Nonton iklan bentar ya...!!!

Saturday 23 April 2011

ilmu tauhid ..l

Tauhid (Arab :ﺪﻴﺣﻮﺗ), adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni
tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan
menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang
muslim. Kedudukan tauhid dalam Islam Seorang muslim meyakini bahwa
tauhid adalah dasar Islam yang paling
agung dan hakikat Islam yang paling
besar, dan merupakan salah satu
syarat merupakan syarat diterimanya
amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan rasulullah. Dalil Al-Qur'an tentang keutamaan
& keagungan tauhid Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa
berfirman: "Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan):
Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut itu" (QS An Nahl: 36) "Padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan Yang Maha Esa;
tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha Suci Allah
dari apa yang mereka
persekutukan" (QS At Taubah: 31) "Maka sembahlah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik)" (QS
Az Zumar: 2-3) "Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta`atan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama dengan
lurus" (QS Al Bayinah: 5) Perkataan ulama tentang tauhid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Orang
yang mau mentadabburi keadaan
alam akan mendapati bahwa sumber
kebaikan di muka bumi ini adalah
bertauhid dan beribadah kepada
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa serta taat kepada Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam. Sebaliknya semua
kejelekan di muka bumi ini; fitnah,
musibah, paceklik, dikuasai musuh
dan lain-lain penyebabnya adalah
menyelisihi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan berdakwah
(mengajak) kepada selain Allah
Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Orang yang
mentadabburi hal ini dengan sebenar-
benarnya akan mendapati kenyataan
seperti ini baik dalam dirinya maupun di luar dirinya" (Majmu' Fatawa 15/25) Karena kenyataannya demikian dan
pengaruhnya-pengaruhnya yang
terpuji ini, maka syetan adalah
makhluk yang paling cepat (dalam
usahanya) untuk menghancurkan
dan merusaknya. Senantiasa bekerja untuk melemahkan dan
membahayakan tauhid itu. Syetan
lakukan hal ini siang malam dengan
berbagai cara yang diharapkan
membuahkan hasil. Jika syetan tidak berhasil
(menjerumuskan ke dalam) syirik
akbar, syetan tidak akan putus asa
untuk menjerumuskan ke dalam syirik
dalam berbagai kehendak dan lafadz
(yang diucapkan manusia). Jika masih juga tidak berhasil maka ia akan
menjerumuskan ke dalam berbagai
bid'ah dan khurafat. (Al Istighatsah,
karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
hal 293, lihat Muqaddimah Fathul
Majiid tahqiq DR Walid bin Abdurrahman bin Muhammad Ali
Furayaan, hal 4) Pembagian tauhid Rububiyah Beriman bahwa hanya Allah satu-
satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan,
mengatur, memelihara, memberi
rezeki, memberikan manfaat, menolak
mudharat serta menjaga seluruh Alam
Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62 :"Allah menciptakan segala sesuatu
dan Dia memelihara segala sesuatu".
Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh
manusia, tidak ada seorang pun yang
mengingkarinya. Orang-orang yang
mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka
menampakkan keingkarannya hanya
karena kesombongan mereka.
Padahal, jauh di dalam lubuk hati
mereka, mereka mengakui bahwa
tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan
mengaturnya. Mereka hanyalah
membohongi kata hati mereka sendiri.
Hal ini sebagaimana firman Allah
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang
menciptakan? Ataukah mereka telah
menciptakan langit dan bumi itu?
sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan). “ (Ath- Thur: 35-36) Namun pengakuan seseorang
terhadap Tauhid Rububiyah ini
tidaklah menjadikan seseorang
beragama Islam karena
sesungguhnya orang-orang
musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini
jenis tauhid ini. Sebagaimana firman
Allah, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang
memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah. ’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada
kekuasaan atas segala sesuatu
sedang Dia melindungi, tetapi tidak
ada yang dapat dilindungi dari -Nya,
jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah. ’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89). Uluhiyah/Ibadah Beriman bahwa hanya Allah semata
yang berhak disembah, tidak ada
sekutu bagiNya. "Allah menyatakan
bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga
menyatakan demikian). Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia yang Mahaperkasa lagi Maha
Bijaksana" (Al Imran: 18). Beriman
terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap
rububiyahNya. Mengesakan Allah
dalam segala macam ibadah yang kita
lakukan. Seperti salat, doa, nadzar,
menyembelih, tawakkal, taubat,
harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita
harus memaksudkan tujuan dari
kesemua ibadah itu hanya kepada
Allah semata. Tauhid inilah yang
merupakan inti dakwah para rosul
dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini
sebagaimana yang difirmankan Allah
mengenai perkataan mereka itu
“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu
Sesembahan Yang Satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu
hal yang sangat
mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy
mengingkari jika tujuan dari berbagai
macam ibadah hanya ditujukan untuk
Allah semata. Oleh karena
pengingkaran inilah maka mereka
dikafirkan oleh Allah dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa
Allah adalah satu-satunya Pencipta
alam semesta. Asma wa Sifat Beriman bahwa Allah memiliki nama
dan sifat baik (asma'ul husna) yang
sesuai dengan keagunganNya. Umat
Islam mengenal 99 asma'ul husna
yang merupakan nama sekaligus sifat
Allah. Tidak ada tauhid mulkiyah Tauhid itu ada tiga macam, seperti
yang tersebut di atas dan tidak ada
istilah Tauhid Mulkiyah ataupun
Tauhid Hakimiyah karena istilah ini
adalah istilah yang baru. Apabila yang
dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla,
maka hal ini sudah masuk ke dalam
kandungan Tauhid Rububiyah.
Apabila yang dikehendaki dengan hal
ini adalah pelaksanaan hukum Allah
di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah,
karena hukum itu milik Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan tidak boleh
kita beribadah melainkan hanya
kepada Allah semata. Lihatlah firman
Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al- Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas] [Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus
Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin
Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka
At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001,
Cetakan Pertama Jumadil Akhir
1425H/Agustus 2004M]

No comments: