Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday 7 October 2010

semakin bersih semakin tidak sehat

Berkaca pada zaman dahulu saat orang belum
mengenal sanitasi dan kebersihan, penyakit
autoimun justru tidak banyak ditemukan.
Ketika orang jarang mandi dan cuci tangan,
imunitas atau kekebalan tubuh saat itu lebih kuat
karena sering terpapar oleh parasit-parasit.
Tapi kini semakin tinggi kesadaran orang untuk
bersih kuman malah semakin sulit dilawan.
Benarkah demikian?
Peneliti di University of California, San Diego
dalam studi yang dimuat di Journal Nature
Medicine menyimpulkan bahwa adanya kotoran,
bakteri dan mikroorganisme lainnya bisa
menguntungkan untuk kesehatan seseorang.
"Bakteri sebenarnya baik untuk kita," ujar
Professor Richard Gallo seperti dikutip Journal
Nature Medicine, Kamis (7/10/2010).
Menurutnya orang yang terlalu terobsesi ingin
selalu bersih dan higienis justru merusak
kemampuan bakteri di permukaan kulit untuk
melindungi kulit dari luka, memar atau
peradangan.
Peneliti menyebutkan bahwa salah satu pemicu
alergi pada anak-anak adalah kurangnya mereka
diperkenalkan dan terpapar oleh kotoran
sehingga sistem imun tubuhnya tidak
berkembang dengan baik.
Hal tersebut dikemukakan peneliti setelah sebuah
studi yang dilakukan Charity Allergy di Inggris
menunjukkan bahwa 40 persen kasus alergi
yang terjadi saat ini meningkat dua kali lipat
dibanding tahun 1990-an, padahal masyarakat
saat ini punya kebiasaan yang lebih sehat dan
bersih di banding masyarakat zaman dulu.
"Bakteri-bakteri itu bisa mengurangi inflamasi
(peradangan) dan meningkatkan daya tahan
tubuh jika ada luka sehingga luka itu tidak terlalu
membengkak atau terasa perih di kulit," jelas
Gallo.
Sebelumnya Dr Zakiudin Munasir, Sp.A(K),
Ketua Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu
Kesehatan Anak, FKUI-RSCM mengatakan di
dalam tubuh terdapat keseimbangan sistem
kekebalan tubuh, yaitu sel-sel limfosit (sel darah
putih) yang terbagi menjadi sel limfosit Th1 (T
helper 1) dan Th2.
Sel limfosit Th1 aktif di dalam sel dan berperan
terhadap ancaman infeksi dan juga alergi. Sel
limfosit Th2 aktif di luar sel dan hanya berperan
terhadap alergi.
Sel limfosit Th1 dalam tubuh akan aktif di
lingkungan yang kumuh atau banyak alergen
(pemicu alergi), sehingga tubuh memiliki
perlawanan lebih terhadap infeksi. Sel limfosit Th1
bersifat lebih kuat terhadap alergi, dan karena sel
limfosit ini berperan terhadap infeksi dan alergi,
maka alergi akan jarang di daerah kumuh.
Sedangkan pada daerah yang tidak terlalu banyak
alergen, yang aktif hanyalah sel limfosit Th2
karena kecil kemungkinan terjadinya infeksi,
sehingga memungkinkan lebih banyak terjadi
alergi dibanding daerah kumuh.
Meski begitu Dr Zaki menegaskan, setiap orang
tetap harus selalu menjaga kebersihan
lingkungan untuk menghindari penyakit-penyakit
yang lebih berbahaya dari alergi, seperti
tuberkulosis dan campak.
Hal senada juga diungkapkan Professor Gallo dia
tidak setuju jika orang menganggap bersih itu
tidak baik. Karena ada juga jenis bakteri
merugikan yang bisa mengakibatkan inflamasi
pada kulit, seperti bakteri dari spesies
staphylococcal karena kebiasaan hidup kotor.
Jadi bersih itu wajib tapi jangan terlalu terobesesi
karena tubuh tidak terlatih melawan penyakit.

No comments: