“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS at-Taubah /9: 105).
Nonton iklan bentar ya...!!!
Thursday, 23 February 2012
PT.INALUM..Tak Terganggu Ambil-alih, Tetap Maksimalkan Produksi
Menjelang berakhirnya kontrak PT
Indonesia Asahan Alumunium
(Inalum) di Tanjung Gading, Batubara
pada Oktober 2013, disebut-sebut
perusahaan tersebut akan diambil
alih Pemerintah Indonesia. Di tengah isu itu, perusahaan tetap
berproduksi. Syaifullah/Triadi , BATUBARA Ditemani Staf Humas, Julian Faisal,
Sumut Pos menuju pabrik yang
jaraknya sekitar 17 Km dari Komplek
Perumahan Karyawan PT Inalum di
Tanjung Gading. Tepat, Selasa (10/1)
Pukul 09.00 WIB berangkat. Di pabrik, Sumut Pos disambut Senior
Manager Humas Ir H Subagiyo Ibnoe
dan Manager Humas Moranta
Simanjuntak. Dari keduanya mengalir sejumlah
kisah. Bahwa 12 perusahaan yang
mendirikan PT Inalum bersama pihak
Indonesia sepakat membentuk usaha
bersama di Jakarta. Nama usaha itu
adalah Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd (NAA) yang berkedudukan di
Tokyo, yang sah berdiri pada 25
November 1975.
Setahun kemudian, tepatnya 6
Januari 1976 NAA bersama
Indonesia sepakat mendirikan PT Inalum. Pada pendiriannya mayoritas
saham PT Inalum sebesar 90 persen
dipegang Jepanng. Tapi, pada
akhirnya saham berevolusi pada
1998, pembagian saham menjadi
58,88 persen (Jepang) dan 41,12 persen (Indonesia). Tak lama di ruangan bidang Humas
PT Inalum, Sumut Pos diajak keliling
oleh Julian Faisal. Helm dan kemeja
lengan panjang wajib dikenakan.
Saftey Firts. Darinya didapat ‘wisata
pabrik aluminium’ yang dilakoni dengan antusias. Awalnya Sumut Pos
menjelejah bagian luar pabrik. Yang
mayoritas terlihat disana adalah
instalasi listrik. Ada juga tabung-
tabung berukuran besar. Pabrik yang dibangun menghadap
Selat Malaka. Sumut Pos berkeliling
menumpangi mobil, karena luas area
mencapai 200 hektar. Itupun tak
semua dijelajahi. Bahkan ada titik-titik
yang kurang bersahabat dengan barang elektronik, bahkan Sumut Pos
enggan turun di titik tersebut. Dalam paparannya, pabrik yang
berdiri sejak 36 tahyun lalu mampu
menghasilkan rata-rata 225.000 ton
aluminium per tahun. Jadi, tugas
utama pabrik adalah mereduksi
alumina (serbuk aluminium) menjadi aluminium dengan menggunakan
alumina, karbon, dan listrik. Pabrik ini memiliki tiga pabrik utama
yakni pabrik karbon, pabrik reduksi
dan pabrik penuangan. Yang ingin Sumut Pos lihat tentu saja
proses pembuatan hingga tercipta
ingot aluminium. Ditemani Rahmad
salah satu pengawas peleburan,
Sumut Pos berkesempatan melihat-
lihat ingot aluminium yang siap diekspor. Adapun berap ingot per
batang mencapai 22,7 kg. Ngomong-ngomong, perusahaan ini
bakal ‘free’ pada 2013. Kontrak
jangka panjang pihak Jepang dan
Indonesia tadi bakal berakhir tahun
depan. Proses ambil-alih tadilah yang
kini jadi isu nasional. Semua pihak, apalagi karyawan pasti tahu soal ini
meskipun pada kenyataannya
mereka tak begitu terganggu. Geber
hasil produksi maksimal; hanya itulah
yang ada di benak karyawan. (habis)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment