Nonton iklan bentar ya...!!!

Monday 13 August 2012

9 bulan


Tubuhku menyulam sebuah mahakarya Mahakarya pemujaan cinta Dengan sebersit sukma melekat padanya Teraba denyut jantung indah bernada Mengalun lembut tenangkan jiwa Sesekali gerak tubuh nyata terasa Bergetar, bergelombang, bergeliat, gelitik raga Elus lembut sang penanam sentuh rasa Kedamaian hati menyembul dari balik duka Duka yang terkadang tiba ketika sakit mendera Hingga… Tepat hari mgg tggl 5 agustus 2012 pukul 12.45 Di sebuah ruang dingin yang terasa panas… Terdengar tangis teramat kuat nan indah…. Membahana… hingga tak kuasa mata ini membuncah… Selamat datang di dunia, Bidadariku… Untuk sesaat saja pejamkan dulu matamu, Sebelum terangnya sinar sang ruang menusuk pupil mungilmu… Dan tenanglah, biarkan dekapan cintaku memulai hari-harimu…

Saturday 28 July 2012

perutnya pada buncit makan semangka aja..

Perut buncit memang bisa mengganggu penampilan. Nah, kalau tak ingin punya perut buncit diet semangka layak dicoba. Semangka diklaim bagus untuk mengempeskan perut buncit. Kenapa semangka bagus untuk menghilangkan perut buncit? Itu karena semangka adalah makanan dengan kepadatan energi yang rendah dan kalorinya sangat kecil walaupun orang makan dalam jumlah banyak. Makanan dengan kepadatan energi yang rendah seperti semangka ini sangat berguna untuk penurunan berat badan karena dapat membuat orang kenyang tanpa menambahkan kalori terlalu banyak untuk total sehari-hari. Semangka memiliki kepadatan energi rendah karena kandungan airnya tinggi, yang juga dapat menghindari orang mengalami dehidrasi dan dapat mencegah keinginan untuk makan makanan penutup lain yang justru tinggi kalori. American Dietetic Association melaporkan bahwa semangka adalah 91 persen mengandung air. Kandungan air ini dapat bertindak sebagai diuretik alami. Sedangkan Mayo Clinic menjelaskan efek diuretik pada semangka membuat orang akan sering buang air kecil, sehingga mengurangi jumlah retensi air dalam tubuh. Retensi air dalam tubuh ini yang sering menyebabkan perut buncit. Menurut National Watermelon Promotion Board, 2 porsi mangkok irisan dadu semangka mengandung karbohidrat 21 g, gula 20 g, serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Tentu saja makanan yang secara alami bebas lemak akan lebih baik dimetabolisme oleh tubuh, sehingga mengurangi risiko kelebihan lemak di bagian tengah tubuh Anda alias perut buncit. Setiap porsi semangka juga menyediakan 30 persen dari kebutuhan harian seseorang untuk vitamin A sebagai beta-karoten, 25 persen untuk vitamin C dan 8 persen untuk kalium. Dan yang paling relevan untuk menurunkan berat badan adalah 2 porsi (mangkok) semangka hanya mengandung 80 kalori, seperti dilansir Livestrong, Selasa (22/2/2011). Untuk mendapatkan manfaatnya, semangka baik dikonsumsi sebagai jus tanpa gula pada waktu sarapan, makanan ringan (snack) menjelang makan siang, serta makanan penutup (dessert) setelah makan siang atau makan malam. Selain rendah kalori, semangka memiliki kelebihan lain yang bermanfaat untuk kesehatan dan juga menurunkan berat badan. Menurut Cleveland Clinic, antioksidan yang terkandung di dalam semangka dapat meningkatkan fungsi alami sistem kekebalan tubuh serta mengurangi risiko penyakit jantung. Bila dimakan sebagai bagian dari pola makan seimbang, semangka juga dapat mengurangi risiko stroke, batu ginjal, keropos tulang, diabetes dan kanker.

Thursday 19 July 2012

untukmu cintaku.."..sabar adalah kemenangan.."


Ketika kesendirian merajam hati… Termangu… dan ku terjebak dalam Suramnya dunia… Keheningan kini seakan setia temani ku kembali… Duhai engkau hati… Bersabarlah… “Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin: yaitu jika mendapat kebahagiaan ia bersyukur karena itu yang terbaik baginya, jika tertimpah musibah ia pun bersyukur karena itu yang terbaik baginya.” [HR.Muslim] “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar.” [Al-Baqarah: 153]. Disaat yang tepat dia pun datang… Datang membawa berjuta keanggunan Ciptaan-MU… Memberi terang disaat ku butuhkan cahaya… Saat senyum,,, canda dan tawa menghangatkan kalbu… Sungguh indah duniaku saat itu… Saat ku perjuangkan cintaku… Bersamamu… Namun inilah perjalanan hidup yang harus ku lalui… Cobaan demi cobaan begitu deras bagai hujan… “allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” [ al-baqarah 286] Karena ini jalan yang KAU beri… dan aku tidak membencinya…. “jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, maka itu adalah dendam…,jika kebaikan dibalas dengan kebaikan itu adalah perkara biasa…, jika kebaikan dibalas kejahatan itu adalah zalim…, tapi jika kejahatan dibalas dengan kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji.” “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” [ al-baqarah 216] Ya allah ku pasrahkan semua ini pada- MU… Karena ENGKAU yang maha membolak-balikkan hati kami… “Cukup allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. DIA mengetahui apa yang dilangit dan dibumi.” [ al- ankabut 52] Maka janganlah kamu berputus asa… Karena sabar adalah kemenangan… Untukmu… Cintaku…

Wednesday 18 July 2012

KEMATIAN MATAHARI..

Misteri
Kematian Matahari dalam Al-Quran
Silahkan di Resapi.
ُﺮﻳِﺪْﻘَﺗ َﻚِﻟَﺫ ﺎَﻬَّﻟ ٍّﺮَﻘَﺘْﺴُﻤِﻟ ﻱِﺮْﺠَﺗ ُﺲْﻤَّﺸﻟﺍَﻭ
ِﻢﻴِﻠَﻌْﻟﺍ ِﺰﻳِﺰَﻌْﻟﺍ Dan Matahari berjalan ke tempat
Peristirahatannya. Itu adalah
keputusan dari Yang Mahakuasa,
Yang Maha Mengetahui. (Surah Ya Sin, 3 Matahari telah memancarkan panas
selama sekitar 5 miliar tahun sebagai
akibat dari reaksi kimia konstan
berlangsung pada permukaannya.
Pada saat yang ditentukan oleh Allah
di masa depan, reaksi ini pada akhirnya akan berakhir, dan Matahari
akan kehilangan semua energi dan
akhirnya Mati. dalam konteks itu, ayat
di atas dapat dijadikan acuan bahwa
pada suatu hari energi matahari akan
segera berakhir. (Allah maha tahu akan kebenarannya). Kata Arab “limustaqarrin” dalam ayat
ini merujuk pada tempat tertentu
atau waktu. Kata “tajrii”
diterjemahkan sebagai “berjalan,”
juga bermakna seperti “untuk
bergerak, untuk bertindak cepat, untuk bergerak, mengalir.” Tampaknya dari arti kata bahwa
Matahari akan terus dalam
perjalanannya dalam ruang dan
waktunya, tetapi pergerakan ini akan
berlanjut sampai waktu tertentu yang
telah ditetapkan. Ayat “Ketika matahari dipadatkan dalam
kegelapan,” (QS. at-takwir, 1) yang
muncul dalam deskripsi Hari Kiamat,
memberitahu kita bahwa seperti
waktu itu akan datang. Waktu
tersebut hanya diketahui oleh Allah. Kata Arab “taqdiiru,” diterjemahkan
sebagai “keputusan” dalam ayat
tersebut, termasuk makna seperti
“untuk menunjuk, untuk
menentukan nasib sesuatu, untuk
mengukur.” dengan ungkapan dalam ayat 38 dari Surah Ya Sin, kita
diberitahu bahwa masa hidup
Matahari terbatas pada jangka waktu
tertentu, yang ditahbiskan oleh Allah.
ﺎَﻬَﻧْﻭَﺮَﺗ ٍﺪَﻤَﻋ ِﺮْﻴَﻐِﺑ ِﺕﺍَﻭﺎَﻤَّﺴﻟﺍ َﻊَﻓَﺭ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻪّﻠﻟﺍ
َﺲْﻤَّﺸﻟﺍ َﺮَّﺨَﺳَﻭ ِﺵْﺮَﻌْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻯَﻮَﺘْﺳﺍ َّﻢُﺛ َﺮْﻣَﻷﺍ ُﺮِّﺑَﺪُﻳ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ ٍﻞَﺟَﻷ ﻱِﺮْﺠَﻳ ٌّﻞُﻛ َﺮَﻤَﻘْﻟﺍَﻭ
َﻥﻮُﻨِﻗﻮُﺗ ْﻢُﻜِّﺑَﺭ ﺀﺎَﻘِﻠِﺑ ﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ ِﺕﺎَﻳﻵﺍ ُﻞِّﺼَﻔُﻳ Allah-lah Yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang
kamu lihat, kemudian dia
bersemayam di atas ‘Arasy, dan
menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu
meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d, 2) ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ﻲِﻓ َﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ُﺞِﻟﻮُﻳَﻭ ِﺭﺎَﻬَّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ َﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ُﺞِﻟﻮُﻳ
ٍﻞَﺟَﺄِﻟ ﻱِﺮْﺠَﻳ ٌّﻞُﻛ َﺮَﻤَﻘْﻟﺍَﻭ َﺲْﻤَّﺸﻟﺍ َﺮَّﺨَﺳَﻭ
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ُﻚْﻠُﻤْﻟﺍ ُﻪَﻟ ْﻢُﻜُّﺑَﺭ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻢُﻜِﻟَﺫ ﻰًّﻤَﺴُّﻣ
ٍﺮﻴِﻤْﻄِﻗ ﻦِﻣ َﻥﻮُﻜِﻠْﻤَﻳ ﺎَﻣ ِﻪِﻧﻭُﺩ ﻦِﻣ َﻥﻮُﻋْﺪَﺗ Dia memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang ke
dalam malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-
Nyalah kerajaan. dan orang-orang
yang kamu seru (sembah) selain
Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari. (Surah
Fatir, 13) Penggunaan kata “musamman”
dalam ayat di atas menunjukkan
bahwa masa hidup Matahari akan
berjalan untuk “jangka waktu
tertentu.” Analisis ilmiah tentang
akhir Matahari menjelaskan sebagai mengkonsumsi 4 juta ton materi
kedua, dan mengatakan bahwa
Matahari akan mati ketika bahan
bakar yang dimiliki semua telah
dikonsumsi oleh matahari. Panas dan cahaya yang dipancarkan
dari matahari adalah energi yang
dilepaskan seketika. Inti hidrogen
berubah menjadi helium dalam
proses fusi nuklir. Energi Matahari,
dan karena itu hidupnya, sehingga akan berakhir setelah bahan bakar
ini telah digunakan. (Allah maha
mengetahui kebenaran.) Laporan
berjudul “The death of the Sun” oleh
departemen Ilmu BBC News
mengatakan: … Matahari secara bertahap akan
mati. Sebagai inti bintang ke dalam
kehancuran, akhirnya akan menjadi
cukup panas untuk memicu atom lain
menyusunnya menjadi helium. Sebuah dokumenter, juga berjudul
“The death of the Sun,” disiarkan oleh
National Geographic TV,
Memberikan penjelasan sebagai
berikut:
Matahari menghasilkan panas dan menopang kehidupan di planet kita.
Tapi seperti manusia, Matahari juga
memiliki umur yang terbatas. Seiring
dengan penuaan bintang tersebut,
Matahari akan menjadi lebih panas
dan menguapkan semua lautan kita dan membunuh semua kehidupan di
planet Bumi … Matahari terus menjadi
lebih panas karena usia dan
membakar bahan bakar lebih cepat.
Suhu akan meningkat, akhirnya
memusnahkan kehidupan hewan, penguapan laut dan membunuh
semua kehidupan tanaman …
Matahari akan membengkak dan
menjadi bintang raksasa merah,
menelan planet-planet terdekat. daya
tarik gravitasinya akan mengurangi dan mungkin memungkinkan Bumi
melarikan diri. Pada akhirnya, ia akan
menyusut menjadi bintang kecil
putih, memancarkan cahaya selama
seminggu untuk ratusan miliar tahun. Para ilmuwan baru-baru ini
menguraikan struktur Matahari dan
menemukan apa yang terjadi di
dalamnya. Sebelum itu, tak ada yang
tahu bagaimana memperoleh energi
matahari atau bagaimana Matahari menghasilkan panas dan cahaya.
َﻥﻭُﺮَّﻛَﺬَﺘَﺗ َﻼَﻓَﺃ ﺎًﻤْﻠِﻋ ٍﺀْﻲَﺷ َّﻞُﻛ ﻲِّﺑَﺭ َﻊِﺳَﻭ … Pengetahuan Tuhanku meliputi
segala sesuatu. Maka apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) ?” (QS. Al-An’aam, 80) ALLAHU AKBAR

AKU AKAN MENUNGGUMU sewaktu aku terjaga dari mimpi.. aku masih membilang hari… membillang sudah berapa hari kita tidak bertemu.. sudah berapa bulan kita tidak berjumpa… seperti dahulu… aku masih hidup di dalam kenangan kita… aku masih merasa nyalaan api cinta kita… aku masih merasa kau masih ada di sisi ku hakikat perpisahan masih lagi tidak dapat ku terima… aku masih mahu menghabiskan semua hidupku bersama dirimu.. mengapa kau tergamak menduakan diriku… mengapa perpisahan yang kau pinta… mengapa jarak yang memisahkan kita… mengapa kau meninggalkan diriku?? sedangkan aku masih mahu mencipta kenangan bersama dirimu… aku tahu aku masih di sini… setia menanti…. menanti pada yang tidak pasti… menunggu pada yang tidak akan hadir kembali.. untuk menyalakan api cinta kita yang sudah terpadam.. aku tahu kau sedang bahagia bersama dirinya… senyumanmu yang pernah mencairkan hatiku.. kini menjadi miliknya… renungan matamu yang pernah menyapa mataku… kini sedang menyapa matanya… aku masih tidak jemu menunggu dirimu… masih tidak jemu menanti dirimu… seperti yang pernah aku janji.. AKU AKAN MENUNGGUMU

jauhilah api neraka..walaupun hanya bersedekah dgn biji kurma

Bagaikan sebuah pohon yang rindang, sedekah paling tidak memiliki tujuh cabang. Masing- masing cabang tersebut saling terkait dan komprehensif dalam kesatuan. Jika satu cabang dieksplorasi dengan melupakan enam cabang lainnya, maka yang muncul adalah keparsialan dan kekomprehensifannya akan hilang. Sementara itu, jika semua cabang tersebut dijelaskan secara proporsional, yang muncul adalah keindahan, kesempurnaan dan kekomprehensifan makna sedekah. Cabang pertama sedekah adalah mendahulukan keluarga dekat dibandingkan pihak lain. Mengenai hal ini, lebih dari dua belas kali Alquran menegaskan. Di antaranya firman Allah SWT (yang artinya), “Dan berikanlah kepada keluarga- keluarga dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur- hamburkan (hartamu) dengan boros.” (QS. Al-Israa’: 26). Penegasan yang sama juga dapat ditemui di dalam beberapa hadis, di antaranya sabda Rasul SAW: “Sedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah dan sedekah kepada keluarga dekat adalah dua sedekah (yaitu) satu sedekah dan satu lagi penyambung tali persaudaraan.” (HR. Tirmidzi). Cabang kedua, melakukan sedekah dengan moderat. Allah SWT mensifati hamba-hamba-Nya yang penyayang dengan beberapa kriteria, salah satunya sebagai berikut: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir, yang demikian itu adalah yang di tengah- tengah (moderat).” (QS. Al-Furqan: 67). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Israa’: 29). Cabang ketiga, sedekah dengan cara sembunyi-sembunyi lebih utama dibandingkan dengan terang- terangan. Hal tersebut semata-mata untuk menjauhkan diri dari sifat riya (pamer) dan menjaga keikhlasan. Memang diperbolehkan bersedekah terbuka untuk mendorong pihak lain ikut bersedekah, namun sedekah dengan cara tersebut umumnya kurang elok dan tidak jarang melebihi kepatutan. Keempat, sedekah dilakukan di kala sehat bukan dalam keadaan sakit atau sekarat. Hal tersebut agar sedekah yang dilakukan benar dan rasional (QS. Al-Munafiqun: 10). Kelima, mengetahui bahwa bersedekah hukumnya sunah dan di luar sedekah terdapat zakat yang hukumnya wajib. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan seseorang yang telah memiliki harta cukup satu nisab dan dimiliki sempurna selama setahun dapat mendahulukan kewajiban zakat, kemudian melakukan berbagai sedekah dan bukan kebalikannya. Keenam, sedekah memiliki banyak keutamaan (fadhilah). Diantaranya: memberikan rasa bahagia, mengobati penyakit hati, menjadikan harta bersih dan tumbuh, mendapat balasan kebaikan yang bersifat langsung di dunia, mendapatkan balasan tidak langsung di akhirat dan pelipatan pahala sedekah hingga tujuh ratus kali di sisi Allah SWT (QS Al-Baqarah: 261). Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Bersedekahlah kalian walau hanya dengan sebiji kurma, sebab sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang lapar dan menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi). Ketujuh, sedekah dapat dilakukan melalui berbagai cara tidak hanya dengan menginfakkan harta benda. Hal tersebut karena senyuman yang baik adalah sedekah, nasehat dan kata-kata yang baik adalah sedekah, nafkah yang kita berikan kepada anak dan istri adalah kewajiban dan juga sedekah, berbagi ilmu pengetahuan adalah sedekah dan lain sebagainya. Dalam kaitan ini Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah api neraka walaupun hanya dengan (bersedekah) sebiji kurma, barang siapa yang tidak dapat mendapatkannya maka ia dapat (melakukannya) melalui perkataan yang baik.” (HR. Bukhari-Muslim).

Rahasia hidup

Rahasia hidup berkah, sukses, dan bahagia 1. Menjaga Wudhu. 2. Shalat Tahajud dan Witir. 3. Shalat Fardhu Berjamaah. 4. Tadabur Al-Quran. 5. Shalat Dhuha. 6. Puasa Senin-Kamis. 7. Bersedekah.

Sunday 15 July 2012

siapa qarin itu..?

Qarin adalah jin yang dicipta oleh Allah sebagai pendamping manusia. Boleh dikatakan ia sebagai "kembar" manusia. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini pasti ada qarinnya sendiri. Rasulullah s.a.w. sendiri tidak terkecuali. Cuma bezanya, qarin Rasulullah adalah muslim. Manakala yang lainnya adalah kafir. Pada umumnya qarin yang kafir ini kerjanya mendorong dampingannya membuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan solat, berat nak baca al-Quran dan sebagainya. Malah ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalang dampingannya membuat ibadah dan kebaikan. Untuk mengimbangi usaha qarin ini Allah utuskan malaikat. Ia akan membisikkan hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan. Maka terpulanglah kepada setiap manusia membuat pilihan mengikut pengaruh mana yang lebih kuat. Walau bagaimanapun orang-orang Islam mampu menguasai dan menjadikan pengaruh qarinnya lemah tidak berdaya. Caranya dengan membaca "Bismillah" sebelum melakukan sebarang pekerjaan, banyak berzikir, membaca al-Quran dan taat melaksanakan perintah Allah. Sabda Rasulullah s.a.w. daripada Abdullah Mas'ud r.a. maksudnya: "Setiap kamu ada Qarin daripada bangsa jin, dan juga Qarin daripada bangsa malaikat. Mereka bertanya: "Engkau juga ya Rasulullah." Sabdanya: "Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku sehingga Qarin itu dapat kuislamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan sahaja." (Riwayat Ahmad dan Muslim) Aisyah r.ha. menceritakan bahawa pada suatu malam Rasulullah s.a.w. keluar dari rumahnya (Aisyah), Aisyah berkata: "Aku merasa cemburu." tiba-tiba Baginda berpatah balik dan bertanya: "Wahai Aisyah apa sudah jadi, apakah engkau cemburu?" Aku berkata: "Bagaimana aku tidak cemburu orang yang seumpama engkau ya Rasulullah." Sabda Baginda: "Apakah engkau telah dikuasai oleh syaitan?" Aku bertanya: "Apakah aku ada syaitan?" Sabda Baginda: "Setiap insan ada syaitan, iaitu Qarin." Aku bertanya lagi: "Adakah engkau pun ada syaitan ya Rasulullah?" Jawab Baginda: "Ya, tetapi Allah membantuku sehingga Qarinku telah masuk Islam." (Riwayat Muslim) Di dalam hadis lain daripada Ibnu Umar r.a., sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: "Aku dilebihkan daripada Nabi Adam a.s. dengan dua perkara, iaitu pertama syaitanku kafir lalu Allah menolong aku sehingga dia Islam. Kedua, para isteriku membantu akan daku tetapi syaitan Nabi Adam tetap kafir dan isterinya membantu ia membuat kesalahan." (Riwayat Baihaqi) Ibn Muflih al-Muqaddasi menceritakan: Suatu ketika syaitan yang mendampingi oran beriman, bertemankan syaitan yang mendampingi orang kafir. Syaitan yang mengikuti orang beriman itu kurus, sedangkan yang megikuti orang kafir itu gemuk. Maka ditanya mengapa engkau kurus, "Bagaimana aku tidak kurus, apabila tuanku masuk ke rumah dia berzikir, makan dia ingat Allah, apabila minum pun begitu." Sebaliknya syaitan yang mengikuti orang kafir itu pula berkata: "Aku sentiasa makan bersama dengannya dan begitu juga minum." Qarin akan berpisah dengan "kembar"nya hanya apabila manusia meninggal dunia. Roh manusia akan ditempatkan di alam barzakh, sedangkan qarin terus hidup kerana lazimnya umur jin adalah panjang. Walau bagaimanapun, apabila tiba hari akhirat nanti maka kedua- duanya akan dihadapkan ke hadapan Allah untuk diadili. Tetapi qarin akan berlepas tangan dan tidak bertanggungjawab atas kesesatan atau kederhakaan manusia.

khilafku...

khilaf 1 Malam ini ku rasakan hancur hatiku Mengenang kebodohanku Yang terus memberi Dan berharap menanti Hingga ku lupa yang sepantasnya ku cari Dalam sepi dunia ini Aku menyesali khilafku Dalam sepi yang terus ku sebut namamu Walau sakit di setiap waktu Ku tak pernah menyadari Kesalahan yang akhirnya hancurkanku Bersama bahagiaku Penyesalan ini seaakan tiada guna Tak mampu rubah segala Yang telah terucap…yang telah terbuat…dan yang telah berakhir Di sini akhirnya jua ku mengerti Makna yang telah ku tinggalkan Dan semua yang tak ku mengerti Ingin ku akhiri hingga hari ini Sampai akhirnya ku dapat menatap matahari Dengan tegar… Dan takkan tertunduk lesu Hingga ku katakan padanya Aku bisa lupakanmu… khilafku 2.. Kini.. Setiap ku mengingatmu.. Slalu kurindukan segala apa yang ada pada dirimu.. Saat dimana kau mencoba mengundang senyum dan tawaku.. bahkan mengundang tangis dan marahku.. Mungkin itu terlihat kekanak- kanakan.. tapi percayalah kini ku merindukan semua itu.. pernah tersirat dalam hati ini.. Bahwa ternyata ku menyesali segala yang telah terjadi.. telah menyakitimu adalah hal yang paling ku sesali dan menyiksaku kini.. namun ap daya ku? Ku tak bisa memaksakan hati.. Kini, semua yang dulu kita pernah lakukan hanya tinggal kenangan.. tapi ku takkan menyesali ini semakin larut.. Karena semakin ku ingat dirimu. . Semakin ku rasa sakit dan bersalahku padamu.. Maafkan Segala khilafku selama ini

Thursday 12 July 2012

Pantaskah anda mengeluh ?? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah ?? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu ?? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut. Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru. Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali. Jika demikian masihkan anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini ??

sebuah renungan

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh .~RENUNGAN ~. Ulurkan bantuanmu kepada semua orang semampumu,yang bukan dalam hal keburukan,luruskan niat,kita beri maaf,saling memaafkan... Allah sangat luas AmpunanNya..Mengapa insan tertentu...begitu sulitnya untuk memaafkan...dan meminta maaf. Kedua sifat diatas tidak mudah untuk dimiliki oleh orang tertentu..Karena untuk memiliki keduanya dibutuhkan kesungguhan dan keriusan dalam diri setiap orang untuk selalu memperbaiki kondisi hatinya.Biasanya seorang yang merasa dirugikan,terzalimi,teraniaya oleh orang lain tertentu didalam hatinya muncul kebencian yang besar.Dan kebencian itu perlahan tapi pasti akan memunculkan keinginan membalas dendam kepada orang yang telah menyakitinya..itu. Oleh sebab itu,menjadi pemaaf bukanlah perkara mudah bagi orang tertentu,karena untuk menjadi pemaaf,seseorang harus memiliki kelapangan dada,jiwa besar,keikhlasan hati,bukannya panas hati.. Memaafkan berarti melupakan dan mengubur dalam -dalam kesalahan orang lain kepada kita..juga Begitu pula dengan meminta maaf.Inipun bukan sebuah perkara gampang,bagi orang tertentu..Meminta maaf membutuhkan kerendahan hati sekaligus membuang jauh-jauh rasa egoisme pribadi.Bagaimana mungkin seorang yang merasa dirinya paling benar,paling suci,paling baik mau meminta maaf?... Dalam hati kita seharusnya tak ada dendam,bahkan mengharap termasuk dirimu dan kalian bahwa semua orang akan memaafkan,kita,aku dan kalian.. Semoga jiwa kita kembali kepada kemurniannya.. Sendiri dalam keramaian,apa yang kau rasakan sebenarnya..insan sehingga dirimu seperti itu?,adakah dirimu merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirimu yang membuatmu terguncang?..hati yang kacau? Yang dicari tak didapat,yang tidak diharapkan malah hadir dalam kehidupanmu,yang diinginkan terasa jauh untuk menggapainya,sedang yang tidak diharapkan terlalu dekat dalam jarak dan kehidupanmu...Orang yang dahulu pergi kini kau harapkan,sedangkan yang ada dalam kehidupanmu dirimu abaikan. Saat bertemu dengan orang-orang yang dirimu cintai (suami,istri,anak,sahabat,saudara),berusaha memperoleh kesempatan dalam kebersamaan,karena ketika dia pergi segalanya telah pergi.. Karena saat ini ketika kita mendapaatkan kebahagiaan.selalu bersyukur kepada Allah. Permintaan dan keinginan kita terkabul belum tentu membuat kita bahagia,karena Allah lebih tahu kebutuhan,hati kita daripada kita sendiri.Sehingga kita tidak seharusnya memaksakan diri agar keinginan kita doa kita terkabulkan oleh Allah. Usahlah kita gundah gulana,berbaik sangkalah kepada Allah. Wahai insan,tidakkah kita rasakan melihat keindahan langit,kesuburan bumi,keluasan laut,hutan menghijau..diantara tanda-tanda kebesaran,kekuasaan Allah. Tumbuhlah kehalusan perasaan,jika kita inign merasakan..Tetapi kadang tekanan dan hati orang tertentu menjadi longgar tali hubungan hati dengan alam,pudar..hilang dari kata bersyukur,sampai tidak bisa merasakan keindahan alam semesta tanpa cacat.. Jika hati ini tidak ada keindahan batin,bagaimana bisa merasakannya... Sifat benci,dendam,iri,dan sifat buruk lainnya bagaimana bisa hatinya punya rasa kasih sayang dan cinta..Tidak diharapkan Allah mengambil Kasih SayangNya kepada diri kita.. Tidak ada yang kita miliki di dunia ini,termasuk diri.Ini semuanya harus menjadi keyakinan.Sehingga tidak membuat kita sombong,takabur..ketika memiliki harta,berilmu,dst..Demikian juga hal itu tidak menjadikan kita bersedih hati,menderita,dan frustasi karunia nikmat Allah diambilNya.Setiap hal yang terjadi pada kita atas seijin Allah.Dan kita berharap nikmat iman,nikmat Islam tetap terpatri sampai akhir hayat kita.Aamiin. Wallahu A'lam. Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Wednesday 11 July 2012

Menanti ramadhan


Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu Hari hari Mu masih saja kulalui Tanpa isi Tanpa makna Tanpa syukur Bahkan dengan sikap Takabur Kadang kami masih saja lupa bahwa Engkaulah Penentu Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku Yang lain bukan makhlukMU, Yang lain bukan UmatMU Dalam Doaku...... Sering kusampaikan dengan memaksa Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan

Sunday 1 July 2012

BERSABAR ITU INDAH..


Bersabar itu indah... Aku tu dah berusaha tuk setia.. Dan akupun tak pernah sedetikpun mengingikan kau pergi dr hatiku... ... Tapi ternyata kesetiaaku tak mampu.. membuat dirimu tetap disini dduk bersamaku... Mengisi ruang hatiku.. Meski ku mash sayang&cinta.. And kursimu jg masih tetap ada dihatiku, tapi dirimu skrg tlh berubah hingga sampai ku tak mengenalimu lagi... Biarlah kursimu kan ku simpan didalam gudang hatiku,dan takan pernah ku buka kecuali bl dirimu mang inginkan lagi duduk disini.. Entah kan berapa lama kau pergi tinggalkan ruang kosong dlm hatiku,ataukah mang ku harus mengisinya dgn yang lain,meski ku jg tak ingin... Kehangatan suaramu yg indah dulu kini kurasa dingin, sedingin hatiku yg mulai beku di terpa pantulan dinginya yg tlh kau ciptakan... Sebenernya aku tu sudah berusa tuk bersabar,tp ternyata bersabar itu sulit nya ,meski kata orang bersabar itu indah.. Maafkan aku ya, bila aku diam bkn berarti ku marah,tp ku hanya ingin hening sesaat,agar ku dapat menata hatiku kembali seperti dulu... Biarlah semua yg pernah ada biar ku lukis sbg bait kenangan,meski aku tak pernah menguburnya,karna rasa sayang itu indah... Dan hapuslah semua cerita tentangku,Namaku di hatimu and semua ceritaku yg pernah ada agar aku lebih tenang tampa hadirmu.. Pergilah kasih bila pilihanmu itu dpt membuatmu bahagia lebih dr ketika kau bersamaku.... Aku sudah rela, karna aku pun tak mau menjadi seorang ya EGO. Tak usahlah kau kembali padaku atau bertitip salam jika itu hanya sesuatu kebimbangan, krn salamu hya akan membuat ku sedih dan berduka.... Aku telah berhenti berharap padamu,karna adanya dirimu skg bukanlah yg pernah aku kenali dulu... km orang lain.. Biarlah mg ku takan bersedih lagi... Mudah2an aku sanggup menjadi seorang yg sangat sabar,karna bagaimanapun bersabar itu indah

ketenangan hati yang sesungguhnya hakiki..


Seiring dengan makin jauhnya zaman dari masa kenabian shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka semakin banyak pula kesesatan dan bid’ah yang tersebar di tengah kaum muslimin[1], sehingga indahnya sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kebenaran makin asing dalam pandangan mereka. Bahkan lebih dari pada itu, mereka menganggap perbuatan-perbuatan bid’ah yang telah tersebar sebagai kebenaran yang tidak boleh ditinggalkan, dan sebaliknya jika ada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihidupkan dan diamalkan kembali, mereka akan mengingkarinya dan memandangnya sebagai perbuatan buruk. Sahabat yang mulia, Hudzaifah bin al-Yaman rahdiyallahu ‘anhu berkata, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh perbuatan-perbuatan bid’ah akan bermunculan (di akhir zaman) sehingga kebenaran (sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) tidak lagi terlihat kecuali (sangat sedikit) seperti cahaya yang (tampak) dari celah kedua batu (yang sempit) ini. Demi Allah, sungguh perbuatan-perbuatan bid’ah akan tersebar (di tengah kaum muslimin), sampai-sampai jika sebagian dari perbuatan bid’ah tersebut ditinggalkan, orang-orang akan mengatakan: sunnah (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah ditinggalkan!”[2]. Keadaan ini semakin diperparah kerusakannya dengan keberadaan para tokoh penyeru bid’ah dan kesesatan, yang untuk mempromosikan dagangan bid’ah, mereka tidak segan-segan memberikan iming-iming janji keutamaan dan pahala besar bagi orang-orang yang mengamalkan ajaran bid’ah tersebut. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau pada saat ini tidak sedikit kaum muslimin yang terpengaruh dengan propaganda tersebut, sehingga banyak di antara mereka yang lebih giat dan semangat mengamalkan berbagai bentuk zikir, wirid maupun shalawat bid’ah yang diajarkan para tokoh tersebut daripada mempelajari dan mengerjakan amalan yang bersumber dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum. Tentu saja ini termasuk tipu daya setan untuk memalingkan manusia dari jalan Allah Ta’ala yang lurus. Allah Ta’ala berfirman, {وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا} “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112). Bahkan setan berusaha menghiasi perbuatan-perbuatan bid’ah dan sesat tersebut sehingga terlihat indah dan baik di mata manusia, dengan mengesankan bahwa dengan mengerjakan amalan bid’ah tersebut hati menjadi tenang dan semua kesusahan yang dihadapi akan teratasi (??!!). Pernyataan-pernyataan seperti ini sangat sering terdengar dari para pengikut ajaran-ajaran bid’ah tersebut, sebagai bukti kuatnya cengkraman tipu daya setan dalam diri mereka. Allah Ta’ala berfirman, {أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ} “Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir:8). Sumber Ketenangan dan Penghilang Kesusahan yang Hakiki Setiap orang yang beriman kepada Allah Ta’ala wajib meyakini bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada kepada Allah Ta’ala, membaca al-Qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang maha Indah, dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman, {الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28). Artinya: dengan berzikir kepada Allah Ta’ala segala kegalauan dan kegundahan dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan[3]. Bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi berzikir kepada Allah Ta’ala[4]. Salah seorang ulama salaf berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”. Maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?” Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya”[5]. Inilah makna ucapan yang masyhur dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah – semoga Allah Ta’ala merahmatinya – , “Sesungguhnya di dunia ini ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti”[6]. Makna “surga di dunia” dalam ucapan beliau ini adalah kecintaan (yang utuh) dan ma’rifah (pengetahuan yang sempurna) kepada Allah Ta’ala (dengan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya dengan cara baik dan benar) serta selalu berzikir kepada-Nya, yang dibarengi dengan perasaan tenang dan damai (ketika mendekatkan diri) kepada-Nya, serta selalu mentauhidkan (mengesakan)-Nya dalam kecintaan, rasa takut, berharap, bertawakkal (berserah diri) dan bermuamalah, dengan menjadikan (kecintaan dan keridhaan) Allah Ta’ala satu-satunya yang mengisi dan menguasai pikiran, tekad dan kehendak seorang hamba. Inilah kenikmatan di dunia yang tiada bandingannya yang sekaligus merupakan qurratul ‘ain (penyejuk dan penyenang hati) bagi orang-orang yang mencintai dan mengenal Allah I[7]. Demikian pula jalan keluar dan penyelesaian terbaik dari semua masalah yang dihadapi seorang manusia adalah dengan bertakwa kepada Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya, {وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ} ”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3). Ketakwaan yang sempurna kepada Allah tidak mungkin dicapai kecuali dengan menegakkan semua amal ibadah, serta menjauhi semua perbuatan yang diharamkan dan dibenci oleh Allah Ta’ala[8]. Dalam ayat berikutnya Allah berfirman, {وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً} “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. ath-Thalaaq:4). Artinya: Allah akan meringankan dan memudahkan (semua) urusannya, serta menjadikan baginya jalan keluar dan solusi yang segera (menyelesaikan masalah yang dihadapinya)[9]. Adapun semua bentuk zikir, wirid maupun shalawat yang tidak bersumber dari petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun banyak tersebar di masyarakat muslim, maka semua itu adalah amalan buruk dan tidak mungkin akan mendatangkan ketenangan yang hakiki bagi hati dan jiwa manusia, apalagi menjadi sumber penghilang kesusahan mereka. Karena semua perbuatan tersebut termasuk bid’ah[10] yang jelas-jelas telah diperingatkan keburukannya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya semua perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat, dan semua yang sesat (tempatnya) dalam neraka”[11]. Hanya amalan ibadah yang bersumber dari petunjuk al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa membersihkan hati dan mensucikan jiwa manusia dari noda dosa dan maksiat yang mengotorinya, yang dengan itulah hati dan jiwa manusia akan merasakan ketenangan dan ketentraman. Allah Ta’ala berfirman, {لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ} “Sungguh Allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur-an) dan Al Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (QS. Ali ‘Imraan:164). Makna firman-Nya “mensucikan (jiwa) mereka” adalah membersihkan mereka dari keburukan akhlak, kotoran jiwa dan perbuatan-perbuatan jahiliyyah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya (hidayah Allah I)[12]. Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman, {يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ} “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu (al-Qur’an) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS Yuunus:57). Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan perumpaan petunjuk dari Allah Ta’ala yang beliau bawa seperti hujan baik yang Allah Ta’ala turunkan dari langit, karena hujan yang turun akan menghidupkan dan menyegarkan tanah yang kering, sebagaimana petunjuk Allah Ta’ala akan menghidupkan dan menentramkan hati manusia. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perumpaan bagi petunjuk dan ilmu yang Allah wahyukan kepadaku adalah seperti air hujan (yang baik) yang Allah turunkan ke bumi…“[13]. Ketenangan Batin yang Palsu Kalau ada yang berkata, Realitanya di lapangan banyak kita dapati orang-orang yang mengaku merasakan ketenangan dan ketentraman batin (?) setelah mengamalkan zikir-zikir, wirid-wirid dan shalawat-shalawat bid’ah lainnya. Jawabannya: Kenyataan tersebut di atas tidak semua bisa diingkari, meskipun tidak semua juga bisa dibenarkan, karena tidak sedikit kebohongan yang dilakukan oleh para penggemar zikir-zikir/wirid-wirid bid’ah tersebut untuk melariskan dagangan bid’ah mereka. Kalaupun pada kenyataannya ada yang benar-benar merasakan hal tersebut di atas, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah ketenangan batin yang palsu dan semu, karena berasal dari tipu daya setan dan tidak bersumber dari petunjuk Allah I. Bahkan ini termasuk perangkap setan dengan menghiasi amalan buruk agar telihat indah di mata manusia. Allah Ta’ala berfirman, {أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ} “Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir:8). Artinya: setan menghiasi perbuatan mereka yang buruk dan rusak, serta mengesankannya baik dalam pandangan mata mereka[14]. Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman, {وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا} “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112). Artinya: para setan menghiasi amalan-amalan buruk bagi manusia untuk menipu dan memperdaya mereka[15]. Demikianlah gambaran ketenangan batin palsu yang dirasakan oleh orang-orang yang mengamalkan zikir-zikir/wirid-wirid bid’ah, yang pada hakekatnya bukan ketenangan batin, tapi merupakan tipu daya setan untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah Ta’ala, dengan mengesankan pada mereka bahwa perbuatan-perbuatan tersebut baik dan mendatangkan ketentraman batin. Bahkan sebagian mereka mengaku merasakan kekhusyuan hati yang mendalam ketika membaca zikir-zikir/wirid-wirid bid’ah tersebut melebihi apa yang mereka rasakan ketika membaca dan mengamalkan zikir-zikir/wirid-wirid yang bersumber dari wahyu Allah Ta’ala. Padahal semua ini justru merupakan bukti nyata kuatnya kedudukan dan tipu daya setan bersarang dalam diri mereka. Karena bagaimana mungkin setan akan membiarkan manusia merasakan ketenangan iman dan tidak membisikkan was-was dalam hatinya? Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah membuat perumpaan hal ini[16] dengan seorang pencuri yang ingin mengambil harta orang. Manakah yang akan selalu diintai dan didatangi oleh pencuri tersebut: rumah yang berisi harta dan perhiasan yang melimpah atau rumah yang kosong melompong bahkan telah rusak? Jawabnya: jelas rumah pertama yang akan ditujunya, karena rumah itulah yang bisa dicuri harta bendanya. Adapun rumah yang pertama, maka akan “aman” dari gangguannya karena tidak ada hartanya, bahkan mungkin rumah tersebut merupakan lokasi yang strategis untuk dijadikan tempat tinggal dan sarangnya. Demikinlah keadaan hati manusia, hati yang dipenuhi tauhid dan keimanan yang kokoh kepada Allah Ta’ala, karena selalu mengamalkan petunjuk-Nya, akan selalu diintai dan digoda setan untuk dicuri keimanannya, sebagaimana rumah yang berisi harta akan selalu diintai dan didatangi pencuri. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits shahih, ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membisikkan (dalam) diriku dengan sesuatu (yang buruk dari godaan setan), yang sungguh jika aku jatuh dari langit (ke bumi) lebih aku sukai dari pada mengucapkan/melakukan keburukan tersebut. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar, segala puji bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan menjadi was-was (bisikan dalam jiwa)”[17]. Dalam riwayat lain yang semakna, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah (tanda) kemurnian iman”[18]. Dalam memahami hadits yang mulia ini ada dua pendapat dari para ulama: - Penolakan dan kebencian orang tersebut terhadap keburukan yang dibisikkan oleh setan itulah tanda kemurnian iman dalam hatinya - Adanya godaan dan bisikkan setan dalam jiwa manusia itulah tanda kemurnian iman, karena setan ingin merusak iman orang tersebut dengan godaannya[19]. Adapun hati yang rusak dan kosong dari keimanan karena jauh dari petunjuk Allah Ta’ala, maka hati yang gelap ini terkesan “tenang” dan “aman” dari godaan setan, karena hati ini telah dikuasai oleh setan, dan tidak mungkin “pencuri akan mengganggu dan merampok di sarangnya sendiri”. Inilah makna ucapan sahabat yang mulia, Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika ada yang mengatakan kepada beliau, “Sesungguhnya orang-orang Yahudi menyangka bahwa mereka tidak diganggu bisikan-bisikan (setan) dalam shalat mereka”. Abdullah bin ‘Abbas menjawab, “Apa yang dapat dikerjakan oleh setan pada hati yang telah hancur berantakan?”[20]. Nasehat dan Penutup Tulisan ringkas ini semoga menjadi motivasi bagi kaum muslimin untuk meyakini indahnya memahami dan mengamalkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang hanya dengan itulah seorang hamba bisa meraih kebahagiaan dan ketenangan jiwa yang hakiki dalam kehidupannya. Allah Ta’ala berfirman, {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} “Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan)[21] hidup bagimu” (QS al-Anfaal:24). Imam Ibnul Qayyim – semoga Allah Ta’ala merahmatinya – berkata, “(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat (indah) hanyalah didapatkan dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya maka dia tidak akan merasakan kehidupan (yang bahagia dan indah)…Maka kehidupan baik (bahagia) yang hakiki adalah kehidupan seorang yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya secara lahir maupun batin”[22]. Sebagai penutup, akan kami kutip nasehat Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu yang berbunyi, “Wahai saudarakau sesama muslim, waspada dan hindarilah (semua) bentuk zikir dan wirid bid’ah yang akan menjerumuskanmu ke dalam jurang syirik (menyekutukan Allah Ta’ala). Berkomitmenlah dengan zikir (wirid) yang bersumber dari (petunjuk) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berbicara bukan dengan landasan hawa nafsu, (melainkan dari wahyu Allah Ta’ala). Dengan mengikuti (petunjuk) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, (kita akan meraih) hidayah Allah Ta’ala dan keselamatan (di dunia dan akhirat). (Sebaliknya) dengan menyelisihi (petunjuk) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadikan amal perbuatan kita tertolak (tidak diterima oleh Allah Ta’ala). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan (dalam agama Islam) yang tidak sesuai dengan petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak” (HSR Muslim)[23].

Monday 25 June 2012

aku yg lelah..


mungkin memang kau takdirkan aku sedemikian rupa utuk menjalani semua ini mungkin Kau anggap aku memang pantas menerima ini semua Kau patrikan ketakutan..kecewa ..getir dan dendam dihati dan kehidupanku Kau buat aku merasa akulah orang paling tak berhak apapun di dunia ini baiklah…aku memang terlanjur pekat sepekat pekatku aku akan tetap berusaha menipu diriku sendiri demi orang yang mencinta dan sayang padaku Tuhan…jujur..andai aku boleh memilih.. aku lebih baik tinggalkan semua ini agar aku terlepas dari pasungan pasungan waktu dan keadaanku aku rela dengan semua ini..entah berapa kali aku arus berkata lelah aku sudah tak berbentuk aku tak punya siapa siapa semua yang aku sayangi..tak bisa aku miliki sepenuhnya…bulan..bintang bintang kecilku..pun dengan sang angin… semua hanyalah mimpi bagiku kini aku tak bisa genggam mereka dalam nyata aku hanya bisa nanar melihat semuanya aku lelah Tuhan….maafkan jika beberapa waktu ini aku berontak padamu dan maafkan jika aku harus menjadi sosok yang hidup dalam dua sisi aku tak mau menyakiti mereka semua.. aku tak mau mereka lihat betapa aku remuk redam Tuhan..aku hanya mohon..jangan cabut rasa sayang ini pada mereka rasa cintaku pada bulan dan bintang serta kesetiaan rasaku pada sang angin biarlah mereka tak tahu..biarkanTuhan cukup aku yang tahu… sekali lagi..aku lelah dengan pasungan ini ya Tuhaan aku lelah..aku lelah..aku lelah benar..semua seperti tawarkan energi agar aku kuat agar aku tersenyum.. namun semua tak membuatku memperoleh bukti bahwa aku berhak untuk tersenyum aku tak bisa untuk hanya pasrah tanpa berontak aku benci hidupku Tuhaan aku terima jika semua ini Kau anggap sebagai dosa aku rela…aku sudah tak pernahpeduli dengan semua yang ada didiriku benar..aku akan tersenyum..meski aku terus menipu nuraniku ya nuraniku..meski dianggap itam ..namun aku yakin nuranikupun lelah..lelah..lelah lelah..

jika aku pergi jauh

ya rob.. jika besok aku sudah pergii jauh dari dunia ini.. aku mohon berilah aku kesempatan untuk membahagiakan orang yang paling aku sayang.. ijinkanlah aku untuk membuat merekha bahagia dan tersenyum.. Ya rob.. jika waktu itu sudah tiba ..!!! tolong jaga mereka untuk aku..sayangi mereka untuk aku.. karna mereka adalah harta terindah buat aku.. tolong bilang sama mereka aku sayang mereka.. maafiin aku kalo aku gak bisa jaga mereka lagi.. ya rob.. aku tak mau melihat ada tangisan dalam diri mereka.. aku ingin selalu melihat mereka bahagia meski kebahagiaan itu bukan karna aku.. lov forever

Friday 22 June 2012


semangatlah teman kecilku.. Semangatlah hai anakku Ketika mendengarkan surahku Aku memang bukan orang sempurna Dan juga aku tak sehebat yang kau duga Semakin lama aku di dayah Aku semakin menanamkan kejahilan di tubuhku Bukannya aku dusta Aku adalah seorang durjana Yang sedang mengejar ilmu Aku tau kalian tidak semangat mendengar surahku Aku juga yakin kalian bosan dengan aku Tapi niatku ikhlaskan untuk kalian Kalian harus berhasil menjadi manusia Bukan menjadi orang Kalian harus jadi bintang Bukan menjadi binatang Aku bukan siapa Tapi kitablah peganganmu Engkau bercermin pada kitab Berjalan di atas mutiaranya kitab Aku sedih karena aku tak bisa Mengajarkan kalian kitab

Wednesday 13 June 2012

jangan suka putus asa

Hari ini ...mungkin bukan hari terbaikmu..., menurutmu... tapi jangan cepat putus asa dan luruh hati... pandanglah langit yang biru di atas sana.. kan kau temukan rasa kedamaian dan kesejukan jiwa... Hari ini...adalah hari terbaikmu... hanya saja kau belum bisa memaknai arti hari ini... hari ini dan hari hari yang lalu dan yang akan datang.... adalah hari terbaik mu.... karena semua hari adalah hari yang terbaik.... asal kau bisa memanfaatkan hari-harimu dengan yang terbaik... Bila kau mengalami suatu keterpurukan... jangan lalu kau salahkan dirimu... tapi...tataplah diri mu di depan cermin... kau akan melihat bahwa dirimu adalah sosok kesuksesan... Kesuksesan dan kegagalan ibarat mata rantai yang tak terpisahkan... dan itu adalah jalan menuju ke arah keberhasilan dan kau pun akan menuainya.... asal kau selalu tekun dan terus belajar untuk maju dan bangkit... dan bangkit lagi...bila kau terjatuh... Jangan pedulikan rasa lara di hati... jangan pedulikan kegagalan yang menurut mu itu karena kesalahanmu... kau tidak pernah gagal... hanya saja belum menemukan apa yang kau idamkan.... nanti...di suatu saat...waktu lah yang akan menjembatanimu... untuk menuju ke arah keberhasilan ... percayalah... bahwa kau ditakdirkan untuk sukses dan berhasil... asal kau selalu tekun dan mau belajar dari kegagalanmu.... untuk memperbaikinya dan menemukan solusi yang terbaik untuk itu... Ingatlah.... waktu kau kecil dahulu... belajar merangkak dan berdiri ...lalu akhirnya berjalan...dan berlari ...kencang.... kini...kau pun juga belajar untuk berlari lebih kencang lagi.... sekencang yang kau maui..... Ingatlah sekali lagi... jangan mudah putus asa... tapi ...tahan bantinglah... dan percaya dirilah... semua masalahmu...akan berlalu... seperti hujan di musim kemarau....

Thursday 10 May 2012

bentar lagi usiaku bertambah .tapi umurku berkurang


Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa kita hanya manusia yang tak punya apa-apa selain jasad yang tak berguna Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa melainkan hati yang ada di dalam dada dan amal jasad yang lata Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda tergantung dalam keadaan apa kita berada Namun Tuhan telah berkata, “Hanya Akulah yang tahu umur manusia”. Sekular barat berkata, “Waktu adalah dollar di dalam kantung” Namun Hasan Al-Bana berkata, “Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”. Waktu….. Alam terus menari dalam simfoninya Waktu….. Umur manusia didikte olehnya Waktu….. setiap detaknya memakukan kita di persimpangan jalan jalan Tuhan atau jalan setan Rentang waktu….. semoga tak melalaikan kita tuk terus berjalan di jalan-Nya

azan..

Aduhai indahnya seruan muazin-Mu ya Allah Aku tak kuasa untuk menolak panggilan-Mu Kesejukan rahmat-Mu telah menyelimuti hatiku ...Aku dating memenuhi seruan-Mu Kulangkahkan kakiku, semoga Kau tinggikan derajatku Kubasuh wajahku, semoga Kau perbaiki akhlakku Kumasuki mesjid-Mu, semoga Kau ampuni dosaku Kutunaikan perintah- Mu, semoga Kau dekatkan aku pada-Mu Yaa… RABB… Jadikan mesjid tempat berteduh ku Tempat beteduh kami Di hari yang sangat panas menendang Yaa… RAAB… Jadikan mesjid kendaraanku Kendaraan kami, kendaraan orang- orang Yang mencintai mesjid-Mu Yaa… RAAB… Masukkan kami kedalam golongan Orang-orang yang sholeh…

Wednesday 9 May 2012

"Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu beruntung." (Al-A'raf 7:69).

Seratus tahun yang lalu, pernahkah kita membayangkan hidup di dunia seperti sekarang ini? Pernahkah kita membayangkan kita memiliki tubuh kita sekarang? Pernahkah kita membayangkan memiliki wajah seperti wajah kita sekarang? Punya telinga yang bisa mendengar, punya mata yang bisa melihat, punya tangan yang bisa bergerak, punya kaki yang bisa menyangga? Maka nikmat Allah yang manakah yang kita dustakan? Bayangkan, indahnya masa kecil kita. saat itu kita bebas tertawa, bergembira, dan penuh sukacita. Senyum kita mengembang, tawa kita riang, semuanya ikut senang. Padahal saat itu kita belum punya apa-apa. Padahal saat itu kita masih sangat lemah. Padahal saat itu kita masih bergantung sepenuhnya. Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan? Lalu mengapa kini kita merasa susah? Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi? Mengapa kita terpuruk di dalam usaha? Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang? Mengapa kita merasa krisis keuangan? Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup? Mengapa kita merasa menjadi koraban? Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam? Lalu, pantaskah kita merasa demikian? Mana senyummu? Mana tawamu? Mana sukacitamu? Mana bahagiamu? Mana syukurmu? "Jika engkau bersyukur, maka akan kutambahkan (nikmat-Ku), dan jika engkau kufur (ingkar) sesungguhnya siksa-Ku amat pedih."(Ibrahim :7). Orang yang pandai bersyukur, hidupnya mujur dan makmur. Orang yang tidak pandai bersyukur, hidupnya hancur lebur. Dan seseungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: " bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka seya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Lukman :12). Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18) Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan nikmat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Anugerah yang kita terima serta nikmat yang tiada tara itu merupakan bukti cinta dan kasih sayang Allah swt terhadap kita. Namun, seringkali kita tidak menyadari nikmat-Nya itu hingga kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Sebagai manusia, sudah selayaknya kita bersyukur atas nikmat tersebut. Dan dengan bersyukur, berarti kita telah menyadari nikmat yang diberikan Allah swt. Inilah salah satu faktor yang sekiranya akan membuat manusia lebih mencintai Allah swt. Ketika manusia mencintai Allah swt, ia akan semakin merasa dekat dengan Allah swt dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah swt. Allah swt pun tak segan-segan menambah nikmat-Nya kepada orang yang seperti itu. Sesuai dengan firman-Nya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7) Allah swt tidak pernah berpaling dari orang-orang yang mencintai-Nya. Begitupun terhadap orang-orang yang membutuhkan-Nya. Maka dari itu, manusia mendapatkan nikmat dari Allah swt harus dengan kesadaran dalam menggunakan nikmat itu agar ia dapat mensyukurinya. Bila ia lupa untuk bersyukur sementara telah banyak nikmat Allah yang datang padanya, maka akan dapat menimbulkan kesombongan dan kecongkakan dalam dirinya. Hal ini dikarenakan ia terlampau larut dalam nikmat tersebut, serta berpikir bahwa nikmat itu akan terus datang padanya. Di dalam Al Quran juga telah dikatakan bahwa, “Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al Alaq: 6-7) Nikmat yang tidak disyukuri itu justru semakin mencegah manusia untuk mencintai Allah swt. Bagaimana ia bisa mencintai Allah swt bila ia tidak beryukur pada-Nya? Oleh karena itulah Al Quran senantiasa mengingatkan dan menekankan manusia untuk bisa membuka hati dan pikiran agar senantiasa menyadari nikmat-nikmat Allah serta mensyukurinya. Segala hal yang dijadikan Allah swt di muka bumi ini yang berupa nikmat dan rizki adalah suatu peringatan dari Allah swt. Kesombongan akibat lupa bersyukur hanya akan membawa manusia kepada kejahatan/keburukan. Salah satu jalan untuk mencintai Allah swt adalah dengan bersyukur kepada-Nya. Bila manusia lupa untuk bersyukur, ingatlah selalu bahwa semua itu datangnya dari Allah swt. Ingatkanlah meraka akan jasa-jasa Allah swt. Sungguh apabila kita selalu mengingat Allah swt, kita akan mencintai Allah swt. Allah swt pun akan selalu mencintai kita. Allah swt berfirman: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

MERINDUKANMU..

Sudah lama tak berjumpa… Rindu rasa hati ingin berjumpa dengan mu… Biar pun hati ingin mengatakan benci… Tapi aku tetap menyayangi mu… Apa kabar kamu di sana… Semoga kamu baik-baik saja.. Aku di sini s’lalu merindukan mu… Apakah kamu di sana juga merindukan aku… Biar pun kamu jauh di sana… Aku di sini s’lalu menanti mu.. S’lalu menjaga perasaan cinta dan sayangku untuk mu… Ya Allah… Jaga dan lindungilah dia yang di sana… Sucikan cintanya dan beningkan rasa sayangnya… Sesuci cintanya pada-Mu.. Sebening rasa sayangnya untuk-Mu… Ya Allah… Janganlah Engkau pisahkan kami… Satukan dan pertemukan kami kembali seperti dulu… Seperti Engkau satukan dan pertemukan Adam dan Hawa… Aamiin….

CINTA MEMANG BUTUH PENGORBANAN

seperti burung-burung menari di atas dedaunan nan rimbun.. seperti ombak-ombak yang menggulung di tengah lautan.. dan seperti percik-percik air yang menggelayut perlahan.. aku adalah bagian dari kebahagiaan.. dimanakah letak sebuah pengorbanan.. tanyaku sambil berjalan tanpa arah dan dalam kegalauan.. di atas daun daun itukah harus kutemukan.. yang akan gugur bila ia telah tua dan layu.. di balik ombak-ombak yang menggulung itukah akan kutemui.. yang akan kembali mereda di saat pantai berangsut ikut meninggi.. dan haruskan dari percik-percik air itu akan kudapatkan.. yang akan kering karena mentari.. ah.. cinta.. cinta memang butuh pengorbanan.. namun cinta juga harus dengan pemikiran.. aku mencintaimu.. dan pengorbananku adalah menyerahkanmu.. menyerahkan semua kepada penciptamu.. jika engkau menjadi jodohku..

TALI CINTA

Rangkai katamu tak masuk ke pikiranku Dan aku pun tak pernah melayang mendengar cacianmu yang indah Aku berpikir, surgamu bukan disini Salahkah? Duniamu bukan untukku semata Rayuan maut buatku kesal tak bertepi Itu darimu Dan aku? Tak ada yang aku berikan untukmu Kau bilang tali Ku buat pertanyaan Apa kau akan mencari tali? Ya, seutas tali yang kokoh akan mengikat kita Bukan kesalahan bukan? Demi apapun tali akan tetap mengikat kita Begitu kokohnya niatmu untukku Seperti tali itu Memang sederhana Akan sempurna kelak Bertahankah engkau? Lalu untuk apa? Ini bukan surgamu Cinta bukanlah aku Ingat! Tali! Untuk kau dan aku Aku tak peduli Karena yang lain lebih butuh Sudahlah, serahkan tali itu untuknya Aku tak pantas Tali ini tetap untukmu Tak akan kuserahkan pada siapapun Camkan!
MENGAPA HARUS AKU.. Sentuhan lembut suasana penuh kebisuan Hanya terasa satu hembusan nafas dari sepuluh kali detak jantung Waktu yang cepat berlari seakan ingin berhenti di sini Di sini, aku yang hina ditemani alam sekitarku, bersama melagukan isyarat hati akan rindu Rindu tentang semua yang aku anggap terbaik dahulu Jauh dari pelukan erat rasa muak dan kalut Gelora rasa dalam samudera hasrat memenuhi hariku Yang saat ini entah berarak ke mana Sungguh ironi, ketika aku mulai menatap lebih jauh Segala yang begitu berharga terampas dari sisiku Mengapa bukan bagi insan lain? Mengapa harus aku? Atau mungkin semua ini penjabaran hakikat Atas harga yang harus terbayar di tengah taman kehidupan Aku ini insan kecil yang terdampar di pantai luka Dari sekian banyak taburan bintang yang bertasbih Bintang itu bersamaku dalam hati membangunkan hasrat Demi kebangkitan kenangan dengan ruahan kesadaran Bahwa kita terlahir seorang diri Begitu pula saat lembar kehidupan kita sempurna tertutup

Friday 13 April 2012

Nikmatnya Berbisnis dengan Allah


Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berusaha atau berbisnis. Karena berbisnis bukan hanya cara untuk mendapatkan uang atau harta melimpah. Akan tetapi, bisnis juga di sebagian kalangan masyarakat adalah status sosial yang dibanggakan. Seorang pebisnis atau pedagang yang suskses biasanya dihormati dan disegani oleh banyak orang; sejak dari keluarga, karyawan, teman dan bahkan pejabat pemerintahan. Di Indonesia dan Negara miskin dan berkembang, pengusaha bisa mengatur keputusan hukum dan atau lahirnya perundang-undangan yang menguntungkan mereka dengan membayar para pejabat terkait, baik eksekutif maupun legislatif. Sebab itu, tak heran jika istilah markus (makelar kasus) hukum akhir-akhir ini semarak dibicarakan masyarakat. Saking nikmatnya berbisnis itu, banyak dari kalangan kaum Muslimin sendiri yang tidak lagi peduli dengan halal atau haram. Tidak ingat lagi kematian dan pertanggung jawaban akhirat bagi semua harta yang dihasilkan. Risywah (sogok-menyogok), riba, data-data fiktif, sunat menyunat, spekulasi, monopoli dan berbagai tindakan menyimpang lainnya sudah menjadi budaya dan kebiasaan. Lebih sedih lagi, nyaris semua aktivitas dan profesi, termasuk politik, aktivitas keagamaan (dakwah), pelayanan sosial dan sebagainya sudah pula dijadikan sebagai lahan bisnis yang paling cepat melahirkan keuntungan harta yang berlipat ganda. Inilah kenyataan yang amat pahit yang sedang dihadapi oleh umat Islam Indonesia, khususnya sejak 10 tahun belakangan. Kaum Muslimin rahimakumullah… Islam sama sekali tidak melarang umatnya berbisnis, dan bahkan menganjurkannya. Akan tetapi, Islam juga memberikan persyaratan atau peraturan agar berbisnis itu tidak keluar dari format ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Paling tidak ada lima (5) syarat yang harus dipenuhi jika kita ingin menjadikan bisnis sebagai profesi untuk meraih harta dan kekayaan dunia : Berbisnis itu harus dengan niat mencari ridha Allah. Sedangkan harta yang diperoleh adalah amanah dari Allah. Sebab itu, pada hakikatnya, harta itu adalah milik Allah. Berbisnis harus sesuai dengan sistem Allah dan Rasul-Nya Muhammad Saw. seperti tidak boleh dengan sistem riba, tidak melakukan risywah, kolusi, nepotisme, monopoli, spekulasi dan sebagainya. Barang dan jasa yang dibisniskan tidak boleh yang diharamkan Allah seperti babi, darah, khamar, judi dan sebagainya serta harus yang dihalalkan Allah dan Rasul-Nya. Semua aktivitas yang terkait dengan ibadah dan pengabdian kepada Allah, baik yang terkait dengan ibadah individu, sosial kemasyarakatan, atau apa saja yang terkat dengan kategori dakwah dan jihad, tidak boleh atau haram hukumnya dibisniskan, yakni melaksanakannya dengan tujuan mendapatkan keuntungan dunia, baik yang terkait harta, pangkat, kedudukan, status sosial, pujian dari manusia atau apapun bentuknya. Di dalam harta yang diamanahkan Allah itu terdapat jatah kaum fakir, miskin dan kebutuhan lain di jalan Allah, baik melalui zakat (wajib), maupun sedekah (infak). Oleh sebab itu, harta bukan untuk ditumpuk di dunia, akan tetapi untuk dibelanjakan di jalan Allah. Atau dengan kata lain, harta adalah jalan terbaik untuk berjihad di jalan Allah. Berdasarkan lima (5) syarat tersebut, maka manajemen harta, baik yang diperoleh melalui bisnis, bekerja, warisan, hibah dan jalan halal lainnya, pada prinsipnya dapat disimpulkan dengan dua pertanyaan mendasar berikut : Apa jenisnya, dari mana dan bagaimana cara memperoleh harta tersebut? Dari jalan yang halalkah atau yang haram? Kemana harta yang diperoleh dengan jalan yang halal itu dibelanjakan? Untuk kepentingan duniakah atau kepentingan akhirat? Orang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang kuat dan demikian pula iman pada akhirat, tidak akan menghabiskan hidupnya untuk berbisnis dengan pola dan cara yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya. Karena ia meyakini dan memahami bahwa hidup ini adalah berbisnis dengan Allah. Untuk apa lagi ia berbisnis dengan pola hanya mengumpulkan kenikmatan dunia seperti yang dijelaskan sebelumnya? Karena berbisnis dengan Allah kenikmatannya, keuntungannya dan kelebihannya tidak mungkin dapat dibandingkan dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh para pebisnis yang hanya mengejar dunia, kendati dengan jalan yang dibolehkan. Sebab itu, orang beriman akan memenej hidup ini secara total untuk berbisnis dengan Allah. Semua potensi harta dan dirinya dikerahkan di jalan Allah. Di mata manusia bisa saja dinilai rugi, sulit, berat dan bahkan berbahaya serta nyawanya terancam dan sebagainya. Namun di mata Allah, itulah pebisnis sejati. Pebisnis yang menjadikan harta dan jwanya sebagai modal untuk meraih keridhaan dan syurga Allah Subhanahu Wata’ala. Para pebisnis dengan Allah semasa hidup di dunia tidak akan pernah berharap lain kecuali mendapatkan ridha dan syurga Allah. Mereka, semasa hidup di dunia, berbisnis dengan Allah melalui sebuah transaksi istimewa dan sangat spesial. Bisnis tersebut terkait dengan proyek promosi dan pemasaran Misi Ibadah dan Visi Khilafah yang Allah percayakan kepada mereka. Bisnis tersebut sangat unik, menarik dan menantang, khususnya bagi mereka yang memahaminya dan menyukai tantangan. Di antara faktor yang menyebabkanya unik, menarik dan menantang itu ialah : Produk yang dipromosikan dan yang ditawarkan adalah sitem (software) kehidupan di dunia berkualitas super canggih yang 100 % menjamin kesuksesan para pemakainya. Owner (Pemilik) dan Pencipta produk tersebut adalah Tuhan Pencipat alam semesta, yakni Allah Ta’ala dan belum pernah ada dan tidak akan ada kompetitor-Nya. Sistem bisnis yang diterapkan adalah sistem keagenan atau disebut dengan sistem khilafah (representative/perwakilan). Produk ditawarkan dengan cuma-cuma (secara gratis), di mana para peminat produk tidak dibebankan biaya apapun. Sebaliknya, biaya ditanggung oleh Owner (Tuhan Pencipta) yang ditransfer melalui para agen. Target pemasaran para agen tidak terkait dengan berapa besarnya jumlah manusia yang mau menerima produk tersebut dan tidak pula terikat dengan batas-batas teritorial wilayah sehingga luas pasarnya mencakup lima benua. Semua daratan dan lautan ciptaan Tuhan Pencipta yang dihuni oleh manusia adalah menjadi wilayah pemasaran mereka. Satu hal yang harus diingat oleh para agen ialah bahwa dalam menawarkan produk sistem hidup di dunia tersebut harus berdasarkan skala prioritas, yakni ditawarkan dan dipasarkan terlebih dahulu kepada istri-istri, anak-anak, karib kerabat, teman-teman dekat dan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan formalnya, jika mereka sedang menduduki suatu lembaga, instansi, organisasi, pemerintahan dan lainnya. Setelah itu baru wilayah pemasarannya meluas ke wilayah lain sampai tanpa batas. Demikian pula dengan jumlah agen tidak pernah dibatasi, khususnya setelah Tuhan Pencipta mengutus agen tunggal dan terakhir bernama Muhammad bin Abdullah sejak 1443 tahun yang lalu. Siapa saja yang berminat, apa saja suku, bahasa dan warna kulitnya berhak menjadi agen pemasaran software tersebut, apakah mereka hidup di negara maju, berkembang atau negara-negara miskin ekonomi. Bagi para peminat produk tersebut dan mau mengaplikasikannya dalam kehidupan dunia akan dijamin kesuksesannya di dunia dan pasti juga di Akhirat. Para peminat produk dan mau menerapkannya dalam kehidupan, berhak mendapatkan keagenan secara otomatis, dengan syarat dan kompensasi yang sama dengan para agen senior sebelumnya. Bagi para agen harus siap membiayai promosi dan pemasaran produk tersebut dengan harta dan jiwa mereka yang telah ditransfer oleh Pemilik produk software kehidupan tersebut, yakni Allah Ta’ala. Menariknya, jumlah dana yang harus digunakan untuk biaya marketing software tersebut hanya berkisar antara 2.5 % sampai 30 % dari total yang diterima dari Pemiliknya; Tuhan Pencipta. Sisanya boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para agen sebagai commitioning fee, selama digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan petunjuk Pemiliknya. Sebab itu, keikhlasan adalah mutlak adanya. Kendati semua biaya pemasaran (marketing cost) ditanggung oleh Pemilik produk software beserta seluruh biaya hidup para agen, namun imbalan, kompensasi dan bonus yang akan diperoleh para agen amatlah besar dan dahsyat, yakni kesuksesan di dunia dan meraih The Great Success di Akhirat, yakni Syurga ‘Adn. Agar aktivitas bisnis keagenan tersebut berjalan dengan baik dan maksimal, Pemilik Produk merumuskan sebuah Visi Khilafah (perwakilan atau keagenan) dan Misi Ibadah (komitmen terhadap aturan main) yang sudah ditetapkan-Nya. Itulah sebuah transaksi unik, sangat menarik dan menantang yang berhasil dijalankan oleh para penghuni Syurga ketika mereka hidup di dunia. Keunikan transaksi tersebut sesungguhnya terletak pada : Pemilik produk adalah Allah Tuhan Pencipta. Pembeli sesungguhnya juga Allah Tuhan Pencipta Harga dan kompensasinya sangat besar dan tak terbatas yakni Syurga, juga dari Allah Tuhan Pencipta. Biaya (cost) yang dikeluarkan oleh para agen berupa harta dan jiwa mereka, juga anugerah dari Tuhan Pencipta. Berarti para agen itu berbisnis dengan Allah tanpa modal atau bermodalkan “ZERO”, atau no risk, high return. Kalupun dibutuhkan modal, tidak lebih dari tiga K, yakni KEIMANAN, KEMAUAN dan KEIKHLASAN, saat menymbangkan harta dan jiwa di jalan Allah. Sesungguhnya KEIMANAN, KEMAUAN dan KEIKHLASAN adalah modal utama yang dimiliki orang-orang beriman yang mejalankan transaksi bisnis dengan Allah ketika menjalani kehidupan di dunia. Dengan modal tersebut insya Allah mereka mampu meraih ampunan dan Syurga Allah yang merupakan THE GREAT SUCCESS (Kesuksesan Tanpa Batas) dan tidak akan ada lagi kesuksesan yang menyamainya, apalagi melebihinya. Allah menjelaskan dalam firman-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu bisnis (perniagaan) yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?(10) (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,(11) niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Syurga Adn. Itulah kesuksesan yang amat besar (The Great Success).(12)” (Q.S. As-shof (61) : 10 – 12) semoga Allah membantu dan menolong kita untuk bisa berbisnis dengan-Nya, yakni berjuang sekeras tenaga, dengan harta dan jiwa di jalan-Nya. Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses di sisi-Nya, kendati di mata manusia dianggap gagal. Dan semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin… بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......

wisata ke surga..

Hidup ini adalah wisata. Wisata itu dimulai jauh sebelum kita lahir keduani, yakni ketika Allah mulai merencanakan penciptaan kita saat kita masih berada di alam ruh. Wisata kehidupan manusia semakin nyata sejak ruh ditiupkan ke dalam diri kita saat kita masih berada dalam kandung ibu kita. Wisata kehidupan ini adalah sebuah ketentuan dan kehendak Allah. Mau tidak mau, kita tetap berwisata. Siap atau tidak siap, kita tetap berwisata kehidupan. Yakin atau tidak yakin, kita tetap menjalani wisata ini. Inilah kehendak Allah, Penguasa dan Pemilik alam semesta yang tidak dapat dihindari atau ditolak oleh siapapun; apapun agamanya, setinggi apapun pangkatnya, sebanyak apapun hartanya dan sedalam apapun ilmunya. Sesungguhnya dalam menjalankan wisata kehidupan ini, masnusia hanya terbagi dua. Pertama, yang sukses dalam menjalankan wisata dan menikmati lika liku yang dihadapi selama berwisata. Kedua, yang gagal menjalankannya dan tidak menikmati lika likunya. Apapun agama, kelompok, partai, profesi, kapanpun dan di manapun masnusia berada, manusia pada dasarnya hanya terbagi dua golongan. Yang suskes dan yang gagal dalam wisata kehidupan ini. Sesungguhnya Allah telah menentukan bahwa wisata kehidupan masnusia itu terbagi menjadi lima periode. Pertama, periode kematian pertama; yakni saat kita masih di alam ruh, masih dalam perencanaan Allah dan belum dicipatakan dan dihidupkan di atas bumi ini. Kedua, periode kehidupan pertama; yakni saat kita diberi Allah jatah hidup di dunia ini. Ketiga, peridoe kematian kedua, yakni saat kita distop Allah jatah hidup di dunia dan dimasukkan ke dalam alam barzakh (pemisah antara dunia dan akhirat). Keempat, periode kehidupan kedua, yakni saat kta dihidupkan dan dibangkitkan kembali oleh Allah dari kubur atau alam barzakh pada saat dunia dan alam ini Allah hacurkan (kiamat). Kelima, periode kembali kepada Allah, Tuhan Pencipta dan Pemilik alam alam semesta, Tuhan dunia dan akhirat. Inilah lima periode wisata kehidupan manusia, siapapun dia, apapun pangkatnya, di manapun dan kapanpun dia hidup di dunia ini sebagaimana yang Allah jelasakan : “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. [QS. al-Baqarah (2) : 28] Menarik untuk kita renungkan, bahwa dari lima periode wisata kehidupan yang kita lewati, hanya satu periode yang menentukan apakah kita sukses atau gagal dalam wisata kehidupan yang amat panjang dan abadi itu. Periode tersebut ialah periode saat kita menjalani kehidupan dunia ini. Adapun periode kematian pertama dan bahkan awal periode kehidupan pertama; dari dalam kandungan sampai remaja, kita sama sekali tidak diminta pertanggungjawaban apa-apa. Demikian pula periode kematian kedua, perode kehidupan kedua dan periode kembali kepada Allah, kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa dan hanya menerima hasil dari apa yang kita yakini, kita ucapkan dan apa yang kita perbuat saat menjalani periode kehidupan pertama. Jika baik dan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan menerima balsan yang baik pula. Jika buruk atau tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, kita akan menerima balasan yang buruk pula, sebagaimana firman-Nya : "Maka siapa saja yang melakukan kebaikan kendati seberat inti atom, maka ia akan melihat (balasannya). Dan siapapun yang berbuat kejahatan kendati sebesar inti atom, maka ia pasti akan melihat (balasannya)." [QS. al-Zalzalah (99) : 7-8] Wisata kehidupan ini dapat diungungkap melalui fakta ilmiah, fakta sejarah, realitas kehidupan dan tentunya kebenaran berita yang disampaikan Allah; Tuhan Pencipta melalui kitab suci terakhir-Nya yang bernama Al-Qur’an Al-Karim serta Hadits Nabi terakhir, Muhammad Saw. Dengan empat bukti kebenaran tersebut kita akan sampai kepada kesimpulan dan kesepakatan bersama bahwa hidup manusia ternyata bukan hanya di dunia ini. Berawal sejak dari tiada (zero), pemilihan raw material (bahan baku) dari tanah, kemudian menjadi sperma dan ovum, kemudian sperma membuahi ovum, terus berubah menjadi zigot, lalu berkembang dalam rahim ibu sekitar sembilan bulan, kemudian lahirlah manusia ke dunia ini tanpa kekuatan, ilmu dan harta (telanjang) dengan jatah umur dan rezeki masing-masing yang sudah ditentukan Penciptanya. Kemudian mengalami kematian yang akan menghantarkannya ke Alam Barzakh (pemisah antara dunia dan Akhirat). Setelah sekian lama tinggal di Alam Barzakh, manusia akan dihidupkan kembali dan dibangkitkan, kemudian dikumpulkan di satu tempat pertemuan raksasa yang bernama Mahsyar untuk disidangkan dan dimintai pertanggung jawaban semasa hidup di dunia. Setelah itu akan ditentukan nasibnya apakah pantas mendapatkan imbalan Syurga atau Neraka. Di sanalah akhir perjalanan manusia yang benama Akhirat. Di Akhirat itu mereka akan tinggal kekal selama-lamanya. Inilah hakikat wisata (perjalan) manusia yang sebenarnya. Keberhasilan manusia dalam wisata kehidupan menuju Pencipta atau syurga tergantung sekali dengan keberhasilan mereka menjawab enam pertanyaan besar berikut dengan segala konsekuensinya : Siapa yang menciptakan manusia? Dari apa mereka diciptakan? Apa misi dan visi hidup mereka? Sistem nilai apa yang mereka gunakan dalam menjalankan kehidupan dunia ini? Kemana akhir perjalanan wisata kehidupan manusia? Lalu, apakah mereka memiliki pilihan dalam menentukan tempat memulai dan mengakhiri wisata? Atau terpaksa harus mengikuti kehendak dan ketentuan Tuhan Pencipta? Wisata kehisupan manusia adalah fakta dan kenyataan yang harus dilewati setiap insan tanpa kecuali. Apakah dia seorang Nabi dan Rasul, atau lahir sebagai generasi pertama manusia atau generasi pertengahan, atau di akhir zaman. Apakah dia penguasa atau rakyat jelata. Apakah dia konglomerat atau miskin nan papa. Apakah dia seorang super genius atau di bawah rata-rata. Apakah dia bergelar profesor doktor atau bertitel buta aksara. Apakah dia lahir dari keluarga bangsawan atau dari keluarga biasa. Apakah ia lahir dari orang tua yang shaleh atau yang preman. Apakah dia seorang ulama besar, pemimpim umat atau anggota jamaah biasa. Yang pasti dalam melewati periode-period wisata itu tidak ada perbedaan antara manusia karena disebabkan posisi, jabatan, keturunan, harta dan kebanggaan duniawi lainnya. Yang membedakan antara mereka adalah iman, amal shaleh dan taqwa kepada Allah, Tuhan Pencipta. Allah berfirman : "Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari lak-laki dan wanita, dan Kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya manusia yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." [QS. al-Hujurat (49) : 13] Wisata kehidupan (Rihlatul Khulud) adalah sebuah proses panjang menuju kebahagian abadi atau kesengsaraan yang berkekalan. Wisata kehidupan juga jalan menuju kesuksesan hakiki, sebuah kesuksesan di atas segala bentuk kesuksesan. Timbul pertanyaan, bagaimana cara meraih kemenagan besar itu? Atau dengan kata lain, bagaimana wisata kehidupan ini berakhir di syurga, bukan di neraka? Jawabannya tiada lain kecuali mengimani (meyakini) semua yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, memperbanyak amal shaleh dan berada dalam komunitas yang menegakkan tawashau bil haq wa tawa shau bish-shbar (saling menasehati dalam kebenaran dan dengan kesabaran). Atau dengan kata lain, melakukan amar ma’ruf dan nahi ‘anil mungkar dalam komunitas atau jamaah yang ada dan baru dikembangakan ke masyarakat. Hanya dengan demikian ada jaminan bahwa kita sekarang benar-benar sedang berwisata menuju syurga. Jika tidak demikian halnya, yakinilah kita sedang berwisata menuju neraka, wal ‘iyadzu billah… Sesungguhnya kebenaran wisata kehidupan ini tidak diragukan sedikitpun. Hal ini dapat kita analogikan seperti ini : Jika ada orang yang sangat kita percayai kejujuran, amanah, kecerdasan dan komunikasinya yang sangat baik menyampaikan sebuah berita tentang keberadaan sebuah gedung bernama Gedung Putih di Amerika, bagaimana sikap kita? Kita pasti percaya pada berita itu bukan? Alasannya sangat sederhana, karena yang membawa berita itu adalah orang yang sangat kita percayai. Kemudian, keesokannya kita melihat gambar Gedung Putih itu di sebuah media sambil dicantumkan keterangan di bawahnya sesuai dengan cerita yang diterima dari orang yang kita percayai tadi. Berita yang ada di media itu pasti menambah keyakinan dalam hati kita. Kemudian, dengan tanpa diduga sebelumnya, kita menerima undangan berwisata ke Amerika dan diajak melihat sendiri Gedung Putih itu. Apakah masih ada keraguan dalam hati kita tentang kebenaran berita yang disampaikan orang yang paling kita percayai itu? Jawabannya, pasti tidak ada lagi sedikitpun keraguan yang tersisa dalam hati kita tentang keberadaan Gedung Putih tersebut. Demikian juga halnya dengan wisata kehidupan manusia (Rihlatul Khulud). Yang menyampaikan berita itu kepada kita adalah seorang manusia yang amat sangat dipercaya kejujurannya, amanahnya, kecerdasan dan komunikasinya yang sangat baik. Ialah Muhammad Bin Abdullah. Sedangkan yang membuat berita itu adalah Tuhan Pencipta alam semesta dan juga Pencipta kita. Dia adalah Allah Ta’ala. Dengan Kebesaran dan Keagungan diri-Nya, Dia pula yang mengundang kita untuk melihat dan membaca berita itu dengan mata kepala kita sendiri yang sebelumnya kita tidak tahu apa-apa tentangnya, seperti yang dijelaskan-Nya : “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan-nya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (52) (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. (53)” [QS. as-Syura (42) : 52–53] Melalui berita-berita yang bersifat pasti kebenaran dan akurasinya, kita mengetahui bahwa ada lima (5) periode wisata kehidupan yang harus kita lewati. Dimulai dengan periode ketika kita belum jadi apa-apa, diteruskan dengan periode kehidupan kita di dunia, kemudian diteruskan dengan periode meninggalkan dunia (kematian) menuju Alam Barzakh, dilanjutkan dengan periode kehidupan kembali setelah dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dan diakhiri dengan periode kembali kepada Tuhan Pencipta. Oleh sebab itu, marilah kita pastikan, khsusunya diri kita dan keluarga kita, apakah sedang berwisata menuju syurga atau sedang menuju neraka? Memang kepastian kita masuk syurga atau neraka tidak ada yang tahu dan tidak ada yang dapat memastikannya, karena hal tersebut murni hak dan kehendak Allah Ta’ala. Namun untuk memastikan jalan yang kita lewati apakah jalan ke syurga atau ke neraka, sebenarnya dapat kita ketahui dan rasakan dengan mudah. Caranya, gunakan Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw. sebagai acuannya. Dari sanalah kita akan mengetahu jalan mana sebenarnya yang kita sedang lewati. Atau dengan kata lain, apakah sebenarnya kita sedang berwisata menuju syurga atau neraka? Kalau ternyata jalan yang kita tempuh adalah jalan yang menghantarkan kita ke syurga, maka bersyukurlah kepada Allah dan mintalah kematian husnil khatimah serta masuk syurga. Namun jika sebaliknya, maka segeralah kembali ke jalan syurga, tinggalkan segera jalan ke neraka itu seraya bertaubat kepada Allah dengan taubatunnashuhah (taubat yang benar), tentunya dengan ilmu dan pengtahuan yang benar pula. Kalau tidak, berarti Anda memaksakan diri menuju neraka dan kehancuran. Kalau ini yang terjadi, tidak ada yang dapat Anda salahkan kecuali diri sendiri. Karena jalan hidup itu adalah pilihan sendiri. semoga Allah membantu dan menolong kita dalam perjalanan wisata kita ke syurga. Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses dalam wisata menuju syurga dan hindarkan kita dari jalan neraka. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin.

Nikmatnya Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an

Hidup di bawah naungan Al-Qur’an adalah kenikmatan yang tidak bisa diketahui kecuali oleh orang yang merasakannya. Kenikmatan hidup di bawah naungan Al-Qur’an itulah yang menyebabkan para Sahabat, Tabiin, Tabiittabiin dan generasi Islam sepanjang masa mampu menikmati hidup di dunia yang sementara ini dengan sangat produktif dan penuh amal shaleh. Bahkan, berbagai ujian dan cobaan yang menimpa mereka disebabkan hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan memperjuangkannya mereka rasakan sebagai minhah (anugerah) yang dirasakan manisnya, bukan sebagai mihnah (kesulitan) yang menyebabkan mereka berpaling dan menjauh dari Al-Qur’an. Mereka benar-benar sebagai generasi Qur’ani yang hidup dan mati mereka bersama Al-Qur’an dan untuk Al-Qur’an. Terdapat perbedaan yang jauh antara generasi Qur’ani dengan generasi yang belum dibentuk karakternya, pemikirannya dan prilakunya oleh Al-Qur’an. Generasi Qur’ani adalah generasi terbaik sepanjang zaman. Generasi yang mampu mengintegrasikan antara ucapan, keyakinan dan perbuatan. Hidup dan matinya untuk Islam dan umat Islam. Setiap langkah hidupnya didasari Al-Qur’an. Apa yang diperintah Al-Qur’an mereka kerjakan dan apa saja yang dilarang Al-Qur’an mereka tinggalkan. Sebab itu mereka connected (tersambung) selalu dengan Allah Ta’ala dalam semua ucapan, langkah dan perbuatan. Sedangkan generasi yang bukan atau belum dibentuk Al-Qur’an adalah generasi yang kontradiktif dan paradoks. Karakter, pemikiran dan prilakunya bertentangan dengan Al-Qur’an, kendati mereka hafal Al-Qur’an, memahami kandungan Al-Qur’an, fasih berbahasa Al-Qur’an dan bahkan mungkin juga membagi-bagikan Al-Qur’an kepada masyarakat dengan gratis. Oleh sebab itu, tidak heran jika situasi dan kondisi yang dialami oleh generasi Qur’ani sangat jauh berbeda dengan sitauasi dan kondisi yang dialami oleh generasi yang bukan terbentuk berdasarkan Al-Qur’an. Generasi Qur’ani adalah generasi yang cemerlang. Generasi yang semua potensi hidup yang Allah berikan pada mereka dicurahkan untuk meraih kesuksesan di Akhirat, yakni syurga Allah. Dunia dengan segala pernak pernikya, di mata mereka, tak lain adalah sarana kehidupan yang hanya dicicipi sekedar kebutuhan. Orientasi utama hidup mereka adalah kehidupan akhirat yang kekal abadi dan tidak bisa dibandingkan sedikitpun dengan dunia dan seisinya. Allah menjelaskan : قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ Katakanlah (wahai Muhammad Saw)! Maukah kamu aku khabarkan dengan yang jauh lebih baik dari itu semua (harta, wanita, anak, istri dan seterusnya)? Bagi mereka yang bertaqwa, akan mendapatkan di sisi Tuhan Penciptanya Syurga yang mengalir dari bawahnya berbagai macam sungai. Mereka kekal di dalamnya dan ada istri-istri yang suci (tidak haid dan tidak berkeringat) dan juga keridhoan dari Allah (jauh lebih besar bagi mereka) dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 15) Lain halnya dengan generasi yang karakter, pemikiran dan perilakunya tidak dibentuk oleh Al-Qur’an. Mereka akan mencurahkan semua potensi diri yang Allah berikan kepada mereka untuk kepentingan hidup di dunia yang sementara ini. Sebab itu, pola fikir dan gaya hidup mereka hanya terfokus pada kehidupan dunia, kalaupun ada untuk akhirat, itupun hanya waktu sisa, harta sisa dan sisa-sisa ilmu dan tenaga. Tak diragukan lagi, hidup mereka bagaikan hewan dan bahkan lebih rendah dan lebih sesat lagi. Orang-orang seperti ini, di akhirat kelak akan hina dan akan menjadi penghuni neraka, kendati di dunia secara formal sebagai Muslim, hidup di komunitas Muslim dan sebagainya. Allah menjelaskan : لَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179) Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf : 179) Kaumuslimin rahimakumullah… Agar kita dan generasi kita tidak seperti yang digambarkan dan diprediksi ayat di atas, kita dan generasi kita haruslah hidup di dunia ini di bawah naungan Al-Qur’an. Al-Qur’an itu telah memuliakan orang-orang yang tadinya hina seperti yang terjadi pada generasi Sahabat dan seterusnya. Al-Qur’an itu telah meninggikan derajat orang-orang yang tadinya budak dan hamba sahaya seperti yang dialami oleh Bilal Bin Rabah dan sebagainya. Al-Qur’an itu telah memerdekakan orang-orang yang tadinya terjajah oleh penguasa zhalim dan para pengusaha curang seperti yang dialami oleh kaum Muslimin Makah dan sebagainya. Al-Qur’an itu telah berhasil membawa manusia yang tadinya hidup tersesat kepada jalan hidup yang lurus, yang penuh berkah seperti yang dialami oleh kalangan Muhajirin, Anshor dan generasi berikutnya. Al-Qur’an itu telah berhasil memberikan pencerahan kepada manusia terkait dahsyatnya kehidupan akhirat, di mana sebelum mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an mereka hanya mengetahui kehidupan dunia. Bahkan Al-Qur’an itu telah pula berhasil menjelaskan hakikat Tuhan Pencipta, hakikat alam semesta, hakikat manusia, hakikat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Agar kita dan generasi kita dapat hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan merasakan langsung kedahsyatannya, yang harus dilakukan tidak lain kecuali kita dan generasi kita harus mampu BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN ( التعامل مع القرآن). Agar interaksi dengan Al-Qur’an maksimal dan melahirkan hasil yang diharapkan, kita harus pula memahami metode berinteraksi dengan Al-Qur’an. Berinteraksi dengan Al-Qur’an itu ada yang terkait dengan teori dan ada yang terkait dengan praktek. Adapun hal-hal yang terkait dengan teori ialah : 1. Meyakini Al-Qur’an itu datang dari Allah : هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ (آل عمران : 7) Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat . Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran : 7) 2. Meyakini kebenaran isi Al-Qur’an : وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (الإسراء : 105) Dan Kami turunkan (Al Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS. Al-Isra’ : 105) فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (يونس : 32) Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Yunus : 32) 3. Menerima Al-Qur’an dengan hati terbuka dan suka cita : كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (الأعراف : 2) Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-A’raf : 2) 4. Memahami tujuan Al-Qur’an diturunkan Allah : 4.1. ٍSebagai Manhaj Hidup yang terang dan jelas : الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (ابراهيم: 1) Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim : 1) 4.2. Sebagai Petunjuk Hidup yang paling lurus dan kabar gembira : إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا (الإسراء :9) Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (QS. Al-Isra’ : 9) 4.3. Sebagai Obat dan Rahmat : وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (الإسراء : 82) Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’ : 82) 4.4. Sebagai Peringatan bagi orang yang takut pada Allah dan ancaman (neraka)-Nya : فَذَكِّرْ بِالْقُرْآَنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (ق :45) Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur’an orang yang takut dengan ancaman-Ku. (QS. Qaf : 45) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) (طه : 2-3) Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (QS. Thaha : 2 – 3) 4.5. Sebagai Ruh (Spirit) dan Cahaya kehidupan di dunia : وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (الشورى : 52) Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura : 52) 4.6. Sebagai Petunjuk hidup (Sumber ajaran Islam): شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة : 185) Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS.Al-Baqarah : 185) 5. Memahami dan meyaksikan Mukjizat Al-Qur’an : 5.1. Mukjizat kandungan dan isi Al-Qur’an : َوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (الحشر : 21) Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir . (QS. Al -Hasyr : 21) وَلَوْ أَنَّ قُرْآَنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا أَفَلَمْ يَيْئَسِ الَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ حَتَّى يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (الرعد : 31) Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Qur’an itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Ar-Ra’d : 31) 5.2. Mukjizat Bahasa Al-Qur’an : عن ابن عباس قال: دخل الوليد بن المغيرة على أبي بكر بن أبي قحافة فسأله عن القرآن، فلما أخبره خرج على قريش فقال: يا عجبا لما يقول ابن أبي كبشة. فوالله ما هو بشعر ولا بسحر ولا بهذْي من الجنون، وإن قوله لمن كلام الله (ابن كثير في تفسير اية : 11- 25 من سورة المدثر) Dari Ibnu Abbas ia berkata : Al-Walid Ibnu Al-Mughirah datang kepada Abu Bakar Bin Abi Quhafah dan bertanya tentang Al-Qur’an. Setelah Abu Bakar menjelaskannnya, Al-Walid langsung mendatangi pemuka Quraisy sambil berkata : Alanglah mengagumka apa yang dibaca oleh Abu Kabsyah (Abu Bakar) itu. Maka demi Allah, ia bukanlah syair, dan tidak pula sihir serta bukan juga celotehan orang gila. Sesungguhnya apa yang dibacakannya itu adalah Kalamullah (Firman Allah). (Tafsir Ibnu Katsir membahas surat Al-Muddats-tsir ayat 11 sampai 25) 5.3. Mukjizat Scientific (ilmu pengetahuan) : سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (فصلت :53) Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fush-shilat : 53) 5.4. Mukjizat Hukum dan perundang-undangan : أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (المائدة : 50) Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. Al-Maidah : 50) 5.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis : وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (الإسراء :82) Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’ : 82) اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (الزمر :23) Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (QS. Azzumar :23) 5.6. Mukjizat sejarah : نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآَنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (يوسف :3) Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf : 3) 5.7. Mukjizat analisa dan Futuristik : كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8) (التكاثر) Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At-Takatsur : 3 – 8) Kaum Muslimin rahimkumullah.. Al-Qur’an bukanlah untuk disenandungkan saja dan tidak pula untuk dinikmati kandungan dan isinya oleh akal dan kecerdasan intelektualitas saja. Akan tetapi wajib diyakini, dipahami dan diamalkan semua kandungan dan isinya. Untuk itulah, mengamalkan Al-Qur’an adalah kewajiban agar Al-Qur’an benar-benar menjadi hidayah, rahmah, syifa’ dan tadzkirah bagi kita. Agar Al-Qur’an itu dapat diamalkan, maka kita harus memposisikan Al-Qur’an sebagai berikut : 1. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Buku pelajaran utama (الْكِتَابُ) : مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ (آل عمران :79) Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali-Imran : 79) 2. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Bacaan paling utama dan paling mulia (الْقُرْآَنُ الْكَرِيمُ / الْعَظِيمُ ): إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (فاطر : 29) Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathir : 29) اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (العنكبزت : 45) Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut : 45) 3. Menjadikan Al-Qur’an sebagai referensi utama dalam pembentukan pemikiran, intelektualitas dan karakter (تَدَبَّرُ الْقُرْآَنَ): أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا (النساء :82) Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. Annisa’ : 82) 4. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Ruh (Spirit) hidup (الرُّوحُ) : وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (الشورى : 52) Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura : 52) 5. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Cahaya kehidupan (النُّورُ) : اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (النور :35) Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Annur : 35) 6. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk hidup (The Way of Life) (الْهُدَى) : ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (البقرة : 2) Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 2) 7. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Peringatan (تَذْكِرَةً) : مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) (QS. Thaha : 2 – 3) 8. Merasakan Mukjizat Al-Qur’an : 8.1. Mukjizat kandungan dan isi Al-Qur’an 8.2. Mukjizat Bahasa Al-Qur’an 8.3. Mukjizat Scientific (ilmu pengetahuan) Al-Qur’an 8.4. Mukjizat Hukum dan perundang-undangan 8.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis 8.6. Mukjizat sejarah 8.7. Mukjizat analisa dan Futuristik Kaum Muslimin rahimakumullah…. Demikianlah khutbah ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, agar kita merasakan nikmatnya hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan mejadikan Al Qur’an sebagai dusturul hayah (sistem hidup). Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses dalam mewujudkan generasi Islam, generasi masa depan yang diharapkan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin… 9. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......