Nonton iklan bentar ya...!!!

Tuesday 19 October 2010

gaya hidup remaja bebas masa kini

Gaya Hidup “Bebas”
Remaja Masa Kini
Setelah kita memasuki era kehidupan dengan
sistem komunikasi global, dengan kemudahan
mengakses informasi baik melalui media cetak,
TV, internet, komik, media ponsel, dan DVD
bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan
kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di
dunia, tentunya akan memberikan nilai positif
sekaligus negatif. Sangat tergantung pada pola
pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.
Setiap individu dari kita akan merasa senang
dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih
canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi
internet yang telah merobohkan batas dunia dan
media televisi yang menyajikan hiburan,
informasi serta berita aktual. Begitu juga,
handphone yang telah membantu komunikasi
sesama manusia untuk kapan saja meskipun satu
dengan yang lainnya berada di dunia Utara-
Selatan atau belahan Timur – Laut.
Teknologi + Kebebasan – Edukasi = Kehancuran
Setiap teknologi memberikan efek positif dan
negatif . Maraknya penggunaan ponsel telah
menurunkan interaksi individu secara langsung.
Hal ini akan cenderung membuat pola hidup
manusia menjadi indivualistis. Dampak negatif ini
tentunya dapat dikurangi bahkan dihindari jika
saja si pengguna memiliki pemahaman/
pengetahuan, etika dan sikap yang kuat (bijak-
positif) untuk memanfaatkan sesuatu secara
selektif dan tepat guna.
Inilah titik permasalahannya bagi anak dan
remaja. Penyaring internal (pemahamam, etika
dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat
rapuh. Di era kompleksitas arus kehidupan saat
ini, orang tua (terutama di perkotaan) telah
kehilangan daya mendidik dan membangun
keluarga bagi anak-anaknya. Hal ini diperparah
dengan maraknya “racun-racun” yang diterima
oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan
kekerasan, seksual, mistik, dan hedonisme di
media TV, koran dan internet, serta sistem
pendidikan sekolah yang gagal membangun
karakter anak, telah menyerang anak-anak kita
saat ini.
Di sisi lain, rendahnya regulasi dan law
inforcement dari pemerintah dan aparaturnya,
telah menyebabkan oknum-oknum perusak
generasi muda kita “berkembang biak: secara
pesat. KKN antara pihak penguasa dengan
pengusaha dalam regulasi, publikasi dan distribusi
media menyebabkan jutaan pemimpin masa
depan Indonesia di ujung kepunahan. Sederet
keprihatinan anak dan remaja saat ini seperti
kenakalan remaja, pola hidup konsumtif-
hedonistik, pergaulan bebas, rokok, narkoba, dan
kecanduan game on line hampir menuju budaya
“ gaya hidup” remaja masa kini.
Teknologi tanpa filtrasi (perlu regulasi agar
kebebasan tidak jebol) dan rapuhnya edukasi/
karakter manusia mengakibatkan kehancuran
bangsa.
Rokok, Narkoba, Seks, dan AIDS
Ditengah berita siswa-siswi berprestasi dalam
ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan
olahraga, anak muda Indonesia saat ini terancam
dalam masa chaos. Jutaan remaja kita menjadi
korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2
juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN
2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis
pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu,
moral anak-anak dalam hubungan seksual telah
memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari
60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak
perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah
meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat
kita.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan
Anak bekerja sama dengan Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007
diperoleh pengakuan remaja bahwa :
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah
melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
- Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah
tidak perawan.
- Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah
melakukan aborsi.
- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah
melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja
perempuan.
- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku
suka menonton film porno.
Pengakuan Siswi SMA, Beginikah Remaja Kita?
“Sekarang gue lagi jomblo. Sudah dua tahun
putus. Sakit juga! Habis pacaran empat tahun,
dan sudah kayak suami-istri. Dulu, tiap kali
ketemu, gejolak seks muncul begitu saja. Terus
ML (making love) deh. Biasanya kita lakuin
kegiatan itu di hotel. Kadang di rumah juga, kalau
orang rumah lagi pergi semua. Kalau rumah
nggak lagi sepi ya paling cuma berani ciuman dan
raba sana-sini. Buat gue, semua itu biasa.
Gue nglakuinnya karena merasa yakin doi bakal
jadi suami gue. Gue nggak takut dosa. Kan kita
sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan.
Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu
menurut gue! Waktu putus, gue nggak nyesel
sudah nglakuin itu, habis, mau gimana lagi! Santai
saja! Tentang pendidikan seks, gue nggak pernah
terima dari orangtua. Paling dari teman, majalah,
buku, atau film ”
Itulah penuturan Neila (samaran), pelajar kelas 3
sebuah SMA di Jakarta Timur, yang baru saja
menjalani UAN. Tanpa beban, remaja manis
bertubuh mungil ini menceritakan
pengalamannya. Ia dan sang kekasih tahu harus
melakukan apa supaya hubungan seks pranikah
itu tidak membuatnya hamil.
Sampai saat ini, Neila yakin orangtuanya sama
sekali tidak tahu perilaku putri keduanya itu. ”Gue
nggak bakal ceritalah, bisa mati mendadak
mereka. Teman malah ada yang tahu, tentu saja
yang punya pengalaman sama, ” katanya sambil
memilin-milin rambutnya.
Menurutnya, ML di kalangan remaja sekarang
bukan hal yang terlalu asing lagi. Malah, ada yang
sengaja merayu pria dewasa yang bisa ditemui di
mal dan tempat umum lain, untuk mendapatkan
uang atau barang berharga, seperti telepon seluler
model terbaru, jam tangan bermerek, baju,
sepatu, tas, dan sebagainya. ”Bukan profesi sih,
cuma iseng. Hitung-hitung bisa buat gaya.
Mending gue `kan, yang nglakuinnya cuma sama
pacar dan bukan demi duit, ” sergahnya.
Biarkan atau Bertindak?
Sudah seharusnya kita kembali ke akar budaya
bangsa kita. Jauh sebelumnya, bangsa Indonesia
adalah bangsa yang memiliki nilai akar (root
value) budaya yang menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dan kesusilaan seperti tertuang
dalam falsafah dan nilai Pancasila. Kondisi yang
menimpa generasi muda saat ini, harus dibina
dan dididik agar mereka menjadi pemimpin yang
memiliki moralitas yang tinggi untuk
membangun bangsa dan negaranya.
Semua pihak haruslah merasa bertanggung
jawab atas kasus ini. Disamping orang tua, peran
masyarakat sangatlah penting. Sistem pendidikan
kita juga harus diubah. Jangan naikkan anggaran
tanpa meningkatkan nilai yang sesungguhnya
dari pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya
tegas melaksanakan undang-undang, dan para
pengusaha, pedagang, dan web internet cobalah
berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak
(karena generasi kita masih rapuh).
Hal-hal yang harusnya dilakukan:
- Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan
yang berisi kekerasan seksual, pergaulan bebas,
mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi.
- Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan
Anak
- menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga
saat ini saja ada 6 Situs Porno yang Paling Banyak
diakses di Indonesia
- Membangun Youth Centre, pusat pendidikan
dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas
yang positif.
- Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan
peredaran rokok.
- Memprioritaskan program pencegahan
perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial
anak, dan narkoba.
- Edukasi pada masyarakat bahwa jangan
mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban),
bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan
mereka (material maupun moril).
Ditulis dalam SEX
You are currently browsing the archives for the
gaya hidup remaja masa kini category.
CATEGORIES
gaya hidup remaja masa kini
kiat mengatasi kenakalan remaja
pengaruh negatif
Uncategorized
ARCHIVES
February 2010
RECENT POSTS
KIAT POKOK MENGATASI KENAKALAN REMAJA
dampak negatif
Gaya Hidup “Bebas” Remaja Masa Kini
Hello world!
BLOGROLL
djidong blog
face book
friendster
UMM - kampus putih
WordPress.com
WordPress.org
Cop

No comments: