Nonton iklan bentar ya...!!!

Tuesday 8 March 2011

Engkau Sang BIDADARI TERPILIH

Wanita terlahir sebagai anugerah
terindah dari Rabb Sang Pencipta
untuk seluruh semesta. Betapa
kelamnya dunia ini tanpa
kehadiran seorang wanita sebagai
perhiasan di tengah hiruk
pikuknya kaum Adam. Pun, dia
adalah sosok hamba yang penuh
dengan keindahan dan
menyejukkan mata yang
melihatnya. Tiada tergantikan
perannya, hingga tak jarang para
bidadari surga iri padanya.
Ketulusan dan pengorbannannya
begitu dahsyat, hingga mereka
pun dikabarkan memiliki 3 tingkat
derajat lebih baik dibanding para
panglima keluarga.
Sebaik-baik Perhiasan
Ternyata, dunia yang penuh
dengan gemerlap ini hanyalah
perhiasan semu yang melalaikan.
Keindahannya masih belum bisa
menggantikan perhiasan terbaik
yang telah diciptakan Allah a
dengan rasa cinta. Ya, seindah dan
semewah apa pun dunia ternyata
tak mampu mengalahkan
kemulian seorang wanita. Tapi,
bukan semabarang wanita
tentunya. Hanyalah wanita salihah
yang mendapat predikat kebaikan
lebih baik dari dunia dan seisinya.
Rasulullah n, bersabda
“ Dunia ini adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah
wanita shalihah. ” (HR. Muslim,
Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dan wanita shalihah adalah
sumber kebahagian para
penduduk bumi. Keberadaannya
begitu mempesona hingga para
wanita buruk (tidak shalihah) tak
akan pernah mampu
mengalahkannya walau dengan
emas setinggi gunung dan
kemewahan seluas laut. Dan itulah
yang ditekankan oleh Rasulullah n
dalam sebuah hadist,
“ Di antara kebahagian anak adam
itu ada tiga, demikian juga dengan
kesengsaraannya, juga ada tiga. Di
antara kebahagian anak Adam itu
adalah: wanita shalihah, tempat
tinggal yang baik, dan kendaraan
yang baik. Sedangkan ketiga
kesengsaraannya adalah wanita
yang buruk (tidak shalihah),
tempat tinggal yang buruk, dan
kendaraan yang
buruk. ” (Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad)
Kini, Kemulian Itu Ternoda
Begitu agung dan mulianya
seorang wanita di sisi Rabb Sang
Pencipta, membuat para musuh
Allah menjadi resah. Karenanya,
mereka tiupakan aroma-aroma
kebinasaan atas nama kebebasan
dan kesetaraan. Mereka jadikan
larangan Allah a dan rasul-Nya
sebagai racun beraroma cokelat
yang tampak begitu lezat. Dan
aturan Ilahi yang begitu mulia,
tampak seperti barang lusuh yang
tiada arti. Lihat saja racun itu kini
telah menghinggapi banyak
wanita muslim di sekitar kita.
Banyak wanita muslim yang
terjebak untuk berpenampilan
seronok dan berlenggak-lenggok
di jalanan atas nama mode dan
kecantikan. Padahal, Allah telah
memberikan ancaman yang
begitu dahsyat berkaitan dengan
hal ini melalui lisan rasul-Nya yang
mulia
“ Dua golongan dari penghuni
neraka yang tidak pernah kulihat
yang seperti mereka berdua, yaitu
orang-orang yang membawa
cemeti seperti ekor-ekor sapi,
yang dengan cemeti itu mereka
memukuli manusia, dan wanita
yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok dan
bergoyang-goyang, kepala
mereka seperti punuh onta yang
bergoyang-goyang. Mereka tidak
masuk surgadan tidak mencium
baunya. Sesungguhnya bau surga
itu bisa tercium dari jarak
perjalanan sekian lama dan sekian
lama. ” (Diriwayatkan Muslim dan
lain-lain)
Yang lebih mengerikan, banyak
wanita yang tergiur dan
terjerembab oleh gemerlapnya
dunia. Mereka tinggalkan
singgasana kemulian dan berlari
menuju kursi panas kehancuran.
Atas nama uang dan popularitas,
merelakan keindahan tubuh dan
kehormatan diri sebagai wanita
terjaga. Mereka lupa bahwa harta
dan dunia adalah perhiasan dunia
yang melalaikan saja. Inilah
musibah yang sebenarnya sudah
diperingatkan oleh Rasulullah n,
“ Celakalah hamba dinar dan
dirham, hamba sutera dan beludru.
Apabila diberi dia akan merasa
senang dan apabila tidak diberi
maka di akan marah. ”
Kembali Kepada Kemulian
Tidak ada cara lain untuk
mengembalikan dunia pada
tatanan yang lebih baik kecuali
mengembalikan para wanita pada
kedudukan awalnya, kemulian.
Dan untuk memuliakan wanita,
Islam telah menjadi satu-satunya
solusi terbaik dengan syariatnya.
Satu diantaranya dengan syariat
hijab. Allah a berfirman yang
artinya,
Katakanlah kepada wanita yang
beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan
perhiasannya, kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau
putra-putra mereka, atau putra-
putra suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara
perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam, atau budak-budak
yang mereka miliki, atau pelayan-
pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat
wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung. (Surat An Nuurr :
31)
Sudah saatnya para muslimah
meraih kemulian sebagai hamba
yang dikarunia banyak keindahan.
Tentu caranya bukan dengan
menjadikan mereka sebagai
barang dagangan pemuas
syahwat. Tapi, mereka harusnya
menjadi perhiasan terbaik yang
akan menggetarkan dunia dengan
kelembutan dan ketulusan. Dan
jika itu benar terwujud, sungguh
mereka lebih mulia daripada para
bidadri karena sholat, ibadah, dan
ketakwaan mereka.

No comments: