Nonton iklan bentar ya...!!!

Saturday 12 March 2011

cerpen.. seharusnya kau pergi..

“Aku nggak tau, maunya kamu itu apa. Udah
jelas-jelas Fery itu suka banget sama kamu,
sayang dan perhatian. Kenapa sich dia kamu
putusin, ” tanya Jeni yang nggak habis pikir
tentang kelakuan Ega.
“Aku nggak suka sama dia,” jawab Ega lantang
“Kalau kamu nggak suka, kenapa kamu terima
dari awal, waktu dia nembak kamu?”
“Yach, aku kan nggak tau sikap dan sifat dia kayak
itu. Ternyata udah dijalanin, aku rasa aku nggak
cocok aja sama dia ”.
“Tapi kan kalian baru sebulan jalan bareng. Kamu
butuh waktu Ga, agar kamu tau banyak soal
Fery ”.
“Duh..... Jen. Waktu sebulan itu cukup lama. Mau
berapa lama lagi sich? Lagian aku udah bosan
sama dia ”.
“Kamu nggak boleh gitu Ga. Fery itu orangnya
baik. Salah apa sich dia sama kamu. Pokoknya
aku nggak setuju kamu putus sama dia”.
“Lho ... koq jadinya kamu yang sewot. Ya udah,
kamu aja yang pacaran sama dia. Atau jangan-
jangan kamu tu naksir ya sama Fery, makanya
ngebelain dia ”.
“Bukan gitu Ga!”
“Lantas?”
“Aku nggak mau kamu kena batunya. Aku ini
sahabat kamu. Aku nggak ingin terjadi apa-apa
sama kamu ”.
“Duh......perhatiannya. Tenang aja Jen, nggak
akan terjadi apa-apa sama aku”.
“Iya, aku percaya, Ga. Sejak Irgi pergi dari kamu,
kamu tu banyak berubah. Ega yang dulu nggak
pernah nyakitin perasaan orang lain, Ega yang
selalu setia, Ega yang punta warna hidup”.
“Ach ..... sudah Jen, semua itu masa lalu.
Lupakan aja Ega yang dulu meskipun sikap aku
udah berubah. Dan aku rasa soal Irgi nggak usah
dibahas dech ”.
“Tapi Irgi kan yang buat kamu jadi seperti ini Ga.
Aku kasian sama kamu”.
“Kamu nggak perlu kasiani aku, aku nggak papa
Jen”.
“Kamu nggak perlu bohong Ga. Kamu tu
menderita karena orang yang paling kamu
sayangi ningalin kamu tanpa membuat keputusan
apapun. Aku kenal baik sama kamu Ga. Aku ingin
kamu lupain Irgi ”.
Ega terdiam. Sejurus diresapinya kata-kata Jeni
barusan. Jeni memang benar, Ega harus
membuang jauh-jauh masa lalu dan membuka
kehidupan untuk kebahagiaan. Irwan, Doni, Jay,
Boy, Tomi dan Fery salah apa mereka?
Tanpa diduga oleh Jeni, Ega memeluknya dengan
erat. Gadis itu menangis di pelukan sahabatnya.
“Tapi aku nggak bisa Jen. Aku nggak bisa lupain
Irgi. Aku cinta mati sama dia,” ujar Ega disela
isaknya.
“ Ss ....sst, kamu pasti bisa. Ingat Ega, cinta sejati
itu adalah cinta kepada Tuhan. Kamu coba
ya ..... ”.
Ega nuruti anjuran Jeni untuk menerima Fery
kembali. Memang dia sayang banget sama Ega.
Ega berharap keputusan yang diambilnya kali ini
bukan merupakan kesalahan seperti yang
dilakukannya saat dia menerima Irgi.
Biarpun Fery udah begitu baiknya, Ega tetap aja
belum bisa menerima Fery sepenuhnya menjadi
bagian dari kehidupannya. Menurutnya, posisi Irgi
belum bisa digantikan oleh siapapun termasuk
Fery. Fery ngajak Ega ke sebuah cafe. Suasana
cafe yang cukup romantis pas benar pilihan Fery
untuk mengungkapkan semua perasaannya ke
Ega.
“ Ga, aku nggak tau dan entah apalagi yang bisa
aku lakukan untuk yakini kamu, kalau aku benar-
benar serius sama kamu. Aku ngerti kok, kalau
hati kamu bukan untuk aku. Aku nggak bisa
mengantikan posisi Irgi di hati kamu ”.
“Irgi...? Kok kamu tau?”
“Jeni udah cerita banyak tentang kamu. Maaf,
mungkin aku terlalu lancang tau soal kamu. Tapi
ini aku lakukan karena aku bingung dengan sikap
kamu. Kita sudah hampir dua bulan pacaran, tapi
nggak seperti orang pacaran lazimnya. Aku sadar
Ga, aku nggak akan bisa bahagiakan kamu ”.
Fery menarik napas dalam-dalam. “Aku nggak
peduli perasaan kamu ke aku seperti apa, tapi
kamu harus tau aku benar-benar sayang sama
kamu, aku cinta sama kamu, Ga.
Streett....!! tanpa diduga jus tomat Ega tumpah,
sehingga membasahi jeans yang dikenakan Ega.
“Kok bisa gini Ga? Kamu sich melamun aja,” kata
Fery sembari membersihkan celana Ega dengan
tissue. Ega membiarkan Fery melakukan itu.
Nggak biasanya dia seperti itu.
“ Dah selesai,” kata Fery.
Ega kaget. Berarti dari tadi Fery membersihkan
celananya, Ega terus melamun.
“ Thanks ya Fer. Duh .. jadi nggak enak nich”.
“Nggak apa-apa Ga”.
“Aku ke toilet sebentar ya Fer”.
Ega ke toilet yang berada di sebelah kanan pintu
keluar.
“ Oh Tuhan...., kenapa aku selalu deg-degan terus
bila dekat sama Fery, padahal sebelaumnya
nggak gitu. Dia baik banget, aku nggak tega kalau
nyakitin dia. Mungkin Jeni benar, aku harus
menerima Fery jadi soulmateku, dan aku akan
berusaha belajar mencintainya, ” pikir Ega dalam
hati.
Pas mau masuk ke toilet, tiba-tiba mata Ega
terbentur dengan sosok yang nggak asing lagi
buatnya.
“ Irgi ....?”
“Ega......kenapa ada di sini?”
“Kamu sendiri? Aku lagi makan bareng sama
teman”.
“Dengan siapa kemari? Dengan pacar kamu?”
Bussyet Irgi ngeledek atau serius.
“ Nggak, teman.”
“Kamu masih sendiri Ga?”
“He eh”.
“Sama donk kalau gitu”.
“Kenapa ya aku nggak ngerasain hal yang sama
pada Irgi seperti yang aku rasakan waktu dengan
Fery, ” pikirku
“Berarti aku bisa donk jalan lagi sama kamu,”
tanya Irgi.
Ega bingung dengan pertanyaan Irgi barusan.
“ Boleh”.
“Ga, aku cabut dulu, teman-teman nunggu
tuh...”.
***
“Jen, gimana nich? Ntar malam Irgi ngajak aku
kencan.”
“Kencan apaan?”
“Jen, aku bingung banget. Tau nggak, dia ngajak
aku balikan”.
“Nggak bisa Ga. Aku nggak setuju”.
“Tapi aku masih sayang sama dia. Dia nggak
berubah Jen. Lagian kami kan belum putus”.
“Kamu tu gila ya Ga. Irgi tu udah ninggalin kamu,
terus sekerang dia ngajakin kamu pacaran lagi.
Kamu tu jangan bego Ga ”.
“Tapi aku senang kalau bisa jalan sama dia lagi.
Masalahnya Fery, Jen. Gimana Fery?”
“Aku nggak bisa bantu kamu soal ini. Aku nggak
ikut dalam perbuatan konyol kamu”.
“Ya udahlah, Jen”.
Jeni ninggalin Ega. Sementara Ega masa bodoh
dengan omongan Jeni.
Malamnya Irgi menjemput Ega. Irgi membawa
Ega ke tempat yang nggak kalah romantisnya
dengan waktu Fery ngajak Ega.
“ Ga, aku minta maaf”.
“Soal apa?”
“Aku tau, mungkin permintaan maaf aku ini
nggak cukup buat nebus kesalahan aku sama
kamu. Aku ninggalin kamu gitu aja, ” hati-hati Irgi
melanjutkan kata-katanya.
“ Waktu itu aku nggak tega mutusin kamu,
makanya aku pergi ninggalin kamu”.
Ega terdiam, kegetiran menyelimuti perasaannya.
Luka lamanya tertoreh kembali oleh perkataan Irgi
yang mengingatkannya pada penderitaan yang ia
rasakan sepeninggalan Irgi darinya.
“Ga, maafin aku. Sebenarnya waktu kita masih
pacaran dulu, aku udah menjalin hubungan
dengan cewek lain, namanya Nela. Aku
membandingkan kamu dengan Nela, dengan
tujuan ingin mencari yang terbaik diantara kalian
berdua. Dengan Nela aku mendapatkan sesuatu
yang nggak aku dapat dari kamu. Makanya aku
putuskan bahwa Nela adalah pilihan hatiku ”.
Air mata yang indah ditahan Ega dari tadi nggak
bisa lagi diajak kompromi, kini bergulir di kedua
pipinya.
“Aku pergi dari kehidupan kamu dengan harapan
aku bisa bahagia dengan Nela. Tapi kenyataannya
lain, Nela nggak cuma milik aku, dia juga milik
cowok-cowok lain. Sejak aku tau Nela seperti itu,
aku putus sama dia, dan setelah itu aku kesepian.
Waktu itu aku sempat berpikir untuk kembali
sama kamu, tapi aku takut kamu nggak mau
menerima aku. Akhirnya kita bertemu di cafe itu.
Waktu itu semangat dan keberanianku muncul,
karena aku yakin dari tatapan mata kamu, masih
ada cinta buat aku,” kata Irgi.
Ega mengatur napas. Tampaknya sulit untuk
bicara, karena isakan tangis.
“Aku nggak bisa, Ir”.
“Kenapa?” Irgi terkejut dengan ucapan Ega yang
nggak pernah dia duga.
“ Aku ingin mencari kebahagiaan seperti halnya
kamu. Dan aku rasa kebahagiaan itu nggak aku
dapatkan dari kamu, tapi dari orang lain. ”
“Siapa orang itu, Ga”.
“Kamu nggak perlu tau siapa dia”.
“Tapi aku yakin, Ga, kamu hanya cinta sama aku.”
“Kamu benar, Ir. Aku memang sangat cinta sama
kamu, dan aku sulit untuk ngelupain kamu, tetapi
bukan berarti aku nggak bisa melupakan kamu. ”
“Tapi gimana dengan aku, Ga. Kamu harus
mikirin aku donk!”
“Waktu kamu ninggalin aku, kamu pernah mikir
nggak dengan perasaan aku. Nggak pernah kan,
Ir ?”
“Tapi ....”
“Ir, serbaiknya kamu lupain semua tentang kita.
Itu semua masa lalu, dan aku rasa nggak
seharusnya kamu ada di sini, aku nggak
mengharapkan kehadiran kamu. Pergilah Ir,
kamu harus mencari cinta kamu, karena cinta
kamu bukan aku.
***
“Hei .....ngelamun terus. Tuh Fery nungguin di
bawah, Ga. Kayaknya dia ada sesuatu untuk
kamu, ” Jeni mengejutkan Ega, sehingga
lamunannya berhamburan entah kemana.
“ Apa....?”
“Nggak tau. Lihat aja sendiri”.
“Apaan nich Fer?”
“Ntar aja dibuka”.
“Makasih ya”.
Seharian Ega berduaan sama Fery ngerayaan
ultahnya Ega yang ke 21. Ega mulai suka sama
Fery. Ega nggak sia-sia belajar mencintai dia,
karena sekarang Ega memang cinta sama dia.
“ Oh ya, Ga, handphone kamu ketinggalan. Tadi
aku lihat ada satu missed call dan satu message.
Coba lihat ”.
Ega meraih handphone di tempat tidurnya. Satu
nomor baru, ada satu pesan lagi.
“ Selamat Ulang Tahun Ega,” tulis Irgi di
handphone itu.

No comments: