Nonton iklan bentar ya...!!!

Wednesday 2 March 2011

Apa yang kita inginkandari anak kita? SebuahRenungan!

Bicara soal anak, kita punya
keinginan yang sama.
Sewaktu anak itu lahir, kita
ingin ia tumbuh sehat dan
lucu. Demi asa itu, kita tak
segan keluar tenaga dan
biaya. Tapi ingat! sehat dan
lucu saja belum cukup.
Kita ingin anak itu tumbuh cerdas dan mengukir
segudang prestasi. Demi asa itu, kita rela
mnguras otak dan mengerahkan segala usaha.
Tapi ingat! Cerdas dan berprestasi saja juga
belum cukup.
Kalaulah sekarang kita mendapatkan apa yang kita
mau. Anak kita tumbuh sehat dan lucu, cerdas
dan mengukir segudang prestasi, akankah itu
berguna bagi kita di dunia dan dia akhirat??
Kita belum bisa memberikan jawaban pasti…
Betapa sering telinga kita mendengar orang tua
yang pusing tujuh keliling, panik bukan kepalang,
sebab anaknya yang semasa kecil sehat dan lucu,
sekarang menjadi biang permasalahan. Berapa
banyak orang tua yang geram karena didurhakai
oleh anaknya ynag berprestasi luar biasa. Berapa
banyak pula orang tua yang menangis karena
dikibuli oleh anaknya yang cerdas tak terkira.
Nasibnya seperti kata pepatah, “senjata makan
tuan”.
Betapa pilu hati ini menyaksikan orang tua yang
semasa muda bekerja keras, peras keringat
banting tulang demi masa depan anaknya. Ia
curahkan ksih sayang yag begitu tulus, setulus
mentari pagi yang menebarkan sinarnya. Namun
apa balasan yang ia terima?
Di penghujung usia, disaat tubuh sudah renta, si
anak tidak segan-segan membentaknya bagai
membentak seekor binatang yang hina. Atau ia
serahkan tubuh yang tak berdaya itu ke panti
jompo tanpa perasaan bersalah atau berdosa.
Wal ‘iyadzu billah.
Ini di dunia..
Lalu apa yang terbayang di benak anda, akankah
anak kita bermanfaat setelah kita meninggalkan
dunia yang fana ini? Di saat Allah mengirimkan
malaikat maut untuk mencabut nyawa kita, lalu
orang-orang pun mengantarkan kita ke liang
kubur. Di saat itu segala bentuk penghormatan
tak ada lagi gunanya. Hanya tiga yang masih bisa
kita harapkan selain amal-amal yang telah selesai
pencatatannya : amal jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan.
Mungkin hari ini kita bangga memeiliki anak
dengan sederet gelar dan segudang prestasi.
Namun itu semua tak bermanfaat ketika malaikat
Allah datang utnuk memeriksa amal-amal kita.
Pada hari itu, prestasi mereka yang menakjubkan
tak lagi membahagiakan jika tak disertai dengan
keimanan. Bahkan kita tak bisa berharap banyak
dari doa yang mereka panjatkan. Sebaba mereka
berdoa bukan untuk orang tuanya? atau mereka
bukan anak yang shalih. Sebab bukankah doa-
doa mereka hanya akan berguna bila mereka
adalah anak yang shalih yang berdoa untuk orang
tuanya??. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
mengatakan, “Waladun shalihun yad’u lahu” (dan
anak shalih yang berdoa untuknya.
Padahal sekirany anak-anak kita tumbuh sebagai
hamba yang shalih, sejatinya itu sudah cukup
untuk mengantarkan kita pada kemuliaan akhirat.
Sebab, setiap kali mereka melakukan ibadah dan
amal shalih, selalu ada kebaikan yang tercatat
untuk kita. Bukankah kita yang mengajarkan
kebaikan untuk mereka? Dan bukankah jika kita
mengajarkan kebaikan, lalu orang lain
mengikutinya, maka bagi kita pahal sebesar
pahala orang yang mengerjakannnya?
Namun berhentilah berharap banyak dari apa
yang tidak kita usahakan. Tanyakan, “Sudahkah
kupersiapkan anakku menjadi seorang mukmin
sejati yang mampu menggenggam dunia dengan
hati yang dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya ?
Mendidik anak membutuhkan kesungguhan!
Mendidik anak memerlukan pengorbanan!
Mendidik anak membutuhkan ilmu..
Persiapan materi saja tidak cukup, jika kita
menginginkan anak yang shalih dan handal. Anak
yang membawa kebaikan bagi kedua orang
tuanyadi dunia dan di akhirat. Sebab, sangat
banyak perkara yang tidak bisa dibeli dengan
uang. Memang, uang bisa membeli tempat tidur
yang mewah, tapi bukan tidur yang lelap. Uang
bisa membeli rumah yang lapang, tapi bukan
kelapangan hati utnuk tinggal di dalamnya.
Demikian pula, uang bisa membeli sekolah
unggulan, tetapi uang tidak bisa membeli hidayah
Allah.
Maka, menjadi orang tua harus berbekal ilmu
yang memadai. Tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa ilmu tentang pendidikan anak adalah
cabang ilmu yang khusus yang hrus dikuasai
setiap orang tua bahkan sebelum mereka
berpredikat sebagai orang tua..
Selanjutnya, semua terserah anda, apa yang anda
inginkan terhadap anda?
-semoga bermanfaat-

No comments: