Nonton iklan bentar ya...!!!

Tuesday 8 March 2011

penyebab anak IDIOT..

Penyebab Anak Idiot
Istilah idiot sebenarnya sudah tidak dipakai di
dunia medis untuk menyebut anak-anak yang
memiliki kelambanan menangkap respons baik
secara motorik, kognitif, sosial dan bahasa. Apa
yang menjadi penyebab keterbelakangan mental
atau retardasi mental itu?
Meski intelligence quotient (IQ) bukan satu-
satunya cara untuk mengukur anak ‘idiot’ tapi
kebanyakan anak dengan kondisi itu memiliki
tingkat kecerdasan di bawah normal.
Standar IQ yang normal menurut skala Stanford-
Binet adalah di kisaran 85-115. Hanya 1 persen
saja populasi di dunia yang memiliki tingkat IQ di
atas 135. Separuh (50%) populasi di dunia
memiliki IQ rata-rata di kisaran 90-110, sebesar
25% memiliki IQ di atas rata-rata itu dan 25%
populasi di dunia memiliki IQ di bawahnya.
Orang yang ber-IQ rendah di bawah 70 dan sulit
berkomunikasi dengan orang lain yang biasanya
disebut ‘idiot’ atau keterbelakangan mental.
Orang-orang seperti ini memiliki kepribadian yang
unik namun dalam kehidupan sosial sering
menjadi olok-olokan di masyarakat.
Seperti dilansir dari keepkidshealthy, Selasa
(16/3/2010), ‘idiot’ diklasifikasikan menurut
besarnya IQ, yaitu:
1. Ringan
Nilai IQ antara 55-69. Sekitar 85 persen anak
‘ idiot’ berada di kisaran ini, dan tergolong yang
berpendidikan. Anak-anak tersebut dapat belajar
membaca dan menulis hingga kelas 4 atau 5.
Mereka relatif hidup mandiri dan bisa bekerja
dengan pelatihan khusus.
2. Sedang
Nilai IQ antara 40-54. Sekitar 10 persen anak ‘idiot’
masuk klasifikasi ini, juga tergolong yang dapat
dilatih. Anak-anak ini mungkin memiliki potensi
akademik di TK atau kelas 1. Memiliki kemampuan
terbatas untuk membaca dan biasanya
membutuhkan dukungan dan pengawasan
sehari-hari dalam kegiatan hidup, dan bisa bekerja
dengan pelatihan khusus.
3. Parah
Nilai IQ antara 25-39. Sekitar 5 persen anak ‘idiot’
masuk klasifikasi ini. Anak-anak dengan tingkat ini
tampaknya tidak akan mampu belajar membaca
dan menulis, tetapi mungkin bisa ke toilet sendiri
dengan dilatih dan berpakaian dengan dibantu.
Mereka biasanya membutuhkan pengawasan dan
dukungan total untuk kegiatan kehidupan sehari-
hari.
4. Mendalam
Nilai IQ di bawah 24, dan kurang dari 1 persen
anak ‘idiot’ yang berada di klasifikasi ini.
Namun sebuah sistem klasifikasi lebih baru
dikembangkan pada tahun 1992 yang tidak
didasarkan pada nilai IQ. Pengelompokkan anak
keterbelakangan mental didasarkan pada jumlah
dukungan dan pengawasan terhadap kebutuhan
individu yaitu intermittent, limited, extensive dan
pervasive.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu anak
mengalami ‘idiot’. Biasanya dikelompokkan
menjadi:
1. Prenatal (sebelum lahir)
Disebabkan oleh:
- Kelainan kromosom, termasuk sindrom Fragile
X
- Cacat gen
- Terkena racun atau infeksi selama kehamilan
2. Perinatal
Disebabkan oleh:
- Lahir prematur
- Komplikasi infeksi
3. Postnatal (setelah lahir)
Disebabkan oleh:
- Infeksi
- Keracunan
- Gangguan metabolisme
- Trauma kepala
Lebih dari setengah anak ‘idiot’ ringan tidak dapat
diidentifikasi penyebabnya, tetapi ‘idiot’ berat jauh
lebih mungkin ditemukan penyebabnya, dengan
kemungkinan sekitar 75 persen. Tes untuk
mengidentifikasikan penyebab ‘idiot’ tergantung
pada kondisi di penderita.
Pengujian biasanya terbatas pada analisa
kromosom untuk Down Sindrom atau sindrom
Fragile X. Atau lebih dalam lagi dapat dilakukan
pengujian dengan MRI otak. Pengujian akan
meliputi tes psikologis untuk mengevaluasi tingkat
IQ dan fungsinya.
Penyebab umum ‘idiot’, meliputi:
1. Down syndrome
Merupakan penyebab yang paling umum dari
‘ idiot’ sedang hingga parah.
2. Fragile X syndrome
Ini merupakan penyebab paling umum dari ‘idiot’.
3. Rett syndrome
Sindrom ini hanya berpengaruh pada
perempuan.
Gejala anak yang mengalami idiot dapat sangat
bervariasi, tergantung pada penyebab dan
beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti
fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang
diduga menderita ‘idiot’ ketika mereka tidak
memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan
usianya. Beberapa anak dengan ‘idiot’ ringan tidak
teridentifikasi sampai mereka mulai bersekolah.
Pengobatannya tergantung pada penyebab tetapi
secara umum tidak ada obat untuk ‘idiot’.
Perawatan hanya dimaksudkan untuk
mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk
memaksimalkan bagaimana mereka dapat
mandiri.
Anak-anak yang mengalami keterbelakangan
mental mungkin memiliki kondisi lainnya juga
seperti autisme, ADHD (Attention-Deficit
Hyperactivity Disorder), gangguan kecemasan,
depresi, obcessive compulsive disorder, cerebral
palsy, epilepsi, hyrocephalus, dan spina bifida,
dan masalah tingkah laku. Jika ada, kondisi-
kondisi tersebut harus ditanggapi secara baik.
Masa-masa mengandung ibu hamil dan
konsumsi makanan bergizi bisa mencegah
lahirnya anak keterbelakangan mental. Anak-anak
dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa
melewati hidupnya dengan baik karena memiliki
keterampilan yang cukup yang bisa didapat dari
sekolah-sekolah khusus

No comments: