“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Tuesday, 17 January 2012
Berikan Banyak Pujian dan Anak Akan Jadi Hebat
Perilaku orangtua dalam mendidik
sejak dini ternyata berkorelasi
langsung dengan sikap, pribadi buah
hati di masa mendatang. Jika salah
melakukan pengasuhan, yang terjadi
justru anak mempunyai sifat atau sikap negatif. Lalu bagaimana
mendidik anak yang tepat sehingga
menjadi anak hebat (incredible). Tak ada sekolah khusus untuk
menjadi orangtua. Tetapi, orangtua
tetap perlu belajar menerapkan pola
pengasuhan yang positif pada anak
agar dapat membentuk karakter
positif anak di masa depan. Hanny Muchtar Darta dari EI Parenting
Consultant saat talkshow "Pentingnya
Kecukupan Asupan Vitamin & Mineral
Agar Anak Incredible" yang digelar
oleh Scott's Multivitamin di Cilandak
Town Square, Jakarta Selatan, mengungkap beberapa tips ataupun
trik yang bisa menjadi rujukan: 1. Berkomunikasilah secara positif
Orangtua harus mempunyai persepsi
bahwa anak itu unik dan mempunyai
perbedaan dibandingkan anak yang
lainnya. Jadi orangtua harus
mempunyai kemampuan untuk membangun bakat yang dimiliki
dengan cara yang positif. Kalau ibu
ingin anaknya belajar bukan
bilangnya "Jangan malas-malas". Tapi
akan lebih baik jika mengatakan "Ayo
dong semangat belajar". 2. Hindari membandingkan dengan
adik, kakaknya atau dengan anak
lain.
Jangan membandingkan dengan
yang lain, tapi bandingkan dengan
kemajuan yang diperoleh buah hati. Jangan mengatakan "Kakak kamu
lebih hebat atau kakak kamu lebih
rajin belajarnya, jadi kamu harus
seperti dia dong. Harusnya "Loh kamu
kemarin nilai Matematika dan Bahasa
Inggris nilai kurang, seharusnya nanti harus lebih baik". 3. Dorong anak untuk ikut kompetisi.
Anak yang berusia 5-8 tahun lagi
senang-senangnya berkompetisi
karena dari segi kognotifnya lagi
senang-senangnya untuk
menunjukkan kebisaannya dan kemampuan yang dimilikinya. Tapi
kalau sudah 12 tahun keinginan
untuk berkompetisi turun. Jadi kalau
ingin membentuk anak yang hebat,
ajaklah berkompetisi sejak kecil. 4. Hindari memotong pembicaraan.
Seringkali dilakukan orangtua yang
tidak sabar mendengarkan dan
selalalu menyalahkan. Yang harus
dilakukan adalah mendengarkan
terlebih dahulu dengan penuh perhatian. Anak juga ingin dihargai
pendapatnya. Jika ini dilakukan bisa
melatih anak berani mengemukakan
pendapat, atau gagasan yang
dimilikinya. 5. Fokus pada tujuan
Terkadang orangtua asal
memerintahkan. Misalnya,
mengatakan jangan lupa baju
olahragamu dibawa pulang atau
mengatakan jangan malu bertanya nanti sesat di jalan. Lebih baik
mengatakan, "Kalau berani bertanya,
itu tanda anak cerdas,". Jadi bicaranya
lebih positif sehingga membuat anak
menjadi terinspirasi. 6. Memberikan banyak pujian,
tentunya di tempat dan waktu yang
tepat
Terlalu banyak waktu Anda yang
terbuang jika hanya mengkritik sikap
buruk buah hati. Sebaliknya, Anda jadi kekurangan waktu untuk
memberinya pujian atas sikap
positifnya. Ada kalanya, sesekali Anda
perlu mengucapkan, "Mama senang,
lho, lihat kamu membereskan mainan
dan menyimpannya di tempat semula." 7. Berikan pelukan, belaian, dan
ciuman
Biasakan memeluk buah hati hingga
12 kali sehari. Tujuannya supaya ia
merasakan adanya kedekatan,
kehangatan sehingga mampu membangun ikatan emosional yang
baik disamping anak akan merasa
diterima dan didukung oleh
orangtuanya. 8. Membangun aturan sederhana.
Melatih kedisiplinan bisa dilakukan
dengan membangun rutinitas
misalnya: jam makan, jam tidur, makan
pada tempat yang benar, dan lain
sebagainya. Ini akan melatih anak hidup secara disiplin. Meski demikian,
sebagai orangtua harus memberikan
contoh melakukan kedisiplinan.
Jangan terus dilanggar. 9. Hindari untuk bicara dengan anak
ketika sedang mengalami emosi
negatif
Belajarlah untuk memaklumi hal-hal
yang bisa memicu anak kesal dan
jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman ini dialami anak-anak saat dia
sedang kelelahan, saat Anda terlalu
menuntutnya berbuat lebih, saat dia
lapar, dan saat dia sakit. Minimalisasi
kondisi-kondisi yang membuatnya
tidak nyaman ini untuk mengurangi kejengkelan pada anak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment