“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Thursday, 15 March 2012
Diriku memulai sesuatu jalan
kehidupan yang merubah diri dari
sendiri menjadi berpasangan.Dan
hati yang tidak lagi mencari
ketinggian dunia, akan selalu terisi
limpahan kasih sayang. Menebarkan kasih bukan lagi hal yang sulit,
karena kasih mengalir tanpa
rekayasa. Karena jiwa telah siap diisi
kembali dengan kebaikan dan
keindahan dunia, yang pasti indah
dalam kebenaran-NYa. Ini semua yang akan membuat kita kaya akan
kasih dan cinta untuk bekal hidup
kini dan esok.
Monday, 12 March 2012
..MEMADAMKAN API DENGAN S'TETESAIR MATA...
“Segala sesuatu (di dunia ini) pasti
memiliki timbangan dan takaran
kecuali air mata, karena satu tetes
darinya dapat memadamkan lautan
api”.(Imam Ja’far Shadiq as.) Orang-orang yang menangis memiliki
faktor yang beraneka ragam. Kadang-
kadang faktor pendorongnya untuk
menangis adalah kehilangan harta,
putranya meninggal dunia, penyesalan
atas dosa-dosa yang pernah dilakukannya, dan banyak faktor lain
yang mungkin dimiliki oleh
seseorang.Sebagai sarana
mengekspresikan emosi, tetesan air
mata mengkomunikasikan pesan
dengan makna-makna tertentu. Ia mengekspresikan suasana hati yang
terdalam, entah sedih, gembira, takut,
atau sakit. Sehingga nilai air mata
begitu istimewa, khusus, serta
berkesan. Bukankah hati hanya bisa
disentuh oleh hati lagi? Maka jangan heran, jika air mata bisa meluluhkan
hati yang keras, serta menaklukkan
sesuatu yang tidak bisa ditaklukkan
dengan pedang. Pada suatu hari di
majelis Rasulullah SAW, Ketika itu para
sahabat sedang menangis tatkala Rasulullah SAW menyampaikan
untaian-untaian tausiyah kepada para
sahabatnya, bahkan Beliau sendiri
menyampaikan nasehatnya dengan
suara parau. Namun tidak demikian
dengan seorang sahabat, sahabat tersebut adalah seorang pemuda yang
kebetulan menghadiri majlis Rasulullah,
tak setetes pun air mata keluar dari
kelopak matanya. Ia sendiri merasa
aneh, sehingga menanyakannya
kepada Rasulullah penyebab dirinya sangat sulit menangis. Rasulullah pun
menjelaskankan semua hal yang
menyebabkan sang pemuda tidak
meneteskan airmata, ternyata dari
penjelasan Rasulullah, semuanya
bermuara dari satu hal, yaitu cinta dunia hingga akhirnya melupakan
akhirat. Sesungguhnya, air mata pun
bisa menjadi alat komunikasi yang
sangat canggih antara seorang hamba
dengan Tuhannya. Betapa tidak,
tetesan air mata di jalan Allah bisa memadamkan kobaran api neraka.
Rasulullah SAW bersabda, Tidak akan
masuk neraka, seseorang yang
menangis karena takut kepada Allah.
Itulah maksud dari hadits Imam Ja’far
Shadiq di atas. Jika kita merujuk kepada riwayat, kita akan dapatkan
bahwa menangis memiliki efek-efek
positif yang dapat bermanfaat bagi diri
manusia. Di antaranya, menangis dapat
melunakkan hati. Tentunya, tidak
semua tangisan dapat memiliki efek seperti itu. Tangisan yang dapat
memadamkan lautan api itu adalah
tangisan yang muncul dari rasa
penyesalan terhadap dosa yang
pernah dilakukan oleh seseorang.
Tangisan seperti inilah yang dapat memadamkan lautan api neraka yang
dikobarkan oleh dosa-dosa seorang
hamba. Air mata juga bisa
mendatangkan pertolongan Allah di
akhirat kelak. Dalam sebuah hadis
disebutkan, bahwa ada tujuh golongan manusia yang akan ditolong Allah
pada Hari Kiamat, ketika tiada lagi
pertolongan selain pertolongan dari-
Nya. Salah satunya adalah orang yang
menangis di keheningan malam ketika
orang- orang terlelap tidur. Ia menangis karena besarnya rasa takut
dan harap kepada Allah. Air mata pun
bisa mempercepat ijabahnya doa-doa.
Efek tetesannya mampu menembus
batas- batas dimensi ruang dan waktu.
Semog Allah senantiasa melunakkan hati-hati kita agar dapat selalu
menangisi dosa-dosa.
ISTRIKU BUKAN BIDADARI DAN SUAMIKU BUKAN MALAIKAT
Tidak etis dan tidak
manusiawi bilakita (laki-laki) hanya
pandai mengorek kekurangan istri,
namun kita tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya.
................... Buktikan Saudaraku, bahwa Anda
benar-benar seorang suami yang
berjiwa besar, sehingga Anda peka
dan lihai dalam membaca kelebihan
pasangan Anda. Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam begitu peka dan mahir dalam
membaca segala hal, termasuk suasana
hati istrinya. Aisyah mengisahkan,
ﻲِّﻧِﺇ :َﻢَّﻠَﺳ َﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻝﻮُﺳَﺭ ﻲِﻟ َﻝﺎَﻗ
َّﻲَﻠَﻋ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇَﻭ ،ًﺔَﻴِﺿﺍَﺭ ﻲِّﻨَﻋ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇ ُﻢَﻠْﻋَﺄَﻟ ،َﻚِﻟَﺫ ُﻑِﺮْﻌَﺗ َﻦْﻳَﺃ ْﻦِﻣ ُﺖْﻠُﻘَﻓ :ْﺖَﻟﺎَﻗ . ﻰَﺒْﻀَﻏ
َﻻ َﻦْﻴِﻟﻮُﻘَﺗ ِﻚَّﻧِﺈَﻓ ًﺔَﻴِﺿﺍَﺭ ﻲِّﻨَﻋ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇ ﺎَّﻣَﺃ :َﻝﺎَﻘَﻓ
ِّﺏَﺭَﻭ َﻻ ِﺖْﻠُﻗ ﻰَﺒْﻀَﻏ ِﺖْﻨُﻛ ﺍَﺫِﺇَﻭ ،ٍﺪَّﻤَﺤُﻣ ِّﺏَﺭَﻭ
،ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ﺎَﻳ ِﻪَّﻠﻟﺍَﻭ ْﻞَﺟَﺃ ُﺖْﻠُﻗ :ْﺖَﻟﺎَﻗ .َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ
َﻚَﻤْﺳﺍ َّﻻِﺇ ُﺮُﺠْﻫَﺃ ﺎَﻣ “Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau
ridha kepadaku, demikian pula bila
engkau sedang marah kepadaku.’
Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’
Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau
sedang ridha kepadaku, maka ketika
engkau bersumpah, engkau berkata,
‘Tidak, demi Tuhan Muhammad.
Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika
engkau bersumpah, engkau berkata,
‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’
Mendengar penjelasan ini, Aisyah
menimpalinya dan berkata, ‘Benar,
sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku
tinggalkan, kecuali namamu
saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi) Demikianlah teladan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka
dengan suasana hati istrinya, sehingga
beliau bisa membaca isi hati istrinya
dari ucapan sumpahnya. Walaupun
Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap
bermanis muka, senantiasa berada di
sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan berbicara seperti biasa,
namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya.
Luar biasa, perhatian, kejelian, dan
kepekaan yang tidak ada bandingnya. Tidak mengherankan, bila beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(ﻲِﻠْﻫَﺄِﻟ ْﻢُﻛُﺮْﻴَﺧ ﺎَﻧَﺃَﻭ ِﻪِﻠْﻫَﺄِﻟ ْﻢُﻛُﺮْﻴَﺧ ْﻢُﻛُﺮْﻴَﺧ “Orang terbaik di antara kalian ialah
orang yang terbaik dalam
memperlakukan istrinya, dan aku
adalah orang terbaik di antara kalian
dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-
Tirmidzi) Bagaimana dengan Anda, Saudaraku?
Dengan apa Anda dapat mengenali dan
meraba suasana hati pasangan Anda? Saudaraku, tidak ada salahnya bila
sejenak Anda kembali memutar
lamunan dan gambaran tentang istri
ideal dan idaman yang pernah singgah
dalam benak Anda. Selanjutnya,
bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
kaum wanita berikut ini,
ِﻥِﺇَﻭ ،ﺎَﻬَﺗْﺮَﺴَﻛ ﺎَﻬَﺘْﻤَﻗَﺃ ْﻥِﺇ ، ِﻊَﻠِّﻀﻟﺎَﻛ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ
ٌﺝَﻮِﻋ ﺎَﻬﻴِﻓَﻭ ﺎَﻬِﺑ َﺖْﻌَﺘْﻤَﺘْﺳﺍ ﺎَﻬِﺑ َﺖْﻌَﺘْﻤَﺘْﺳﺍ
“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya
engkau menjadikannya patah, dan bila
engkau bersenang-senang
dengannya, niscaya engkau dapat
bersenang-senang dengannya,
sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi) Pada riwayat lain, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺎَﻤَّﻧِﺇَﻭ ٍﺓَﺪِﺣﺍَﻭ ٍﺔَﻘﻴِﻠَﺧ ﻰَﻠَﻋ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ َﻚَﻟ ُﻢﻴِﻘَﺘْﺴَﺗ َﻻ
ﺎَﻬْﻛُﺮْﺘَﺗ ْﻥِﺇَﻭ ﺎَﻫْﺮِﺴْﻜَﺗ ﺎَﻬْﻤِﻘُﺗ ْﻥِﺇ ُﻊَﻠِّﻀﻟﺎَﻛ َﻲِﻫ
ٌﺝَﻮِﻋ ﺎَﻬﻴِﻓَﻭ ﺎَﻬِﺑ ْﻊِﺘْﻤَﺘْﺴَﺗ
“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan.
Sesungguhnya, wanita itu bak tulang
rusuk. Bila engkau ingin
meluruskannya, niscaya engkau
menjadikannya patah. Adapun bila
engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang
dengannya, (tetapi hendaklah engkau
ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad) Nah, sekarang, silakan Anda mengorek
memori Anda tentang wanita
pendamping hidup Anda. Temukan
berbagai kelebihan padanya, dan
selanjutnya tersenyumlah, karena
ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan. Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa
tergoda oleh kecantikan wanita lain,
maka ketahuilah bahwa sesuatu yang
dimiliki oleh wanita itu ternyata juga
telah dimiliki oleh istri Anda. Maka,
bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّﻥِﺈَﻓ ُﻪَﻠْﻫَﺃ ِﺕْﺄَﻴْﻠَﻓ ُﻪْﺘَﺒَﺠْﻋَﺄَﻓ ًﺓَﺃَﺮْﻣﺍ ُﻢُﻛُﺪَﺣَﺃ ﻯَﺃَﺭ ﺍَﺫِﺇ
ﺎَﻬَﻌَﻣ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﻞْﺜِﻣ ﺎَﻬَﻌَﻣ “Bila engkau melihat seorang wanita,
lalu ia memikat hatimu, maka segeralah
datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu
memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh
wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-
Tirmidzi) Demikianlah caranya agar Anda dapat
senantiasa puas dan bangga dengan
pasangan hidup Anda. Anda selalu
dapat merasa bahwa ladang Anda
tampak hijau, sehijau ladang tetangga,
dan bahkan lebih hijau. Selamat berbahagia dengan pasangan
hidup yang telah Allah karuniakan
kepada Anda. Semoga Allah
memberkahi bahtera rumah tangga
Anda. Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda
juga berhak untuk mendambakan
pasangan hidup yang tampan, gagah,
kaya raya, pandai, berkedudukan
tinggi, penuh perhatian, setia,
penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.
Betapa indahnya gambaran rumah
tangga Anda, dan betapa istimewanya
pasangan hidup Anda, andai
gambaran Anda ini dapat terwujud.
Bukankah demikian, Saudariku? Saudariku, setelah Anda menikah,
benarkah seluruh kriteria suami ideal
yang pernah menghiasi lamunan Anda
ini terwujud pada pasangan hidup
Anda? Bila benar terwujud, maka saya
ucapkan selamat berbahagia di dunia
dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak
perlu berkecil hati. Besarkan hatimu, wahai Saudariku!
Percayalah, bahwa pada pasangan
hidup Anda ternyata terdapat banyak
kelebihan. Bila selama ini, Saudari ciut hati karena
suami Anda miskin harta, maka tidak
perlu khawatir, karena ia penuh
dengan perhatian dan tanggung
jawab. Bila selama ini, Saudari kecewa karena
suami Anda ternyata kurang tampan,
maka percayalah bahwa ia setia dan
bertanggung jawab. Andai selama ini, Saudari kurang puas
karena suami Anda kurang perhatian
dengan urusan dalam rumah, tetapi ia
begitu membanggakan dalam urusan
luar rumah. Juga, andai selama ini, sikap suami
Anda terhadap Anda kurang simpatik,
maka tidak perlu hanyut dalam duka
dan kekecawaan, karena ia masih
punya jasa baik yang tidak ternilai
dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan
Anda, menjadi penyebab Anda
merasakan kebahagiaan menimang
putra-putri Anda. Saudariku, Anda tidak perlu hanyut
dalam kekecewaan karena suatu hal
yang ada pada diri suami Anda. Betapa
banyak kelebihan-kelebihan yang ada
padanya. Berbahagia dan nikmatilah
kedamaian hidup rumah tangga bersamanya. Berlarut-larut dalam kekecewaan
terhadap suatu perangai suami Anda
dapat menghancurkan segala
keindahan dalam rumah tangga Anda.
Bukan hanya hancur di dunia, bahkan
berkelanjutan hingga di akhirat kelak. Saudariku, simaklah peringatan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini.
Agar anda dapat menjadikan bahtera
rumah tangga Anda seindah dambaan
Anda. :َﻞﻴِﻗ ،َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳ ُﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ﺎَﻬِﻠْﻫَﺃ ُﺮَﺜْﻛَﺃ ﺍَﺫِﺈَﻓ َﺭﺎَّﻨﻟﺍ ُﺖﻳِﺭُﺃ
،َﺮﻴِﺸَﻌْﻟﺍ َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳ :َﻝﺎَﻗ ؟ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳَﺃ
َّﻦُﻫﺍَﺪْﺣِﺇ ﻰَﻟِﺇ َﺖْﻨَﺴْﺣَﺃ ْﻮَﻟ ،َﻥﺎَﺴْﺣِﻹﺍ َﻥْﺮُﻔْﻜَﻳَﻭ
َﻚْﻨِﻣ ُﺖْﻳَﺃَﺭ ﺎَﻣ :ْﺖَﻟﺎَﻗ ،ﺎًﺌْﻴَﺷ َﻚْﻨِﻣ ْﺕَﺃَﺭ َّﻢُﺛ َﺮْﻫَّﺪﻟﺍ
ُّﻂَﻗ ﺍًﺮْﻴَﺧ
“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan
ternyata kebanyakan penghuninya
ialah para wanita, akibat ulah mereka
yang selalu kufur/ingkar.” Spontan,
para shahabat bertanya, “Apakah yang
engkau maksud adalah mereka kufur/ ingkar kepada Allah?” Beliau
menjawab, “Mereka terbiasa ingkar
terhadap perilaku baik, dan ingkar
terhadap jasa baik. Andai engkau
berbuat baik kepada mereka seumur
hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu
mudah berkata, ‘Aku tidak pernah
mendapatkan kebaikan sedikit pun
darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi) Anda mendambakan kebahagian
dalam rumah tangga? Temukanlah bahwa kebahagian hidup
dan berumah tangga terletak pada
genggaman tangan suami Anda.
Pandai-pandailah membawa diri,
sehingga suami Anda rela
membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan
kebahagian berumah tangga kepada
Anda. Percayalah Saudariku, suami Anda
adalah pasangan terbaik untuk Anda.
ﺎَﻫَﺮْﻬَﺷ ْﺖَﻣﺎَﺻَﻭ ﺎَﻬَﺴْﻤَﺧ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ ِﺖَّﻠَﺻ ﺍَﺫِﺇ
ﺎَﻬَﻟ َﻞﻴِﻗ ﺎَﻬَﺟْﻭَﺯ ْﺖَﻋﺎَﻃَﺃَﻭ ﺎَﻬَﺟْﺮَﻓ ْﺖَﻈِﻔَﺣَﻭ
ِﺖْﺌِﺷ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﺏﺍَﻮْﺑَﺃ ِّﻱَﺃ ْﻦِﻣ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﻲِﻠُﺧْﺩُﺍ
“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan
Ramadan, menjaga kesucian dirinya,
dan taat kepada suaminya, niscaya
kelak akan dikatakan kepadanya,
‘Silakan engkau masuk ke surga dari
pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)
Tidakkah Anda mendambakan
termasuk orang-orang mukminah
yang mendapatkan kebebasan masuk
surga dari pintu yang mana pun? Kunci Keberhasilan Rumah Tangga Saudaraku, mungkin selama ini Anda
bersama pasangan hidup Anda, terus
berusaha mencari pola rumah tangga
yang dapat mendatangkan
kebahagiaan untuk Anda berdua.
Anda berhasil menemukannya? Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan
selamat berbahagia. Adapun bila
belum, maka segera temukan kunci
keberhasilan rumah tangga Anda pada
firman Allah berikut,
ِﻝﺎَﺟِّﺮﻠِﻟَﻭ ِﻑﻭُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻞْﺜِﻣ َّﻦُﻬَﻟَﻭ ٌﺔَﺟَﺭَﺩ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ
“Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi,
para suami mempunyai kelebihan satu
tingkat daripada istrinya.” (Qs. al- Baqarah: 228) Hak pasangan Anda setimpal dengan
kewajiban yang ia tunaikan kepada
Anda. Semakin banyak Anda menuntut
hak Anda, maka semakin banyak pula
kewajiban yang harus Anda tunaikan
untuknya. Shahabat Abdullah bin ‘Abbas
memberikan contoh nyata dari aplikasi
ayat ini dalam rumah tangganya. Pada
suatu hari, beliau berkata,
“Sesungguhnya, aku senang untuk
berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan
demiku, karena Allah Ta’ala telah
berfirman,
ِﻑﻭُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻞْﺜِﻣ َّﻦُﻬَﻟَﻭ
‘Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’ Aku pun tidak ingin menuntut seluruh
hakku atas istriku, karena Allah juga
telah berfirman,
ٌﺔَﺟَﺭَﺩ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ِﻝﺎَﺟِّﺮﻠِﻟَﻭ
‘Akan tetapi, para suami mempunyai
kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan
ath-Thabari) Bagaimana dengan dirimu, wahai
saudara dan saudariku? Kapankah
Anda berdandan? Ketika sedang
berada di rumah atau ketika hendak
keluar rumah? Selama ini, sejatinya,
untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk
pasangan Anda, ataukah Anda
berdandan dan tampil menawan untuk
orang lain?
Saudaraku, bahu-membahu, saling
melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip
dasar dalam membangun rumah
tangga. Tidak layak bagi Anda untuk
berperan sebagai penonton setia
ketika pasangan Anda sedang
mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut
menyelesaikan pekerjaannya.
Demikianlah, dahulu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
mencontohkan dalam rumah tangga
beliau. Aisyah radhiyallahu ‘anha
mengisahkan,
َﺝَﺮَﺧ َﻥﺍَﺫَﻷﺍ َﻊِﻤَﺳ ﺍَﺫِﺈَﻓ ،ِﻪِﻠْﻫَﺃ ِﺔَﻨْﻬِﻣ ﻲِﻓ َﻥﺎَﻛ
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengerjakan sebagian
pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan
dikumandangkan, maka beliau
bergegas menuju ke mesjid.” (Hr.
Bukhari) Constance Gager, ketua studi sekaligus
asisten profesor di Montclair State
University, Montclair, New Jersey,
mengadakan penelitian tentang
hubungan perilaku suami-istri dengan
keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang
menjadi objek penelitiannya ke dalam
dua kelompok. Kelompok pertama adalah suami-suami
yang tidak peduli dan jarang
membantu pekerjaan istri. Kelompok
kedua adalah suami-suami yang sering
turut serta dalam mengerjakan
pekerjaan rumah tangga istri. Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok
kedua, yaitu yang sering membantu
pekerjaan istrinya, terbukti lebih
romantis dan lebih sering memadu
cinta dengan pasangannya. Hubungan
yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka. Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal
baru, karena secara logika, suami yang
dengan rendah hati membantu
pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai
oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki
hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta. Sebaliknya, istri yang peduli dengan
pekerjaan suami, pun akan mengalami
hal yang sama.
Nah, bagaimana dengan diri Anda,
wahai Saudaraku?
Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan
Anda berdua semakin romantis dan
harmonis. Semoga tulisan sederhana ini
bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf
bila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Muhammad bin Abdillah Al- Mahdi, Sang Khalifah Rasyidah
Nama laki-laki yang dijanjikan ini
seperti nama Rasulullah, dan nama
ayahnya seperti nama ayah
Rasulullah. Dia berasal dari keturunan
putri Rasulullah, dari anak cucu Hasan
bin Ali bin Abi Thalib. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin
‘Abdullah Al-’Alawi Al-Hasani Al-
Qurasyi. Rasulullah menggelarinya
dengan Al-Mahdi dan memberi kabar
gembira dengan kemunculannya. Imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata,
“Makna Al-Mahdi adalah orang yang
mendapatkan petunjuk dari Allah
kepada kebenaran. Selanjutnya Al-
Mahdi sering digunakan untuk nama
sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan
itulah Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi,
hal mana Rasulullah memberi kabar
gembira dengan kedatangannya di
akhir zaman.” Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
hadits-hadits yang shahih, di
antaranya: Pertama, hadits Abdullah bin Mas’ud.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud katanya,
Rasulullah bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi sampai
semua manusia dipimpin oleh
seseorang dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya
sama dengan nama ayahku. Ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan.” Kedua, hadits Ali bin Abi Thalib: Dari
‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau
bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah
akan menjadikannya shalih dalam
satu malam.” Ketiga, hadits Abu Sa’id Al-Khudri. Dari
Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kalangan kami,
Ahlulbait. Ia berhidung mancung dan
berdahi lebar. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana
telah terpenuhi dengan laku durjana
dan kezaliman. Ia akan hidup selama
sekian.” Lantas beliau
membentangkan tangan kiri dan dua
jari tangan kanan beliau; jari telunjuk dan ibu jari. Beliau menyatakan
demikian tiga kali. Keempat, hadits Ummu Salamah. Dari
Ummu Salamah bahwasanya
Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi termasuk keturunanku,
berasal dari putera Fathimah.” Nasab Al-Mahdi bersambung sampai
kepada Bait Nabawi dari jalur Hasan
bin ‘Ali bin Abu Thalib. Sebagaimana
dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud
dari Abu Ishaq disebutkan bahwa ‘Ali
memandangi puteranya, Hasan seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi
orang besar sebagaimana disebutkan
oleh Nabi saw; dan akan keluar dari
sumsumnya seorang laki-laki
bernama sama dengan nama Nabi
kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.” Lantas ia
menyebutkan kisah dan berkata, “Ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan.” Imam Mula ‘Ali Al-Qari berkata, “Hadits
ini adalah dalil yang tegas atas apa
yang telah kami paparkan, bahwa Al-
Mahdi termasuk keturunan Hasan.” Ibnu Katsir menulis, “Al-Mahdi
termasuk Ahlulbait, keturunan
Fathimah puteri Rasul, keturunan
Hasan dan bukan Husain.” Adapun makna ‘dari ‘itrahku’, imam
Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “‘Itrah
seseorang adalah kerabat khususnya.
‘Itrah Nabi adalah Bani ‘Abdul
Muthalib. Ada ulama yang
mengatakan maksudnya adalah Ahlulbait Nabi yang terdekat yaitu
beliau dan anak-anak beliau serta Ali
dan anak-anaknya. Ada juga ulama
yang mengatakan bahwa ‘itrah beliau
adalah Ahlulbait yang dekat dan yang
jauh… Pendapat yang terkenal dan makruf adalah bahwa maksud ‘itrah
beliau adalah Ahlulbait beliau yang
diharamkan menerima zakat.” As Samhudi berkata, “Dari beberapa
penjelasan hadits di atas (tentang Al-
Mahdi) tersebut ditetapkan bahwa Al-
Mahdi merupakan keturunan Fatimah,
sedang dalam sunan Abu Dawud
disebutkan bahwa dia anak keturunan Hasan yang meninggalkan
kekhalifahan karena Allah dan belas
kasih kepada umatnya. Khalifah yang
hak ini akan diangkat jika benar-
benar dibutuhkan oleh bumi yang
telah dipenuhi oleh kedzaliman. Inilah sunnatullah kepada para hamba-Nya.
Al-Hasan telah meninggalkan
kekhilafan yang seharusnya menjadi
miliknya, bahkan ia juga melarang Al-
Husein dari kehilafahan juga. Hal ini
disebutkan pada malam terbunuhnya karena sayang pada saudaranya. Ciri-ciri Fisiknya Muhammad bin Abdillah Al-Mahdi
adalah seorang pemuda yang usianya
hampir mencapai empat puluh tahun.
Warna kulitnya coklat, hidungnya
mancung, dahinya lebar, bagian
tengahnya agak cembung dan indah dilihat. Gigi serinya berkilat indah.
Berjenggot tebal. Pada pipinya ada
tahi lalat. Wajahnya seperti bintang
bercahaya. Postur tubuhnya tegap
dan tergolong pria yang memiliki
daging sedikit (tidak gemuk). Bicaranya gagap, jika ucapannya
lambat, ia memukul paha kirinya
dengan tangan kanannya, sehingga
ucapannya menjadi lancar. Sifat sifat di
atas termuat dalam beberapa hadits
shahih, namun sebagian hanya tercantum dalam atsar yang masih
diperselisihkan sanadnya. Dengan demikian, di sana hanya ada
dua tanda khusus pada fisik Al-Mahdi
yang berpijak pada riwayat-riwayat
shahih. Pertama pada rambut dan
dahinya, dan kedua hidungnya,
sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi pada hadits-hadits berikut: 1. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi dari (keturunan)ku. Berdahi
lebar dan berhidung mancung. Ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana.
Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”
Sifat yang pertama, ia ajlal jabhah,
berdahi lebar. Maknanya, rambut
kepalanya rontok sampai separuhnya. 2. Hadits ini memunyai penguat dari
riwayat Al-Bazzar dengan lafal yang
serupa. Hadits dari jalur lain yang
menjadi penguat atas hadits ini adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adi di dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afa’ dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf
bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sungguh, Allah akan mengutus dari
keturunanku seorang laki-laki yang
bergigi rapi dan berdahi lebar, ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda akan berlimpah ruah
pada zamannya.”
Hadits ini telah menambah satu sifat,
ialah gigi yang rapi. Ini adalah sifat
yang baik di wajah. Karakteristik akhlaknya Beberapa nash menetapkan bahwa
Al-Mahdi menyerupai Nabi dalam
akhlaknya dan bahwa Allah akan
menjadikannya shalih dalam satu
malam, menyiapkannya dengan iman
dan akhlak; supaya siap memimpin dan menuntun kaum muslimin. Dan
hal itu sama sekali tidak sulit bagi
Allah.Berikut ini nash-nash yang
menetapkannya: 1. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu
Hibban membuat satu bab berjudul
‘Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi
menyerupai akhlak Al-Mushthafa ‘.
Lantas ia menghadirkan hadits Ibnu
Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Akan keluar seseorang dari umatku,
namanya sama dengan namaku,
akhlaknya sama dengan akhlakku; ia
akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi
dengan kezhaliman dan laku durjana.” 2. Dari Abu Ishaq, katanya ‘Ali bin Abi
Thalib pernah memandangi
puteranya, Hasan, seraya berkata,
“Puteraku ini akan menjadi orang
besar sebagaimana disebutkan oleh
Nabi; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki
bernama sama dengan nama Nabi
kalian; akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.” Ali menyebutkan
kisah, kemudian berkata: Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.” Saat menjelaskan hadits ini, Al-Abadi
berkata, “Akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya; maknanya
perilakunya sama tetapi tidak dengan
postur tubuhnya.” 3. Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi,
beliau bersabda, “Al-Mahdi dari kami,
Ahlulbait; Allah akan menjadikannya
shalih dalam satu malam.” Ibnu Katsir menjelaskan maksud
‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ adalah bahwa Allah menerima
taubatnya, memberikan taufik
baginya, memahamkannya, dan
menunjukinya; setelah sebelumnya tidak demikian. As-Suyuthi berkata, “Sabda Nabi
‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ maksudnya shalih (baca: siap)
untuk memimpin dan menjadi
khalifah.” Kedua pengertian ini, wallahu a’lam,
sama-sama benar. Bisa dikatakan
bahwa makna ‘menjadikannya shalih
dalam satu malam’ adalah kedua-
duanya; Allah menjadikannya shalih
dengan taubat dan inabat, serta menjadikannya siap untuk memimpin
dan menjadi khalifah.
Sunday, 11 March 2012
Seruan imam mahdi
“Hai kaum kami dengarkanlah
orang yang menyeru kepada
Allah dan percayalah kepadanya
niscaya Allah mengampuni kamu
akan dosa-dosamu dan
menyelamatkan kamu dari siksaan yang pedih”. (Al Ahqaf,
ayat 31) Ayat tersebut di atas Allah telah
mengatakan agar kamu sekalian
manusia (kaum); tidak perduli
kamu dari golongan apapun,
apakah itu Hindu, Budha, Nasrani
atau yang lain bahkan Islam itu sendiri, juga apakah itu orang
Thariqat, hakikat, syariat, atau
ma’rifat dsb. Allah memerintahkan
kamu agar mengikuti Orang yang
menyeru kepada Allah dan
percayalah (beriman) kepadanya. Artinya orang itu hanya semata-
mata mengajak kamu kepada
Allah bukan mengajak kamu
kepada yang lain, apakah itu ilmu
ataupun amal yang selama ini
kamu jalani. Lebih jelasnya buat kamu sekalian, bahwa Orang Itu
sebenarnya mengemban tugas
dari Allah untuk menyatukan umat dan untuk
membesarkan Allah semata-mata.
Dan percayalah (beriman)
kepadanya sebab dialah Orang
yang menjelaskan ayat-ayat
Tuhan kepadamu, dan seorang Khalifah dimuka bumi untuk
diikuti dan menjadi petunjuk dan
pedoman bagi kamu selaku
manusia Artinya : “Apakah kamu (tidak percaya)
dan heran bahwa datang kepada
kamu peringatan dari Tuhanmu
dengan perantaraan seorang
laki-laki dari golonganmu agar
dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan
kamu bertaqwa dan supaya
kamu mendapat rahmat”. (Al
A’raaf ; 63) Dan tentang kedatangannya
kamu tidak usah heran atau
bingung apalagi meragukannya,
melainkan kamu dituntut ikut
kepadanya, Orang Itu merupakan kabar
gembira bagi orang yang percaya
(beriman), sekaligus peringatan
bagi orang yang ingkar (kafir),
untuk apa dibuatkan demikian!.
Supaya dia memberi pringatan kepada kamu sekalian manusia
sekarang ini, seperti dahulupun
telah pula ada orang yang
memberi peringatan seperti ini
agar kamu benar-benar bertakwa
dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Jangan lagi kamu katakan
sekarang ini, apabila Orang Itu
membacakan Kalam-kalam Qadim
(Al Qur`an), kamu mengatakan
“ini dulu, sekarang mana ada lagi
seperti ini”, Sebab : Artinya : “Ketika dibacakan kepadanya
ayat-ayat kami mereka berkata ini
hanya dongengan orang-orang
dahulu kala” (Al Qalam; 15) Kenyataan kamu memang
demikian sering kali mengatakan
apa yang ada di AlQur’an itu
hanya untuk orang dahulu, jika
begitulah hal keadaannya kamu
berikan saja Kitab ini kepada orang dulu, padahal sebenarnya
“Alqur’an itu tidak ada keraguan
padanya petunjuk bagi mereka
yang bertakwa”. Yang lebih
hebatnya lagi sekarang ada
segelintir orang yang pandai dalam berbahasa arab mereka
bahkan sanggup menjual ayat-
ayat Al Qur’an dengan harga yang
sedikit, Kami sangat menegaskan kepada
saudara-saudara, tuan-tuan, dan
umat manusia yang lain, untuk
berpikir dan menggunakan
akalnya dan lihatlah apakah
dirimu itu yang tergolong orang- orang yang mendustakan ayat-
ayatnya serta menolak dan
mengingkari kedatangan Orang
Itu. Jika demikian bersegeralah kamu
kepada taubat dengan sebenar-
benar taubat bagaimanakah itu ?
datangi Orang Itu. Rasullullah
SAW bersabda : “setelah Aku ini
ikutilah ulama karena ulama itu adalah pewaris para nabi”. Kamu
memang dituntut untuk percaya
tidak sebatas kepada rasul saja
namun kepada penerusnya
apakah itu Ulama , Khalifah, Imam,
Syeikh, Saksi, yang mereka itu semua adalah pemimpin umat,
yang kedatangan mereka harus
kau ikuti bukan malah
sebaliknya, menentangnya. Dan memang banyak dalam
riwayat dikisahkan kedatangan
orang-orang itu, manusia dimuka
bumi atau kamu senantiasa
menolaknya, Syeikh Abdurrauf
Singkli (Syeikh Kuala ) Aceh diusir dari kampungnya, Imam Ghozali
difitnah bahkan dimusuhi, Imam
Syafii dicambuki oleh Sultan
hanya untuk mengatakan Al
Qur’an ini Qadim (sedia) Syeikh
Besilam juga demikian difitnah memakan harta murid-muridnya,
dan sekarang telah datang
dikotamu penerusnya yang
membacakan ayat-ayat Al Qur’an
kepadamu dengan nyata, namun
kamu lempari rumahnya dengan batu bahkan kamu musuhi dan
mengatakan itu ajaran sesat.
Apakah kamu yang benar itu ? Jika kamu benar ajaklah manusia
kepada Allah jika kau sanggup,
kamipun akat ikut kepadamu jika
kau benar!.. karena kita tidak
buat umat berpecah belah namun
agar jadi satu dan bertasbih kepada Allah serta membesarkan
agamanya dan menguatkannya,
tapi kalau tidak bisa mengapa
kamu harus menyombongkan
diri. Itu menandakan bukan
kamu orang yang dimaksud itu!… mengerti. Ketika mereka (Imam, Syekh,
Ulama) itu wafat kamu selalu
memujinya, padahal sebagian
kamu bukan pengikutnya ketika
itu, bisa jadi penentangnya, yang
lebih tololnya lagi kuburannya pun kamu sembah (Syeikh
Abdurrauf Singkli) bahkan ada
yang Memberikan uang (duit)
(syeikh Besilam). Entah apa yang
ada didalam otak manusia ini
dikiranya hal yang demikian akan membawakan berkah dan rahmat
baginya, padahal ayat tersebut
diatas sudah jelas ketika ia
hiduplah kamu ikut kepadanya
(percaya) maka kamu dapat
rahmat, kalau sudah wafat apanya yang sama kamu?,
ikutilah penerusnya. Dan
sekarang telah ada orang yang
menyeru kepada Allah apakah
kamu tetap pada pendirian
kamu ?.. jika demikian tunggulah janji Allah terhadap orang-orang
yang menolak kedatangan Orang
Itu. Dan Allah SWT berfirman: “Apakah kamu mengira bahwa
kamu akan masuk surga padahal
Allah belum membuktikan siapa-
siapa orang yang berjihad
diantara kamu dan siapa yang
sabar” (Ali Imran ; 142) ayat tersebut diatas Allah sangat
menekankan dan sangat
mempertegas tentang hal siapa
orang-orang yang berhak masuk
surga. Jika belum nampak bagi
Allah bahwa kamu berjuang untuk-Nya, maka jangan kamu
katakan kamu masuk surga.
Terkadang dan kebanyakan dari
manusia ini selalu mangatakan
hal demikian, bahkan ada yang
mengatakan “kami tidak akan disentuh api neraka melainkan
hanya sebentar saja!…., Kapan
kamu mendapat janji dari Allah
bahwa kamu tidak akan masuk
neraka sehingga Allah tidak
memungkiri janjinya “(Al Baqarah, 80) Bagaimanakah berjanji kepada
Allah ? , sangat mudah sekali,
kamu datangi saja Utusannya
(Rasul), atau penerusnya
(Pemimpin) yang dari kamu itu,
nah dia itulah yang akan mengambil janji kepadamu
sehingga kamu sudah berjanji
kepada Allah. Itulah yang dinamakan kamu
mengambil janji dari sisi Allah atau
Tali Allah atau Waliullah, maksud
dari sisi Allah atau Tali Allah itu
bukan seperti yang ada dalam
otak kamu, jangan berpikir nanti tali Allah itu terjulur dari langit
kebumi, bukan…bukan itu.
Namun tali Allah itu maksudnya
adalah penerus-penerus risalah
ketuhanan baik itu dari Adam As
sampai kepada Muhammad SAW anak ‘abdullah dan Dari
Muhammad SAW anak ‘abdullah
sampai kepada para ulama dan
Pemimpin-pemimpin umat
seterusnya. Jadi demikian yang dapat kami
sampaikan, sebagai kesimpulan
jika kamu menolak bahkan
menentang kedatangan orang itu
atau penerus itu maka sungguh
Allah menetapkan Azab yang pedih, dan kami mengkhabarkan
hal demikian untuk menyatakan
kepada tuan-tuan dan saudara-
saudara sekalian bahwa
pemimpin dan orang itu telah
datang dikota ini yang menjelaskan dan membacakan
ayat-ayat Tuhan itu dengan nyata
kepada kamu sekalian. Dan kami juga menyimpulkan
ambillah janji dari sisi Allah, agar
apapun yang kamu katakan
memang tidak dusta lagi, jika
tidak, Allah sendiri akan
mengazabmu dan jangan pernah lagi mengatakan bahwa kamu
akan masuk surga padahal kamu
tidak pernah berjihad. Bahkan
kamu lebih mencintai harta
benda, istri-istrimu, anak-
anakmu, bapak-bapakmu, nenek-nenek moyangmu
daripada Allah. Maka nyatalah
bagi kami bahwa kamu adalah
pembohong yang besar. Jika Kamu Mencintai Allah Dan
Rasulnya Maka Ikutilah Aku Sekarang kami membuka pintu
untuk berdiskusi, musyawarah
ataupun pertemuan wadah
lainnya baik itu diundang atau
mengundang. Yang tujuannya
agar umat ini bersatu, dan mempunyai pemimpin (Ulama,
imam, Khalifah, dsb). Tidak
beribadah sendiri –sindiri atau
menganggarkan ilmunya masing-
masing dan menyatakan mereka
paling benar. Sungguh hal demikian adalah membuat
kerusakan dimuka bumi. Seruan kami ini untuk semua
kalangan apakah itu muda
maupun tua, kaya atau miskin,
pintar atau bodoh, bahkan untuk
orang yang berilmu juga alim.
Akhir Zaman
Wajah Dunia Global di Era
Pembai’atan Al-Mahdi Banyak orang memiliki persepsi yang
keliru tentang kemunculan Imam
Mahdi dan zaman yang akan dilewati
olehnya. Mereka menduga bahwa
ketika Imam Mahdi datang, maka
dalam sekejab dunia akan berubah menjadi aman, adil, makmur dan
penuh kesejahteraan. Mereka
menyangka bahwa dengan
kemunculan Imam Mahdi maka, dalam
waktu singkat musuh akan
ditumbangkan, kedzaliman akan dihilangkan dan ketidakadilan akan
lenyap tanpa sisa. Meski pendapat
tersebut tidak sepenuhnya salah,
namun implikasi dari keyakinan di
atas akan membuat banyak orang
banyak mengidam-idamkan kedatangan Al-Mahdi tanpa berfikir
sama sekali resiko dari harapannya.
Sebab, kemunculan dan masa-masa
awal pemerintahan Al-Mahdi justru
akan dipenuhi dengan beragam fitnah
dan huru-hara yang membuat banyak manusia lari menjauhi dan memusuhi
Al-Mahdi. Beratnya kebanyakan umat
Islam untuk meninggalkan ideologi
demokrasi, nasionalisme, kepartaian
dan fanatisme golongan inilah yang
membuat kebanyakan mereka berat untuk menerima Al-Mahdi. Sebab,
kedatangan Al-Mahdi dan
kelompoknya akan membersihkan
semua berhala itu dan menggantinya
dengan panji-panji tauhid. Sikap tegas
tanpa kompromi dalam menerapkan syari’at Islam inilah yang
mengundang seluruh kekuatan kufur
dunia bersatu-padu untuk
menghadang Imam Mahdi dan
kelompoknya.Dengan demikian, bisa
dipastikan bahwa masa-masa pra, era dan pasca pembai’atan Al-Mahdi akan
dipenuhi dengan perkara-perkara
yang amat tidak disukai oleh manusia.
Setidaknya, inilah berbagai kondisi
yang akan mengelilingi masa-masa Al-
Mahdi. 1. Pembantaian dan
Pembunuhan Massal
Terhadap Umat Islam Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-
orang makan yang memperebutkan
hidangannya. Maka, ada seseorang
bertanya : “Apakah karena sedikitnya
kami pada hari itu?” Beliau menjawab :
“Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air.
Sungguh Allah akan mencabut rasa
takut kepada kalian dari dada musuh
kalian dan menimpakan kepada
kalian penyakit wahn.” Seseorang
bertanya: “Apakah wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Cinta
dunia dan takut mati. ” [1] Inilah zaman yang dikatakan oleh
Rasulullah saw. sebagai puncak
kedzaliman dan kecurangan. Para
penegak hukum Allah dituding
sebagai teroris yang menjadi biang
keladi kerusakan dunia, ideologi mereka dituduh sebagai ideologi Iblis
dan nabi mereka difitnah dengan keji.
Kaum muslimin dikepung dari seluruh
dunia, mereka yang istiqamah
menjalankan syari’at bagai memegang
bara; sangat panas dan hampir- hampir tak mampu untuk
menggenggamnya. Dunia terasa
sempit bagi setiap mukmin, tidak ada
tempat berlari atau wilayah aman
untuk tegaknya hukum hukum
Allah.Al-Mahdi yang dijanjikan akan muncul di saat fitnah benar-benar
tidak ada jalan keluar, saat kaum
muslimin telah mengerahkan seluruh
kemampuan dan tenaga mereka
untuk menegakkan seruan-Nya,
namun kebengisan musuh dan makar mereka semakin menggila. Di saat
manusia dilanda perselisihan dan
pertikaian, Al Mahdi akan datang
untuk memerangi kedzaliman,
menaklukkan seluruh dunia, hingga
benar benar hanya Allah yang disembah. Demi Allah, andaikan umur dunia tinggal satu hari,
niscaya Allah akan panjangkan
hingga Ia membangkitkan seorang
lelaki dari keluargaku. Namanya
sama dengan namaku, nama
bapaknya juga sama dengan nama bapakku dan ia menebarkan
kedamaian di bumi. (HR. Tirmidzi) 1. Kehancuran Ideologi
Demokrasi Sekuler Liberal[2] Sebagaimana penjelasan yang dijelaskan dalam hadits yang
diriwayatkan Imam Ahmad, bahwa
kemunculan khilafah rasyidah akan
terjadi setelah lewatnya periode
mulkan jabbar (raja-raja
diktator).Isyarat dalam nubuwat tersebut adalah bahwa ideologi yang
muncul menggantikan ideologi
diktator justru semakin mendekatkan
kita dengan masa kemunculan Al-
Mahdi. Dalam hal ini, fenomena
tumbangnya rezim diktator di beberapa negara (khususnya negara-
negara berpenduduk muslim)
merupakan indikasi kuat bahwa Allah
benar-benar akan mengangkat
periode itu dari umat Islam. Maka,
keberadaan ideologi demokrasi yang menggeser rezim diktator (mulkan
jabbar) hanyalah fase antara, sebuah
jeda yang mengawali kemunculan
fase terakhir, yaitu khilafah rasyidah
menurut manhaj nubuwah dimana Al-
Mahdi sebagai khalifahnya.Sebenarnya keberadaan
ideologi sekuler yang melahirkan
demokrasi liberal telah memunculkan
kediktatoran gaya baru yang
berlindung di balik baju demokrasi.
Para diktator itu juga banyak berlindung di balik HAM. Hal ini bisa
kisa saksikan ketika sebuah
masyarakat (negara) dengan suara
mayoritas menghendaki tegaknya
hukum Islam, maka para diktator
(barat) itu dengan berbagai dalih berupaya untuk menggagalkan yang
mereka inginkan. Sebaliknya, jika
dengan demokrasi dan produk
turunannya (pemilu) mereka
mendapatkan kemenangan (atau
sesuai dengan apa yang mereka inginkan), maka dengan mati-matian
pula mereka akan
membelanya.Keadaan ini boleh jadi
akan terus berlangsung hingga
akhirnya masyarakat dunia
mengetahui bahwa apa yang selama ini berlangsung bukanlah hakikat dari
demokrasi yang banyak mereka
pahami, melainkan demokrasi liberal
yang diinginkan oleh barat.
Demokrasi ini adalah sebuah ideologi
yang diproduksi untuk membela dan melindungi kepentingan barat, bukan
untuk kepentingan manusia seluruh
dunia. Jika kondisi ini terus
berlangsung, maka dengan
sendirinya kepercayaan masyarakat
dunia hilang hingga akhirnya demokrasi akan ditinggalkan. Dan
nampaknya inilah fenomena yang
banyak kita saksikan terjadi pada
negara-negara yang tengah
mempraktikkan demokrasi liberal.Jika
periode zaman diktator telah berakhir dengan kemunculan demokrasi
sekuler liberal, lalu ideologi ini juga
dengan sendirinya runtuh dengan
berbagai sebab yang telah kita
bicarakan di atas, maka konsekwensi
yang akan muncul adalah kembalinya khilafah rasyidah adalah sebuah
kepastian, tidak mungkin tidak.
Karena Imam Mahdi adalah seorang
pemimpin muslim yang akan
mempraktikkan hukum Islam secara
total dalam kepemimpinannya, maka dengan sendirinya ideologi sekuler
dan praktik demokrasi akan
dibersihkan dari wilayah
kekuasaannya, dan itu akan terjadi
pada seluruh dunia. Dengan demikian,
Imam Mahdi pasti akan menghancurkan sistem ini juga
sistem-sistem kufur lainnya. 1. Kehancuran Ekonomi
Kapitalis Ribawiyah dan
Semua Institusinya Kondisi lain yang juga mengiringi keluarnya Al-Mahdi adalah dimulainya
fase kehancuran ekonomi barat yang
bercorak kapitalis, dimana sistem
ekonomi ribawiah merupakan salah
satu pilar penting bagi tegaknya
sistem ekonomi ini.Indikasi yang paling riil adalah problematika
ekonomi, sosial dan politik dalam
negeri Amerika yang sedang menuju
status sekarat. Hubungannya dengan
kemunculan Al-Mahdi adalah bahwa
fase kehancuran ekonomi kapitalis ribawiyah ini akan mengawali
kehancuran dunia secara umum.
Dapat kita bayangkan jika akhirnya
masyarakat seluruh dunia harus
kesulitan untuk mendapatkan
kebutuhan pokok karena tidak beroperasinya kembali pabrik-pabrik
yang memproduksi seluruh
kebutuhan mereka (disebabkan
runtuhnya pondasi ekonomi mereka),
maka jalan menuju kemiskinan dan
kehancuran total telah terbentang di depan mata. Kondisi ini memiliki
hubungan erat dengan masa-masa
sulit yang akan dihadapi oleh manusia
sebelum kemunculan Dajjal. 1. Kehancuran Mata Uang
Kertas dan Kembalinya era
Dinar dan Dirham Semakin menambah runyam dan carut-marutnya kondisi manusia saat
itu adalah dimulainya masa
kehancuran mata uang kertas dan
kembalinya manusia kepada mata
uang yang sesungguhnya, yaitu dinar
dan dirham (emas dan perak).Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa nilai dan harga sebuah mata
uang tergantung dengan kredibilitas
dan kekuasaan yang dimiliki oleh
kepemimpinan sebuah negara. Ketika
sebuah rezim ditumbangkan, lalu rezim penggantinya menyatakan tidak
diberlakukannya mata uang kertas
rezim sebelumnya, maka dengan
sendirinya mata uang kertas tersebut
tidak berlaku. Demikian pula yang
kelak akan terjadi pada Amerika dan negara-negara Eropa pada umumnya,
ketika perekonomian mereka hancur
dihantam gelombang tsunami
moneter dan krisis kepemimpinan
yang membuat satu sama lainnya
saling berperang untuk berebut kekuasaan. Faktor lain yang juga
mengambil peran cukup besar adalah
kehancuran negeri tersebut karena
faktor-faktor alam berupa bencana
alam dalam skala yang sangat besar. 1. Kembalinya manusia ke
Zaman Unta Hal lain yang juga menggambarkan betapa mengerikannya huru-hara dan
bencana yang akan menimpa manusia
adalah ketika mereka kelak akan
kembali ke zaman unta; zaman batu
yang jauh dari teknologi modern.
Analisa tentang kembalinya manusia ke zaman unta telah banyak
dipaparkan oleh para penulis tentang
akhir zaman dengan sudut pandang
yang berbeda. Dasar yang menjadi
pijakan asumsi di atas adalah hadits
Rasulullah saw tentang perang Malhamatul Kubra antara pasukan Al-
Mahdi dan asukan Romawi (Amerika
dan Eropa) yang sudah tidak lagi
menggunakan teknologi modern. 1. Kehancuran Ekonomi Dunia
di Masa Tiga Tahun
Kekeringan Dengan hancurnya pusat ekonomi dunia, maka secara otomatis dan
sistematis akan berimplikasi pada
roda ekonomi seluruh dunia. Salah
satu logika sederhana dalam kasus ini
adalah beredarnya mata uang kertas
(mata uang palsu) yang kemudian tidak lagi berfungsi sebagai alat
pembayaran akibat hancurnya negara
yang mengeluarkan mata uang
tersebut. Dengan kehancuran dollar,
maka implikasinya juga akan
merembet kepada mata uang-mata uang negara lainnya. Dengan
demikian, setiap orang (di negara
manapun) yang saat itu masih
memegang mata uang kertas tak
ubahnya seperti anak-anak yang
bermain dengan mata uang kertas mainan, yang tak laku untuk
digunakan sebagai alat pembayaran
atas barang atau jasa riil yang
diinginkannya. Dalam kondisi seperti
itu, pemenuhan kebutuhan manusia
hanya akan terjadi dengan cara jual beli yang paling adil; barter! Atau
dengan menggunakan mata uang
yang memiliki nilai intristik yang adil;
emas dan perak!. Dalam kondisi yang
benar-benar membuat setiap orang
mengalami depresi berat dan stress yang memuncak, saat itulah masa-
masa sulit yang terjadi karena suasana
alam yang tidak bersabahat akan
dimulai. Peristiwa kemarau panjang
dan kekeringan ekstrim selama tiga
tahun yang berimbas pada langkanya bahan pangan akan terjadi pada
detik-detik menjelang keluarnya
Dajjal, yang berarti merupakan kondisi
dimana Al-Mahdi baru muncul dan
mendeklarasikan kedaulatannya. 1. Pembunuhan dan
Peperangan demi
mempertahankan hidup Panjangnya masa kehancuran dan kerusakan ekonomi yang merata di
setiap negeri, terjadinya instabilitas
keamanan, tidak berfungsinya alat-
alat negara (para polisi dan aparat)
karena mereka sudah tidak lagi
mendapatkan gaji dari pemerintah pusat, berhentinya mesin-mesin
produksi dan pabrik-pabrik makanan
dan minuman, tidak berfungsinya
kantor-kantor pemerintahan dan
pelayanan masyarakat, rusaknya
teknologi tranportasi dan komunikasi dan beragam pemandangan
mengerikan lainnya, akan melahirkan
satu kengerian baru; berpacunya
manusia untuk mempertahankan
hidup dengan cara-cara kalap;
membunuh dan merampas serta cara- cara brutal lainnya. Orang-orang yang
kuat akan memangsa yang lemah dan
hukum rimba akan mewarnai setiap
kehidupan. “Sungguh, menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj.
” Para sahabat bertanya : “Apakah harj
itu ?” Beliau bersabda :
“Pembunuhan.” Mereka bertanya :
“Apakah lebih banyak jumlahnya dari
orang yang kita bunuh? Sesungguhnya kita dalam satu tahun
membunuh lebih dari tujuh puluh ribu
orang?” Beliau bersabda : “Bukan
pembunuhan orang-orang musyrik
oleh kalian itu, tetapi pembunuhan
dilakukan oleh sebagian kalian terhadap sesamanya. ” Mereka
bertanya : “Apakah pada masa itu
kami masih berakal?“Beliau
bersabda .-“Akal kebanyakan
manusia zaman itu dicabut, kemudian
mereka dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal, kebanyakan
manusia menyangka para pemimpin
itu mempunyai pegangan, padahal
sama sekali tidak demikian. [3] Wallahu a’lam bish shawab, barangkali saat itulah masa yang
dijanjikan Rasulullah saw akan terjadi.
Para pemimpin mereka sudah tidak
lagi memiliki akal. Perang antar
kelompok, aksi saling bunuh dan
rampas bukan lagi berdasar pada agama, bahkan akal sehat sekalipun.
Apa yang mereka lakukan berangkat
dari kondisi mengerikan yang
menyebabkan mereka sudah tidak
lagi mampu berfikir normal. Tindakan
mereka benar-benar kalap, penuh nafsu, tidak rasional, dan akal
manusia saat itu sudah benar-benar
dicabut saking tidak sanggupnya
melihat kondisi yang sama sekali tidak
pernah mereka bayangkan. Wallahu
a’lam bish shawab
Friday, 9 March 2012
apakah tahajjud harus tidur ???
Tanya :
–Mengantuk termasuk salah satu
syarat sembahyang Tahajjud.Kalau
kita tidur dengan tiada mengantuk,
bolehkah kita bertahajjud ?. Apakah
mengantuk merupakan syarat yang diberatkan? Jawab :
Yang disyaratkan bagi Shalat
Tahhajud, bukan mengantuk
sebagaimana yang anda terakan. Tapi
naum artinya, tidur dalam pengertian
yang sesungguhnya. Tegasnya mengenai Shalat Tahajjud dapat
pengasuh sampaikan sbb: Telah ijma’ ulama, hukum Shalat
Tahajjud, adalah sunat. Dalilnya antara
lain, firman Allah SWT dalam surat Al-
Israa, ayat 79: Dan pada sebahagian
malam, shalat Tahajjudlah kamu,
sebagai ibadah tambahan bagimu, Mudah mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ketempat yang
terpuji.Dan Rasulullah selalu
melakukannya di malam hari setelah
beliau terbangun dari tidur. Juga Al-
Baihaqy meriwayatkan dari Asmaa binti Yaziid, bahwa Rasulullah SAW
bersabda: Pada hari qiamat, Allah
menghimpunkan manusia, banyak
sekali, lalu ada yang memanggil : Siapa
yang lambungnya tidak selalu melekat
di tempat tidur (maksudnya, yang sering melaksanakan shalat Tahajjud),
lalu mereka datang. Jumlah meraka
relatif sedikit. Kemudian mereka
diantar ke surga, sementara manusia
yang lain dipersilakan menuju ke
tempat perhitungan amal (hisab). Dari keterangan di atas, para ulama
menyimpulkan, diantara syarat shalat
Tahajjud ialah terbangun dari tidur
nyenyak. Terbangun itu sudah dalam
waktu Isyaa. Tahajjud dilakukan
sesudah menunaikan shalat Isyaa. Dengan demikian, mengantuk tidak
dapat dimasukkan kedalam tidur
yang menjadi syarat shalat Tahajjud.
Lebih jauh masalah ini dapat dikaji
dalam berbagai kitab Fiqh, antara lain,
Nihayatul Muhtaaj, karangan Ar- Ramaly, Juzu’ 2, hal. 131. –Pernah Abu Bakar berselisih dgn
Umar masalah shalat tahajud itu musti
tidur dulu atau tidak. Keduanya
kemudian menghadap kepada
Rasulullah dan menceritakan
masalahnya, yaitu bahwa Abu Bakar suka bertahajud tanpa tidur dulu,
sedangkan Umar tidur dulu.
Rasulullah hanya menjelaskan bahwa
Abu Bakar adalah orang yg hati2
(karena gak pengen tahajudnya
terlewat), sedangkan Umar yg tidur dulu itu adalah orang yg kuat.
Monday, 5 March 2012
"..BILA CINTA TAK SAMPAI.."
Allah menciptakan keselarasan dan keserasian antara satu pribadi dengan pribadi lain yang perangainya serupa. Ia pun menciptakan rasa ketertarikan antara siapa saja yang tabiatnya sesuai. Sedangkan tumbuhnya rasa cinta disebabkan oleh kekosongan hati akan cinta itu sendiri. Kekosongan cinta itulah yang membuka ruang-ruang untuk bersemayamnya sebuah cinta baru. Hati yang kosong akan cinta dan kasih kepada Allah, akan dihinggapi oleh rasa cinta dan kasih kepada selain-Nya. Sedangkan pupuk yang dapat menyuburkan pohon-pohon cinta adalah: anggapan baik terhadap pribadi yang dicintai dan keinginan kuat untuk mendapatkannya. Jika salah satu atau kedua unsur tersebut hilang, maka cinta itu tak akan bisa tumbuh sempurna. Penyebab Cinta Bertepuk Sebelah
Tangan Ada beberapa hal yang menyebabkan cinta tak datang dari kedua belah pihak atau bahkan hilangnya cinta yang pernah tumbuh di hati, antara lain: 1. Cacatnya cinta dari salah satu atau kedua belah pihak. Cinta yang cacat ini dapat disebabkan karena cinta sesaat, bukan cinta sejati. 2. Ada penghalang dari pihak yang mencintai sehingga cintanya tidak sampai pada sasaran. Penghalang ini dapat berupa faktor fisik, faktor karakter, cara hidup, perbuatan, sosok dan sejenisnya. 3. Ada penghalang pada diri yang dicintai yang membuat tak dapat membalas cinta dari orang yang mencintai. Mengobati Sakit Hati Jika penghalang-penghalang di atas tidak ada dan cinta uang tumbuh adalah cinta sejati, bukan cinta yang cacat, maka cinta akan datang dari kedua belah pihak. Sebaliknya, jika muncul salah satu atau ketiga macam penyebab tersebut di atas, maka cintanya tak akan bersambut. Untuk mengobati keadaan hati yang seperti itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Tahap pertama yaitu menghadirkan rasa putus asa akan dibalasnya cinta tersebut. Dengan rasa putus asa ini, maka hati akan nyaman dan tidak terus-menerus berambisi mendapat buruannya tersebut. Bila kondisi keputusasaan tersebut tidak mampu menahan gejolak hati, maka dapat ditanggulangi dengan menamnamkan kesadaran bahwa ketergantungan pada sesuatu yang tidak mungkin dicapai adalah sebuah kegilaan. Sikap-sikap pengharapan yang berlebihan ini hanya dilakukan oleh orang-orang gila. Bila hati terus bergejolak karena tidak memperoleh kekasih dengan cara yang disyariatkan dan sesuai dengan kemampuan, maka berusahalah berprasangkan baik kepada Allah dengan menempatkan diri sebagai orang yang berudzur. Munculkanlah kesan bahwa apa yang dicari sejatinya
tidak pernah ada atau mustahil didapat. Jika nafsu masih tetap tidak mau menerima keadaan ini, maka cobalah sekuat tenaga untuk meninggalkan angan-nagan tersebut karena dua hal:
Takut kepada Allah atau keyakinan bahwa hilangnya apa yang dicari adalah lebih baik, lebih berguna, dan lebih berfaidah, bahkan dapat menuntunnya menemukan cinta yang lebih besar dan lebih menggembirakan, cinta sejati. Bisa jadi dengan terus mengejar sasrannya itu hanya akan menjerumuskannya ke dalam dua musibah sekaligus: hilangnya sesuatu yang lebih besar dari kekasihnya tersebut dan terjadinya kesusahan yang lebih parah daripada hilangnya sang kekasih hati. Andaikata usaha-usaha di atas belum dapat mengusir cinta itu dari hati, maka cobalah berfikir tentang keburukan yang akan ditimbulkan dari tindakan yang menurutkan syahwat. Betapa banyak kemaslahatan yang akan hilang karenanya. Sebab, menuruti syahwat akan menghalangi seseorang menggunakan kecerdasannya. Kalau hati masih saja belum dapat disembuhkan, maka teruslah mengingat-ingat keburukan dari sang
kekasih hati dan segala hal yang dapat membuat benci sang kekasih hati. Alihkan dari sekadar pandangan luar (fisik) ke dalam perilaku buruknya. Menyeberanglah dari kecantikan lahiriah menuju kebusukan hati dan jiwanya. Bila tetap tidak tersembuhkan, maka pasrah dan berdoalah kepada Allah, memohon keselamatan kepada-Nya. Namun, hendaknya seseorang yang cintanya bertepuk sebelah tangan tidak mudah menyebut kekasihnya dan mencelanya di hadapan orang banyak. Jika itu dilakukan, maka ia telah berbuat zalim dan melampaui batas. Disarikan dari: Ibnu Qayyim Al- Jauziyah, Zadul Ma’ad: Bekal Perjalanan Akhirat, Jilid 5
Kelebihan org yg bnyk berdoa..
DARIPADA Anas bin Malik, katanya:
Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa
yang memohon syurga kepada Allah
sebanyak tiga kali, syurga berkata: Ya
Allah, masukkanlah dia ke dalam
syurga. Dan sesiapa yang meminta perlindungan daripada neraka
sebanyak tiga kali, neraka berkata: Ya
Allah, selamatkanlah dia daripada
neraka.” Hadis ini sungguh besar kedudukan
dan tahapnya, ia menunjukkan limpah
kurnia Allah yang besar dan rahmat-
Nya yang begitu luas. Orang yang memohon syurga dan
meminta perlindungan daripada
neraka ditetapkan syarat iaitu Islam
serta benar dalam menghadapkan diri
kepada Allah (at-tawajjuh). Demikianlah, bahawa kejayaan
dengan syurga dan keselamatan
daripada neraka adalah tujuan yang
hendak dicapai orang yang
mengerjakan solat, berzakat,
berpuasa, menunaikan haji, berzikir mengingati Allah dan berjihad. Untuk mencapai ke tahap itu mereka
terpaksa memejam pandangan,
memelihara kemaluan dan perutnya,
menjaga lidah serta menahan
tangannya daripada melakukan
perkara terlarang. Perkara ini berterusan menjadi adat kebiasaan
sehingga Allah mengampuni mereka. Daripada Abu Hurairah, katanya
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai
malaikat yang sentiasa berkeliaran di
jalan mencari ahli zikir, apabila mereka
mendapati satu kaum yang berzikir mengingati Allah mereka memanggil
temannya lalu mereka pun datang
mengelilingi orang yang berzikir
dengan membentangkan sayapnya
ke langit dunia. Lalu mereka ditanya
oleh Tuhannya, sedangkan Tuhan lebih mengetahui dari mereka: Apa
yang diucapkan hamba-Ku? Mereka
menjawab: Hamba-Mu menyucikan,
membesarkan, memuji dan
mengagungkan-Mu. Allah bertanya: Adakah mereka
melihat Ku? Malaikat menjawab: Tidak,
Demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak
melihat Mu. Allah bertanya: Bagaimana
jika mereka melihat Ku? Malaikat
menjawab: Jika mereka melihat Mu nescaya mereka lebih banyak
beribadah kepada Mu,
mengagungkan Mu, dan bertasbih
memuji Mu. Allah bertanya: Apakah yang mereka
minta kepada-Ku? Malaikat menjawab:
Mereka meminta syurga kepada Mu.
Allah bertanya: Adakah mereka telah
melihat syurga itu? Malaikat
menjawab: Tidak, Demi Allah wahai Tuhanku, mereka tidak pernah
melihatnya. Allah bertanya:
Bagaimana jika mereka melihat syurga
itu? Malaikat menjawab: Sekiranya
mereka melihatnya nescaya mereka
lebih tamak lagi terhadapnya, lebih kuat memintanya, dan keinginannya
lebih besar padanya. Allah bertanya: Dari apakah mereka
berlindung? Malaikat menjawab:
Mereka berlindung dari neraka. Allah
bertanya: Adakah mereka telah
melihat neraka itu? Malaikat
menjawab: Tidak, demi Allah mereka belum pernah melihatnya. Allah
bertanya: Bagaimana jika mereka
melihatnya? Malaikat menjawab:
Sekiranya mereka melihatnya nescaya
mereka pasti lebih menjauhkan diri
daripadanya, dan pasti lebih takut dengannya. Allah bertanya: Aku menyaksikan
kepada Kamu bahawa Aku telah
mengampuni mereka. Ada malaikat
berkata: Di kalangan mereka ada si
fulan yang bukan dari golongan
mereka, namun kedatangannya untuk sesuatu hajat keperluan. Allah
berfirman: Mereka adalah kaum yang
tidak celaka sesiapa yang duduk
dalam majlisnya.” Mengapa kita tidak memohon syurga
kepada Allah, sedangkan Ibnu Abbas
meriwayatkan daripada Nabi SAW
sabdanya: “Allah menciptakan syurga
dan menjuntaikan padanya buah-
buahannya, dan mengalirkan padanya sungai-sungainya, kemudian
memandang kepadanya lalu
berfirman: Bercakaplah, lalu diapun
berkata: Sungguh berjaya orang yang
beriman. Lalu Allah berfirman: Demi
keagungan Ku, engkau tidak akan dimasuki orang yang bakhil kedekut.” Mengapa kita tidak meminta kepada
Allah supaya dimasukkan ke dalam
syurga, sedangkan Rasulullah SAW
pernah ditanya mengenainya, lalu
baginda bersabda: “Sesiapa yang
masuk syurga akan hidup di dalamnya tidak akan mati,
dikurniakan nikmat padanya tidak
pernah terputus, tidak lusuh
pakaiannya dan tidak hilang
keremajaannya
Subscribe to:
Posts (Atom)