Nonton iklan bentar ya...!!!

Monday, 2 May 2011

Mewaspadai Kemunculan FitnahDajjal (2)

Banyak manusia dewasa ini yang
tidak peduli akan puncak fitnah
yang bakal datang di akhir zaman.
Dajjal menjadi fenomena yang
dianggap sekedar mitos. Bahkan
banyak yang menganggap Dajjal tidak ada. Sehingga banyak manusia
yang melupakannya dan tidak
pernah peduli untuk
membicarakannya. Ketika
pengabaian ini terjadi di kalangan
orang awam ia sudah menjadi suatu masalah. Namun realitasnya lebih
jauh daripada itu. Bahkan kita
menyaksikan dewasa ini para
pemberi peringatan seperti para
muballigh, penceramah, ustadz dan
kebanyakan ulama tidak lagi peduli untuk memperingatkan ummat akan
bahaya fitnah Dajjal. Padahal
bilamana kedua gejala ini sudah
tampak, maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justru mengatakan bahwa
pada saat seperti itulah Dajjal bakal
keluar. ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ُﺖْﻌِﻤَﺳ ﺎَﻟ ُﻝﻮُﻘَﻳ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻞَﻫْﺬَﻳ ﻰَّﺘَﺣ ُﻝﺎَّﺟَّﺪﻟﺍ ُﺝُﺮْﺨَﻳ ﻰَّﺘَﺣَﻭ ِﻩِﺮْﻛِﺫ ْﻦَﻋ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ُﻩَﺮْﻛِﺫ ُﺔَّﻤِﺋَﺄْﻟﺍ َﻙُﺮْﺘَﺗ ِﺮِﺑﺎَﻨَﻤْﻟﺍ ) ﺪﻤﺣﺃ ( “Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para
Imam meninggalkan untuk
mengingatnya di atas mimbar-
mimbar.” (HR Ahmad 16073) Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda bahwa pada saat
kebanyakan orang awam
melupakan perkara Dajjal dan para
Imam tidak lagi memperingatkan
ummat akan bahaya puncak fitnah
Dajjal, maka ketika itulah justru Dajjal bakal keluar. Sedangkan realitas
dunia kita dewasa ini sudah
mengandung kedua fenomena
tersebut. Artinya, sudah saatnya kita
waspada mengantisipasi
kemunculan Dajjal yang bila-bila masa dewasa ini akan keluar...!
Dalam sebuah hadits riwayat Imam
Ahmad Nabi Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam menjelaskan ciri khas Dajjal kepada ummatnya yang
belum pernah dijelaskan oleh para
Nabi sebelumnya kepada ummatnya
masing-masing. Beliau menegaskan
bahwa Dajjal itu bermata dua namun
salah satunya cacat alias buta sehingga yang ada/berfungsi
hanyalah satu mata saja. ُﺡﻮُﺴْﻤَﻣ ُﺭَﻮْﻋَﺃ َﻝﺎَّﺟَّﺪﻟﺍ َّﻥَﺃَﻭ ٌﺏﻮُﺘْﻜَﻣ ِﻪْﻴَﻨْﻴَﻋ َﻦْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﻌْﻟﺍ ٍﻦِﻣْﺆُﻣ ُّﻞُﻛ ُﻩُﺅَﺮْﻘَﻳ ٌﺮِﻓﺎَﻛ ٍﺐِﺗﺎَﻛ ِﺮْﻴَﻏَﻭ ٍﺐِﺗﺎَﻛ – ﺪﻤﺣﺃ "Dan sesungguhnya Dajjal itu
bermata satu; sebelah matanya tidak
nampak. Di antara kedua matanya
tertulis "kafir" yg terbaca oleh setiap
mu'min yg mengerti baca-tulis
ataupun tidak." (HR Ahmad) Hadits di atas mengingatkan kita akan suatu
simbol yang tertera pada lembar
uang kertas satu dollar Amerika
Serikat (one dollar bill). Di dalamnya
kita lihat sebuah gambar yang
disebut sebagai The Great Seal (Meterai Yang Agung). Gambar ini
sarat makna dan isyarat. Kata-kata
berbahasa Latin Novus Ordo
Seclorum berarti the New World
Order (Tatanan Dunia Baru).
Sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar primada yang tidak
sempurna karena bagian pucuknya
terpotong. Lalu di atas piramida itu
ada sebuah segitga yang berukuran
persis sesuai untuk diletakkan
menjadi pucuk piramida. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar
mata tunggal. Lalu di atas segitiga
bermata tunggal itu ada tulisan Latin
Annuit Coeptis yang berarti “the Eye of Providence has approved of (our)
undertakings.” (si Mata Tunggal telah merestui usaha-usaha kami). Jika kita tafsirkan gambar di atas,
maka ia bisa bermakna bahwa dunia
sedang diarahkan menjadi sebuah
sistem yang berstruktur bak
piramida yang belum memiliki
pucuk. Struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin tertinggi.
Namun pemimpin tersebut sedang
dinanti-nantikan kehadirannya. Dan
struktur dunia yang dirancang
menjadi the New World Order
tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan si
Mata Satu (Dajjal?). Seluruh upaya
mewujdukan dan memapankan the
New World Order merupakan
rangkaian usaha untuk meraih
keridhaan dan restu dari si Mata Satu alias Dajjal. Dengan kata lain Tatanan
Dunia Baru ini adalah sebuah proyek
persembahan kolosal untuk
menyambut kedatangan puncak
fitnah yaitu Dajjal...! Segenap dimensi kehidupan modern
dewasa ini adalah dalam rangka
mewujudkan the New World Order
(Tatanan Dunia Baru). Sebuah sistem
yang tidak berlandaskan nilai-nilai
keimanan bahkan dipengaruhi sangat oleh nilai-nilai kekufuran,
nilai-nilai Dajjal. ”We are living in a Godless Civilization,” demikian ungkap Imron Hosein, mantan Imam
Masjid PBB New York. Bahkan
Ahmad Thompson, seorang penulis
Muslim berkebangsaan Inggris jelas-
jelas menyatakan bahwa dunia
modern semenjak hampir satu abad yang lalu (sejak runtuhnya Khilafah
Islamiyah terakhir) membentuk
diriya menjadi sebuah Sistem Dajjal.
Suatu sistem sarat Dajjalic Values
dimana jika oknum Dajjal muncul
pada masa sekarang ini, maka ia akan segera dinobatkan menjadi
pimpinan Sistem Dajjal yang telah
tersedia. Inilah yang dikhawatirkan
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Bila rangkaian fitnah telah
bermunculan menjelang datangnya
Dajjal, maka manusia akan
mengalami proses seleksi.
Barangsiapa yang sanggup
istiqomah menghindarkan diri dan keluarganya dari rangkaian fitnah
tersebut, maka ia bakal sanggup
terbebaskan dari puncak fitnah,
yakni Dajjal. Dan sebaliknya,
barangsiapa yang malah ikut serta
menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia
akan sangat mudah menjadi sasaran
tipudaya Dajjal. Barangsiapa yang
tanpa jiwa kritis menerima bahkan
mendukung the New World Order,
maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut menanti-nanti dan
menyambut dengan sukacita
kedatangan pucuk pimpinan, yaitu
Dajjal ُﻝﺎَّﺟَّﺪﻟﺍ َﺮِﻛُﺫ َﻝﺎَﻗ َﺔَﻔْﻳَﺬُﺣ ْﻦَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳَﺭ َﺪْﻨِﻋ ُﺔَﻨْﺘِﻔَﻟ ﺎَﻧَﺄَﻟ َﻝﺎَﻘَﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ْﻦِﻣ ﻱِﺪْﻨِﻋ ُﻑَﻮْﺧَﺃ ْﻢُﻜِﻀْﻌَﺑ ٌﺪَﺣَﺃ َﻮُﺠْﻨَﻳ ْﻦَﻟَﻭ ِﻝﺎَّﺟَّﺪﻟﺍ ِﺔَﻨْﺘِﻓ ﺎَﻣَﻭ ﺎَﻬْﻨِﻣ ﺎَﺠَﻧ ﺎَّﻟِﺇ ﺎَﻬَﻠْﺒَﻗ ﺎَّﻤِﻣ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ْﺖَﻧﺎَﻛ ُﺬْﻨُﻣ ٌﺔَﻨْﺘِﻓ ْﺖَﻌِﻨُﺻ ِﺔَﻨْﺘِﻔِﻟ ﺎَّﻟِﺇ ٌﺓَﺮﻴِﺒَﻛ ﺎَﻟَﻭ ٌﺓَﺮﻴِﻐَﺻ ِﻝﺎَّﺟَّﺪﻟﺍ ) ﺪﻤﺣﺃ ( Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan
di hadapan Rasulullah saw.
Kemudian beliau bersabda:
”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari
fitnah Dajjal, dan tiada seseorang
yang dapat selamat dari rangkaian
fitnah sebelum fitnah Dajjal
melainkan akan selamat pula darinya
(Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam
rangka menyongsong fitnah
Dajjal.” (HR Ahmad V/389)

No comments: