“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Sunday, 11 March 2012
Seruan imam mahdi
“Hai kaum kami dengarkanlah
orang yang menyeru kepada
Allah dan percayalah kepadanya
niscaya Allah mengampuni kamu
akan dosa-dosamu dan
menyelamatkan kamu dari siksaan yang pedih”. (Al Ahqaf,
ayat 31) Ayat tersebut di atas Allah telah
mengatakan agar kamu sekalian
manusia (kaum); tidak perduli
kamu dari golongan apapun,
apakah itu Hindu, Budha, Nasrani
atau yang lain bahkan Islam itu sendiri, juga apakah itu orang
Thariqat, hakikat, syariat, atau
ma’rifat dsb. Allah memerintahkan
kamu agar mengikuti Orang yang
menyeru kepada Allah dan
percayalah (beriman) kepadanya. Artinya orang itu hanya semata-
mata mengajak kamu kepada
Allah bukan mengajak kamu
kepada yang lain, apakah itu ilmu
ataupun amal yang selama ini
kamu jalani. Lebih jelasnya buat kamu sekalian, bahwa Orang Itu
sebenarnya mengemban tugas
dari Allah untuk menyatukan umat dan untuk
membesarkan Allah semata-mata.
Dan percayalah (beriman)
kepadanya sebab dialah Orang
yang menjelaskan ayat-ayat
Tuhan kepadamu, dan seorang Khalifah dimuka bumi untuk
diikuti dan menjadi petunjuk dan
pedoman bagi kamu selaku
manusia Artinya : “Apakah kamu (tidak percaya)
dan heran bahwa datang kepada
kamu peringatan dari Tuhanmu
dengan perantaraan seorang
laki-laki dari golonganmu agar
dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan
kamu bertaqwa dan supaya
kamu mendapat rahmat”. (Al
A’raaf ; 63) Dan tentang kedatangannya
kamu tidak usah heran atau
bingung apalagi meragukannya,
melainkan kamu dituntut ikut
kepadanya, Orang Itu merupakan kabar
gembira bagi orang yang percaya
(beriman), sekaligus peringatan
bagi orang yang ingkar (kafir),
untuk apa dibuatkan demikian!.
Supaya dia memberi pringatan kepada kamu sekalian manusia
sekarang ini, seperti dahulupun
telah pula ada orang yang
memberi peringatan seperti ini
agar kamu benar-benar bertakwa
dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Jangan lagi kamu katakan
sekarang ini, apabila Orang Itu
membacakan Kalam-kalam Qadim
(Al Qur`an), kamu mengatakan
“ini dulu, sekarang mana ada lagi
seperti ini”, Sebab : Artinya : “Ketika dibacakan kepadanya
ayat-ayat kami mereka berkata ini
hanya dongengan orang-orang
dahulu kala” (Al Qalam; 15) Kenyataan kamu memang
demikian sering kali mengatakan
apa yang ada di AlQur’an itu
hanya untuk orang dahulu, jika
begitulah hal keadaannya kamu
berikan saja Kitab ini kepada orang dulu, padahal sebenarnya
“Alqur’an itu tidak ada keraguan
padanya petunjuk bagi mereka
yang bertakwa”. Yang lebih
hebatnya lagi sekarang ada
segelintir orang yang pandai dalam berbahasa arab mereka
bahkan sanggup menjual ayat-
ayat Al Qur’an dengan harga yang
sedikit, Kami sangat menegaskan kepada
saudara-saudara, tuan-tuan, dan
umat manusia yang lain, untuk
berpikir dan menggunakan
akalnya dan lihatlah apakah
dirimu itu yang tergolong orang- orang yang mendustakan ayat-
ayatnya serta menolak dan
mengingkari kedatangan Orang
Itu. Jika demikian bersegeralah kamu
kepada taubat dengan sebenar-
benar taubat bagaimanakah itu ?
datangi Orang Itu. Rasullullah
SAW bersabda : “setelah Aku ini
ikutilah ulama karena ulama itu adalah pewaris para nabi”. Kamu
memang dituntut untuk percaya
tidak sebatas kepada rasul saja
namun kepada penerusnya
apakah itu Ulama , Khalifah, Imam,
Syeikh, Saksi, yang mereka itu semua adalah pemimpin umat,
yang kedatangan mereka harus
kau ikuti bukan malah
sebaliknya, menentangnya. Dan memang banyak dalam
riwayat dikisahkan kedatangan
orang-orang itu, manusia dimuka
bumi atau kamu senantiasa
menolaknya, Syeikh Abdurrauf
Singkli (Syeikh Kuala ) Aceh diusir dari kampungnya, Imam Ghozali
difitnah bahkan dimusuhi, Imam
Syafii dicambuki oleh Sultan
hanya untuk mengatakan Al
Qur’an ini Qadim (sedia) Syeikh
Besilam juga demikian difitnah memakan harta murid-muridnya,
dan sekarang telah datang
dikotamu penerusnya yang
membacakan ayat-ayat Al Qur’an
kepadamu dengan nyata, namun
kamu lempari rumahnya dengan batu bahkan kamu musuhi dan
mengatakan itu ajaran sesat.
Apakah kamu yang benar itu ? Jika kamu benar ajaklah manusia
kepada Allah jika kau sanggup,
kamipun akat ikut kepadamu jika
kau benar!.. karena kita tidak
buat umat berpecah belah namun
agar jadi satu dan bertasbih kepada Allah serta membesarkan
agamanya dan menguatkannya,
tapi kalau tidak bisa mengapa
kamu harus menyombongkan
diri. Itu menandakan bukan
kamu orang yang dimaksud itu!… mengerti. Ketika mereka (Imam, Syekh,
Ulama) itu wafat kamu selalu
memujinya, padahal sebagian
kamu bukan pengikutnya ketika
itu, bisa jadi penentangnya, yang
lebih tololnya lagi kuburannya pun kamu sembah (Syeikh
Abdurrauf Singkli) bahkan ada
yang Memberikan uang (duit)
(syeikh Besilam). Entah apa yang
ada didalam otak manusia ini
dikiranya hal yang demikian akan membawakan berkah dan rahmat
baginya, padahal ayat tersebut
diatas sudah jelas ketika ia
hiduplah kamu ikut kepadanya
(percaya) maka kamu dapat
rahmat, kalau sudah wafat apanya yang sama kamu?,
ikutilah penerusnya. Dan
sekarang telah ada orang yang
menyeru kepada Allah apakah
kamu tetap pada pendirian
kamu ?.. jika demikian tunggulah janji Allah terhadap orang-orang
yang menolak kedatangan Orang
Itu. Dan Allah SWT berfirman: “Apakah kamu mengira bahwa
kamu akan masuk surga padahal
Allah belum membuktikan siapa-
siapa orang yang berjihad
diantara kamu dan siapa yang
sabar” (Ali Imran ; 142) ayat tersebut diatas Allah sangat
menekankan dan sangat
mempertegas tentang hal siapa
orang-orang yang berhak masuk
surga. Jika belum nampak bagi
Allah bahwa kamu berjuang untuk-Nya, maka jangan kamu
katakan kamu masuk surga.
Terkadang dan kebanyakan dari
manusia ini selalu mangatakan
hal demikian, bahkan ada yang
mengatakan “kami tidak akan disentuh api neraka melainkan
hanya sebentar saja!…., Kapan
kamu mendapat janji dari Allah
bahwa kamu tidak akan masuk
neraka sehingga Allah tidak
memungkiri janjinya “(Al Baqarah, 80) Bagaimanakah berjanji kepada
Allah ? , sangat mudah sekali,
kamu datangi saja Utusannya
(Rasul), atau penerusnya
(Pemimpin) yang dari kamu itu,
nah dia itulah yang akan mengambil janji kepadamu
sehingga kamu sudah berjanji
kepada Allah. Itulah yang dinamakan kamu
mengambil janji dari sisi Allah atau
Tali Allah atau Waliullah, maksud
dari sisi Allah atau Tali Allah itu
bukan seperti yang ada dalam
otak kamu, jangan berpikir nanti tali Allah itu terjulur dari langit
kebumi, bukan…bukan itu.
Namun tali Allah itu maksudnya
adalah penerus-penerus risalah
ketuhanan baik itu dari Adam As
sampai kepada Muhammad SAW anak ‘abdullah dan Dari
Muhammad SAW anak ‘abdullah
sampai kepada para ulama dan
Pemimpin-pemimpin umat
seterusnya. Jadi demikian yang dapat kami
sampaikan, sebagai kesimpulan
jika kamu menolak bahkan
menentang kedatangan orang itu
atau penerus itu maka sungguh
Allah menetapkan Azab yang pedih, dan kami mengkhabarkan
hal demikian untuk menyatakan
kepada tuan-tuan dan saudara-
saudara sekalian bahwa
pemimpin dan orang itu telah
datang dikota ini yang menjelaskan dan membacakan
ayat-ayat Tuhan itu dengan nyata
kepada kamu sekalian. Dan kami juga menyimpulkan
ambillah janji dari sisi Allah, agar
apapun yang kamu katakan
memang tidak dusta lagi, jika
tidak, Allah sendiri akan
mengazabmu dan jangan pernah lagi mengatakan bahwa kamu
akan masuk surga padahal kamu
tidak pernah berjihad. Bahkan
kamu lebih mencintai harta
benda, istri-istrimu, anak-
anakmu, bapak-bapakmu, nenek-nenek moyangmu
daripada Allah. Maka nyatalah
bagi kami bahwa kamu adalah
pembohong yang besar. Jika Kamu Mencintai Allah Dan
Rasulnya Maka Ikutilah Aku Sekarang kami membuka pintu
untuk berdiskusi, musyawarah
ataupun pertemuan wadah
lainnya baik itu diundang atau
mengundang. Yang tujuannya
agar umat ini bersatu, dan mempunyai pemimpin (Ulama,
imam, Khalifah, dsb). Tidak
beribadah sendiri –sindiri atau
menganggarkan ilmunya masing-
masing dan menyatakan mereka
paling benar. Sungguh hal demikian adalah membuat
kerusakan dimuka bumi. Seruan kami ini untuk semua
kalangan apakah itu muda
maupun tua, kaya atau miskin,
pintar atau bodoh, bahkan untuk
orang yang berilmu juga alim.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment