Nonton iklan bentar ya...!!!

Thursday 21 April 2011

Melawan benci dengan memaafkn...

Langit ditaburi bintang-bintang
yang gemerlapan dan bulan yang
muncul malu-malu dari
peraduannya menambah
syahdunya malam ini. Tifa termangu
dimuka jendela kamarnya, tiupan angin sepoi-sepoi menyapu
wajahnya. Sesekali gadis itu
menghela nafas, sementara
tatapannya menerawang jauh. Malam yang telah larut serasa lebih
senyap dan panjang dari biasanya,
dan perasaan yang berkecamuk di
hatinya membuat semuanya
menjadi lengkap. Masih terngiang
kata-kata lembut ibunya tadi siang. " Belajar, Fa. Sesalmu tak akan ada
arti lagi nanti, semua akan percuma
kalau sudah kejadian. " " Fa nggak bisa, Bu." " Bukan tidak bisa, tapi belum bisa.
Makanya belajar, pelan-pelan saja.
Ibu yakin seiring waktu kamu pasti
bisa! " " Fa nggak yakin, Bu. Fa benci.
Karena dia lebih memilih
kebahagiaannya sendiri, dia nggak
peduli dengan perasaan kita. Dan
kini, setelah sekian lama, bahkan
saat Fa nyaris bisa melupakan sosoknya, dia tiba-tiba muncul dan
dengan mudahnya mengatakan
rindu pada Fa, dan meminta maaf
atas semua yang di namakannya
khilaf. " " Ibu tahu ini sangat tidak mudah
buat kamu, tapi... membenci orang
yang kita cintai tidak akan
menolong perasaanmu, Nak.
Karena sebenarnya kita tetap dan
akan terus mencintainya. " ucap ibu lembut. ”Maafkanlah, Nak, Kesalahannya. Terimalah sebagai
ketidaksempurnaan manusia.
Ikhlaskanlah semua, biar badai itu
reda. Oya, ini alamatnya. " Tifa terdiam. ”Mengapa aku merasa diriku yang egois sekarang,
benarkah?” Bisiknya dalam hati. DIa bangkit dari sisi jendela bersiap
untuk tidur, di atas meja masih
tergeletak alamat Rumah Sakit yang
diberikan ibunya tadi. " Tunggu aku, Ayah. Aku juga
sangat merindukanmu. " bisik Tifa
lirih. *** Sahabat, memaafkan itu sesuatu
yang sangat mudah diucapkan,
tetapi terkadang sangat sukar
untuk dilaksanakan. Memberi maaf
bukan hanya bisa meredakan
ketegangan dan mengembalikan senyuman untuk orang yang
menadahkan maaf, tetapi bagi kita
yang berkenan membuka pintu
maaf, memberi maaf itu
menyenangkan, menenangkan,
melapangkan jiwa dan membuat diri kita mempesona. Apalagi
memberikan maaf untuk orang-
orang yang kita cintai. Karena cinta
itu memberi, lihatlah cinta tulus
kedua orang tua kita, dia seperti
kandungan energi yang terus mengalir ke dalam diri kita, tanpa
pernah keduanya berusaha
mengambil kembali pemberiannya. Sahabat, siapapun di dunia ini pasti
pernah melakukan kesalahan,
karena salah dan khilaf adalah sifat
alami manusia. Seseorang yang
pernah berbuat salah tidak lantas
menjadikan semua sisi hidupnya buruk kemudian kita perlu
membencinya. Apalagi yang kita
benci adalah orang yang harusnya
kita cintai, tentu saja itu berlawanan
dengan fitrah jiwa kita yang
menginginkan rasa damai. Sebenci apapun perasaan kita pada orang
yang telah mengalirkan cinta tanpa
henti, kita tidak akan sanggup
melawan kekuatan cinta mereka.
Sungguh tidak mudah memelihara
dua perasaan yang bertentangan, cinta dan benci, di dalam satu jiwa. Sahabat, perlu energi yang sangat
besar untuk memelihara kebencian
dalam diri kita. Kebencian akan
mengungkung hidup kita. Bahkan
kebencian yang terpendam bisa
mendatangkan penyakit-penyakit fisik seperti kanker dalam hidup
kita. Sedangkan memaafkan dapat
merubah masa lalu menuju harapan
masa depanmu yang lebih cerah.

No comments: