Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday 21 April 2011

aku ingin seperti kak naja

" Aku ingin seperti Kak Naja dech! "
celetuk Kia lugas. " Maksudnya? "
" Iya! Kak Naja kan baik, kalem dan
yang paling penting kakak itu putih
dan cantik. " jawab Kia ringan. Terus terang jawaban Kia itu
membuat hidungku kembang
kempis ke GR-an, tak ayal seulas
senyum tipis terlukis di wajahku. " Wooo, GR dech! " teriak Kia
melihat senyumanku seraya
melemparkan bantal ke arahku. " Tapi, serius dech kak! Kenapa ya,
aku nggak secantik Kakak. Kulitku
juga nggak putih kayak Kakak.
Apalagi jerawatku ini, kalau sehari
aja nggak mampir di wajahku, itu
pasti suatu keajaiban. ih sebel! " Aku tersenyum mendengar kata-
kata Kia, lalu kutatap matanya
lurus-lurus. " Kia nggak harus seperti Kakak
lagi! Memang sih kamu nggak
seputih dan sekalem Kakak. Tapi
kamu itu ceria banget dan selalu
tersenyum. Ditambah warna kulitmu
yang agak gelap, kamu kelihatan sangat manis kok. Coba kamu lihat
keluarga kita, teman-teman dan
orang-orang yang kenal sama
kamu. Mereka pada betah tuh
didekat kamu, karena kalau ada
kamu pasti suasana jadi ramai. Kalau soal jerawatmu, Kakak nggak
ngerti juga ya, mungkin tuh jerawat
juga suka kali sama kamu dan
nggak mau pisah dengan wajahmu
yang sangat manis itu. hehe.” ”Kamu itu nggak kenapa-kenapa kok, yang membuatmu merasa
seperti ada apa-apanya, karena
kamu selalu bertanya, Mengapa aku
yang seperti ini? " " Gitu ya, Kak. kok bisa? " " Ya bisa! Semakin kamu bertanya,
Mengapa ini terjadi padaku, dunia
akan semakin menunjukkan
ketidakadilannya. Coba dech kamu
belajar melihat semua dari berbagai
sisi, agar hidup bisa selalu disyukuri. " " Okay, Kak! Tapi, sekali-kali boleh
kan bertanya, Mengapa ini terjadi
padaku? "
" Boleh, kenapa tidak! hehe.. " *** Sahabat, saat sesuatu yang tidak
menyenangkan terjadi pada kita,
mungkin kita mengatakan;
mengapa ini terjadi padaku? Ketika
kegagalan menimpa kita, kita sering
mengungkapkan; mengapa kegagalan ini menimpaku? Saat
sakit terasa berkepanjangan, kita
barangkali berpikir; mengapa aku
yang menderita? Namun, Sahabat, kita barangkali
hampir tidak ingat, saat meraih
sukses, menggapai karir yang
diimpikan, menduduki jabatan
penting, sembuh dari penyakit
kronis bahkan selamat dari kecelakaan maut dan sesuatu yang
menyenangkan lainnya, hampir-
hampir takkan pernah
merenungkan bahwa mengapa
semua itu terjadi pada kita?
Mengapa kita yang sukses, bukan dia atau mereka? ” Ada jutaan orang berlatih
sepakbola di dunia ini, tapi hanya
ratusan ribu yang layak bermain di
kompetisi klub. Dari ratusan ribu itu,
hanya ribuan yang bisa
memperkuat tim nasional (timnas) negaranya. Dari ribuan pemain
timnas sepakbola, hanya ratusan
yang bisa bermain di Piala Dunia
dan hanya puluhan yang berhak
main di Grand Final. Sahabat, dengan usaha yang sama,
waktu yang sama, lingkungan yang
relatif sama, DIA telah memilih
orang sesuai kehendak-Nya untuk
menjalani ujian berupa kesenangan
dan kesulitan. DIA akan memberi kebaikan dari setiap ujian, baik itu
ujian kesenangan maupun
kesulitan. Kita telah memiliki takdir masing-
masing sesuai pilihan-Nya. Maka,
sebaiknya kita tidak perlu
memikirkan terlalu dalam ”mengapa ini terjadi pada saya” tapi merenunglah
”Apakah saya bisa meraih kebaikan dengan ujian yang diberikan oleh-
Nya?.” ”Apakah saya sanggup memikul ujian kesenangan seperti mereka?” ”Apakah saya sanggup bertahan saat kesulitan mendera?” Sahabat, dunia akan terasa indah
dengan mensyukuri apapun yang
terjadi pada kita. Dunia akan terasa
nyaman kita jalani dengan selalu
berprasangka baik pada-Nya. Yang
Maha Kasih dan Maha Sayang tak mungkin berbuat tak adil pada
hamba-Nya yang senantiasa
bersyukur.

No comments: