wisata dan menikmati lika liku yang dihadapi selama berwisata. Kedua, yang gagal menjalankannya dan tidak menikmati lika likunya. Apapun agama, kelompok, partai, profesi, kapanpun dan di manapun masnusia berada, manusia pada dasarnya hanya terbagi dua golongan. Yang suskes dan yang gagal dalam wisata kehidupan ini.
Sesungguhnya Allah telah menentukan bahwa wisata kehidupan masnusia itu terbagi menjadi lima periode. Pertama, periode kematian pertama; yakni saat kita masih di alam ruh, masih dalam perencanaan Allah dan belum dicipatakan dan dihidupkan di atas bumi ini. Kedua, periode kehidupan pertama; yakni saat kita diberi Allah jatah hidup di dunia ini. Ketiga, peridoe kematian kedua, yakni saat kita distop Allah jatah hidup di dunia dan dimasukkan ke dalam alam barzakh (pemisah antara dunia dan akhirat). Keempat, periode kehidupan kedua, yakni saat kta dihidupkan dan dibangkitkan kembali oleh Allah dari kubur atau alam barzakh pada saat dunia dan alam ini Allah hacurkan (kiamat). Kelima, periode kembali kepada Allah, Tuhan Pencipta dan Pemilik alam alam semesta, Tuhan dunia dan akhirat.
Inilah lima periode wisata kehidupan manusia, siapapun dia, apapun pangkatnya, di manapun dan kapanpun dia hidup di dunia ini sebagaimana yang Allah jelasakan :
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. [QS. al-Baqarah (2) : 28]
Menarik untuk kita renungkan, bahwa dari lima periode wisata kehidupan yang kita lewati, hanya satu periode yang menentukan apakah kita sukses atau gagal dalam wisata kehidupan yang amat panjang dan abadi itu. Periode tersebut ialah periode saat kita menjalani kehidupan dunia ini. Adapun periode kematian pertama dan bahkan awal periode kehidupan pertama; dari dalam kandungan sampai remaja, kita sama sekali tidak diminta pertanggungjawaban apa-apa. Demikian pula periode kematian kedua, perode kehidupan kedua dan periode kembali kepada Allah, kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa dan hanya menerima hasil dari apa yang kita yakini, kita ucapkan dan apa yang kita perbuat saat menjalani periode kehidupan pertama. Jika baik dan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan menerima balsan yang baik pula. Jika buruk atau tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, kita akan menerima balasan yang buruk pula, sebagaimana firman-Nya :
"Maka siapa saja yang melakukan kebaikan kendati seberat inti atom, maka ia akan melihat (balasannya). Dan siapapun yang berbuat kejahatan kendati sebesar inti atom, maka ia pasti akan melihat (balasannya)." [QS. al-Zalzalah (99) : 7-8]
Wisata kehidupan ini dapat diungungkap melalui fakta ilmiah, fakta sejarah, realitas kehidupan dan tentunya kebenaran berita yang disampaikan Allah; Tuhan Pencipta melalui kitab suci terakhir-Nya yang bernama Al-Qur’an Al-Karim serta Hadits Nabi terakhir, Muhammad Saw. Dengan empat bukti kebenaran tersebut kita akan sampai kepada kesimpulan dan kesepakatan bersama bahwa hidup manusia ternyata bukan hanya di dunia ini. Berawal sejak dari tiada (zero), pemilihan raw material (bahan baku) dari tanah, kemudian menjadi sperma dan ovum, kemudian sperma membuahi ovum, terus berubah menjadi zigot, lalu berkembang dalam rahim ibu sekitar sembilan bulan, kemudian lahirlah manusia ke dunia ini tanpa kekuatan, ilmu dan harta (telanjang) dengan jatah umur dan rezeki masing-masing yang sudah ditentukan Penciptanya. Kemudian mengalami kematian yang akan menghantarkannya ke Alam Barzakh (pemisah antara dunia dan Akhirat). Setelah sekian lama tinggal di Alam Barzakh, manusia akan dihidupkan kembali dan dibangkitkan, kemudian dikumpulkan di satu tempat pertemuan raksasa yang bernama Mahsyar untuk disidangkan dan dimintai pertanggung jawaban semasa hidup di dunia. Setelah itu akan ditentukan nasibnya apakah pantas mendapatkan imbalan Syurga atau Neraka. Di sanalah akhir perjalanan manusia yang benama Akhirat. Di Akhirat itu mereka akan tinggal kekal selama-lamanya.
Inilah hakikat wisata (perjalan) manusia yang sebenarnya. Keberhasilan manusia dalam wisata kehidupan menuju Pencipta atau syurga tergantung sekali dengan keberhasilan mereka menjawab enam pertanyaan besar berikut dengan segala konsekuensinya :
Siapa yang menciptakan manusia?
Dari apa mereka diciptakan?
Apa misi dan visi hidup mereka?
Sistem nilai apa yang mereka gunakan dalam menjalankan kehidupan dunia ini?
Kemana akhir perjalanan wisata kehidupan manusia?
Lalu, apakah mereka memiliki pilihan dalam menentukan tempat memulai dan mengakhiri wisata? Atau terpaksa harus mengikuti kehendak dan ketentuan Tuhan Pencipta?
Wisata kehisupan manusia adalah fakta dan kenyataan yang harus dilewati setiap insan tanpa kecuali. Apakah dia seorang Nabi dan Rasul, atau lahir sebagai generasi pertama manusia atau generasi pertengahan, atau di akhir zaman. Apakah dia penguasa atau rakyat jelata. Apakah dia konglomerat atau miskin nan papa. Apakah dia seorang super genius atau di bawah rata-rata. Apakah dia bergelar profesor doktor atau bertitel buta aksara. Apakah dia lahir dari keluarga bangsawan atau dari keluarga biasa. Apakah ia lahir dari orang tua yang shaleh atau yang preman. Apakah dia seorang ulama besar, pemimpim umat atau anggota jamaah biasa. Yang pasti dalam melewati periode-period wisata itu tidak ada perbedaan antara manusia karena disebabkan posisi, jabatan, keturunan, harta dan kebanggaan duniawi lainnya. Yang membedakan antara mereka adalah iman, amal shaleh dan taqwa kepada Allah, Tuhan Pencipta. Allah berfirman :
"Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari lak-laki dan wanita, dan Kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya manusia yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." [QS. al-Hujurat (49) : 13]
Wisata kehidupan (Rihlatul Khulud) adalah sebuah proses panjang menuju kebahagian abadi atau kesengsaraan yang berkekalan. Wisata kehidupan juga jalan menuju kesuksesan hakiki, sebuah kesuksesan di atas segala bentuk kesuksesan. Timbul pertanyaan, bagaimana cara meraih kemenagan besar itu? Atau dengan kata lain, bagaimana wisata kehidupan ini berakhir di syurga, bukan di neraka? Jawabannya tiada lain kecuali mengimani (meyakini) semua yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, memperbanyak amal shaleh dan berada dalam komunitas yang menegakkan tawashau bil haq wa tawa shau bish-shbar (saling menasehati dalam kebenaran dan dengan kesabaran). Atau dengan kata lain, melakukan amar ma’ruf dan nahi ‘anil mungkar dalam komunitas atau jamaah yang ada dan baru dikembangakan ke masyarakat. Hanya dengan demikian ada jaminan bahwa kita sekarang benar-benar sedang berwisata menuju syurga. Jika tidak demikian halnya, yakinilah kita sedang berwisata menuju neraka, wal ‘iyadzu billah…
Sesungguhnya kebenaran wisata kehidupan ini tidak diragukan sedikitpun. Hal ini dapat kita analogikan seperti ini : Jika ada orang yang sangat kita percayai kejujuran, amanah, kecerdasan dan komunikasinya yang sangat baik menyampaikan sebuah berita tentang keberadaan sebuah gedung bernama Gedung Putih di Amerika, bagaimana sikap kita? Kita pasti percaya pada berita itu bukan? Alasannya sangat sederhana, karena yang membawa berita itu adalah orang yang sangat kita percayai. Kemudian, keesokannya kita melihat gambar Gedung Putih itu di sebuah media sambil dicantumkan keterangan di bawahnya sesuai dengan cerita yang diterima dari orang yang kita percayai tadi. Berita yang ada di media itu pasti menambah keyakinan dalam hati kita. Kemudian, dengan tanpa diduga sebelumnya, kita menerima undangan berwisata ke Amerika dan diajak melihat sendiri Gedung Putih itu. Apakah masih ada keraguan dalam hati kita tentang kebenaran berita yang disampaikan orang yang paling kita percayai itu? Jawabannya, pasti tidak ada lagi sedikitpun keraguan yang tersisa dalam hati kita tentang keberadaan Gedung Putih tersebut.
Demikian juga halnya dengan wisata kehidupan manusia (Rihlatul Khulud). Yang menyampaikan berita itu kepada kita adalah seorang manusia yang amat sangat dipercaya kejujurannya, amanahnya, kecerdasan dan komunikasinya yang sangat baik. Ialah Muhammad Bin Abdullah. Sedangkan yang membuat berita itu adalah Tuhan Pencipta alam semesta dan juga Pencipta kita. Dia adalah Allah Ta’ala. Dengan Kebesaran dan Keagungan diri-Nya, Dia pula yang mengundang kita untuk melihat dan membaca berita itu dengan mata kepala kita sendiri yang sebelumnya kita tidak tahu apa-apa tentangnya, seperti yang dijelaskan-Nya :
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan-nya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (52) (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. (53)” [QS. as-Syura (42) : 52–53]
Melalui berita-berita yang bersifat pasti kebenaran dan akurasinya, kita mengetahui bahwa ada lima (5) periode wisata kehidupan yang harus kita lewati. Dimulai dengan periode ketika kita belum jadi apa-apa, diteruskan dengan periode kehidupan kita di dunia, kemudian diteruskan dengan periode meninggalkan dunia (kematian) menuju Alam Barzakh, dilanjutkan dengan periode kehidupan kembali setelah dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dan diakhiri dengan periode kembali kepada Tuhan Pencipta.
Oleh sebab itu, marilah kita pastikan, khsusunya diri kita dan keluarga kita, apakah sedang berwisata menuju syurga atau sedang menuju neraka? Memang kepastian kita masuk syurga atau neraka tidak ada yang tahu dan tidak ada yang dapat memastikannya, karena hal tersebut murni hak dan kehendak Allah Ta’ala. Namun untuk memastikan jalan yang kita lewati apakah jalan ke syurga atau ke neraka, sebenarnya dapat kita ketahui dan rasakan dengan mudah. Caranya, gunakan Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw. sebagai acuannya. Dari sanalah kita akan mengetahu jalan mana sebenarnya yang kita sedang lewati. Atau dengan kata lain, apakah sebenarnya kita sedang berwisata menuju syurga atau neraka? Kalau ternyata jalan yang kita tempuh adalah jalan yang menghantarkan kita ke syurga, maka bersyukurlah kepada Allah dan mintalah kematian husnil khatimah serta masuk syurga. Namun jika sebaliknya, maka segeralah kembali ke jalan syurga, tinggalkan segera jalan ke neraka itu seraya bertaubat kepada Allah dengan taubatunnashuhah (taubat yang benar), tentunya dengan ilmu dan pengtahuan yang benar pula. Kalau tidak, berarti Anda memaksakan diri menuju neraka dan kehancuran. Kalau ini yang terjadi, tidak ada yang dapat Anda salahkan kecuali diri sendiri. Karena jalan hidup itu adalah pilihan sendiri.
semoga Allah membantu dan menolong kita dalam perjalanan wisata kita ke syurga. Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses dalam wisata menuju syurga dan hindarkan kita dari jalan neraka. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin.
Nikmatnya Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an
Hidup di bawah naungan Al-Qur’an adalah kenikmatan yang tidak bisa diketahui kecuali oleh orang yang merasakannya. Kenikmatan hidup di bawah naungan Al-Qur’an itulah yang menyebabkan para Sahabat, Tabiin, Tabiittabiin dan generasi Islam sepanjang masa mampu menikmati hidup di dunia yang sementara ini dengan sangat produktif dan penuh amal shaleh.
Bahkan, berbagai ujian dan cobaan yang menimpa mereka disebabkan hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan memperjuangkannya mereka rasakan sebagai minhah (anugerah) yang dirasakan manisnya, bukan sebagai mihnah (kesulitan) yang menyebabkan mereka berpaling dan menjauh dari Al-Qur’an. Mereka benar-benar sebagai generasi Qur’ani yang hidup dan mati mereka bersama Al-Qur’an dan untuk Al-Qur’an.
Terdapat perbedaan yang jauh antara generasi Qur’ani dengan generasi yang belum dibentuk karakternya, pemikirannya dan prilakunya oleh Al-Qur’an. Generasi Qur’ani adalah generasi terbaik sepanjang zaman. Generasi yang mampu mengintegrasikan antara ucapan, keyakinan dan perbuatan. Hidup dan matinya untuk Islam dan umat Islam. Setiap langkah hidupnya didasari Al-Qur’an.
Apa yang diperintah Al-Qur’an mereka kerjakan dan apa saja yang dilarang Al-Qur’an mereka tinggalkan. Sebab itu mereka connected (tersambung) selalu dengan Allah Ta’ala dalam semua ucapan, langkah dan perbuatan. Sedangkan generasi yang bukan atau belum dibentuk Al-Qur’an adalah generasi yang kontradiktif dan paradoks.
Karakter, pemikiran dan prilakunya bertentangan dengan Al-Qur’an, kendati mereka hafal Al-Qur’an, memahami kandungan Al-Qur’an, fasih berbahasa Al-Qur’an dan bahkan mungkin juga membagi-bagikan Al-Qur’an kepada masyarakat dengan gratis.
Oleh sebab itu, tidak heran jika situasi dan kondisi yang dialami oleh generasi Qur’ani sangat jauh berbeda dengan sitauasi dan kondisi yang dialami oleh generasi yang bukan terbentuk berdasarkan Al-Qur’an. Generasi Qur’ani adalah generasi yang cemerlang. Generasi yang semua potensi hidup yang Allah berikan pada mereka dicurahkan untuk meraih kesuksesan di Akhirat, yakni syurga Allah. Dunia dengan segala pernak pernikya, di mata mereka, tak lain adalah sarana kehidupan yang hanya dicicipi sekedar kebutuhan.
Orientasi utama hidup mereka adalah kehidupan akhirat yang kekal abadi dan tidak bisa dibandingkan sedikitpun dengan dunia dan seisinya. Allah menjelaskan :
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Katakanlah (wahai Muhammad Saw)! Maukah kamu aku khabarkan dengan yang jauh lebih baik dari itu semua (harta, wanita, anak, istri dan seterusnya)? Bagi mereka yang bertaqwa, akan mendapatkan di sisi Tuhan Penciptanya Syurga yang mengalir dari bawahnya berbagai macam sungai. Mereka kekal di dalamnya dan ada istri-istri yang suci (tidak haid dan tidak berkeringat) dan juga keridhoan dari Allah (jauh lebih besar bagi mereka) dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 15)
Lain halnya dengan generasi yang karakter, pemikiran dan perilakunya tidak dibentuk oleh Al-Qur’an. Mereka akan mencurahkan semua potensi diri yang Allah berikan kepada mereka untuk kepentingan hidup di dunia yang sementara ini. Sebab itu, pola fikir dan gaya hidup mereka hanya terfokus pada kehidupan dunia, kalaupun ada untuk akhirat, itupun hanya waktu sisa, harta sisa dan sisa-sisa ilmu dan tenaga.
Tak diragukan lagi, hidup mereka bagaikan hewan dan bahkan lebih rendah dan lebih sesat lagi. Orang-orang seperti ini, di akhirat kelak akan hina dan akan menjadi penghuni neraka, kendati di dunia secara formal sebagai Muslim, hidup di komunitas Muslim dan sebagainya. Allah menjelaskan :
لَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf : 179)
Kaumuslimin rahimakumullah…
Agar kita dan generasi kita tidak seperti yang digambarkan dan diprediksi ayat di atas, kita dan generasi kita haruslah hidup di dunia ini di bawah naungan Al-Qur’an. Al-Qur’an itu telah memuliakan orang-orang yang tadinya hina seperti yang terjadi pada generasi Sahabat dan seterusnya. Al-Qur’an itu telah meninggikan derajat orang-orang yang tadinya budak dan hamba sahaya seperti yang dialami oleh Bilal Bin Rabah dan sebagainya.
Al-Qur’an itu telah memerdekakan orang-orang yang tadinya terjajah oleh penguasa zhalim dan para pengusaha curang seperti yang dialami oleh kaum Muslimin Makah dan sebagainya. Al-Qur’an itu telah berhasil membawa manusia yang tadinya hidup tersesat kepada jalan hidup yang lurus, yang penuh berkah seperti yang dialami oleh kalangan Muhajirin, Anshor dan generasi berikutnya.
Al-Qur’an itu telah berhasil memberikan pencerahan kepada manusia terkait dahsyatnya kehidupan akhirat, di mana sebelum mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an mereka hanya mengetahui kehidupan dunia. Bahkan Al-Qur’an itu telah pula berhasil menjelaskan hakikat Tuhan Pencipta, hakikat alam semesta, hakikat manusia, hakikat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Agar kita dan generasi kita dapat hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan merasakan langsung kedahsyatannya, yang harus dilakukan tidak lain kecuali kita dan generasi kita harus mampu BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN ( التعامل مع القرآن). Agar interaksi dengan Al-Qur’an maksimal dan melahirkan hasil yang diharapkan, kita harus pula memahami metode berinteraksi dengan Al-Qur’an. Berinteraksi dengan Al-Qur’an itu ada yang terkait dengan teori dan ada yang terkait dengan praktek.
Adapun hal-hal yang terkait dengan teori ialah :
1. Meyakini Al-Qur’an itu datang dari Allah :
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ (آل عمران : 7)
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat . Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran : 7)
2. Meyakini kebenaran isi Al-Qur’an :
وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (الإسراء : 105)
Dan Kami turunkan (Al Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS. Al-Isra’ : 105)
فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (يونس : 32)
Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Yunus : 32)
3. Menerima Al-Qur’an dengan hati terbuka dan suka cita :
كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (الأعراف : 2)
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-A’raf : 2)
4. Memahami tujuan Al-Qur’an diturunkan Allah :
4.1. ٍSebagai Manhaj Hidup yang terang dan jelas :
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (ابراهيم: 1)
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim : 1)
4.2. Sebagai Petunjuk Hidup yang paling lurus dan kabar gembira :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا (الإسراء :9)
Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (QS. Al-Isra’ : 9)
4.3. Sebagai Obat dan Rahmat :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (الإسراء : 82)
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’ : 82)
4.4. Sebagai Peringatan bagi orang yang takut pada Allah dan ancaman (neraka)-Nya :
فَذَكِّرْ بِالْقُرْآَنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (ق :45)
Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur’an orang yang takut dengan ancaman-Ku. (QS. Qaf : 45)
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) (طه : 2-3)
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (QS. Thaha : 2 – 3)
4.5. Sebagai Ruh (Spirit) dan Cahaya kehidupan di dunia :
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (الشورى : 52)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura : 52)
4.6. Sebagai Petunjuk hidup (Sumber ajaran Islam):
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة : 185)
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS.Al-Baqarah : 185)
5. Memahami dan meyaksikan Mukjizat Al-Qur’an :
5.1. Mukjizat kandungan dan isi Al-Qur’an :
َوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (الحشر : 21)
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir . (QS. Al -Hasyr : 21)
وَلَوْ أَنَّ قُرْآَنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا أَفَلَمْ يَيْئَسِ الَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ حَتَّى يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (الرعد : 31)
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Qur’an itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Ar-Ra’d : 31)
5.2. Mukjizat Bahasa Al-Qur’an :
عن ابن عباس قال: دخل الوليد بن المغيرة على أبي بكر بن أبي قحافة فسأله عن القرآن، فلما أخبره خرج على قريش فقال: يا عجبا لما يقول ابن أبي كبشة. فوالله ما هو بشعر ولا بسحر ولا بهذْي من الجنون، وإن قوله لمن كلام الله (ابن كثير في تفسير اية : 11- 25 من سورة المدثر)
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Al-Walid Ibnu Al-Mughirah datang kepada Abu Bakar Bin Abi Quhafah dan bertanya tentang Al-Qur’an. Setelah Abu Bakar menjelaskannnya, Al-Walid langsung mendatangi pemuka Quraisy sambil berkata : Alanglah mengagumka apa yang dibaca oleh Abu Kabsyah (Abu Bakar) itu. Maka demi Allah, ia bukanlah syair, dan tidak pula sihir serta bukan juga celotehan orang gila. Sesungguhnya apa yang dibacakannya itu adalah Kalamullah (Firman Allah). (Tafsir Ibnu Katsir membahas surat Al-Muddats-tsir ayat 11 sampai 25)
5.3. Mukjizat Scientific (ilmu pengetahuan) :
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (فصلت :53)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fush-shilat : 53)
5.4. Mukjizat Hukum dan perundang-undangan :
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (المائدة : 50)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. Al-Maidah : 50)
5.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (الإسراء :82)
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’ : 82)
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (الزمر :23)
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (QS. Azzumar :23)
5.6. Mukjizat sejarah :
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآَنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (يوسف :3)
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf : 3)
5.7. Mukjizat analisa dan Futuristik :
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8) (التكاثر)
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At-Takatsur : 3 – 8)
Kaum Muslimin rahimkumullah..
Al-Qur’an bukanlah untuk disenandungkan saja dan tidak pula untuk dinikmati kandungan dan isinya oleh akal dan kecerdasan intelektualitas saja. Akan tetapi wajib diyakini, dipahami dan diamalkan semua kandungan dan isinya. Untuk itulah, mengamalkan Al-Qur’an adalah kewajiban agar Al-Qur’an benar-benar menjadi hidayah, rahmah, syifa’ dan tadzkirah bagi kita. Agar Al-Qur’an itu dapat diamalkan, maka kita harus memposisikan Al-Qur’an sebagai berikut :
1. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Buku pelajaran utama (الْكِتَابُ) :
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ (آل عمران :79)
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali-Imran : 79)
2. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Bacaan paling utama dan paling mulia
(الْقُرْآَنُ الْكَرِيمُ / الْعَظِيمُ ):
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (فاطر : 29)
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathir : 29)
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (العنكبزت : 45)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut : 45)
3. Menjadikan Al-Qur’an sebagai referensi utama dalam pembentukan pemikiran, intelektualitas dan karakter
(تَدَبَّرُ الْقُرْآَنَ):
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا (النساء :82)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. Annisa’ : 82)
4. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Ruh (Spirit) hidup (الرُّوحُ) :
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (الشورى : 52)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura : 52)
5. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Cahaya kehidupan (النُّورُ) :
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (النور :35)
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Annur : 35)
6. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk hidup (The Way of Life) (الْهُدَى) :
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (البقرة : 2)
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 2)
7. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Peringatan (تَذْكِرَةً) :
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3)
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) (QS. Thaha : 2 – 3)
8. Merasakan Mukjizat Al-Qur’an :
8.1. Mukjizat kandungan dan isi Al-Qur’an
8.2. Mukjizat Bahasa Al-Qur’an
8.3. Mukjizat Scientific (ilmu pengetahuan) Al-Qur’an
8.4. Mukjizat Hukum dan perundang-undangan
8.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis
8.6. Mukjizat sejarah
8.7. Mukjizat analisa dan Futuristik
Kaum Muslimin rahimakumullah….
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, agar kita merasakan nikmatnya hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan mejadikan Al Qur’an sebagai dusturul hayah (sistem hidup).
Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses dalam mewujudkan generasi Islam, generasi masa depan yang diharapkan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin…
9. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......
Subscribe to:
Posts (Atom)