Nonton iklan bentar ya...!!!

Monday 14 March 2011

perbedaan zakat dan infak

Zakat berasal dari kata zaka yang berarti suci,
baik, berkah, tumbuh, atau berkembang. Menurut
terminologi syariat (istilah), zakat adalah nama
dari sejumlah harta tertentu ynag telah mencapai
syarat tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah
SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada
yang berhak menerimanya dengan persyaratan
tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39).
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti
mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan
sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan
yang diperintahkan Islam.
Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal
nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang ayng
beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah, apakah ia di saat lapang
maupun sempit (QS. 3:134). Jika zakat harus
diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka
infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya,
untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan
sebagainya (QS. 2:215).
Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti
benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang
yang benar pengakuan imannya. Menurut
terminologi syariat, pengertian sedekah sama
dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum
dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika
infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki
arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat
nonmateriil. Hadits riwayat Imam Muslim dari
Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika
tidak mampu bersedekah dengan harta, maka
membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil,
berhubungan suami-istri, atau melakukan
kegiatan amar ma ’ruf nahi munkar adakah
sedekah.
Seringkali sedekah dipergunakan dalam Al-Quran,
tetapi maksud sesungguhnya adalah zakat (QS.
9:60 dan 103). Yang perlu diperhatikan, jika
seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki
kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk
berinfaq dan bersedekah. Berinfaq adalah ciri
utama orang yang bertaqwa (QS. 2:3 dan 3:134),
ciri mukmin yang sungguh-sungguh imannya
(QS. 8:3-4), ciri mukmin yang mengharapkan
keuntungan abadi (QS. 35:29). Berinfaq akan
melipatgandakan pahala di sisi Allah SWT (QS.
2:262). Sebaliknya, tidak mau berinfaq sama
dengan menjatuhkan diri pada kebinasaan (QS.
2:195).

No comments: