“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Tuesday, 17 January 2012
Pak, Bu, Jangan Katakan Hal Ini Pada Anak Anda
Memiliki dan
membesarkan sang buah hati punya
seni tersendiri. Apalagi, kata para
pemerhati anak, tidak ada sekolah
khusus untuk menjadi orang tua. Tak
jarang, kita terlalu yakin mampu membesarkan buah hati dengan cara
sendiri. Ternyata, tidak semudah itu.
Berawal dari komunikasi sehari-hari,
perkembangan anak pun bisa saja
terganggu. Nah, bapak dan ibu, ada
kata-kata yang sebaiknya tidak Anda lontarkan untuk buah hati tercinta.
Apa itu? ''Pergi sana! Bapak Mau Sendiri!'' Ketika Anda kerap melontarkan
kata-kata ini pada anak, Suzette
Haden Elgin, pendiri Ozark Center,
mengatakan anak-anak akan
berpikir tidak ada gunanya berbicara
dengan orang tuanya karena mereka selalu diusir. ''Jika Anda terbiasa
mengatakan hal-hal itu pada anak-
anak sejak mereka kecil, biasanya
mereka akan mengatakan hal serupa
ketika dewasa.'' ''Kamu Itu...'' Pelabelan pada anak adalah cara
pintas untuk mengubah anak-anak.
Jika seorang ibu mengatakan, ''Anak
saya memang pemalu'', maka anak
akan menelan begitu saja label itu
tanpa bertanya apa pun. Apalagi, bila kita memberikan label buruk pada
anak-anak, itulah yang akan melekat
dalam benak mereka. Seumur hidup.
''Jangan Nangis'' Atau, kata-kata serupa seperti,
''Jangan cengeng'' atau ''Nangis
melulu''. Padahal, untuk anak-anak
yang belum dapat mengekspresikan
emosi lewat kata-kata, mereka hanya
dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Adalah wajar, bila anak-
anak merasa sedih atau ketakutan.
''Sebenarnya, wajar saja bila ortu ingin
melindungi anak mereka dari
perasaan-perasaan itu. Tapi, dengan
mengatakan ''jangan'' tidak berarti anak-anak akan lebih baik. ''Ini juga
akan memberikan kesan bahwa
emosi mereka tidak benar, bahwa
tidak baik untuk merasa takut atau
sedih,'' ujar Debbie Glasser, direktur
Family Support Services. Lebih baik, katakan pada anak bahwa
Anda memahami perasaan sedih yang
dia alami. ''Ibu paham kamu takut
dengan ombak. Ibu janji tidak akan
melepaskan tanganmu lagi, Nak...'' ''Kenapa kamu tidak bisa seperti
saudaramu?'' ''Lihat tuh, Doni rapi banget
mengancing bajunya. Kok kamu tidak
bisa?''
Para pakar menilai wajar orang tua
membandingkan anak-anaknya. Ini
akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun,
tolong, jangan katakan ini di depan
anak-anak. Ini karena tiap anak
adalah individu yang berbeda. Mereka
punya kepribadian tersendiri.
Membandingkan anak dengan orang lain berarti Anda menginginkan anak
Anda menjadi orang yang berbeda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment