Nonton iklan bentar ya...!!!

Friday 29 July 2011

HIKMAH DAN KEUTAMAAN WUDHU'

Para pembaca yang mulia, wudhu’
merupakan suatu amalan yang kerap
kali kita lakukan. Tata caranya cukup
ringkas dan praktis. Namun
mengandung keutamaan yang besar.
Sehingga tidak boleh kita memandangnya dengan sebelah
mata. Karena seluruh syari’at yang
dibawa oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam terkandung padanya
hikmah dan manfa’at. Allah
subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya Allah tidak akan
menganiaya (siapa pun) walau
menzhalimi sekecil dzarrah (sekecil
apapun), dan jika ada kebajikan
walau sebesar dzarrah, niscaya Allah
akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar.” (An
Nisaa’: 40) Seperti halnya dengan wudhu’, meski
amalan ini terkesan ringan dan
ringkas, tetapi memiliki keutamaan
yang besar tiada tara. Sebagaimana
yang Allah subhanahu wata’ala
janjikan pada ayat diatas. Berikut ini kami sebutkan beberapa keutamaan
wudhu’, diantaranya: 1. Pembersih dari Noda-Noda Dosa
dan Penambah Amal Kebajikan Perlu kita sadari, bahwa manusia itu
bukanlah makhluk yang sempurna,
bahkan Allah subhanahu wata’ala
sebagai Sang Khaliq (Pencipta)
mensifati manusia dengan sifat yang
sering lalai dan bodoh, sehingga sering terjatuh dalam perbuatan dosa
dan kezhaliman. Sebagaimana firman
Allah subhanahu wata’ala (artinya): “Sesungguhnya manusia itu amat
aniaya (zhalim) dan amat bodoh.” (Al
Ahzab: 72) Ditegaskan pula dalam hadits
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam,
dari sahabat Anas bin Malik: َﻥﻮُﺑﺍَّﻮَّﺘﻟﺍ َﻦﻴِﺋﺎَّﻄَﺨْﻟﺍ ُﺮْﻴَﺧَﻭ ٌﺀﺎَّﻄَﺧ َﻡَﺩﺁ ِﻦْﺑﺍ ُّﻞُﻛ “Setiap anak cucu Adam pasti selalu
melakukan kesalahan. Dan sebaik-
baik mereka yang melakukan
kesalahan adalah yang selalu
bertaubat kepada-Nya.” (HR Ahmad,
Ibnu Majah, dan Ad Darimi) Akan tetapi, dengan rahmat Allah
subhanahu wata’ala yang amat luas,
Allah subhanahu wata’ala
memberikan solusi yang mudah
untuk membersihkan diri dari noda-
noda dosa diantaranya dengan wudhu’. Hingga ketika seseorang
selesai dari wudhu’ maka ia akan
bersih dari noda-noda dosa tersebut. Dari shahabat Abu Hurairah,
bahwasanya Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang muslim atau
mukmin berwudhu’ kemudian
mencuci wajahnya, maka akan keluar
dari wajahnya tersebut setiap dosa
pandangan yang dilakukan kedua
matanya bersama air wudhu’ atau bersama akhir tetesan air wudhu’.
Apabila ia mencuci kedua tangannya,
maka akan keluar setiap dosa yang
dilakukan kedua tangannya tersebut
bersama air wudhu’ atau bersama
akhir tetesan air wudhu’. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan
keluar setiap dosa yang disebabkan
langkah kedua kakinya bersama air
wudhu’ atau bersama tetesan akhir air
wudhu’, hingga ia selesai dari
wudhu’nya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa.” (HR Muslim no.
244). Subhanallah… sebuah rahmat dan kasih sayang yang sangat besar tiada
tara yang diberikan Sang Rabbul
‘Alamin kepada para hamba-Nya. 2. Anggota Wudhu’ Akan
Bercahaya Pada Hari Kiamat Pada hari kiamat nanti, umat Nabi
Muhammad Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam akan terbedakan dengan
umat yang lainnya dengan cahaya
yang nampak pada anggota wudhu’.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: َﻦﻴِﻠَّﺠَﺤُﻣ ﺍًّﺮُﻏ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ َﻡْﻮَﻳ َﻥْﻮَﻋْﺪُﻳ ﻲِﺘَّﻣُﺃ َّﻥِﺇ
ِﺀﻮُﺿُﻮْﻟﺍ ِﺭﺎَﺛﺁ ْﻦِﻣ “Sesungguhnya umatku akan
dipanggil pada hari kiamat nanti
dalam keadaan dahi, kedua tangan
dan kaki mereka bercahaya, karena
bekas wudhu’.” (HR. Al Bukhari no.
136 dan Muslim no. 246) dalam riwayat yang lain: Bagaimana engkau mengenali
umatmu setelah sepeninggalmu,
wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam Seraya Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam menjawab: “Tahukah
kalian bila seseorang memilki kuda yang berwarna putih pada dahi dan
kakinya diantara kuda-kuda yang
yang berwarna hitam yang tidak ada
warna selainnya, bukankah dia akan
mengenali kudanya? Para shahabat
menjawab: “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam
keadaan bercahaya pada dahi dan
kedua tangan dan kaki, karena
bekas wudhu’ mereka.” (HR. Mslim no. 249) Dalam hadits diatas menjelaskan
bahwa umat Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wasallam yang akan
bercahaya nanti pada hari kiamat itu
disebabkan karena amalan wudhu’.
Tentunya, siapa yang tidak pernah berwudhu’, maka bagaimana
mungkin dia akan bercahaya yang
dengan tanda itu Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam akan mengenali
sebagai umatnya? 3. Mengangkat Derajat Disisi Allah
subhanahu wata’ala Semulia-mulia derajat adalah derajat
yang tinggi disisi Allah subhanahu
wata’ala. Adapun seseorang yang
meraih derajat tinggi dihadapan
manusia itu belum tentu ia berada
pada derajat tinggi disisi Allah subhanahu wata’ala. Maka dengan
wudhu’ yang sempurna akan dapat
mengangkat derajat yang tinggi disisi
Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan suatu
amalan yang dengannya Allah akan
menghapus dosa-dosa dan
mengangkat derajatnya! Para
shahabat berkata: “Tentu, wahai
Rasulullah”. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Menyempurnakan wudhu’ walaupun
dalam kondisi sulit, memperbanyak
jalan ke masjid, dan menunggu shalat
setelah shalat, maka itulah yang
disebut dengan ar ribath.” (HR. Muslim no. 251) Selain wudhu’ memiliki keutamaan
yang besar, wudhu’ juga memilki
peranan dan pengaruh penting pada
amalan yang lainnya.
Coba perhatikan pada shalat lima
waktu atau shalat sunnah lainnya yang kita kerjakan! Tidak akan sah
shalat jika tanpa berwudhu’ terlebih
dahulu. Karena wudhu’ merupakan
salah satu syarat sahnya shalat.
Sebagaiamana Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda: َﺄَّﺿَﻮَﺘَﻳ ﻰَّﺘَﺣ َﺙَﺪْﺣَﺃ ﺍَﺫِﺇ ْﻢُﻛِﺪَﺣَﺃ ُﺓَﻼَﺻ ُﻞَﺒْﻘُﺗ َﻻ “Tidaklah Allah menerima shalat
seseorang apabila ia berhadats
hingga dia berwudhu’.” (HR Al
Bukhari no 135 dan Muslim no 225
dari sahabat Abu Hurairah) Demikian pula ijma’ (kesepakatan)
para ‘ulama bahwasanya shalat tidak
boleh ditegakkan kecuali dengan
berwudhu’ terlebih dahulu, selama
tidak ada udzur untuk meninggalkan
wudhu’ tersebut (Al Ausath 1/107). Berikut ini akan kami paparkan
beberapa waktu disunnahkan
(dianjurkan) untuk berwudhu’.
Dengan ini kita akan mengetahui
betapa tinggi peranan dan pengaruh
dari sebuah amalan wudhu’. Sehingga kita tidak menganggapnya enteng.
Diantara waktu yang disunnahkan
untuk berwudhu’, yaitu: 1. Berwudhu’ Ketika Hendak
Pergi ke Masjid Termasuk sunnah Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam
berwudhu’ sebelum berangkat
shalat berjama’ah ke masjid.
Yang memiliki pengaruh (nilai)
yang lebih dibanding tidak berwudhu’ sebelumnya. Yaitu
Allah subhanahu wata’ala
menjadikan barakah pada
setiap langkah kaki kanan
maupun kiri berupa
pengahusan dosa dan penambahan pahala.
Sebagaimana Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Apabila seorang dari kalian
berwudhu’, lalu ia menyempurnakan wudhu’nya,
kemudian ia pergi ke masjid
karena semata-mata hanya
untuk melakukan shalat, maka
tidaklah ia melangkahkan kaki
kirinya melainkan terhapus kejelekan darinya dan dituliskan
kebaikan bersama langkah kaki
kanannya hingga masuk
masjid.” (HR. Ath Thabrani dalam
Al Mu’jam Al Kabir dari shahabat
Ibnu Umar dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al
Jami’ no. 454) 2. Menyentuh Mushaf Al Qur’an Al Qur’an adalah kalamullah
(firman Allah) yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wasallam
sebagai kitab suci umat Islam.
Dalam rangka memulikan Al Qur’an sebagai kalamullah
(firman Allah) maka
disunnhakan berwudhu’
sebelum memegang kitab suci
Al Qur’an ini. Al Imam Ath
Thabrani dan Al Imam Ad Daraquthni meriwayatkan hadits
Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam dari shahabat Hakim
bin Hizam radhiallahu ‘anhu: ٌﺮِﻫﺎَﻃ َﺖْﻧَﺃَﻭ َّﻻِﺇ َﻥﺁﺮُﻘﻟﺍ ُّﺲُﻤَﺗَﻻ “Janganlah kamu menyentuh Al
Qur’an kecuali dalam keadaan
suci”.
Bagaimana jika hanya
membacanya saja tanpa
menyentuhnya, apakah hal ini juga disunnahkan (dianjurkan)
oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam? Ya, hal itu
disunnahkan oleh Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya aku tidak
menyukai berdzikir kepada
Allah kecuali dalam keadaan
suci.” (HR. Abu Daud dan An
Nasa’i dari sahabat Ibnu Umar
dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani).
Tentunya, membaca Al Qur’an
adalah semulia-mulia dzikir
kepada Allah subhanahu
wata’ala. 3. Berwudhu’ Ketika Hendak
Tidur Termasuk sunnah Rasulullah
adalah berwudhu’ sebelum
tidur. Hal ini bertujuan agar
setiap muslim dalam kondisi suci
pada setiap kedaannya,
walaupun ia dalam keadaan tidur. Hingga bila memang
ajalnya datang menjemput,
maka diapun kembali
kehadapan Rabb-Nya dalam
keadaan suci.
Dan sunnah ini pun akan mengarahkan pada mimpi yang
baik dan terjauhkan diri dari
permainan setan yang selalu
mengincarnya. (Lihat Fathul Bari
11/125 dan Syarah Shahih
Muslim 17/27) Tentang sunnah ini, Rasulullah
telah menjelaskan dalam sabda
beliau yang diriwayatkan dari
sahabat Al Barra’ bin ‘Azib,
bahwasanya beliau berkata:
“Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka
berwudhu’lah sebagaimana
wudhu’mu untuk shalat.” (HR. Al
Bukhari no. 6311 dan Muslim
no. 2710)
Lebih jelas lagi, dari riwayat shahabat Mu’adz bin Jabal,
bahwasanya Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tidur
di malam hari dalam keadaan dengan berdzikir dan bersuci,
kemudian ketika telah
terbangun dari tidurnya lalu
meminta kepada Allah kebaikan
dunia dan akhirat, melainkan
pasti Allah akan mengabulkannya.” (Fathul Bari
juz 11/124) Demikianlah sunnah yang selalu
dijaga oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam ketika hendak
tidur, yang semestinya kita
sebagai muslim meneladaninya.
Bahkan ketika beliau terbangun dari tidurnya untuk buang hajat,
maka setelah itu beliau
berwudhu’ lagi sebelum kembali
ke tempat tidurnya.
Sebagaimana yang diceritakan
Abdullah Bin Abbas radhiallahu ‘anhuma:
“Bahwasanya pada suatu malam
Rasulullah pernah terbangun
dari tidurnya untuk menunaikan
hajat. Kemudian beliau
membasuh wajah dan tangannya (berwudhu’) lalu
kembali tidur.” (HR. Al Bukhari
no. 6316 dan Abu Dawud no.
5043 dan dishahihkan Asy
Syaikh Al Albani dalam Shahih
Sunan Abi Dawud no. 4217) 4. Berwudhu’ Ketika Hendak
Berhubungan Dengan Istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam juga memberikan
bimbingan bagi para pasutri
(pasangan suami istri) ketika
hendak bersetubuh. Hendaknya
bagi pasutri berdo’a sebelum melakukannya, dengan doa’
yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam: ِﺐِّﻨَﺟَﻭ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ﺎَﻨْﺒِّﻨَﺟ َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻢْﺳﺎِﺑ
ﺎَﻨَﺘْﻗَﺯَﺭ ﺎَﻣ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ “Dengan menyebut nama Allah,
ya Allah jauhkanlah kami dari
(gangguan) setan dan jauhkan
(gangguan) setan terhadap apa
yang Engkau rezikan kepada
kami.” (HR. Al Bukhari no. 141) Kemudian ketika sudah usai dan
ingin mengulanginya lagi maka
hendaknya keduanya
berwudhu’ terlebih dahulu.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Apabila seseorang telah berhubungan
denga istrinya, kemudia ingin
mengulanginya lagi maka
hendaklah berwudhu’ terlebih
dahulu.” (HR. Muslim no 308, At
Tirmidzi, Ahmad dari Abu Sa’id Al Khudri dan dishahihkan Asy
Syaikh Al Albani dalam Ats
Tsamarul Mustathob hal.5) Dengan tujuan agar setan tidak
ikut campur dalam acara yang
sakral ini dan bila dikarunia
anak, maka setan tidak mampu
memudharatkannya. Para pembaca, bila kita baca biografi
para ‘ulama, maka kita dapati mereka
amat bersungguh-sungguh menjaga
wudhu’nya dalam setiap keadaan.
Sebagai contoh, Al Imam Asy Syathibi.
Beliau adalah seorang yang buta, akan tetapi tidaklah beliau duduk
disuatu majlis ilmu, kecuali beliau
selalu dalam keadaan suci. Bahkan
diantara ‘ulama ada yang tidak mau
membaca hadits-hadits Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam hingga mereka berwudhu’ terlebih dahulu.
Bukan karena mereka berpendapat
wajibnya berwudhu’ ketika hendak
membaca hadits, akan tetapi yang
mendasari hal itu adalah
kesungguhan mereka untuk memuliakan ilmu dan untuk
mendapatkan keutamaan yang besar
dalam wudhu’. Akhir kata, wudhu’ bukanlah amalan
yang remeh bahkan amalan yang
besar disisi Allah subhanahu wata’ala.
Sehingga mendorong kita untuk
selalu dalam kondisi suci (berwudhu’)
dan berupaya bagaimana berwudhu’ dengan sempurna yang sesuai
dengan tuntunan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam.

No comments: